Safira, anak kecil yang harus menerima kenyataan kalau orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan, dia yang baru berusia dua tahun di titipkan mendiang ayahnya pada sahabatnya Hendra.
Masa kecilnya di penuhi dengan kebahagiaan, sampai usia remajanya dia menemukan banyak hal dalam hidupnya. Cinta, pengorbanan dan juga kesedihan.
Mampukah dia bahagia dengan banyak pilihan sulit dalam hidupnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Vandra dan Isabella
Sekarang Vandra dan teman temannya sedang berada di gazebo di samping kolam ikan yang cukup besar, di tengah gazebo juga tersedia meja bulat pendek.
"Tinggal nunggu Rayyan nih" ucap Raka yang sudah duduk di pinggir gazebo sambil memberi makan ikan.
"Iya tadi Rayyan bilang kesininya di antar om Adrian" jawab Vandra
Tak lama Isabella dan Dani datang menghampiri mereka dan Vandra bisa melihat mata Isabella yang sembab.
"Belum mulai nih guys?" tanya Dani
"Nunggu Rayyan" jawab Lila yang sedang bermain boneka dengan Safira dan Aisyah
"Lo jadi punya bocil tiga nih Van" ucap Dani yang melihat tiga orang yang bermain boneka
"Hooh, udah lengkap keluarga Abang Vandra" celetuk Raka dan membuat Dani tertawa puas
"Maaf ya nunggu lama" teriak Rayyan sambil berlari ke arah mereka
"Lama banget lu, kita udah mau jamuran nih" ucap Raka yang sedang rebahan di gazebo yang cukup luas itu
"Maaf tadi mampir dulu beli perlengkapan buat tugas kita" jawab Rayyan lalu dia mengeluarkan perlengkapan tugasnya
"Ya udah mari kita mulai teman teman" ucap Dani dengan semangat
"Fira sini sama Abang duduknya" ajak Vandra dan dituruti Safira yang langsung duduk di samping Vandra
"Fira ganggu nggak bang?" tanya Safira melirik ke arah Vandra
"Nggak, Fira nggak ganggu justru Abang senang Fira temenin Abang disini" jawab Vandra dengan nada lembut dan itu tak luput dari perhatian para wanita yang ada di sana yang menatap tak percaya.
"Jangan kaget, kalian kalau mau lihat Vandra yang asli ya saat sama Safira doang" ucap Raka kepada para gadis yang ada di sana
"Vandra so sweet banget" ucap Lila kagum pada Vandra
"Aku juga sama" potong Rayyan yang cemburu dan di tertawakan semuanya
"Iya Rayyan juga sama ko" jawab Lila tersenyum dan membuat Rayyan senang
"Ahh pusing gue lihat mereka berdua" ungkap Dani pura pura pusing
Merekapun mulai mengerjakan tugas mereka dengan cara membagi tugas agar lebih cepat dan tepat pukul lima sore tugas akhirnya selesai.
"Alhamdulillah tinggal kita susun dan di kumpulkan hari jum'at nanti" ucap Dani
"Udah mau Maghrib, kita masuk ke dalam yuk!" ajak Vandra lalu mengajak teman temannya masuk
"Kalian sudah izin kepada orang tua kalian kan?" tanya Vandra pada Isabella dan Lila
"Sudah tadi dimintai izin sama Raka ke mami dan mamanya Bella" jawab Lila sementara Isabella hanya diam saja
"Kita solat disini aja sebelum pulang" ajak Sagara dan mereka setuju
"Safira senang ada kakak kakak disini jadi Safira bisa main bareng" ucap Safira tersenyum
"Kakak semua juga senang ko" jawab Aisyah dan diangguki Lila dan Isabella
Mereka saat ini sedang berada di ruang tamu menunggu waktu Maghrib tiba sekaligus mereka akan makan malam disana atas permintaan Hendra dan Vania.
"Aisyah lebih mirip anak SD kalau bareng sama Safira" ucap Raka yang melihat ketiga gadis yang sedang bercanda dengan Safira
"Mereka cuma beda dua tahun" jawab Vandra yang juga melirik ke arah Safira
"APA!" pekik Dani dan Raka bersamaan bahkan Sagara terlihat shock
"CK.. iya Aisyah umurnya baru 14 tahun karena katanya waktu SD kelas tiga dia lompat kelas" jawab Vandra menjelaskan
"Pantesan si Aisyah lebih mirip bocah di sekolah ternyata dia emang masih bocah" ucap Dani terkekeh
"Berarti Aisyah jenius bisa nyaingin anak SMA" ucap Raka dan di angguki semuanya
"Isabella juga sekarang gak deketin elu terus Van" ucap Sagara dan membuat Vandra melirik ke arahnya
"Lo tenang aja dia lagi belajar melepaskan perasaannya" jawab Dani menepuk pundak Vandra
"Hmm" ucap Vandra
Setelah itu adzan Maghrib berkumandang dan semua orang melaksanakan shalat berjamaah dan diakhiri dengan makan malam bersama setelah shalat selesai.
Dani dan Raka sudah bersiap pulang sementara Sagara sedang menemani Safira mengerjakan PRnya karena Vandra akan mengantar Aisyah pulang, saat mereka sedang bersiap, Vandra menghampiri Isabella yang sedang duduk sendirian di kursi taman depan menunggu Raka.
Vandra duduk di samping Isabella, tak ada pembicaraan diantara mereka karena Vandra bingung akan memulai dari mana.
"Terima kasih ya kuenya" ucap Isabella mencoba mencairkan suasana
"Hmm" jawab Vandra "itu Safira yang membuatnya" ucap Vandra lagi
"Awalnya ku pikir Safira itu pacar kamu" ungkap Isabella sambil tersenyum malu
"Benarkah?" tanya Vandra dan diangguki Isabella
"Maaf" hanya kata itu yang mampu Vandra ucapkan dan kata itu mampu membuat mata Isabella berkaca kaca.
"Hmmm" jawab Isabella yang sedang menahan air matanya agar tidak turun
"Maaf karena menyakiti hatimu, maaf karena aku tak bisa membuka hatiku dan maaf karena tak bersikap baik padamu" ucap Vandra tulus dan membuat Isabella tak mampu lagi menahan air matanya, dia hanya menangis dan menangis, dia sadar dia tak bisa memaksakan perasaan seseorang dan dirinya telah salah karena hampir saja membuat Vandra membencinya dengan niat jahat yang hampir dia lakukan.
"Aku yang harusnya meminta maaf, karena aku selalu membuatmu tak nyaman dengan sikapku" ucap Isabella yang masih menangis
"Tidak, kamu tak salah apapun, karena perasaan kita tak bisa kita kendalikan" jawab Vandra dengan pandangan kedepan
"Boleh aku memelukmu Van?" tanya Isabella dan di angguki Vandra. Isabella lalu memeluk Vandra untuk pertama dan terakhir kalinya. Dia menangis di dada Vandra dan meluapkan rasa patah hatinya. Kedepannya dia akan berjanji untuk bisa menerima kenyataan.
"Menangislah" ucap Vandra mengusap punggung Isabella dalam pelukannya, mungkin hanya ini yang bisa dia berikan untuk Isabella
"Berjanjilah untuk tidak ketus lagi padaku" pinta Isabella dan diangguki Vandra "Maaf" kata itu terucap lagi dari mulut Vandra. Dia tahu Isabella adalah gadis yang baik tapi perasaannya tidak tertuju padanya
"Ini adalah hari bersejarah karena hari ini seorang Vandra sudah menerimaku menjadi temannya" ucap Isabella dengan penuh senyuman di wajah sembabnya
"Dari awal kamu memang temanku kan!" jawab Vandra membalas senyum Isabella
Mereka akhirnya mengakhiri percakapan mereka setelah Dani dan Raka juga Lila keluar menyusul mereka. Dani melihat wajah Isabella yang sembab.
"Kamu pulang bareng aku aja ya!" pinta Dani pada Isabella "Rumah kamu kan beda arah sama Lila kata Raka" ucap Dani lagi dan di angguki Isabella
"Lila nggak apa apa pulang sendiri sama Raka?" tanya Isabella
"Nggak apa apa ko" jawab Lila tersenyum
Merekapun pulang dengan Lila di antar Raka dan Isabella di antar Dani sementara Sagara akan pulang dengan Rayyan setelah Vandra pulang dari mengantarkan Aisyah.
Diruang tamu keluarga Adiwinata Safira masih mengerjakan PR lagi karena baru mengerjakan satu PR di hari sabtu, karena tadi pagi sampai siang sibuk membuat kue dan menemani kakaknya kerja kelompok.
"Ini kak Gara tolong di cek PRnya Fira takutnya ada yang salah" pinta Safira menyodorkan buku PRnya pada Sagara
"Ini benar semua, Fira pintar banget sih" ucap Sagara setelah mengecek PR Safira lalu mengusap kepala Safira
"Fira suka nggak hadiah dari kakak?" tanya Sagara dan mendapat lirikan dari Rayyan karena dia tidak tahu Sagara memberi hadian pada Safira
"Suka kak, Fira suka banget" ucap Safira tersenyum manis dan memeluk boneka kelinci dari sagara membuat Sagara gemas
"Fira juga di kasih sama om Samuel boneka kelinci warna pink" ucap Safira lagi "Nanti yang ini Safira simpan buat teman boneka dari om Samuel" ucap Safira polos
"Nggak boleh" ucap Sagara "Boneka ini kan pakai baju pengantin dan ada pasangannya boneka kelinci yang pake jas" ungkap Sagara
"Terus kenapa ini cuma satu bonekanya, kan kasihan yang dari om Samuel sendirian" ucap Safira dengan bibir mengerucut yang terlihat lucu di mata Rayyan yang sedang menyimak obrolan kedua orang di hadapannya itu.
"Boneka satunya ada di kamar kak Sagara dan nanti kalau Fira sudah besar bonekanya bisa ketemu" jawab Sagara mencoba menjelaskan maksudnya
"Wah ... Jadi boneka satunya ada di tempat kakak?" tanya Safira dengan tatapan bertanya dan di angguki Sagara
"Hiks... Hiks... Kasihan bonekanya sendirian kenapa nggak di bawa aja kesini" ucap Safira polos dengan air mata yang mulai turun.
Rayyan yang melihat Sagara panik merasa senang karena kapan lagi bisa lihat kulkas yang sebelas dua belas sama Vandra kebingungan menenangkan Safira.
"Iya nanti kalau Safira sudah besar boneka satunya kakak bawa, kan kalau sekarang nanti kasihan Safiranya di cuekin mereka berdua" ucap Sagara lalu menunjuk boneka kelinci yang berbaju pengantin itu
"Ehh.. iya juga ya nanti kalau ada pacarnya, Safira malah di cuekin sama kaya Fahri" celetuk Safira yang mulai berhenti menangis
"Siapa Fahri?" tanya Sagara tak suka
"Fahri temannya Fira dia suka usilin Fira, terus katanya dia suka di cuekin kakaknya karena kakaknya punya pacar" jawab Safira dengan tangan tak bisa diam menjelaskan
"Gantengan mana sama kakak?" tanya Sagara yang cemburu pada bocah (hadeuhhh)
"Gantengan kakak lah" jawab Safira polos dan membuat Sagara bahagia "Tapi Fahri juga cakep" dan seketika senyuman Sagara sirna membuat Rayyan yang ada di hadapannya tertawa terbahak bahak.
"Hahahaha... Puas banget aku hari ini banyak hiburan gratis" ucap Rayyan masih tertawa
"Wah sepertinya Rayyan bahagia sekali" ucap Hendra yang datang bergabung
"Iya om, Rayyan baru aja lihat kulkas sepuluh pintu merajuk" jawab Rayyan
"Memangnya Sagara kenapa?" tanya Hendra yang tahu siapa kulkas yang dimaksud Rayyan
"Itu om dia cem..." belum juga Rayyan menyelesaikan ucapannya, mulutnya sudah di bekap oleh Sagara
"Nggak om biasa Rayyan suka usilin Sagara" jawab Sagara sambil mencubit pinggang Rayyan
"Ohh.. kirain ada apa" ucap Hendra "Fira sudah selesai PRnya?" tanya Hendra dan diangguki Safira
"Lihat pa boneka Safira bagus kan? ini dari kak Gara" ucap Safira memperlihatkan bonekanya
"Iya bonekanya cantik sekali pakai gaun pengantin lagi" jawab Hendra tersenyum
"Kata kak gara bonekanya ada dua dan satunya lagi ada di kamar kak Gara, nanti kalau Fira sudah besar bonekanya boleh ketemu" ungkap Safira polos dan membuat Sagara ketakutan lalu tersenyum kaku saat Hendra menatapnya tajam.
"Kayanya kita mau pamit pulang Om" ucap Sagara yang masih tak bisa menatap Hendra.
"Iya Om nanti mama nyariin Rayyan" jawab Rayyan yang juga tak nyaman dengan suasana yang mulai canggung.
"Hmmm" ucap Hendra datar. Sagara dan Rayyan pulang setelah salim kepada Hendra dan Vania yang juga menyusul ke ruang tamu.
"Ada apa sih pa?" tanya Vania yang melihat wajah datar suaminya
"Safira harus kita awasi dengan ketat ma kalau perlu kita tambah bodyguard yang menjaganya" jawab Hendra masih kesa
"Emang ada apa sih pa? apa ada yang jahatin Safira" tanya Vania khawatir
"Itu ma, masa anaknya Mahesa mau nandain Safira" ucap Hendra cemberut
"Astagfirullah papa.. kirain mama ada apa" kaget Vania dengan tingkah suaminya yang posesif sama dengan Vandra.
"Ya nggak bisa gitu dong ma, masa kita besanan sama Mahesa yang kaya kulkas sama kaya anaknya" jawab Hendra dengan kata kata julid
"Hus.. kalau ngomong ini suka gak di saring, nanti mama aduin Sintia baru tahu rasa" ancam Vania pada suaminya,
"Jangan dong ma, Sintia kan sama aja sama suaminya nanti kalau kita besanan sama dia kasihan Safira" ucap Hendra menakut nakuti Vania dan membuat Vania jengah
"Justru Safira akan membuat mereka jadi seperti Vandra pa" ungkap Vania "Kamu lihat aja anak kamu itu yang dingin kaya es kutub tapi cair cuma karena disenyumin Safira" ucap Vania mengingatkan Hendra
"Lagian Safira itu masih kecil dan Sagara juga masih sekolah pa, mereka masih jauh untuk ke jenjang itu" ungkap Vania lagi
"Ih mama kan papa cuma khawatir" ketus Hendra sambil memeluk Vania dan Safira yang tertidur di pangkuan Vania
"Khawatir, alasan aja bilang aja nggak rela anak gadisnya di taksir orang" ucap Vania tak kalah ketus.
saingan. berat sagata
vandra atau siap ya js Ppenasaran
mdh2an bab selanjutnya Safira happy ya KA
kasihan masih kecil Uda ditinggal SM kedua orang tua nya
untung aja d titipin SM Hendra anaknya buat jadi adiknya Vandra
lanjut ka