jangan lupa follow
Ig 👉🏻 uqiee1391
tiktok 👉🏻 uqiee1391
karena dendam itu, aku sampai lupa caranya mencintai, yang ada dalam pikiran ini hanya dendam dan dendam, sehingga mengabaikan cinta tulus seseorang dan melukai hatinya hanya untuk mencapai ke titik dimana dendam ini bisa tersalurkan, namun takdir tidak cukup sampai di sana, setelah mencapai dendam ini, justru Masalah baru muncul kembali dan membuat wanita yang begitu aku cintai terauma ~ Marquez
mari simak kisahnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syauqie Alhaq, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 16
Pagi hari menyapa, seperti biasa kini Raya kembali dengan rutinitasnya yang akan pergi ke kampus, terlihat dia sedikit berdandan dan menggunakan baju sedikit feminim, seperti yang Kakak iparnya katakan, kalau wanita feminim itu sedikit terlihat anggun, namun Raya ada alasan lain.
Raya berdiri didepan cermin dengan gaya tengilnya, wajah itu sedikit bersemu, "sempurna!" Kata Raya, dia pun keluar dari kamarnya dan seperti biasa, rutinitas pagi, sarapan dan berpamitan pada kedua orang tuanya.
Kini Raya tengah berdiri depan kampus, dan seperti biasa, dia akan bersama Niko, sahabat baiknya selama ini.
"Pagi cantik!" Sapa Niko sambil berjalan menghampiri Raya.
"Pagi, ayo masuk, gua disuruh ke ruangan dokter killer itu lagi Niko, kemaren dia menelpon ku."
"Dokter killer siapa?"
"Ah maksudnya dosen killer, kenapa jadi dokter killer," Raya tertawa menyadari kebodohannya.
"Ehem! Biasakan masuk dulu sebelum heboh didepan kampus, tidak baik!"
Raya dan Niko menoleh, dia melihat dosen Marquez berdiri di belakang mereka berdua, "pagi pak do-"
"Segera ke ruangan saya, tidak perlu basa basi!"
Raya manyun, dia menghentikan sapaannya yang terpotong akibat ulah Marquez, dia menatap Niko memberi isyarat, Niko yang paham pun mengangguk.
Raya mengikuti Marquez tanpa sadar dia menabrak punggung itu karena berhenti tiba-tiba, "aw!" Raya mendongak, dia menatap Marquez yang juga tengah menatap dirinya, "Sakit pak," adu Raya.
"makanya lihat ke depan kalau jalan!" Marquez kembali membuka pintu ruangannya, setelah memberi tatapan kesal pada wanita didepannya ini.
"Apa dia tidak bisa tersenyum, selalu saja datar seperti tembok" gumam Raya, Raya ikut masuk dan menutup pintu ruangan Marquez.
"Sejak kapan kamu menggunakan baju jelek seperti itu!" Raya terlonjak kaget mendengar ultimate Marquez, setelah menutup pintu kembali.
"Hey! Ini baju limited Edition, mana mungkin jelek!" Raya tidak terima, Karena yang ia gunakan ini adalah dress kesayangan.
"Ini kampus, bukan club seperti yang kamu kunjungi kemarin malam!" Ujar Marquez dengan dinginnya.
Raya menautkan kedua alisnya, club' Raya berpikir keras, namun tidak lama Raya ingat pertemuan dirinya dengan teman Niko di club' saat malam weekend kemaren.
"Apa bapak ada disana?" Raya duduk di kursi yang ada di hadapan Marquez.
"Siapa yang memintamu duduk! Berdiri!"
Raya segera berdiri dan nyengir kuda, "Ah lupakan saja, untuk apa bapak kemaren menelpon saya dan meminta saya segera ke kampus di pagi hari, bukannya mata kuliah bapak masih nanti jam 10 pagi, dan ini masih jam 8 pagi pak," ujar Raya panjang lebar, sehingga Raya meminta Niko juga ikut berangkat pagi, agar dia punya teman di kampus.
"Ini kerjakan ulang, sebelum keluar dari sini segera ganti baju jelek mu itu" Marquez juga menyerahkan paper bag yang sudah iya sediakan dari rumahnya.
Raya bingung, dia kan baru ketemu Marquez tadi didepan, lalu kapan Marquez menyiapkan baju ganti untuknya, "Eh pak, gimana ceritanya bapak sudah me-"
"Tidak usah banyak tanya, kerjakan soal ini lagi dan ganti baju jelek mu itu!"
Raya langsung Diam dengan menggerakkan tangannya seperti mengunci bibirnya, dia menatap kertas soal yang ada di hadapannya, "tunggu ini soal kapan pak, karena Ray tidak merasa mengerjakan soal seperti ini," bingung Raya.
"Bukan kah teman baikmu itu selalu ada di setiap kesulitanmu!" Marquez tersenyum mengejek, karena dia tau lembar jawab yang kemaren itu dari Niko.
Raya sadar sekarang, kalau yang Marquez maksud adalah Niko, secara Niko sendiri yang mengatakan padanya soal kuis itu, Raya menghembuskan nafasnya kasar, karena pada akhirnya ketahuan juga, dia segera mengerjakan tugas itu sehingga tidak lama semuanya usai.
"Ini sudah!" Raya menyerahkan dengan kesal.
"Mau kemana!" Raya berhenti, dia Kembali menoleh.
"Tentu saja keluar, mau kemana lagi."
"Ganti baju dulu, sebelum keluar dengan baju sialan itu" Marquez mengakui Raya terlihat cantik, tapi entah kenapa Marquez tidak suka melihat Raya berpenampilan seperti itu.
dih pak dokter udah gak jaim nih yaa..
mulai ketagihan sama istri tercinta, seenak itu menikah kannn...
4 x sehari /Facepalm//Facepalm/
bahkan sudah seperti minum obat magh
Minumlah obat sebelum makan /Facepalm//Facepalm/
gempur dulu istri sebelum makan😂
Sat set sat set yaa, drpd kena gangguan lagi kayak sebelum2nya...
Expresss banget unboxingnya...
agendakan :
siang pertama
sore pertama
malam pertama
dini hari pertama
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/