NovelToon NovelToon
Terjerat Obsesi Tuan Brian

Terjerat Obsesi Tuan Brian

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh
Popularitas:12k
Nilai: 5
Nama Author: Irawan Hadi Mm

Dunia Tati hancur, ketika suami yang sangat dia cintai, yang dia harapkan bisa menjaganya, melindunginya. Malah menjualnya ke pria lain. Sedang suaminya sendiri malah selingkuh.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irawan Hadi Mm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB. 15

'Suara ponsel berdering

Suara Irfan langsung terdengar dari sambungan telepon ketika Brian menerima panggilan telepon itu.

[Bos, beberapa menit yang lalu. Ada dua orang pemuda yang datang kesini untuk mencari wanita itu, bos]

"Siapa? Bukan si pecundang itu kan?" tanya Brian datar.

[Bukan, bos! dua pemuda itu orang suruhan dari orang tua wanita yang dibawa Junet. Salah satu dari mereka memperlihatkan foto wanita itu pada beberapa karyawan]

"Lanjutkan tugas mu, jika ada yang menanyakan nya lagi. Kau sudah tau harus mengambil keputusan seperti apa kan, Irfan?"

[Siap, bos!]

Panggilan telepon berakhir.

Brian tersenyum sinis, menatap layar ponselnya,

"Dasar bodoh! Masih mau bermain-main dengan ku ya!"

Brian melihat jelas bagaimana Tati di dalam kamar. Ia berusaha membuka jendela meski sudah di pasang teralis besi, bukan dalam balutan selimut lagi. Tati sudah mengenakan pakaian yang disediakan Brian di dalam walk in closet.

Sementara di kamar, tempat Tati berada. Wanita itu masih berusaha untuk bisa keluar dari tempat Brian mengurungnya ini.

"Aku harus bisa keluar dari tempat ini! Walau harus menghancurkan jendela yang mustahil hancur ini!" gumam Tati, ia baru berhasil membuka jendela kaca, namun tralis masih kokoh pada tempatnya. Dia bahkan mengatakan itu mustahil, tapi masih tidak menyerah, sungguh keras kepala.

Tati mengedarkan pandangannya, lalu melangkah dengan menahan perih. Ia mencari-cari di setiap laci nakas yang terdapat di sisi ranjang.

"Kamar sebesar ini, mustahil gak menyimpan benda tajam, obeng, atau linggis kan?" gerutu Tati.

Dia benar-benar kembali mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal. Untuk apa seseorang meletakkan linggis di kamarnya.

'Seandainya aku membawa ponsel ku, aku gak akan sesulit ini melarikan diri dari tempat ini! Papa, mama, tolong doakan aku bisa keluar dari tempat terkutuk ini! Mas Junet, aku akan membalas mu seribu kali dari ini, hah tidak, aku harus membalasmu berjuta-juta kali lipat, bermiliar-miliar kali lipat! awas saja sampai aku bertemu denganmu, suami brengsekk !' pikir Tati dengan mata berembun.

Kruk kruk kruk.

Tapi meraba perutnya, netranya menatap ke arah meja yang sudah terjadi berbagai masakan enak, lezat dan bergizi. Semua makanan yang tersaji adalah makanan kesukaannya.

"Perutku bahkan tidak mendukungku, hah... Aku lapar, tapi kalo aku makan, keburu para pelayan itu datang. Yang ada aku gagal melarikan diri. Lagipula gak ada jaminan, makanan itu murni, bisa aja kan mereka memberi sesuatu ke dalam makanan nya. bikin aku pingsan, tak berdaya, jual organ, eh...!"

Tiba-tiba pandangannya tertuju pada pisau pemotong steak ukuran kecil yang ada di atas meja. Tati segera meraih pisau kecil itu.

Otak Tati yang sedikit cerdas, menjadikan pisau pemotong daging steak sebagai senjatanya untuk memotong tralis besi pada jendela. Sayangnya, hal itu memang mungkin, tapi mungkin butuh waktu yang sangat lama.

Bahu Tati bergetar, ia terisak dalam diam, 'Harusnya aku mendengar nasehat papa, gak seharusnya aku menikah dengan kamu mas Jun, aku mencintai mu, menuruti ingin mu, tapi kamu dengan tega melempar ku ke ranjang pria lain. Keterlaluan kamu mas! Aku menyesal pernah mencintai mu!'

Bak video kusut yang tengah di putar ulang, kata kata manis yang pernah terlontar dari bibir Junet. Kini terngiang di kepala Tati.

'Aku mencintai mu, Tati. Makanya aku ingin kamu di rumah, biar aku yang mengurus usaha kita. Dengan kamu berada di rumah, kamu bisa fokus dengan program kehamilan, biar keluarga kecil kita makin lengkap. Kamu ingin kan mengandung benih ku? Buah dari cinta kita, sayang!'

Dia ingat saat Junet pulang ke rumah larut malam, di antar dengan wanita lain.

Flashback On

"Selamat malam, bu Tati!" sapa Monika kala itu dengan senyum ramahnya.

"Kemana mobil mu, mas?" tanya Tati, gak menghiraukan Monika. Ia menatap suaminya yang tampak berantakan dengan pakaian dan rambutnya. Wajah lelah begitu ketara di wajah Junet.

Sreek.

Junet langsung merengkuh pinggang Tati, membawa wanita itu dalam rangkulannya yang posesif.

"Aku tinggalkan di bengkel, mesinnya bermasalah sayang! Untung ada Monika yang rela mengantar ku pulang." dusta Junet, berusaha meyakinkan sang istri.

Tanpa sepengetahuan Tati, Monika mengerlingkan matanya dengan nakal pada Junet.

"Saya senang bisa bermanfaat untuk pak Jun." kata Monika dengan suara mendayu dayu.

"Dia sekretaris ku yang baru, aku memecat Tama. Tama gak bisa bekerja sama dengan ku, dia sekretaris yang buruk." jelas Junet, saat Tati menatapnya penuh selidik.

Tati mengerucutkan bibirnya, menatap tajam Monika dari ujung kepala sampai ujung kaki.

'Sekretaris tapi pakaiannya kaya penggoda. Terlalu terbuka dan berani. Apa aku aja yang berpikir begitu?' pikir Tati.

Monika berusaha tersenyum ramah, menyembunyikan rasa kesalnya dari Tati.

‘Kita bertemu lagi adik kelas, kali ini aku berada dekat dengan sumber kehancuran mu, Tati! Lewat Junet, aku akan membuat hari mu yang mudah menjadi neraka. Kamu harus merasakan sakit yang aku rasakan, Tati! Andai saat itu orang tua mu jadi mengadopsi ku, tak mungkin aku berambisi seperti ini untuk menghancurkan mu.’ pikir Monika.

"Monika ini wanita yang cekatan, cantik, bisa diandalkan dalam segala hal, sayang! Kebetulan kami satu sekolah, satu kelas dan satu universitas. Hanya saja kami gak berjodoh, karena aku begitu mencintai mu, Tati!" seru Junet, memperkenalkan Monika pada Tati kala itu.

"Terima kasih atas pujian nya, pak! Ini saya sempat beli ini untuk ibu Tati, semoga ibu suka dengan memakainya!" Monika menyerahkan paper bag dari toko ternama pada Tati.

Bukannya menerima paper bag itu, tapi Tati sebaliknya. Melayangkan pertanyaan yang tepat sasaran pada pelakunya.

"Kamu gak bermaksud menggoda atasan mu sendiri kan, Monika?" tanya Tati to the point dengan wajah datar.

"Sa...saya mana mungkin bermaksud buruk, bu! Kami hanya teman lama. Lagi pula saya tau Junet ini sudah menikah. Mana mungkin saya berani merebutnya dari mu!" ucap Monika dengan senyum terpaksanya

Sreek.

Junet menyambar paper bag dari Monika dengan antusias.

"Terima kasih atas pemberian mu, Monika. Tati pasti akan suka saat mengenakannya." oceh Junet dengan tatapan meyakinkan sang istri.

"Jangan pernah sekali pun kamu berpikir buruk pada Monika, sayang! Cinta ku sudah habis untuk mu!" seru Junet dengan tatapan penuh cinta lalu mengecup bibirnya di depan Monika.

Monika langsung pergi usai berpamitan dengan Tati dan Junet.

"Sudah larut, saya permisi pulang dulu pak, bu!"

Mobil yang dikemudikan Monika sudah melesat, meninggalkan kediaman yang ditinggali Tati dan Junet.

Junet memamerkan paper bag yang diberikan Monika untuk Tati.

"Wanita yang baik, cantik, hebat. Dia bahkan sangat peduli dengan rumah tangga kita ya sayang! Pokoknya malam ini kamu harus kenakan ini sayang!" ucap Junet lalu menghujani kecupan di kening Tati.

Tati mendengus kesal, melangkah lebih dulu meninggalkan sang suami.

"Aku punya style sendiri mas saat di atas ranjang! Jika kau ingin dengannya, pergi aja sana! Pintu rumah selalu terbuka untuk mu!" sarkas Tati.

Hap.

Junet menggendong Tati, membawanya masuk ke dalam kamar mereka.

"Aku hanya menyukai mu, istri ku! Kita bercocok tanam ya! Jangan ngambek lagi!" rayu Junet.

Flashback Off

Brakkk

Tati kembali dihadapkan dengan kenyataan, saat pintu kamar dibuka dari luar dengan kasar.

"Apa yang sedang kamu lakukan Tati? Kamu pikir, dengan cara mu… kamu bisa meninggalkan kamar ini?" cecar Brian dengan senyum sinis tersinggung di bibirnya.

Brugh.

"Awwhhhhh!"

***

Bersambung…

1
Clara Joya
Suka novelnya
Cecen
Lumayan bagus, semangat kak
Grace Nelli
Agak hareudang ya, lanjut
Yoongi marry me
Memang ya, memang memang pokoknya. Gak Junet gak Brian, gak ada yang kayak gwangsik
Aqila
semakin seru ne
As Salwa
keren banget ceritanya
AFikha
semangat terus buat up
Azahra
lanjutkan
Adibah
jangan lupa up thor
Andien
lanjutkan up
Alice
bagus banget alur cerita novel mu thor
Indriyani
lanjut kan thor
Anggun
Suka Cerita ini
Githa
Bagus
Esperanza
Ditunggu Kelanjutannya
Cute Alpa
Bikin gemes, siapa tuh yang di dor, lanjut buruan yok
Cute Alpa
Beneran buat lunasin hutang judoll parah
Cute Alpa
Junet parah, tinggalin pulang aja lah itu orang, jangan percaya.
Ayu
lanjutkan kak
Ivone
semangat terus buat kmu thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!