Ada yang kayak mereka nggak sih? Jodoh lewat chat? Ya ampyuun CHAT?? Iya ho'oh! Mereka nggak pernah ketemu, cuma bertukar kabar melalui pesan ketikan, nggak ada pidio kol (video call). Cuma deretan huruf tapi membuat hidup mereka semprawut!
Giliran ketemu secara nggak sengaja di dunia nyata, mereka malah kayak musuh bebuyutan! Pas kembali ke aplikasi, weeeh sayang sayangan lagi.
Di sini yang koplak siapa sebenarnya? Lintang nya? Bang Baga? atau.... Yang nulis cerita??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dia kenapa?
Seharian ini bukan hanya Lintang aja yang mood nya semrawut, amburadul nggak karuan. Tapi juga Baga! Pemuda itu disuruh pulang aja sama bapaknya setelah kerusuhan di jembatan gantung Rajawali siang tadi. Bukan takut nama besar Abhista Agung tercemar karena penggerebekan polisi dan petugas damkar kepada anaknya yang langsung bikin heboh jagat maya, tapi alasan bapak Abhi ngasih jeda istirahat pada putranya itu untuk menata hati dan pikiran Baga. Orang kerja tapi pikirannya kemana-mana nggak bakal baik untuk hasil kerjanya. That's right!
"Kenapa dia nggak bales chat ku dari siang, ya?" Baga baru selesai mandi, hanya handuk yang melilit tubuh bagian bawahnya. Sisanya.. Udo!
Kembali dia mengutak-atik ponselnya, mengirim pesan meski jauh di seberang sana nggak ada tanda-tanda jika Bintang212 bakal membalas chatnya.
"Apa dia marah sama aku? Tapi marah kenapa?"
Mana dia nggak punya nomer telepon atau jejaring sosial lain yang menghubungkan antara dirinya dan sang Bintang212 lagi, kan kam to the preeet banget jadinya!
"Huuuft.. Aku harus gimana ini? Nggak biasanya Star kayak gini."
Udah ditahap segalau itu anaknya bapak Abhi hanya karena pacar online nya nggak ngasih kabar ke dia selama setengah hari. Rasanya seperti udah mandi, tapi dia masih merasakan gerah sebadan badan. Apa ini yang dinamakan frustasi mikirin kesayangan nyampe bisa ngurusin badan?
Terdengar bunyi ketukan pintu, buru-buru Baga mengambil kaos untuk dipakai.
"Iya, ma... Bentar." balas Baga ketika tahu siapa yang memanggilnya dari luar sana.
Nggak perlu sisiran, yang penting bersih, rapi, wangi. Kalau ganteng sih udah gawan bayi, nggak perlu diragukan lagi.
Pintu dibuka, ada emak Deepika di sana. Beliau adalah emaknya Baga, berdiri anggun gemulai dengan balutan gamis rumahan warna pastel dan pashmina polos berwarna senada. Wajahnya ayu, masih jelas terlihat jejak kecantikan di masa mudanya, tanpa riasan berlebih, emak Deepika ini definisi emak syar'i yang sedap dipandang mata.
"Boleh mama masuk, kak?" tanya emak Deepika sopan.
"Masuk aja, ma."
Baga membuka lebih lebar pintu kamarnya dan membiarkan emak Deepika masuk ke dalam zona pribadinya.
"Tadi belum makan kan, kak? Nggak laper apa emang males makan?" emak Deepika duduk di kursi yang ada di samping jendela.
"Belum pengen aja. Nanti kalau udah laper juga cari makan sendiri, ma. Mama ke sini mau nanyain kejadian tadi siang ya? Serius ma.. Aku nggak salah apa-apa. Nggak tau apa-apa juga. Tiba-tiba aja banyak polisi sama petugas pemadam kebakaran ngepung aku." ungkap Baga tanpa basa-basi, dia berpikir jika emaknya pasti ingin berbicara tentang kejadian tadi siang dengannya secara pribadi.
Senyum emak Deepika terulas. Dia mengangguk seolah meruntuhkan kegusaran dalam diri Baga.
"Mama ke sini cuma mau mastiin, anak mama ini baik-baik aja."
Nggak ngomel, nggak cakap panjang lebar, nggak menggurui, emak Deepika adalah gambaran figur orang tua yang vibenya adem, anteng, kalem.
Padahal punya orang tua yang segreen flag itu tapi Baga jarang terbuka dan bercerita tentang apa yang dia rasakan pada orang tuanya. Berbeda sekali dengan Lintang yang digigit nyamuk aja sekelurahan wajib tahu penderitaannya!
"Aku baik-baik aja, ma." Baga berusaha tersenyum.
Baik-baik aja fisiknya tapi enggak dengan hatinya, dia gelisah menunggu kabar dari sang pacar yang sampai saat ini nggak menunjukkan batang chatnya.
"Mata mu nggak bisa bohong, kak. Kamu nyembunyiin sesuatu dari mama, ya?" tanya emak Deepika ingin tahu.
"Enggak ma."
Untuk meredakan khawatiran emaknya, Baga mengalihkan pembicaraan dengan menceritakan keapesan dirinya yang disuruh bapaknya mencari si Lintang agar mau bergabung kembali dengan tim nya dalam menangani kasus yang udah dipercayakan bapak Abhi padanya. Gara-gara nyari gadis mejikuhibiniu itu lah dia jadi dobel apesnya!
"Lintang itu anaknya om Den dan tante Tisya kan?"
"Uhuum." angguk Baga singkat, malas sekali rasanya ketika mengetahui fakta jika ternyata gadis menyebalkan itu adalah putri seorang jenius seperti om Den!
"Cantik lho dia. Kenapa kamu manggilnya gadis kemoceng?" emaknya Baga mulai tertarik membahas dedek star rupanya.
"Rambutnya, ma. Rambutnya kayak bulu kemoceng."
"Owh, kirain itu panggilan kesayangan mu buat dia."
Mendengar penuturan emaknya, Baga langsung merinding sebadan-badan. Panggilan apa tadi katanya? Kesayangan? Mimpiiiii!!
"Nggak cocok aku sama gadis pecicilan itu, ma. Terlalu aneh. Ngomongnya aja kayak bocah baru bisa belajar bicara. Masa orang kayak gitu direkomendasikan papa buat kerja tanpa interview, baru masuk langsung dapet kesempatan buat menyelidiki kasus. Kayak nggak masuk akal gitu lho, ma."
"Yang tanya kamu cocok atau nggak sama dia itu ya siapa, kak? Lagian, papa mu milih dia pasti juga udah dipertimbangkan jauh-jauh hari, nggak mungkin papa mu asal nunjuk orang untuk bergabung di kantornya. Pekerjaan papa mu itu bukan seperti orang lain yang hanya mengandalkan tenaga. Kamu tahu itu kan, kak?"
Baga diam. Dia mencerna apa yang emaknya katakan. Betul juga, jika dipikir-pikir lagi.. Mana mungkin seorang Abhista Agung bisa se welcome itu sama seseorang kalau orang tersebut nggak punya kemampuan apa-apa?
"Papa kamu pengen dia gabung di tim mu kan? Kenapa nggak kamu usahain lagi buat nemuin dia, kak? Atau mau mama undang dia ke sini? Mama kenal baik sama mamanya Lintang."
"Nggak usah ma! Nggak apa-apa kalau papa marah. Tapi aku nggak mau betina itu gabung sama tim ku!"
"Betina apa? Wanita! Dia manusia, kak. Ngomong mu itu disopanin dikit, bisa?!"
Emaknya nggak tahu aja, gimana si penulis kadang menjabarkan narasi dengan kesablengan yang dimiliki.
Emak Deepika memutuskan keluar dari zona pribadi anaknya, dia tahu anaknya butuh istirahat. Dengan inisiatif yang muncul secara spontan, emak Deepika malah mengirimkan chat pada emak Tisya untuk nyalon bareng. Mungkin itu hanya alasan aja agar emaknya Baga ini bisa ketemu sama mamaknya Lintang. Mau ngapain ya kira-kira?
Langit mulai menggelap, Baga masih ada di kamarnya. Sejak kejadian tadi siang, akun Bintang212 sama sekali nggak menunjukkan tanda-tanda online lagi. Belum membalas pesan Baga, dan belum ngasih kabar apapun juga. Sepi. Padahal Baga serajin itu ngirimin pacarnya rentetan chat tanpa jeda.
"Dia kenapa sih, nggak pernah pernahnya dia kayak gini.."
Pacarannya online tapi galaunya nyata. Nggak ketemu setaon nggak masalah tapi nggak dibales chatnya setengah hari aja nyaris bikin Baga jadi gila.
"Perasaan tadi pagi chat nya masih baik-baik aja, apa dia lagi sakit?? Huuuft, aku harus gimana supaya dapet kabar dari dia?? Ya masa aku retas akunnya terus cari tau dia ada di mana lewat akun nya itu...."
Baga menyadari ucapannya. Dia diam sambil berpikir.
"Iya, ya! Kok nggak kepikiran dari awal! Aku minta bantuan om Den aja buat nyari akun Star! Kenapa nggak dari tadi aja kepikiran kayak gini?!"
Baga tampak lebih bersemangat, tujuannya satu.. Ketemu om Den nya dan minta tolong agar om nya itu mau bantuin dia nemuin di mana Star nya berada. Dia nggak tau aja yang mau dimintain tolong itu tuh bapaknya si setar setar pacarnya yang lagi dia gandrungi!
aku malah mikirnya dia kasih Paramex tadi🤦🏻♀️ taunya feminax😐
bisa kali Tang ungkap akun² anonim disini yg kurang kerjaan mampir² di trending org 😌