NovelToon NovelToon
Dibalik Istana Naga

Dibalik Istana Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Romansa / Fantasi Wanita / Harem / Balas Dendam / Enemy to Lovers
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Black _Pen2024

Untuk membalaskan dendam keluarganya, Swan Xin menanggalkan pedangnya dan mengenakan jubah sutra. Menjadi selir di Istana Naga yang mematikan, misinya jelas: hancurkan mereka yang telah membantai klannya. Namun, di antara tiga pangeran yang berebut takhta, Pangeran Bungsu yang dingin, San Long, terus menghalangi jalannya. Ketika konspirasi kuno meledak menjadi kudeta berdarah, Swan Xin, putri Jendral Xin, yang tewas karena fitnah keji, harus memilih antara amarah masa lalu atau masa depan kekaisaran. Ia menyadari musuh terbesarnya mungkin adalah satu-satunya sekutu yang bisa menyelamatkan mereka semua.
Langkah mana yang akan Swan Xin pilih?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black _Pen2024, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 Misteri Kaisar Yang Sakit mendadak...

Udara di paviliun itu terasa membeku. Senyum Pangeran Zheng Long adalah sebuah mahakarya diplomasi yang kejam, sementara kata-katanya menggantung di antara mereka seperti bilah guillotine yang siap jatuh. Swan Xin merasakan hawa dingin merayap di sepanjang tulang punggungnya, lebih dingin dari peringatan San Long di atas atap.

“Resep kue jahe?” Swan tertawa kecil, suara tawanya terdengar sedikit terlalu tinggi, sedikit terlalu rapuh. “Yang Mulia ini ada-ada saja. Kakek cuma bilang, kue jahe yang enak butuh keseimbangan. Terlalu banyak gula jadi enek, terlalu banyak jahe jadi pahit.” Ia menunduk, memainkan ujung lengan bajunya. “Mungkin… sama seperti mengatur negara, Yang Mulia? Semua harus dilakukan dengan penuh keseimbangan.”

“Keseimbangan,” ulang Zheng Long, matanya yang cerdas berkilat geli. Ia tidak membeli kepolosan itu, bahkan tidak untuk sesaat. “Penjelasan yang sangat puitis dari seorang ahli kue. Tapi saya lebih tertarik pada bagian strateginya. Anda berhasil membuat Kakak Sulungku yang arogan itu terdiam, dan membuat Adik Bungsuku yang dingin itu akhirnya memperhatikan sesuatu selain bayangannya sendiri. Itu bukan keahlian pembuat kue, Selir Xin. Itu keahlian seorang pemain catur.”

“Hamba, tidak mengerti catur, Yang Mulia,” bisik Swan, matanya menatap lantai kayu yang dipoles mengkilap.

“Oh, aku yakin Anda mengerti,” sahut Zheng Long lembut. Ia melangkah melewatinya, suaranya kini terdengar tepat di samping telinga Swan, mengirimkan getaran dingin ke seluruh tubuhnya.

“Dan aku akan sangat menikmati, mencari tahu bidak apa yang sedang Anda mainkan.” Dia berhenti sejenak di ambang pintu. “Selamat menikmati sisa hari Anda. Semoga tidak ada ‘alergi’ mendadak lagi.”

Tanpa menunggu jawaban, dia pergi. Kehadirannya yang menekan lenyap, meninggalkan kekosongan yang mencekik. Swan tidak bergerak sampai ia mendengar langkah kaki Zheng Long benar-benar menghilang di kejauhan. Baru saat itulah ia mengembuskan napas yang tidak disadarinya telah ia tahan. Tangannya gemetar.

“Nona, Anda pucat sekali,” kata Bi Lan cemas, bergegas menghampirinya. “Apa yang Pangeran Kedua katakan pada Anda?”

“Dia tahu,” desis Swan, suaranya serak. Ia berjalan mondar-mandir di kamarnya, perasaan terperangkap menyergapnya. “Bukan cuma curiga. Dia tahu aku bukan sekadar selir.”

“Lalu… lalu kita harus gimana, Nona?” tanya Bi Lan, wajahnya dipenuhi ketakutan.

“Kita harus bergerak lebih cepat.” Swan berhenti di depan jendela, menatap ke arah sayap istana yang paling dijaga ketat, Kediaman Naga Langit, tempat Kaisar terbaring sakit. “Semua ini sia-sia kalau aku tidak bisa sampai ke sumbernya. Jenderal Zen, Raja Zhao, Selir Agung… mereka semua hanya cabang. Akarnya ada di sana.”

“Tapi kediaman Kaisar?” Bi Lan menggelengkan kepalanya dengan ngeri. “Itu mustahil, Nona. Dijaga siang dan malam. Bahkan para Pangeran pun butuh izin khusus untuk masuk. Tabib kekaisaran tidak pernah meninggalkan sisinya.”

"Tidak ada yang mustahil, Bi Lan,” kata Swan tegas. Ia berbalik, matanya menyala dengan tekad yang dingin. “Aku butuh informasi. Jadwal pergantian penjaga. Jumlah tabib yang bertugas. Kebiasaan para kasim di sana. Apa pun. Kau sudah lama di istana ini. Kau pasti punya kenalan.”

Bi Lan ragu-ragu. “Hamba… hamba punya sepupu jauh, Nona. Namanya Chen. Dia kasim rendahan yang bertugas membersihkan koridor luar kediaman Kaisar.”

“Bagus,” sahut Swan cepat. “Temui dia. Katakan kau butuh daun teh obat langka untukku yang hanya tumbuh di taman dalam kediaman. Pancing dia bicara. Tanyakan apa saja. Apa ada suara-suara aneh di malam hari? Apa ada yang sering datang berkunjung? Siapa yang mengantarkan makanan dan obat Kaisar?”

“Tapi Chen itu sangat penakut, Nona,” keluh Bi Lan. “Dia tidak akan mau bicara soal itu.”

“Kalau begitu buat dia mau.” Swan membuka laci meja riasnya dan mengeluarkan sebuah kantong sutra kecil yang berat. Ia menuangkan isinya ke telapak tangan Bi Lan. Beberapa koin perak berkilauan. “Beri dia ini. Katakan ini untuk ibunya yang sakit. Orang akan melakukan apa saja demi keluarga. Kau lebih tahu soal itu daripada siapa pun, kan?”

Bi Lan menatap koin-koin itu, lalu kembali menatap Swan dengan mata berkaca-kaca. Ia mengangguk mantap. “Hamba mengerti, Nona. Hamba akan melakukannya.”

Malam berikutnya, saat istana telah diselimuti keheningan, Bi Lan kembali dengan wajah pucat dan napas terengah-engah.

“Chen bilang… dia bilang ada yang aneh, Nona,” bisiknya, matanya bergerak liar seolah takut ada yang mendengar.

“Aneh gimana?” desak Swan.

“Setiap malam, tepat setelah jam anjing,” lanjut Bi Lan, suaranya gemetar, “Permaisuri Baru selalu datang. Sendirian. Dia tidak membawa pelayan. Dia bilang mau berdoa untuk kesembuhan Kaisar di kuil kecil di dalam kediaman.”

“Permaisuri Baru?” Swan mengerutkan kening. Pion Raja Zhao. Wanita yang tampak ketakutan dan tidak berdaya. “Lalu?”

“Dia berada di dalam selama sekitar waktu yang dibutuhkan untuk membakar satu dupa. Saat dia keluar, Chen bilang dia selalu mencium aroma aneh dari pakaian Permaisuri.”

“Aroma apa?”

“Bukan parfum, Nona. Seperti… seperti bau bunga kering yang dibakar. Tapi sangat pahit.” Bi Lan bergidik. “Dan satu hal lagi. Makanan Kaisar tidak disiapkan oleh dapur utama. Semuanya disiapkan di dapur pribadi Permaisuri Baru.”

Cukup. Swan sudah mendengar cukup. Bunga kering pahit yang dibakar. Racun yang diberikan melalui asap dupa, dan diperkuat melalui makanan. Perlahan. Sangat perlahan. Mereka tidak hanya membuatnya sakit, mereka membunuhnya di depan mata semua orang.

“Jam anjing, kau bilang?” tanya Swan, suaranya dingin dan tajam.

“Benar, Nona.”

“Di mana letak dapur pribadi Permaisuri?”

“Di paviliun sebelah kediaman Kaisar, terhubung oleh sebuah jembatan beratap.”

Swan berjalan ke peti kayunya. Ia mengeluarkan kantong kulit yang diberikan San Long, lalu beberapa potong pakaian katun hitam yang sudah ia siapkan. Tekadnya sudah bulat.

“Nona, apa yang akan Anda lakukan?” pekik Bi Lan tertahan, melihat persiapan Swan. “Anda tidak mungkin…”

“Aku harus melihatnya sendiri, Bi Lan,” kata Swan, suaranya tidak menerima bantahan. “Aku harus mendapatkan bukti.”

Tepat sebelum jam anjing berdentang, sesosok bayangan yang lebih gelap dari malam itu sendiri meluncur dari atap Paviliun Bunga Peoni. Swan bergerak dengan keheningan hantu, menempel pada bayang-bayang dinding, indranya waspada sepenuhnya. Kantong berisi kawat dan kait baja dari San Long terasa berat di pinggangnya, sebuah ironi yang tidak luput dari perhatiannya. Ia menggunakan alat dari orang yang paling mencurigainya untuk mengungkap kejahatan yang bahkan mungkin tidak disadari pria itu.

Kediaman Naga Langit menjulang di hadapannya seperti benteng yang tak tertembus. Para penjaga berdiri tegak laksana patung batu setiap sepuluh langkah. Tapi Chen, melalui Bi Lan, telah memberinya celah. Sebuah menara pengawas kecil di sudut timur laut. Penjaga di sana selalu mengantuk dan sering meninggalkan posnya selama beberapa menit untuk mengambil air hangat.

Swan menunggu dalam kegelapan yang membekukan. Benar saja. Sosok penjaga itu beranjak dari posnya. Inilah kesempatannya. Dengan cepat, ia melemparkan salah satu kait baja itu. Kait itu terkait sempurna di birai atap menara. Tanpa ragu, ia mulai memanjat tali tipis namun kuat itu, tubuhnya ringan dan terlatih.

Dari atap menara, ia memiliki pandangan yang jelas ke halaman dalam. Hening. Kosong. Jantungnya berdebar kencang saat ia melompat dari satu atap ke atap lainnya, mendarat tanpa suara di atas atap dapur pribadi Permaisuri.

Ia mengintip melalui celah genting. Di bawah, di dapur yang remang-remang, ia melihat Permaisuri Baru. Sendirian. Wanita itu tidak sedang memasak. Ia sedang menumbuk sesuatu yang kering dan hitam di dalam lumpang batu. Setelah selesai, ia membungkus bubuk itu ke dalam secarik kertas minyak kecil, lalu menyembunyikannya di dalam lipatan lengan bajunya yang lebar. Wanita itu lalu mengangkat sebuah nampan berisi semangkuk sup herbal yang masih mengepul, dan berjalan keluar, menuju jembatan beratap yang menghubungkan ke kediaman Kaisar.

Wajahnya… wajahnya bukan wajah seorang pembunuh berdarah dingin. Wajahnya adalah topeng ketakutan. Air mata mengalir tanpa suara di pipinya saat ia berjalan. Ia adalah pion yang dipaksa melakukan hal yang paling mengerikan.

Setelah Permaisuri itu menghilang, Swan turun ke jembatan. Ia tahu ia tidak bisa masuk lewat pintu depan kediaman. Ia mengitari bangunan itu, mencari kelemahan lain. Sebuah jendela kamar mandi kecil yang jeruji kayunya sedikit longgar. Dengan kawat baja San Long, ia berhasil membukanya.

Di dalam, aroma obat-obatan yang tajam dan bau penyakit yang asam begitu pekat hingga membuat perutnya mual. Ia bergerak menyusuri koridor yang gelap, melewati kamar para tabib yang tertidur pulas. Tujuannya hanya satu: kamar tidur utama Kaisar.

Pintu kamar itu tidak dikunci. Ia membukanya selembar demi selembar, nyaris tidak menimbulkan suara. Di dalam, hanya cahaya dari sebuah lentera minyak kecil yang menerangi ruangan. Dan di sana, di atas ranjang raksasa berukir naga, terbaring sesosok tubuh kurus yang nyaris tidak dikenali Swan sebagai Kaisar yang perkasa. Wajahnya cekung, kulitnya kelabu, dan napasnya terdengar dangkal dan berat. Di samping ranjang, di atas meja kecil, semangkuk sup herbal yang baru diantar tadi masih mengepulkan uap. Di sebelahnya, sebuah pembakar dupa perunggu mengeluarkan asap tipis yang berbau aneh. Bau bunga kering yang pahit.

Ia mendekat, matanya memindai setiap detail. Ia melihat sisa bubuk hitam di sudut bibir Kaisar. Ia mengambil sejumput kecil bubuk dari pembakar dupa, menggosokkannya di antara jari-jarinya. Ia mengenali teksturnya. Campuran bunga oleander dan jamur bulan beracun. Mematikan jika diberikan dalam jangka panjang.

Rasa marah dan mual bergejolak di dalam dirinya. Pria ini, penguasa langit dan bumi, sedang dibunuh perlahan di atas ranjangnya sendiri. Dendamnya pada Jenderal Zen terasa begitu kecil sekarang dibandingkan dengan pengkhianatan sebesar ini.

Ia harus pergi. Ia sudah melihat cukup. Ia harus melapor pada Komandan Lei. Ia baru saja akan berbalik ketika sebuah suara serak dan lemah memecah keheningan.

“Air…”

Swan membeku. Matanya terbelalak ngeri saat ia menoleh kembali ke arah ranjang.

Kaisar, yang tadinya terbaring tak bergerak, kini mengigau dalam tidurnya. Matanya masih terpejam. Keringat membasahi dahinya yang berkerut.

“Jenderal… Xin…” bisiknya lagi, sebuah nama dari masa lalu yang terkubur. “Jaga… putriku…”

Jantung Swan serasa diremas. Pria ini, dalam keadaan setengah sadar karena racun, masih mengingat ayahnya. Mengingat janjinya.

Tanpa sadar, Swan melangkah mendekat, rasa iba yang tak terduga mengalahkan rasa waspadanya. Ia menatap wajah Kaisar yang tersiksa itu. Tiba-tiba, igauan itu berhenti. Keheningan yang menakutkan kembali mengisi ruangan.

Kelopak mata yang tadinya terpejam rapat itu bergetar. Perlahan. Sangat perlahan, kedua mata itu terbuka. Bukan tatapan kosong dan berkabut milik orang sakit. Mata itu, meskipun lelah dan dikelilingi lingkaran hitam, tiba-tiba menjadi jernih dan tajam. Mata itu menatap lurus ke dalam mata Swan.

1
Yunita Widiastuti
tahta...oh ...tahta..
Yunita Widiastuti
🌹💪💪💪
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: gift. maaf typo
total 2 replies
Ita Xiaomi
Cara aman menghilangkan bukti.
Eskael Evol
luar biasa
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: Terima kasih kakak bintang limanya. jangan bosan baca karya karya author yang ongoing ya...🌹🥳🙏😄
total 1 replies
Eskael Evol
cerita nya sangat bagus
trmkash thor good job👍❤
Ulla Hullasoh
terlalu ingin tau xin jd membahayakan orang lain
Jeffie Firmansyah
awal cerita yg mantap 💪
Wiji Lestari
penasaran💪
Wiji Lestari
💪💪
Eskael Evol
keren trmksh thor👍❤
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: 🙏🙏🥳Terima kasih kakak. semua dukungan kakak sungguh berharga buat author. Terima kasih🙏
total 1 replies
Eskael Evol
keren cerita nya smg ttp seru hingga ahir👍
Eskael Evol
bisa nggak ya nama² pemeran pakai nama biasa aja biar gak ribet dan bingung, sayang cerita bagus tapi malas baca nya
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: maaf. akan saya perhatikan selanjutnya. Terima kasih untuk masukannya. 🙏🙏
total 1 replies
Ulla Hullasoh
karya yang bagus Thor.....🥰
Ulla Hullasoh
akhirnya selamat...sampe tarik nafas 👍
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: Terima kasih kak. udah mampir di cerita author. semoga suka. boleh klik napen author untuk pilih novel author yang lain. berbagai genre juga.
jangan lupa subscribe, like, komen, gift, vote dan klik bintang limanya. Terima kasih dukungan para pembaca setia sangat berharga buat author. lope lope sejagat... 🥳🌹😍🙏
total 1 replies
Ita Xiaomi
Demi kelangsungan hidup Kasim Li😁
Arix Zhufa
ku kira MC cewek nya kuat...ternyata
Arix Zhufa
cerita awal nya bagus tp setelah baca sampe bab ini alur nya bertele tele
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: Terima kasih masukannya. Akan saya perhatikan kembali. 🙏🌹
total 1 replies
Arix Zhufa
sampe di bab ini MC cewek nya keren
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: semangat bacanya ya kak. thx all.🌹🥳🙏
total 1 replies
Arix Zhufa
bab 2 aja udh keren
Arix Zhufa
mampir thor
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: Terima kasih kakak. semoga suka ya. masih banyak kisah author yang lain. bisa klik aja napen author dan pilih kisah kisah author yang mana yang suka boleh dibaca. Jangan lupa subscribe, like, komen, gift, vote dan klik bintang limanya thx u. lope lope sejagat😍🥳🌹🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!