DICARI DENGAN SEGERA
Asisten pribadi.
• Perempuan usia max 27 tahun.
• Pendidikan terakhir min S1.
• Mampu berkomunikasi dengan baik dan bernegosiasi.
• Penampilan tidak diutamakan yang penting bersih dan rapi. (Lebih bagus jika berkaca mata, tidak banyak senyum, dan tidak cerewet.)
Kejadian itu satu setengah tahun lalu, saat dia benar-benar membutuhkan uang, jadi dia melamar pekerjaan tersebut. Namun setelah dia di terima itu adalah penyesalan untuknya, sebab pekerjaanya sebagai asisten pribadi benar-benar di luar nalar.
Bosnya yang tampan dan sangat di gemari banyak wanita itu selalu menyusahkannya dalam hal pekerjaan.
Dan pekerjaannya selain menyiapkan segala kebutuhan pribadi bosnya, Jessy juga bertugas menyingkirkan wanita yang sudah bosan dia kencaninya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pahlawan
Chris akan menghadiri sebuah pesta yang di adakan rekan bisnisnya. Bukan hanya dia saja, ada Jordy dan Charles yang turut menghadiri pesta tersebut.
Saat dia mengajak Jessy untuk menjadi pendampingnya, gadis itu menolak, dan beralasan sudah memiliki janji bersama temannya. Chris ingin mengumpat, karena lagi- lagi Jessy menolaknya. Namun dia masih ingin memperbaiki image nya di depan Jessy, jadilah dia mengiyakan saja tanpa banyak bicara. Namun akibatnya dia mengajak Carla kekasihnya yang belum dia putuskan bulan ini. Rencananya setelah pesta selesai dia akan memutuskan Carla.
"Bagaimana penampilanku, honey?" Carla menggandeng tangan Chris.
"Kau selalu cantik," ucapnya memuji, namun mata Chris justru mengedar dan memperhatikan sekitar.
Carla mencebik lalu menangkup pipi Chris agar menoleh padanya. "Kamu bilang begitu, tapi tak melihat padaku!" protesnya.
Chris menghela nafasnya jengah. gadis ini merepotkan, dia akan benar-benar memutuskannya. Beruntung saat ini Jordy dan Charles menghampiri hingga Chris memilih menyapa mereka.
"Kalian hanya berdua?" tanyanya pada Charles dan Jordy.
"Pasangan kami ada di dalam. Ada yang perlu kami bicarakan," kata Charles. "Maafkan kami, Nona Carla, bisakah kami meminjam Chris?"
Carla tersenyum. "Tentu. Honey, aku tunggu di dalam." Chris mengangguk dan membiarkan kekasihnya itu pergi lebih dulu memasuki aula.
"Ada apa?" tanya Chris.
"Nenek bilang kau mengajak seorang gadis datang ke mansion?" tanya Charles. "Siapa?"
Chris menatap wajah kedua sahabatnya yang penasaran hingga mendengus samar.
"Kalian mencegatku hanya untuk menanyakan ini?"
"Ayolah kami penasaran, nenek bilang dia sangat cantik dan sopan. Darimana kau mendapatkan spesies itu?"
"Kau kira dia hewan?"
"Ayolah Chris, lihat wanita yang baru masuk itu? Kekasih sesaat. Kau bahkan terkadang tak ingat siapa nama kekasihmu. Jadi aku tak yakin nenek benar-benar jujur. Bukankah jika benar seharusnya kau juga membawanya kemari? Karena itu aku yakin dia bukan Carla."
"Memang bukan."
Charles dan Jordi mengeluh. "Lalu akibatnya kami juga harus mencari wanita seperti yang kau bawa."
Chris terkekeh, lalu menepuk pundak Jordy dan Charles. "Itu keberuntunganku."
"Hei!" Jordy dan Charles mengikuti langkah Chris, hingga pria itu menghentikan langkahnya, keduanya pun berhenti.
"Ada apa?" Jordy menoleh ke arah pandangan Chris, dan mengeryit. "Kau mengenal mereka?" tanyanya saat Chris memperhatikan dua wanita yang masuk ke ruangan VIP sebelah.
"Acara apa itu?" tanya Chris.
"Pernikahan," tunjuk Jordy pada beberapa papan ucapan selamat menikah yang ada di depan pintu.
Chris mengerutkan keningnya, lalu melangkah ke arah ruangan yang baru saja dimasuki oleh seseorang yang dia kenal. Ya, dia melihat Jessy masuk kesana dengan menggandeng seorang wanita lain.
"Kau mau kesana? Ayolah Chris kita tidak diundang." Chris berdecak.
"Kalau begitu jangan ikuti aku." Lagi pula dia juga tak bermaksud masuk. Hanya memastikan benarkah itu Jessy.
Chris melihat dari pintu yang terbuka lebar, menyaksikan bagaimana Jessy menaiki altar dan melabrak pengantin pria.
Chris terkekeh saat melihat keberanian Jessy. Kenapa dia merasa lucu saat melihat gadis itu marah. Tentu saja dia tak pernah melihat bagaimana Jessy saat marah, sebab di depannya gadis itu tak pernah menujukkan wajah marah, mungkin tak berani, karena bagaimana pun dia adalah bosnya. Dia tahu terkadang Jessy mengumpatnya di belakang. Tapi melihatnya meledak adalah hal baru untuknya.
"Kau mengenalnya?" tanya Jordy
Chris menaikan sudut bibirnya. "Kalian tidak mengenalnya?" Charles dan Jordy mengerutkan keningnya. "Lihat baik- baik!"
Charles dan Jordy kembali menatap adegan di depan mereka. Hingga mata keduanya membelalak saat mereka menyadari siapa gadis di depan sana. "Jessy?" ucap keduanya bersamaan.
"Tidak menyangka, bukan?" Keduanya masih menatap tak percaya, sementara adegan di depan sana sudah menunjukkan Jessy dan satu temannya di kepung dan di bekuk.
"Hei, kau diam saja!" protes Jordy saat melihat Jessy kewalahan melawan. Tangannya di pegangi dua pria berbadan besar, begitupun temannya.
Chris melangkah mendekat. Tentu saja dia tidak akan diam. Rasa marah merasuki Chris saat tangan Jessy semakin di genggam erat hingga Jessy meringis kesakitan.
"Lihat siapa yang berani menyentuh orangku!" ucapnya dengan suara tegas. Tatapannya yang tajam membuat para bodyguard yang sejak tadi memegangi Jessy menoleh. Termasuk Jessy yang sedikit tertegun dengan kehadiran Chris disana.
"Siapa kau?" Jessy menoleh pada Leon yang turun dari altar.
Chris tersenyum miring. "Lepaskan!" titahnya pada kedua bodyguard yang memegangi Jessy.
"Enak saja. Mereka mengganggu pernikahanku. Aku tidak akan melepaskan mereka begitu saja." Leon mencegah para bodyguard melepaskan Jessy dan Mina.
Jessy mendengus kesal. "Leon, sebaiknya kau lepaskan kami, sebelum Tuan Chris benar-benar marah," ucap Jessy. Biar saja dia memanfaatkan keadan ini untuk mendapat pembelaan dari Chris. Lagi pula pria itu juga memang sedang mencari simpatinya.
"Oh, ya? Memangnya siapa dia. Bahkan polisi saja aku tidak takut," sombong Leon.
"Memang siapa dia?" disaat seperti ini Mina justru bertanya.
Jessy meringis. Ternyata ada juga orang-orang yang tak mengenal Chris. "Dia bosku," bisiknya, hingga Mina membelalakan matanya.
"Pantas dia playboy dia memang tampan, jauh berbeda dengan yang pernah aku lihat di majalah."
Jessy menoleh pada Chris. "Tuan, tolong aku, " ucapnya memelas, wajahnya berkaca- kaca. Sialan, pergelangan tangannya sakit sekali.
Chris berjalan mendekat ke arah Jessy lalu mencekal lengan kedua bodyguard yang mencekal lengan Jessy, lalu meremasnya dengan kuat hingga keduanya melepas tangan Jessy dengan berteriak histeris.
"Akh!"
"Akh!"
Terikan keduanya diiringi dengan bunyi 'kreek' hingga orang-orang menatap dengan tercengang, begitu pun Jessy. Tak menyangka jika Chris sangat kuat hingga Bisa mematahkan dua tangan pria berbadan besar itu dengan sekali remasan.
Jessy menelan ludahnya kasar. Tatapan Chris jatuh pada dua bodyguard lain yang masih memegang Mina, hingga mereka langsung melepas Mina begitu saja.
"Kau!" Loen nampak marah, hingga tatapan Chris kini mengarah padanya.
"Jangan mendekat, lihat saja aku- aku bisa melaporkanmu!" Leon berjalan mundur. Tentu saja dia sedikit takut, melihat bagaimana Chris mematahkan kedua tangan bodyguardnya.
Chris tersenyum miring. "Aku ingin lihat siapa yang akan mendengar laporanmu?"
Leon nampak bergetar ketakutan, hingga seorang pria masuk terburu- buru, diikuti beberapa pegawai lain. "Manager, manager," panggilnya seolah melihat harapan. "Lihat. Kalian membiarkan pengacau masuk ke pernikahanku. Aku mau kalian mengusir mereka. Aku juga akan menuntut kalian, karena tidak becus menjaga keamanan!" Leon menunjuk Chris, Jessy dan Mina.
"Maafkan saya, Tuan Leon. Kami akan menangani ini. Akan kami pastikan mereka mendapatkan hukuman setimpal. Tenang saja anda bisa melanjutkan acara dengan tenang." Manager tersebut menatap Leon dengan meringiskan tawa yang tak enak hati. Dia bahkan belum menoleh pada Chris yang masih dengan tenang berdiri di tempatnya. "Berani sekali kalian mengaca-u... ." manager hotel tersebut menoleh pada Chris. "Tu- tuan," ucapnya dengan gagap saat melihat siapa pria yang dia tantang.
Chris menaikan alisnya saat manager itu berkata dengan terbata, "A- anda disini? Bukankah anda harusnya di sebelah?"
"Aku akan pergi kemanapun kakiku mau. Kenapa kau melarangku?"
"Ti- tidak, Tuan. Maksudku..."
"Ada apa manager, ayo cepat tangkap mereka," ucap Leon.
"Kau! Kau tahu dia siapa," ucap si manager dengan kesal.
Leon berdecih. "Memang siapa dia?"
"Dia adalah pemilik hotel ini."
Suasana riuh, beberapa tamu mulai memastikan apa yang terjadi dan mencari tahu tentang pemilik hotel tersebut.
"Benar, dia adalah Chris."
"Benar, hotel ini milik Group Zian. Dia pewaris utama." bisik para tamu.
Leon menatap tak percaya, namun dia masih belum mau mengalah. "La- lu kenapa, hah! Tetap saja aku adalah tamu. Bukankah seharusnya kalian memikirkan kepuasanku. bagaimana pun pernikahanku kacau. Dan aku bisa menuntut pihak hotel."
Chris menyeringai. "Pria ini sudah menyakiti kekasihku." Chris meraih pundak Jessy mendekat kearanya. "Apa aku harus diam?"
Bukan hanya semua orang yang ada disana yang terkejut, Jessy pun yang merasakan bahunya di peluk erat, menegang.
"Ta- tapi, dia lebih dulu mengacau. Kalian saksinya!" semua orang mengangguk membenarkan ucapan Leon.
"Baiklah, anggap itu benar. Lalu tidak mungkin para gadis ini berani mengacau jika kau tidak lebih dulu menyakiti mereka. Aku dengar Nona ini kekasihmu?" tunjuknya pada Mina.
"Mantan!" ralat Mina.
"Kau!" Leon menunjuk Mina, hingga Mina bersembunyi di balik punggung Jessy.
"Jadi, jelas itu bukan tanggung jawab pihak hotel."
Chris menoleh pada manager hotel. "Urus ini, atau kau akan kehilangan pekerjaanmu!" ucapnya dengan tegas.
Manager hotel mengangguk, sementara Chris menoleh pada Jessy. Tanpa Jessy duga pria itu mengangkat tubuhnya dalam sekali sentakan kedalam gendongannya, melewati Jordy dan Charles yang terkekeh.
sakit fisik ngga sepadan sama sakit psikis...
ayoo...tanggung jawab kamu sama Jessy...