NovelToon NovelToon
Pesona Si Kembar (Ada Cerita Di Balik Gerbang Sekolah)

Pesona Si Kembar (Ada Cerita Di Balik Gerbang Sekolah)

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Anak Genius / Anak Kembar / Teen School/College / Identitas Tersembunyi / Konglomerat berpura-pura miskin
Popularitas:89.5k
Nilai: 5
Nama Author: eli_wi

Season 2 dari Novel "Anak Genius Milik Sang Milliarder"

Rachel dan Ronand telah beranjak remaja, kini usianya sudah menginjak 17 tahun. Rachel yang tak ingin selalu dibandingkan dengan kejeniusan Ronand, memilih untuk menyembunyikan identitasnya sebagai saudara dan orang kaya.

Semua siswa di sekolahnya, tidak ada yang mengetahui jika Rachel dan Ronand adalah saudara kembar. Justru mereka dirumorkan sebagai pasangan kekasih karena beberapa kali terlihat dekat.

Akankah keduanya berhasil menyembunyikan identitas mereka sampai lulus sekolah? Atau semua rencana itu gagal, seiring dengan kisah percintaan mereka yang terjadi di sekolah itu?

Temukan jawabannya hanya di NovelToon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eli_wi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rachel itu Siapamu?

Wah...

Ini beneran share location yang dikirimkan Ronand?

Ini titiknya ada di rumah mewah lho,

Nicho menunjukkan pada Raffa lokasi yang dikirimkan oleh Ronand. Ternyata titik terakhir lokasi tujuan yang dikirim Ronand adalah sebuah rumah mewah berlantai dua dengan halaman luas. Bahkan gerbang rumah itu saja tinggi dan terbuat dari besi.

"Ini benar lokasinya. Coba telfon Ronand buat dia keluar dari rumah. Lagian tadi satpam depan juga langsung mempersilahkan masuk karena mungkin sudah dihubungi sama Ronand kalau temannya mau datang," ucap Raffa membenarkan dugaan Nicho tentang rumah yang dituju.

"Mel, rumahnya gede banget. Nggak nyangka aku kalau Ronand itu ternyata orang kaya. Padahal dia kalau sekolah pakai motor butut yang knalpotnya udah mengeluarkan asap. Benar-benar penampilannya itu sangat sederhana. Nggak akan nyangka orang-orang kalau ternyata dia dari keluarga kaya," bisik Lina pada Mely.

"Aku juga nggak nyangka. Karena pakai motor butut aja makanya teman-teman berpikiran kalau dia murid beasiswa dan anak dari keluarga nggak punya."

"Makanya jangan menilai orang cuma dari covernya doang. Aku juga sih," ucap Mely sambil terkekeh pelan karena menyadari kesalahannya. Ia selama ini juga merasa aneh dengan penampilan Ronand. Pakai motor butut namun tas dan sepatunya dari brand ternama.

"Tapi bisa juga lho kalau dia itu anak pembantu di sini. Coba ntar kita lihat, dia bawa kita ke ruang tamu atau rumah khusus pembantu." ucap Lina yang masih sedikit tak percaya.

"Rasanya motorku ini nggak ada harganya sama sekali jika dibandingkan dengan rumah Ronand. Pagarnya aja udah tinggi, mungkin biaya membangunnya melebihi harga motorku." lanjutnya sambil melihat ke arah motornya dengan tatapan kasihan.

Tin... Tin...

Kriettt....

Tak berapa lama setelah Nicho menghubungi Ronand, pemuda itu datang dengan motor bututnya. Dengan sekali pencet pada ponselnya, gerbang rumah itu terbuka sendiri. Nicho, Lina, dan Mely sampai menganga tak percaya.

Gerbang tinggi dan besar itu bisa terbuka sendiri padahal Ronand tak membukanya. Bahkan Ronand hanya duduk di atas motor sambil memegang ponsel. Raffa juga sama takjubnya, namun ia tetap menampilkan ekspresi datarnya.

"Ayo masuk. Keburu gerbangnya tertutup lagi," seru Ronand saat temannya malah melongo seperti orang linglung.

Eh... Iya,

Tunggu bentar, jangan ditutup dulu.

Brumm... Brumm...

"Ronand, halaman rumahmu udah kaya GOR." Seru Nicho yang mengendarai motor berdampingan dengan Ronand. Ia tampak kagum dengan luasnya halaman rumah Ronand dan terus melontarkan pujiannya.

"Ya udah, main bola atau basket aja di situ. Tapi jangan injak rumput, gantinya mahal." ucap Ronand dengan acuh sambil terus mengendarai motornya.

"Masa main bola sendirian. Kalau main bola nggak injak rumput, ya gimana? Main main bola, kita terbang."

"Ini beneran rumahmu, Nand? Bukan numpang kan?" tanya Nicho dengan raut wajah penasarannya.

"Bukan, rumah Papaku." jawab Ronand jujur karena memang dia belum memiliki rumah.

"Maksudku ini rumah keluargamu?" tanya Nicho lagi yang geregetan dengan jawaban Ronand.

Ronand tak menjawabnya. Ia tak mau berkomentar lebih, daripada nanti malah keceplosan. Lagi pula ia masih menjaga sandiwara dan rahasianya dengan Rachel. Ketika sudah sampai di depan pintu utama, kendaraan dijejerkan dengan rapi.

"Ayo masuk," ajak Ronand pada keempat temannya. Saat memasuki pintu utama, sudah sangat terlihat sekali kemewahan yang disuguhkan.

Aduh... Rumahku nggak ada apa-apanya dibandingkan ini,

Luasnya bahkan cuma seperempatnya rumah ini,

"Temannya Ronand ya?" tanya seorang wanita cantik yang langsung menyambut kehadiran teman-teman Ronand. Dia adalah Chiara.

"Iya, Kak. Kami teman-temannya Ronand. Perkenalkan nama saya Nicho," ucap Nicho dengan antusiasnya.

"Nand, kok nggak bilang sih kalau punya kakak cantik begini." serunya sambil ingin mengulurkan tangan ke arah Chiara.

Plakk...

"Nggak usah sok mau salaman sama Mamaku," Ronand langsung menepis tangan Nicho yang ingin bersalaman dengan Chiara.

"Beruntung Papa nggak ada di rumah. Kalau lihat, habis ini si Nicho diomelin panjang lebar sama Papa. Atau malah mungkin dapat tonjokan maut," batin Ronand yang seakan lega karena Papanya tidak ada di rumah.

"Nggak boleh begitu, Onand.

"Maafkan anak Tante ya, dia memang sangat posesif sama Mamanya." ucap Chiara merasa tak enak hati.

Anak dan suaminya itu sama saja memang, sangat menyebalkan. Cemburuan sekali padahal sudah ada jaminan kalau Chiara adalah perempuan setia. Tidak mungkin juga ia berpaling atau akan lebih menyayangi oranglain dibandingkan keluarganya sendiri.

"Nggak papa, Tante." Nicho sedikit malu karena salah menduga bahwa ternyata Chiara adalah Mama dari Ronand.

"Pantas saja Ronand ganteng, ternyata Mamanya saja cantik begitu." bisik Lina pada Mely.

"Insecure banget nih kalau mau salaman. Mana tanganku item banget begini. Kira-kira Mamanya Ronand pakai skincare apa ya?" lanjutnya membuat Mely hanya bisa geleng-geleng kepala.

Mely dan Lina segera mencium tangan Chiara sebagai rasa hormat sekaligus mewakili kedua teman cowoknya. Mereka pun segera duduk di ruang tamu yang sudah disiapkan sebagai tempat belajar.

"Belajar yang rajin ya. Anggap saja rumah sendiri, kalau mau makan bisa bilang sama maid atau Ronand. Nanti biar diambilkan. Jangan lupa cemilannya juga diicipi," ucap Chiara dengan nada lembutnya.

"Siap, Tante. Nanti Nicho coba semua cemilan yang Tante buat,"

"Udah cantik, pintar masak, baik hati, dan ngomongnya juga lembut. Aduh... Spek bidadari emang ini Tante Chiara. Kalau punya anak perempuan, boleh deh kenalin sama Nicho." ucap Nicho menawarkan dirinya sekaligus memuji Chiara.

"Ad..."

"Nggak ada. Adikku cowok," sela Ronand yang tak ingin Mamanya menjawab jika ia mempunyai adik perempuan. Enak saja Rachel diperbolehkan didekati oleh Nicho yang menyebalkan.

"Tante tinggal ke dalam dulu ya. Selamat belajar," Chiara segera meninggalkan ruang tamu saat melihat ke arah Ronand. Tatapan Ronand begitu tajam dan seakan penuh peringatan agar Chiara segera pergi.

"Anaknya udah kaya singa. Pawangnya menyeramkan. Baru mau dekatin, udah dipelototin aja." gumam Nicho yang tampak ngeri sendiri melihat tatapan Ronand.

***

"Jadi? Rachel itu sebenarnya siapanya kamu?"

"Tadi aku mendengar dia berteriak anak Mama dan Papa yang cantik datang. Dia tinggal di sini juga? Kalian sudah menikah? Atau memang hubungan kalian sudah lebih dari pacaran? Orangtua sudah mengenal?" tanya Raffa dengan pertanyaan beruntun.

"Rachel kenal dengan Mama dan Papaku," jawab Ronand dengan santai.

Jawaban itu sangat tidak memuaskan Raffa dan Nicho. Keduanya seakan ingin mencecar berbagai pertanyaan kepada Ronand. Sedangkan Mely dan Lina hanya bisa menyimpan pertanyaan itu di dalam pikirannya saja. Pasalnya mereka tak terlalu dekat. Raut wajah Ronand terlihat santai, namun dia sedikit gugup.

"Terus? Kok panggilnya udah Mama dan Papa?" tanya Nicho lagi.

Abang...

Uncle...

Nah lho... Kok ada kalian?

Ngapain kamu di rumah Ronand, Rachel?

Loh ya Onty boncel ada di lum...

1
yunia puspitasari
susan
Putri Laely
lanjut Thor
ririen handayani
/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
ririen handayani
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/ nah tuh
ririen handayani
/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/ malesnya yg di contoh pasti
ririen handayani
/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
tia
doro amin masuk kelas 🤭
Sinta Dewi
susan🤣
Novita Sari
boneka ucan satu sekolah n satu kelas sama ozil
Sani Srimulyani
pasti itu si chealsea.
Sani Srimulyani
ternyata Abang ronand juga punya hati sama usan.
Sani Srimulyani
apa yg terjadi sama susan ya .....
Sani Srimulyani
penjual cilok ga tuh.....
Sani Srimulyani
nah Lo raf udah diultimatum itu.....
Aniza
mungkin nenet dayung terharu mika,tumakany cuma ngintip doang
lanjut thooor
Sani Srimulyani
makin seru ini.....
Sani Srimulyani
oo....kamu ketahuan....m🤣😜
Sani Srimulyani
nah kan......🤣🤣🤣
Sani Srimulyani
hayolo mau ngomong apa sekarang......🤣🤣
Sani Srimulyani
hayolo ketahuan ......😜
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!