Lupa ingatan?
Mana mungkin aku mau menerima jika ke dua orang tua ku menyuruh ku untuk menerima kekasih ku sendiri jadi adik angkat ku sekarang.
Baru kemarin diri nya melamar gadis yang akan menjadi adik angkat nya.
" Aku menolak, aku tidak mau jika dia menjadi adik ku" Tolak Wafa menahan kesal.
Halo semua nya, minta dukungan nya ya...biar semangat nulis nya. Thank you.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syari Ba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bakso dan Mie ayam
Biasa nya juga diri nya tidak akan di ajak. Tapi entah kenapa firasat di hati nya terasa buruk. Entah apa yang akan terjadi esok. Nisa menepis pikiran nya yang tidak - tidak.
" Semoga saja tidak akan terjadi apa - apa" ucap Nisa lalau keluar dari kamar nya dengan pakaian rapi untuk pergi bersama Wafa.
Nisa berpamitan pada ibu nya lalu pergi. Seperti biasa Wafa sudah menunggu di mobil, di tempat biasa nya Wafa mengantar nya pulang kerja.
" Selamat pagi" Sapa Nisa tersenyum.
" Pagi,,,,masuk lah ke mobil, kita akan berangkat sekarang" Ucap Wafa.
Masuklah Nisa ke dalam mobil Wafa. Wafa melajukan mobil nya ke tempat tujuan yang akan mereka datangi.
Satu jam lebih waktu perjalanan mereka. Wafa mengajak Nisa ke pantai.
Senyum lebar di tampak kan di wajah Nisa. Terakhir kali diri nya pergi ke pantai waktu diri nya masih sangat kecil.
" Terima kasih" Ucap Nisa membuat Wafa langsung menoleh ke arah Nisa.
" Untuk apa?" Tanya Wafa.
" Untuk semua nya yang telah kamu lakukan untuk hari - hari ku...hari ku jadi lebih indah setelah kedatangan mu" Ucap Nisa tersenyum memandang wajah Wafa.
Ke dua tangan Nisa di pegang oleh Wafa. Wafa tersenyum memandang wajah cantik Nisa.
" Aku juga berterima kasih karena kamu telah datang ke dalam hidup ku, Jadi....?"
" Mau kah kamu menerima lamaran ku sekarang " Ucap Wafa mengeluarkan cincin dan setangkai bunga mawar yang sudah di siapkan.
" Meskipun kita belum saling mengenal lama, tapi hati dan pikiran ku nyaman bersama mu...aku menerima lamaran mu" Ucap Nisa tersenyum.
Wafa memakaikan cincin di jari manis Nisa. Lalu memeluk erat tubuh Nisa. Di cium nya kening Nisa berkali - kali, saat hendak akan mencium bibir Nisa, tangan Nisa menghalangi nya.
" Stop, ada banyak orang di sini, dari tadi aku malu di lihatin orang" Ucap Nisa tersipu.
" Kenapa harus malu, aku malah ingin berteriak kepada dunia karena kini kamu akan menjadi milik ku" Ucap Wafa riang.
" Sttt...jangan teriak..." Ucap Nisa membungkam mulut Wafa yang akan berteriak.
Ke dua orang itu sedang di mabuk asmara. Suasana cerah di pantai, sangat mendukung asmara mereka berdua. Wafa dan Nisa berjalan bersama di pinggir pantai. Senyum di bibir ke dua nya, menggambarkan kebahagiaan bagi ke dua nya.
Siang hari ke dua nya makan di sekitar pantai yang mereka kunjungi. Tidak terlalu banyak pedagang yang menjual makanan berat di sini. Hanya ada pedagang bakso dan Mi ayam yang termasuk makanan berat, yang lain nya cuman pedagang snack, air mineral dan berbagai jenis makanan ringan lain nya.
Nisa menatap heran ke arah Wafa yang dari tadi diam, semenjak siri nya mengajak nya ke tukan bakso dan mi ayam.
" Ada apa?,,,,kenapa diam saja?,,,,,kamu mau makan bakso atau mi ayam?" Tanya Nisa.
" Kita cari tempat lain buat makanan,,,restoran di dekat sini" Ucap Wafa.
" Memang nya kenapa?, Bakso sama Mi ayam enak kok..." Ucap nya.
Nisa mengerut heran, jangan - jangan Wafa belum pernah memakan makanan seperti ini.
Tanpa menjawab, menarik lengan Wafa tanpa persetujuan orang nya.
" Udah ayo masuk ke dalam, biar aku yang pesan kan" Ucap Nisa.
" Eh tapi Nis...." Penolakan Wafa tidak di hiraukan oleh Nisa. Nisa tetap memaksa Wafa untuk duduk. Dan akhirnya Wafa pun kalah, Wafa menurut saja. Meskipun hati nya agak khawatir karena sebelum nya memang diri nya tidak pernah makan makanan seperti ini.
" Pak saya mau pesan...." Panggil Nisa pada sang penjual.
" Saya pesan mi ayam bakso jumbo nya satu, bakso jumbo satu, sama dua es teh ya pak" Ucap Nisa setelah penjual nya datang.
Penjual itu mengangguk lalu segera membuatkan pesanan yang di minta Nisa.
" Nggak usah gugup kaya gitu,,,,kaya mau makan racun aja" Ucap Nisa terkekeh melihat ekspresi gugup Wafa.
Dasar anak orang kaya memang, bakso dan mi ayam pun belum pernah memakan nya.
Nisa sampai menggelengkan kepala nya, padahal seenak itu lo rasa nya, tapi kenapa ada orang yang belum pernah mencoba nya.
" Lain kali kita ajak Liam juga ya" Ucap Nisa dan Wafa hanya mengangguk kan kepala nya.
Padahal Wafa tidak yakin jika Liam akan menyukainya, karena Liam juga belum pernah memakan bakso dan mi ayam.
" Silahkan ini bakso dan es teh nya neng" Ucap sang penjual menyajikan di atas meja.
" Ayo buruan di cobain, aki yakin pasti kamu akan menyukai nya" Ucap Nisa memberikan sendok dan garpu.
Satu suapan masuk ke dalam mulut Wafa. Wafa mengunyah dan merasakan rasa yang baru pertama kali ia coba. Sedangkan Nisa menatap lekat wajah Wafa, menunggu apakah Wafa menyukai makanan nya atau tidak.
" Bagaimana?,,,,enak kan?" Tanya Nisa antusias.
" Enak" Jawab Wafa tersenyum.
" Benar kan kata ku, kamu pasti akan menyukai nya" Ucap Nisa mengembangkan senyumnya.
Menjelang sore hari, Wafa mengantar Nisa pulang ke rumah. Takut nya nanti Nisa akan di marahi ibu nya kembali jika telat sampai di rumah nya.
" Nis, aku kan udah melamar mu, kita ganti nama panggilan nya jadi sayang ya" Ucap Wafa dengan mata ke arah depan karena sedang menyetir mobil.
" Lalu kapan aku bisa ke rumah mu bersama orang tua ku untuk melamar mu secara resmi?" Tanya Wafa melihat Nisa sekilas, lalu menghadap ke arah depan lagi.
" Untuk panggilan sayang nya aku setuju, tapi untuk ke rumah ku, aku kabari nanti ya, aku kan belum bilang sama ibu ku" Ucap Nisa dan Wafa pun mengangguk mengerti.
Mobil pun sampai di tempat biasa. Nisa hendak turun dari mobil tapi terhenti karena Wafa memanggil.
" Ada apa?"
" Mendekat lah sebentar ke arah ku" Suruh Wafa.
Nisa mengernyit heran, tapi tetap menurut saja.
Cup...
Wafa mencium sekilas bibir Nisa.
" Sudah, terima kasih...." Ucap Wafa senang. Sedangkan Nisa bengong di tempat dengan wajah tersipu.
" Kenapa?,,,,mau aku cium lagi?"
Sontak Nisa terkejut dan langsung turun dari mobil. Laki - laki ini membuat perasaan nya tak karuan, tiba - tiba melamar dan sekarang tiba - tiba mencium diri nya.
Wafa terkekeh melihat wajah Nisa yang tersipu malu karena ulah nya.
" Sampai jumpa besok sayang" Ucap Wafa dan di angguki kepala oleh Nisa.
" Hati - hati di jalan" Ucap Nisa melambaikan tangan nya.
Mobil Wafa melaju pergi lalu Nisa pun berjalan menuju rumah nya.
Sesampainya di rumah ibu dan kakak nya tengah sibuk berkemas. Seperti nya berkemas akan pergi ke rumah nenek.