NovelToon NovelToon
Kesalahan Semalam

Kesalahan Semalam

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Cinta Terlarang / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Julia And'Marian

Kesalahan semalam yang terjadi pada Arfira dengan seorang pria yang tidak di kenalnya membuat hidupnya berantakan, dirinya bahkan sampai harus menjebak pria bernama Gus Fauzan, supaya dirinya terbebas dari amarah Abang dan Abi-nya. Namun, takdir tak menghendaki itu, semuanya terbongkar hingga membuat hidup Arfira benar-benar hancur. Sampai dirinya di pertemukan oleh pria yang telah menghancurkan kehidupannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 16

Langit malam menutupi kota dengan selimut kegelapan yang tebal, hanya diterangi oleh cahaya rembulan yang samar dan gemerlap lampu kota yang tersebar. Jalan-jalan yang biasanya ramai kini sunyi, hanya sesekali terdengar suara langkah kaki yang bergema di antara bangunan tinggi. Angin malam berhembus lembut, membawa sejuknya udara yang terasa menusuk kulit. Di kejauhan, suara serangga malam beradu dengan bisikan daun-daun yang bergerak perlahan, menciptakan simfoni alami yang hening namun memikat.

Arfira tersenyum saat melihat pria itu benar-benar datang untuknya. Dan dirinya yakin, di dalam hati pria tampan yang masih di cintainya itu pasti masih ada sebuah cinta.

Kali ini Arfira ingin sekali saja menjadi orang yang jahat, dirinya bahkan tidak peduli bagaimana tanggapan pria itu, yang dirinya ingin hanya Gus Fauzan ada di sampingnya.

"Kamu gila!" Sentak Gus Fauzan murka.

"Saya bahkan datang malam-malam kesini karena khawatir sama keadaan kamu! Tapi kamu malah seperti ini?" Gus Fauzan menatap tak percaya, dirinya tak menyangka Arfira bisa melakukan hal ini.

"Fauzan, ini salah kamu, kamu yang sudah menolak aku, jadi, aku mohon... Kita bisa bersama–"

"Cukup membual, Arfira!! Saya sudah tegaskan sekali lagi sama kamu, kalau saya tidak akan mau menikah lagi! Bagi saya cukup hanya Hanum! Dan Hanum yang akan menjadi istri saya satu-satunya, dan selama-lamanya." Ucap Gus Fauzan tegas. Matanya menyorot tajam. Bahkan dirinya jijik melihat semua ini.

Arfira terpaku, jelas tentu hatinya berdenyut nyeri mendengar penolakan dari Gus Fauzan. Dirinya tak menyangka jika pria itu bisa melupakannya secepat itu.

"Kamu tega ngomong kayak begitu sama aku, kurangnya aku apa sih? Kamu lihat? Aku lebih cantik pastinya dari istri kamu"

Gus Fauzan beristighfar, saat Arfira kembali memamerkan tubuhnya, dirinya buru-buru langsung melengos.

"Sudah cukup, Arfira. Saya mau pulang, jangan berbicara omong kosong lagi, saya sudah tegaskan sebelumnya sama kamu, kita benar-benar sudah berakhir,." Kata Gus Fauzan dingin.

Arfira meneguk ludahnya susah payah, dirinya belum pernah mendengar pria itu berbicara sedingin ini, bahkan Gus Fauzan terkesan amat marah pada dirinya. Namun, demi nyawa yang tak berdosa yang ada di dalam rahimnya, Arfira tak peduli banyak, dirinya harus bisa melancarkan aksinya malam ini. Dirinya tidak peduli akan di benci selama-lamanya oleh pria itu, dirinya hanya tidak mau membuat keluarganya kecewa dengannya.

Egois? Ya anggap saja dirinya egois, dirinya menghalalkan segala cara apapun agar anaknya yang ada di dalam kandungan itu bisa mendapatkan seorang ayah. Dirinya bahkan tak peduli dengan resiko besar yang akan di hadapi olehnya di masa depan. 

Gus Fauzan sudah muak, dirinya langsung berjalan meraih pintu itu, namun sialnya pintunya malah di kunci, membuat Gus Fauzan menggeram marah.

"Buka pintunya! Saya mau pulang." Sentak Gus Fauzan murka, matanya menelisik ke arah meja sana, mencari kunci, namun dirinya tak mendapatkannya.

Arfira tersenyum tipis. "Kamu cari ini?" Arfira memutar kunci itu di jari telunjuknya, "ayolah Fauzan, kamu jangan naif."

"Arfira! Saya tidak seperti yang kamu katakan! Jangan bertindak hina seperti ini, yang membuat saya muak!" Sentak Gus Fauzan, suaranya bahkan menggema di dalam apartemen itu membuat Arfira terkesiap.

Pria itu  sepertinya benar-benar marah.

Arfira menghela nafasnya kasar. "Yasudah kalau kamu mau pergi, tapi duduk dulu, pasti kamu capek, kamu minum dulu teh yang baru aku buat." Kata Arfira lembut.

Gus Fauzan berdecih. "Saya tidak mau! Saya mau pulang."

"Fauzan, kamu nggak dengar apa yang aku bilang? Aku bakalan bukain pintunya setelah kamu minum tehnya." Kata Arfira terkesan memaksa. Dan siapa sangka, teh itu sudah di berikan ob2t oleh Arfira. Dirinya memang sengaja, jika Gus Fauzan tidak bisa berbicara baik-baik dengannya, maka jalan satu-satunya adalah ini,

Gus Fauzan mau tak mau berjalan menghampiri meja sana, lalu menenggak teh itu, dirinya sudah tidak mau ada di apartemen itu lama-lama.

Tak

"Sudah? Puas kan?" Pekik Gus Fauzan. "Cepat! Buka pintunya!" Desis Gus Fauzan.

Arfira mengangguk, berjalan berlenggak lenggok di depan pria itu, dan langsung membuka kunci pintu itu, namun dirinya belum membuka pintunya.

Gus Fauzan entah mengapa tiba-tiba merasa gerah, bahkan keringat sudah membanjiri pelipisnya. Matanya bahkan berkabut.

Dan saat melihat Arfira, tiba-tiba pandangannya seperti lain...

Deg

Ada apa ini? Ada apa dengan dirinya?

Gus Fauzan mencoba untuk terus tetap sadar, dirinya mengucapkan istighfar berulangkali, namun tiba-tiba dirinya di buat tersentak saat Arfira datang menghampirinya.

"Fauzan, kamu bisa melakukannya dengan saya." Bisik Arfira tepat di telinga pria tampan itu.

Tubuh Gus Fauzan m3reman9, dirinya merasakan hal aneh yang tiba-tiba muncul.

Arfira semakin mendekat, dan berniat m3nciuUm pria itu, namun Gus Fauzan langsung mendorong tubuh gadis itu membuat Arfira memekik.

"Fauzan."

"Saya tidak percaya kamu bisa melakukan hal licik seperti ini. Tapi saya benar-benar kecewa sama kamu Arfira." Desis Gus Fauzan dan langsung berlari pergi dari apartemen sana..

Dirinya mencoba mengumpulkan sisa kesadarannya, dan berharap ini bisa segera hilang...

Arfira yang melihat itu berdecak kesal, kakinya ingin melangkah keluar dan menyusul pria itu, namun sial, dirinya tidak bisa, karena saat ini dirinya sedang tidak menggunakan gamis dan hijab.

"Sailan!" Pekik Arfira.

Rencananya benar-benar gagal...

"Argghhh!!" Pekik Arfira marah sambil meremas rambut panjangnya, kalau sudah seperti ini dirinya harus bagaimana? Padahal dirinya sudah berpenampilan seperti ini, dan sudah menaruh oba2t di minuman pria itu, tapi tetap pria itu tidak tergoda olehnya...

*

Langit pagi itu terasa begitu lapang dan cerah, dengan awan tipis yang berarak pelan di atas, bagaikan kapas yang melayang ringan di langit biru yang luas. Matahari baru saja mengintip dari ufuk, menyinari dunia dengan cahaya kuning emasnya yang lembut. Sinar matahari menembus dedaunan pohon, menciptakan pola cahaya dan bayangan yang bermain di jalan dan rumput yang masih basah oleh embun pagi. Udara pagi terasa segar dan dingin, memberikan kesegaran yang menenangkan bagi siapa pun yang menghirupnya. Suara burung berkicau riang di kejauhan, menyambut hari baru dengan melodi alam yang merdu. Di sana-sini, orang-orang terlihat mulai beraktivitas, ada yang jogging dengan semangat, ada juga yang hanya duduk menikmati keindahan pagi sambil menyeruput secangkir kopi hangat.

Gus Izam berjalan perlahan memasuki lobby apartemen itu, di tangannya sudah menenteng beberapa makanan untuk adiknya. Hari ini, dirinya akan mengajak Arfira untuk kembali ke pondok pesantren, namun dirinya juga akan mengajak adiknya itu untuk makan pagi bersama.  Sengaja tadi, dirinya mengatakan pada Alana, dan istrinya itu cukup memahami suaminya.

Gus Izam berdiri di unit apartemen mikik adiknya itu, lalu ingin menekan tombol namun dirinya terkejut saat melihat pintu yang tidak tertutup rapat.

Jantung Gus Izam langsung berderu kencang, dirinya sungguh takut terjadi sesuatu pada Arfira, apalagi mengingat adiknya itu tinggal hanya sendirian di tempat itu, dan  langsung saja dirinya membuka pintu itu dan masuk ke dalam apartemen itu.

Deg

Jantung Gus Izam di buat berdebar kencang lagi saat melihat ruangan apartemen yang berantakan. Bahkan banyak barang-barang yang sudah berserakan di atas lantai sana.

"Astaghfirullah, apa yang sudah terjadi."

"Fir!! Fira!!" Gus Izam berjalan perlahan, tangannya ingin meraih kenop pintu kamar yang dirinya yakini kamar adiknya, namun sebelum masuk, matanya di buat terpaku pada sebuah benda yang ada di atas meja samping dinding sana.

Deg

Test pack?

Dua garis merah?

1
Julia and'Marian
hallo semuanya, ini kisah Arfira yang menjebak Gus Fauzan ya. Nanti aku bakalan buat cerita abangnya juga... selamat membaca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!