Anak Tiri Terbuang Menjadi Istri Tangguh Duda Killer

“HAN!” panggil Joeson.

“Ya, Tuan Muda?” Hansel muncul bertanya dengan cepat.

“Bawa anak-anak dan dia ke mobil,” jawab Joeson melepaskan Azura dan mendorongnya ke Hansel. Hansel segera menahan bahu Azura sebelum jatuh ke lantai.

“Hai, jangan bawa dia!” larang Calsa menunjuk Hansel.

“Ihhh… nenek selem jangan malah-malah, ental cepat tua lho…” sahut Azelia tersenyum, mengejek dan Azelio ikut menganggukkan kepala.

“Kalian berdua!” Ujar Calsa tambah marah, tak terima disebut nenek-nenek.

“Ahaha… kabul… nenek na selem,” seru Azelia lalu menarik tangan Azura bersama Azelio. “Mama Jula… ayo ikut Jila sama Kakak Jilo.”

Melihat Azura keluar bersama si kembar dan Hansel, amarah Calsa naik ke ubun-ubun. Terutama mendengar panggilan si kembar ke adik tirinya.

“Mama Zura? Apa maksud anak-anakmu itu?” tanya Calsa ke Joeson yang masih berdiri di depannya.

“Tanpa menjelaskan panjang lebar, seharusnya kamu sudah mengerti tujuan saya datang kemari,” jawab duda tampan itu, tatapannya tajam dan tak lepas dari Calsa yang kini mengepal tangan.

“Oh… aku paham sekarang. Kamu sudah tahu kalau Aina punya saudara kembar dan kamu datang kemari untuk menjemput Kakak Iparmu itu, kan?” tebak Calsa.

“Lebih tepatnya, Ibu pengganti untuk anak-anakku,” ucap Joeson meralat perkataan Calsa.

“Apa? Ibu pengganti? Haha… kamu berniat menikahi Azura? Lelucon macam apa ini?” Tawa Calsa lalu terdiam ketakutan melihat tatapan dingin Joeson.

“Memang kenapa aku menikahinya? Kamu tidak terima? Kamu cemburu?” tanya Joeson, ia tahu betul Calsa tidak menikah sampai sekarang karena dia menunggu untuk dipersunting olehnya setelah kepergian Aina. Tapi Joeson tak pernah memikirkan hal itu.

Calsa mendecak lidah. “Iya, aku tidak terima! Wanita itu tidak pantas menggantikan Aina. Dia pantasnya menjadi istri teman Ayahku,” timpal Calsa. “Aku tidak setuju. Ayah dan Ibu juga tak akan pernah merestui pernikahanmu dengannya!” lanjutnya dengan nafas terengah-engah.

“Tanpa restu keluarga istriku, pernikahan ini akan tetap dilanjutkan,” ucap Joeson masih dalam pendiriannya lalu berbalik pergi tanpa mengatakan apa-apa lagi.

“Joeson!” teriak Calsa ingin mengejar tapi ketika Joeson meliriknya, Calsa tak bisa menggerakkan kakinya karena aura membunuh dari mata biru Joeson.

“Sial… sial… kalau Azura menikah dengannya, bagaimana dengan nasibku? Tidak mungkin kan aku jadi istri kelima teman Papa? Argh… apa yang harus aku lakukan?” desis Calsa mondar mandir sambil menggigit kuku, gelisah dan takut.

Glug!

Di mobil Hansel, kini Azura duduk bersebelahan dengan Joeson. Aura duda itu terasa sangat mengintimidasi. Si kembar sendiri, sudah terlelap di kursi depan di sebelah Hansel yang fokus mengemudi.

‘Ya Tuhan, keluar dari kandang singa, sekarang aku masuk kandang buaya. Aku harus gimana?’ pikir Azura berusaha tenang, tapi suasana yang canggung di antara mereka membuat Azura tersiksa dan lemas.

‘Cih, wanita ini kenapa hanya diam saja? Apa dia tidak mau berterima kasih setelah aku selamatkan dia? Istriku memang terbaik dari wanita manapun. Berbeda dengan wanita jelek satu ini,’ batin Joeson sekilas melirik plaster di pipi Azura yang terus menundukkan wajah.

‘Walau wajah mereka mirip, tapi Aina-ku lebih cantik dan sempurna.’

.

.

Mobil Hansel pun berhenti di sebuah gedung membuat Azura mengernyit kening merasa heran.

“Maaf, kenapa kita berhenti di sini?” tanya Azura pada Joeson, tapi Joeson hanya diam dan turun dari mobil.

“Jangan-jangan aku mau dibuang?” gumam Azura panik.

“Nona, tenang saja,” kata Hansel masih duduk di kursi. “Tuan datang kemari ingin mengurus buku nikah kalian,” lanjutnya melihat si kembar masih tidur pulas.

“Hari ini kita menikah?” tanya Azura tak percaya dan Hansel mengangguk ya.

Azura menelan ludah lalu melirik gedung di sana.

“Hai, bodoh! Cepat kemari, jangan membuatku marah!” teriak Joeson tak lupa dengan panggilan pedasnya.

“Ihh… siapa yang bodoh? Aku tidak bodoh!” teriak Azura, segera berlari lalu berdiri di samping Joeson.

“Kamu memang bodoh karena sudah pulang ke rumah Ayah tirimu itu,” kata Joeson menunjuk dahi calon istri keduanya itu.

“Aku tidak pulang, tapi diculik Calsa!” sentak Azura, tapi ia langsung menunduk karena tatapan dingin Joeson yang menusuk.

“Ck, kita belum menikah tapi kamu sudah sangat kurang ajar. Berbeda sekali dengan Aina yang lemah lembut dan tak cerewet sepertimu. Jika saja bukan hak asuh, aku sebenarnya tak sudi menikahimu,” tutur duda tampan itu sambil berjalan santai menuju ke pintu.

“Nyenyenyenye… dasar duda jutek! Siapa juga yang mau nikah sama kamu?” celetuk Azura lalu segera menutup mulut ketika Joeson berhenti dan meliriknya sinis.

“Kamu bilang apa barusan?”

Azura menggeleng-geleng cepat lalu tersenyum, namun senyumnya sirna setelah Joeson melontarkan hinaannya.

“Jelek sekali, bikin mata sakit.”

Azura cemberut sambil mengelus dada. ‘Sabar Azura, demi 500 juta, anak-anak dan Kak Sahira, kamu harus tahan. Kamu pasti bisa manfaatkan duda galak ini!’

‘Tapi… gimana caranya?’

‘Ahh iya, aku tinggal buat dia jatuh cinta padaku!’

‘Tapi… gimana caranya?’

Azura mendesah lirih, bingung dan pusing.

____________

Ayo Azura… taklukkan duda galak adikmu itu… hihi…

Like, komen, subscribe vote 🌹 biar Mom Ilaa semangat crazy update…