Di dunia kultivasi yang mengandalkan kekuatan jiwa bawaan sebagai penguat teknik beladiri, Vincent sering diremehkan karena hanya memiliki soul tumbuhan, hal itu membuatnya dipandang sebelah mata dan sering dianiaya oleh sesama murid sekte tempatnya tinggal.
Dan potensi kekuatannya mulai terlihat setelah dilatih oleh ratu Lily, seorang ras elf yang tidak sengaja ia temui ketika dalam keadaan terluka parah. Beliau adalah seorang kultivator domain celestial yang terlempar ke domain fana setelah dikeroyok oleh empat kaisar penguasa dunia tersebut.
Ratu Lily yang nota benenya memiliki soul yang sama dengan Vincent dan sudah ahli dalam penguasaannya, tertarik untuk mengajari Vincent mengembangkan potensi soul tumbuhan tipe langka yaitu soul pohon adam yang merupakan rajanya tumbuhan.
Akankah dengan kekuatan Jiwa kayu yang dilatih dibawah bimbingan ratu Lily ia dapat berdiri di puncak dunia kultivasi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vheindie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengumuman Hadiah Untuk Pemenang
Di sebuah pendopo dengan halaman luas penuh tanaman. Dua orang penguasa tertinggi di kerajaan Serena yakni King Ryuji dan Perdana mentri Hector tengah berbincang santai.
"Domain Celestial? Tempat macam apa itu? Apakah itu tempat yang sama seperti pulau terapung milik kerajaan Serena atau kastil beku dari kerajaan iceland dan benteng Smaragados di kerajaan Emberland?" Sang raja pun bingung mendengar penjelasan perdana mentri Hector setelah bertemu Vincent satu hari yang lalu.
"Bukankah itu berarti tempat tersebut sangat kaya akan energi, batu jiwa serta batu spiritual kelas tinggi seperti tiga tempat suci di benua ini?" Perdana mentri menafsir tempat yang dimaksud.
"Belum tentu juga, karena hanya perkiraan saja. Sepertinya aku memang harus menemuinya secara langsung," ucap king Ryuji. Ia semakin penasaran tentang anak yang bahkan bisa menghindari serangan gabungan tim frozen pengawal perdana mentri, padahal keduanya merupakan salah satu tim kuat dari prajurit holy knight.
"Hachoo..."
"Huh... Siapa yang tengah membicarakanku," ucap Vincent yang tengah melakukan teknik pembuatan prajurit kayu.
"Yes... Akhirnya selesai juga."
"Hmm... Meski seperempat dari energi bocah kesatria bulan itu ku salurkan pada Adrian, tapi berkat batu spiritual tingkat empat boneka kayu kali ini setara dengan kultivator ranah saint tingkat dua." Vincent tersenyum puas dengan hasil buatannya.
"Maafkan diriku bro Vincent, karena selalu merepotkanmu dan lagi aku telah kehilangan senjata yang telah kau percayai padaku." Adrian yang baru sadar dari pingsannya mengeluh dengan ketidakmampuannya itu.
"Tidak perlu dipikirkan, lebih baik kau fokus memulihkan diri lebih dulu. Baiklah aku akan kembali ke kota, sepertinya pertandingan enam belas besar akan segera digelar." Vincent beranjak dari tempat duduknya, meninggalkan Adrian yang tergantung di dahan pohon dan hanya terlihat wajahnya saja macam ulat yang terbungkus oleh kepompong dengan area sekitar yang sudah dia pasang segel pelindung sehingga tidak akan ada kultivator lain yang menemukannya kecuali kultivator di ranah emperor tingkat enam keatas.
Memang ketika para alkemis kerajaan yang bertugas dalam perhelatan turnamen beladiri berkata tidak mampu menangani kerusakan jalur akupuntur pada meridian temannya itu. Vincent memutuskan untuk merawatnya sendiri, meski sang perdana mentri menawarkan supaya Adrian dibawa ke ibukota kerajaan untuk dirawat oleh ketua alkemis istana yang merupakan satu-satunya alkemis tingkat tujuh di kerajaan Serena.
WHUSS...
Vincent menghilang begitu cepat bagai tertiup angin. Meninggalkan Adrian yang saat ini berada ditengah-tengah hutan luar kota Lin Fei, meski ada beberapa assasin yang terus memantaunya dari kejauhan di penginapannya. Tetapi mereka tidak dapat mendeteksi keberadaan Vincent yang telah meninggalkan penginapan tersebut.
"Setelah aku sembuh, aku berjanji pada diriku sendiri akan mengabdi padanya sampai mati sebagai balas budi atas apa yang dia lakukan padaku selama ini." Adrian berjanji pada dirinya dengan tekad kuat.
"Apa kalian tidak bosan terus mengamati penginapanku? Tapi terserah kalian saja lah, lumayan ada satpam penjaga tanpa perlu dibayar." Vincent yang tiba-tiba muncul dibelakang dua mata-mata yang membuat mereka terkejut dan loncat hingga sepuluh meter.
'Kapan dia muncul dibelakang kami? Aku sama sekali tidak merasakan hawa keberadaannya.'
"Maatkan kami tuan Vincent, kami hanya diperintah untuk mematau tiap peserta yang lolos ke babak enam belas besar. Karena dikhawatirkan akan ada intervensi pihak sekte diluar pertandingan, apalagi anda adalah satu-satunya dalam sejarah perhelatan turnamen seni beladiri kerajaan Serena sebagai peserta reguler yang masuk babak enam belas besar." jelasnya mengutarakan alasan melakukan tindakan pengawasan tersebut.
"Oh... Baiklah kalau begitu, aku akan kembali tidur siang untuk memulihkan tenaga menghadapi hari esok. Jadi, selamat berjaga kawan-kawan." Ucap Vincent yang kembali menghilang dalam sekejap mata.
"Saya penasaran seberapa kuat dia sebenarnya. Saya merasa saat berhadapan dengan junior Hiori, sepertinya dia tidak mengeluarkan setengah kemampuannya dalam pertarungan tersebut. Bagaimana menurut anda kapten?"
"Mungkin jika dia serius hanya seorang kultivator ranah emperor yang bisa menghentikannya," timpal sang kapten yang secara tidak langsung mengakui jika dirinya bukan lawan sebanding dengan Vincent.
"Anda benar... Bahkan jika tadi dia berniat membunuh kita, mungkin kepala kita sudah terlepas dari badan ini."
***
Turnamen seni beladiri kembali digelar, para penonton mulai antre di gerbang karcis untuk menonton pertandingan dan mendukung jagoan mereka. Para murid dari tiga sekte besar dan bangsawan pejabat kerajaan ikut menyaksikan jalannya pertandingan, para peserta pun tampak bersemangat setelah mendapatkan dua ratus batu jiwa tingkat menengah sebagai kompensasi masuk ke enam belas besar.
"Selamat untuk kalian yang telah lolos babak enam belas besar," ujar raja Ryuji yang kali ini langsung turun membuka pertandingan.
"Baiklah... Karena sebentar lagi gerbang dimensi akan dibuka oleh para tetua, supaya kalian bersemangat. Aku akan membocorkan hadiah turnamen kali ini, dimana juara pertama akan mendapatkan 2.000 batu jiwa tingkat atas dan senjata spiritual tingkat enam serta tiga lembar catatan seni beladiri tingkat langit dari klan kuno."
"Lalu untuk juara kedua akan mendapatkan 1.000 batu jiwa tingkat atas dan senjata spiritual tingkat empat juga satu lembar seni beladiri tingkat bumi, kemudian untuk peserta ketiga akan kuhadiahi batu jiwa tingkat atas sebanyak 500 buah serta senjata spiritual tingkat tiga."
"Lalu jika kalian yang masuk tiga besar adalah peserta dari perwakilan squad prajurit atau sekte. Maka sekte atau squad bersangkutan juga mendapatkan kompensasi dua kali lipat dari muridnya yang juara tersebut."
Ketua sekte dan komandan prajurit yang mempunyai wakil dalam turnamen terlihat sumringah mendengar penjelasan tersebut. mereka sudah menghitung keuntungan seakan satu kaki muridnya sudah berada di fase grand final.
"Mohon maaf menyela yang mulia! Mohon ijin untuk bertanya?" Ujar Vincent mengangkat tangan tinggi-tinggi. Hal itu membuat semua mata melirik tajam ke arahnya.
"Berani sekali dia menyela perkataan yang mulia, dasar bocah kampung tak tau sopan santun." Salah satu murid sekte bukit perak mencibir kelakuan Vincent.
"Oh... Kau ternyata! Apa yang ingin kau sampaikan?" Tanya king Ryuji.
"Bagaimana kalau saya yang masuk tiga besar atau juara pertama dalam turnamen ini. Apakah ada tambahan kompensasi? Karena saya tidak mewakili sekte atau squad maupun klan manapun," ungkap Vincent.
"Cih... Percaya diri sekali bocah kerempeng itu, aku jadi semakin tidak sabar ingin memberinya pelajaran yang tidak akan dilupakan selama hidupnya." Dabora menatap tajam.
"Hmm... Kau benar, aku belum sempat terpikir akan hal itu. Jika tidak kuberikan kompensasi tambahan akan sangat tidak adil. Namun bila kuberikan... Sepertinya akan ada kegaduhan yang tidak diinginkan, baiklah!! Aku sebagai penguasa yang berusaha berlaku adil tanpa merugikan setiap pihak, sudah kuputuskan. Apabila peserta reguler menang dalam turnamen kali ini, aku akan memberimu tambahan 1.000 batu spiritual."
"Dan keputusan ini tidak bisa diganggu gugat! Bagaimana apakah kau puas?" Ujar sang raja.
"Terimakasih yang mulia, saya tidak akan komplain lagi." Vincent menunduk hormat.
'Lumayanlah dari pada tidak ada tambahan sedikit pun,' gumamnya dalam hati.
'Badjingan kecil.!! Ternyata dirimu tau juga memberi hormat atau Kau menunduk hormat jika ada keuntungan yang akan kau dapatkan ya?' Gumam perdana mentri dalam hati.
Sorak sorai penonton bergemuruh mendengar hadiah besar yang diumumkan oleh raja mereka. Apalagi jika Vincent yang keluar sebagai pemenang bukan hanya mencatatkan diri dalam sejarah turnamen beladiri yang diadakan setiap sepuluh tahun sekali, tetapi ia akan menjadi orang kaya yang mungkin mengalahkan harta seorang duke sekalipun. Sebab total batu jiwa yang akan dia dapatkan sekitar 3.000 buah, sungguh jumlah yang fantastis bagi peserta individu.