NovelToon NovelToon
Second Chance, Merubah Takdir

Second Chance, Merubah Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kelahiran kembali menjadi kuat / Fantasi Wanita
Popularitas:8.4k
Nilai: 5
Nama Author: waya520

Apa yang akan Luna lakukan jika dia memiliki kesempatan untuk kembali ke tiga tahun sebelumnya?.

Luna: "Aku akan menjauh dan menghindari pria brengsek seperti Julian."

...

Di pemakaman yang sudah sunyi, seorang wanita menatap kosong tiga nisan milik keluarganya, Ayah, ibu dan kakaknya. Semua telah pergi, meninggalkannya sendiri.

Ini semua karena Julian. Obsesinya pada pria itu menghancurkan segalanya. Ia menyakiti Kirana, tunangan Julian, hingga pria itu membalas dengan menghancurkan hidupnya.

"Ini balasan karena menyakiti Kirana," ucap Julian sebelum pergi.

Luna terisak. Julian benar. Dialah yang salah. Dia mencoba membunuh Kirana demi mendapatkan Julian, tapi sekarang, dia kehilangan segalanya, dan itu semua karena dirinya yang membuat Julian murka hingga pria itu membunuh keluarganya.

Bodoh. Aku bodoh, ratapnya dalam hati.

....

Hai jangan lupa beri like dan dukungan kalian untuk cerita ini ya. 😁

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon waya520, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pantai

Flashback

Arthur dengan lahap makan bekal yang diberikan oleh Julian, bekal itu sebenarnya milik Luna, temannya yang bodoh itu selalu menyianyiakan makanan yang dibuat oleh wanita itu.

Karena sayang jika dibuang, jadi dia berinisiatif untuk memakannya. Lagipula Julian tidak mau memakannya.

"Padahal enak." gumamnya sambil mengunyah. Julian yang sedang bermain game disampingnya tidak memperdulikan ucapannya. Arthur mendengus kesal saat melihat respon acuh pria itu.

"Kenapa kau tidak mau menerima cinta Luna?" tanyanya disela dia makan. Dia menatap Julian penasaran, dia hanya ingin tahu alasan kenapa pria itu selalu mengabaikan atensi Luna. Wanita itu cantik, baik, kaya juga, apa yang membuat Julian enggan membuka hatinya untuk Luna?.

"Aku tidak menyukainya." jawab Julian santai. Arthur sendiri hanya bisa menghela nafas berat saat lagi-lagi jawaban itu yang diungkapkan oleh temannya itu.

"Kalau aku jadi kau, ku terima saja cinta Luna, toh dia cantik baik dan kaya." ucapnya asal lalu kembali makan bekal buatan wanita itu. Masakan Luna enak, sayang sekali Julian menyianyiakan makanan seenak ini.

"Aku tidak perduli, intinya aku membencinya." pria itu menjawab dengan tegas. Rahangnya mengeras dan setelah itu Arthur tidak berani berkata apa-apa lagi.

Suasana tiba-tiba hening.

Hingga akhirnya makanan di bekal itu habis tidak tersisa karena semuanya sudah masuk di dalam perut Arthur.

"Aku berharap kau tidak akan menyesal karena sudah mengabaikan cinta Luna. Kau tahu, benci dengan cinta itu sangat tipis Julian, jangan sampai kau menjilat ludahmu sendiri dan berbalik mengejar Luna." ujar Arthur yang langsung berdiri dan pergi meninggalkan Julian yang termenung di bangkunya.

Dia tidak mungkin menyukai Luna, wanita itu gila dan aneh.

Who knows

flashback end .

....

Justin mengembangkan senyumnya saat melihat sosok wanita yang tengah berlarian di pasir pantai.

Luna berlari kesana-kemari dengan perasaan yang entah tidak bisa diungkapkan. Awalnya dia merasa sedih karena Julian membuka luka lamanya, tapi saat Justin membawanya ke pantai yang merupakan tempat kesukaannya, kesedihan itu tiba-tiba hilang.

"JUSTIN AYO MAIN AIR." teriak Luna yang sudah berada di bibir pantai, dirinya melihat Justin yang malah duduk di kursi yang terletak dibawah payung, tidak jauh dari tempatnya berdiri.

"AKU INGIN ISTIRAHAT DULU, KAU MAINLAH SENDIRI, TAPI JANGAN JAUH-JAUH." teriak balik Justin. Dirinya ingin istirahat karena tiga jam lebih dia menyetir demi membahagiakan wanita itu.

Luna yang mendengar ucapan pria itu langsung menurut.

Justin terkekeh kecil saat melihat wanita itu berlari menjauhi ombak yang mendekat ke tepian. Wajah panik wanita itu terlihat lucu dimatanya. bahkan dia tidak bisa membedakan mana balita dan mana Luna, keduanya sama-sama lucu.

Rasa lelahnya mendadak hilang saat melihat senyuman lebar dari wajah Luna. Sayang sekali wanita secantik dan se riang itu disakiti oleh pria brengsek seperti Julian.

Sebenarnya dia tidak terlalu memperdulikan gosip disekitarnya. Tapi berita tentang Luna yang mengejar-ngejar Julian itu memang terkenal di kampus mereka. Bahkan dirinya yang bukan dari fakultas bisnis pun mengetahui hal itu.

Dan juga, dia sudah mengenal Luna sejak lama, tapi sepertinya wanita itu melupakannya. Baguslah.

....

Wijaya menggebrak meja makan didepannya dengan keras. Terlihat Yuri yang sedang menenangkan suaminya.

"Sudahlah yah jangan marah-marah." wanita itu berusaha menurunkan kadar emosi suaminya.

sedangkan Julian hanya diam dan menunduk didepan kedua orangtuanya.

"Kau sendiri yang menyanggupi permintaan Romi untuk menjaga anaknya, lalu apa ini, kau meninggalkan Kirana di kampus sendirian, dan anak itu hampir di perkosa oleh orang Julian. Mau ditaruh mana wajah ayahmu ini." Wijaya jelas kecewa juga terkejut saat sekertarisnya meminta izin ingin merawat Kirana, karena anak itu baru saja mendapatkan musibah hampir di perkosa oleh orang saat ditinggal pergi oleh Julian.

Yuri mengelus punggung suaminya dengan lembut. "Sudah yah, kasihan Julian."

Pria paruh baya itu memandang lekat wajah istrinya. "Kau masih membelanya?, terus saja bela anak manjamu ini Yuri, aku muak sekali dengannya, pantas saja Luna tidak lagi menyukainya." Wijaya langsung berdiri dan pergi meninggalkan Julian yang terlihat merenungi perbuatanya.

Benar kata ayahnya. Mungkin Luna muak dengan tingkahnya selama ini.

Yuri ingin mengejar suaminya, tapi melihat anaknya yang tengah bersedih membuat hatinya sakit.

"Julian." panggilnya dengan lembut. Pria itu mengangkat wajahnya dan tatapannya langsung terkunci pada ibunya.

"Ucapan ayahmu tadi jangan di masukan ke dalam hati, ayahmu hanya sedang emosi." Yuri beringsut mendekati anaknya lalu mengelus rambut anak itu dengan lembut.

Julian mengangguk kecil lalu memejamkan matanya sejenak, menikmati elusan tangan ibunya yang mampu mengurangi rasa khawatirnya.

Jujur saja, hingga saat ini dia masih memikirkan kejadian di ruang kesehatan tadi. Wajah terluka Luna masih terngiang di benaknya.

Sepertinya Luna memang terluka dengan sikapnya selama ini.

Kau bodoh Julian, sekarang sudah terlambat, dan tinggal penyesalan yang mulai menggerogoti hatinya.

Apa benar Luna tidak menyukainya?.

...

Hari sudah semakin malam, dan tentunya angin yang berhembus terasa semakin dingin. Luna mengeratkan pelukannya pada Justin yang sedang menyetir motornya, membelah jalanan yang masih saja ramai oleh kendaraan roda empat. Mereka baru saja pulang dari pantai yang jaraknya cukup jauh dengan rumah mereka.

"Justin." panggil Luna sedikit keras karena suara kendaraan yang membuat pendengaran mereka sedikit kurang.

"Iya." balas pria itu.

"Terimakasih." kata Luna. Justin tersenyum lebar lalu mengangguk kecil.

Luna semakin senang dan mulai menyandarkan kepalanya dipunggung lebar pria itu.

Nyaman sekali. Rasanya dia ingin tidur, tapi perjalanan mereka masih satu jam lagi.

....

"Kemana si Luna?" tanya David yang berjalan mondar mandir di teras rumahnya. Anak itu tadi sudah mengabari jika pulang terlambat karena sedang mengurus sesuatu dengan temannya, tapi sekarang sudah jam tujuh malam, sebagai orangtua yang anak gadisnya belum pulang, dirinya sangat was-was saat ini.

Ah iya, penerbangan mereka dibatalkan karena David masih belum percaya meninggalkan kedua anak mereka sendirian disini.

Jadi David memutuskan untuk menunda kepergiannya ke Jogja.

Deon yang melihat tingkah ayahnya langsung nyeletuk. "Tidak usah di tunggu yah, paling Luna pulangnya nanti jam delapan malam." ucapnya santai lalu pergi menuju dapur, dia belum makan malam dan sekarang dia lapar.

David menghela nafas panjang kemudian masuk menyusul anak pertamanya itu dan ikut duduk dikursi dapur.

"Kau tahu dimana adikmu?" tanyanya penasaran. Deon menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak tahu, tapi aku sering melihat anak-anak seni memang memiliki tugas yang cukup banyak hingga beberapa dari mereka pulang terlambat atau bahkan tidak pulang sama sekali." ucapnya yang memang tahu bagaimana sibuknya mahasiswa seni, apalagi jika mereka memiliki jadwal pentas seni. Jangan harap bisa pulang cepat.

David terdiam, dia tidak tahu tentang hal itu.

Hingga terdengar suara motor dari luar. David segera berlari keluar.

1
Paradina
mantap. kakak, double up
Paradina
terimakasih sudah UP kakak
semangat terus 😍😍😍😍
Sribundanya Gifran
lanjut
Paradina
gantung kak, lanjutin cerita nya
dan terimakasih sudah UP kakak 😍
makin seru 😍
Wawasan Ilmu NgertiYuk
lanjutt kakkkkkjk
Musdalifa Ifa
saya harap Luna tetap pada pendiriannya untuk menjauh dari Julian dan saya harap Luna bersama Justin aja Thor
aku
semakin lelet pula luna gk tegas sm kluarganya. minggat sana yg jauh klo kluargamu ngeyel. buktikan kamu dg sukses!!
Paradina
Semakin seru kak, semangat terus 😍
Sribundanya Gifran
lanjut
Paradina
semangat untuk UP kakak
Paradina
semangat utk UP kakak
Paradina
semangat utk update kakak 😍
Azlina85
Aku pilih Justin..
Sribundanya Gifran
lanjut😍😍😍😍😍
Sribundanya Gifran
lanjut
Wawasan Ilmu NgertiYuk
Bagussssss suka tentang alurnya
Gedang Raja
bagus lun tolak aja biar tau rasa, dan lebih baik belajar dulu ya sampai selesai kuliah nya jangan pacaran dulu 🤭 semangat untuk author nya semangat untuk terus berkarya lanjut ke bab selanjutnya ya 👍👍👍💪💪
Sribundanya Gifran
hohoho sudah terlambat
lanjut up lagi thor
Sribundanya Gifran
lanjut up yang banyak thor💪💪💪💪
Wawasan Ilmu NgertiYuk
semangat kk di tnggu lanjutannya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!