Cinta masa kecil yang tiba tiba menjadi calon pengantin karena harus menjadi pengantin pengganti menguak beberapa fakta yang tersembunyi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisaJm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15
“Mama disini?”
Ucap Jenna melihat keberadaan mamanya, Airin dan Clara juga terkejut sekaligus takut lantaran mama Jenna terlihat marah saat ini, Jenna menoleh ke Airin dan Clara takut saja jika tiba tiba mamanya bersikap kasar padanya di hadapan kedua temannya.
Livy menatap tajam Jenna namun melihat kedua temannya di sana membuat Livy mengurungkan niatnya untuk menghukum Jenna.
“ Di mana Zavey? Mama ingin berbicara dengannya.”
Ucap Livy, Jenna kemudian mengatakan jika Zavey sudah berangkat ke kantor, namun bukan nya pergi, Livy justru memilih untuk tetap di sana, hal itu tentu akan membuat suasana menjadi canggung hingga membuat Airin dan Clara memilih untuk pulang.
“Kau yakin baik baik saja?”
Bisik Airin ketika hendak berpamitan dengan Jenna, Jenna menganggukkan kepalanya lalu melambaikan tangannya pada kedua temannya yang masuk ke dalam mobil, Jenna menarik nafas sebelum masuk ke rumah.
“Duduk!”
Ucap Livy ketika Jenna baru saja masuk ke dalam, Jenna menurut lalu duduk di hadapan mamanya, Livy menatap Jenna dengan tajam.
“Jadi kau menyukai Zavey?”
Tanya Livy, Jenna diam tak berani menjawab dan hal itu tentu membuat Livy semakin kesal, Livy mendekati Jenna lalu menarik rambut Jenna dengan kasar.
“Kemasi barangmu, kita pulang!”
Ucap Livy lalu melepaskan rambut Jenna, Jenna yang mendengar itu tentu saja panik, Pulang? Kehidupannya akan kembali seperti dulu? Jenna tentu saja merasa keberatan namun ia tidak berani untuk membantah.
“Sekarang!”
Pekik Livy membuat Jenna segera bergegas berlari ke kamarnya, sedangkan di dapur Surti dan Inah yang mendengar hal itu segera menghubungi Zavey yang berada di kantor.
“Sial!!”
Sentak Zavey begitu mendengar penjelasan asisten rumahnya, tak ingin membuang waktu, Zavey segera bergegas pulang untuk menghentikan Jenna pergi dari rumahnya, beruntung saat tiba dirumah nya Jenna masih sedang memasukkan koper ke dalam mobil.
Zavey keluar dari mobilnya lalu menghampiri Jenna, mengeluarkan koper yang baru saja Jenna masukkan ke dalam mobil lalu membawanya ke dalam rumah membuat Livy yang sedang duduk di sofa terkejut dengan keberadaan Zavey.
“Zavey? Kamu sudah pulang?”
Ucap Livy, Zavey tak menjawab, ia hanya melempar koper milik Jenna hingga mengenai kaki Livy, Zavey tentu terlihat sangat marah saat ini membuat Livy panik.
“Kita sudah sepakat, apa anda lupa dengan kesepakatan yang kita buat?”
Tanya Zavey, tak hanya Livy bahkan Jenna juga tak menyangka jika Zavey akan semarah ini, Livy mencoba untuk menjelaskan agar Zavey tidak marah padanya namun hal itu sia sia karena Zavey benar benar tidak ingin mendengar penjelasan apapun.
“Mama hanya berpikir jika Lysandra akan segera kembali karena kita sudah menemukan titik terangnya, jadi mama pikir lebih baik membawa Jenna pulang, karena…”
“Jenna tidak akan kemana mana.”
Potong Zavey, Jenna menoleh menatap Zavey, jantung nya berdetak kencang mendengar ucapan Zavey, tapi apa benar mereka sudah hampir menemukan Lysandra? Itu artinya cepat atau lambat ia juga akan tetap pergi dari sana?
“A-aku..”
“Tidak ada yang memintamu berbicara, kembali ke kamarmu.”
Ucap Zavey, mendengar itu Jenna sontak melirik mamanya, Livy membulatkan matanya namun Jenna akhirnya memilih untuk menuruti perkataan Zavey lalu segera kembali ke dalam kamarnya, namun ia tetap berusaha untuk mendengar percakapan Zavey dan mamanya.
“Nak Zavey, tidak ada salahnya Jenna pulang, Lysandra…”
“Saya membantu anda menemukan Lysandra tapi bukan berarti saya akan menerima putri anda!”
Deg!
Livy mematung mendengar ucapan Zavey, apa maksudnya ia tidak menerima Lysandra? Lysandra lah seharusnya yang tinggal di rumah ini bukan Jenna.
Sedangkan Jenna dikamar nya mencoba untuk mendengarkan namun sayang ia tak bisa mendengar apapun lantaran jarak yang cukup jauh, Jenna menghela nafas panjang lalu duduk di tepi ranjang.
“Sebenarnya apa yang dia pikirkan?”
Gumam Jenna yang tak mengerti dengan jalan pikiran Zavey, kenapa mempertahankannya padahal mungkin saja ia akak segera menemukan Lysandra, lalu apa gunanya ia tetap berada di sana?
Tak lama Zavey masuk ke kamarnya membawa koper milik Jenna, Melihat itu Jenna beranjak dari duduk nya menatap Zavey yang kini juga menatapnya.
“itu…aku rasa sebaiknya aku pulang saja.”
Ucap Jenna, namun Zavey hanya diam lalu menghampiri Jenna, melihat itu Jenna melangkah mundur namun Zavey justru menarik tubuhnya memeluknya dengan erat, Zavey tak berbicara ia hanya diam seraya menarik nafas panjang beberapa kali membuat Jenna kebingungan.
“Aku lelah, jangan mengatakan apapun yang membuatku marah.”
Hanya itu yang ia ucapkan sebelum akhirnya menarik tubuh Jenna ke atas ranjang, Zavey merebahkan dirinya diatas ranjang, sedangkan Jenna yang berada di sampingnya hanya terdiam kaku begitu pria itu memeluk tubuhnya seraya memejamkan mata.
“Apa apaan ini? Dia tidur begitu saja?”
Jenna membatin, Zavey tertidur pulas sedangkan Jenna bahkan tak bisa memejamkan mata lantaran Zavey tak kunjung melepaskan tangannya dari tubuh Jenna, Jenna kemudian mencoba untuk menatap Zavey yang begitu dengan dengannya.
“Dasar aneh, terkadang diam, terkadang marah, terkadang baik, kau ini apa sebenarnya?”
Jenna membatin menatap wajah tampak Zavey, hingga menjelang sore, Zavey akhirnya terbangun dari tidurnya, yang pertama ia lihat begitu membuka mata adalah Jenna, pria itu tersenyum menatap Jenna yang juga tertidur bersamanya.
“Tidak akan kubiarkan kau pergi kemanapun.”
Ucapnya seraya mengusap pipi Jenna, ia kemudian meninggalkan sebuah kecupan di bibir Jenna lalu beranjak dari tempat tidur meninggalkan Jenna yang masih tertidur pulas.
Sedangkan Jenna baru saja terbangun, wanita itu mengerutkan keningnya kala tak melihat Zavey di sampingnya, ia menatap sekeliling namun sepertinya Zavey sudah pergi dari sana, Jenna hanya diam menatap langit langit di kamarnya.
Jenna memilih untuk membersihkan dirinya mengingat hari sudah semakin sore, namun begitu keluar dari kamar mandi, wanita itu panik kala tak melihat kopernya di mana pun.
“Aku ingat Zavey sudah membawanya ke kamarku, tapi dimana sekarang?”
Gumam Jenna, hanya menggunakan handuk Jenna berjalan keluar memastikan jika kopernya tak ada dibawah, benar saja kopernya memang tidak ada dimana pun.
“Sedang mencari apa?”
Tanya Zavey yang tiba tiba berada di belakang Jenna membuat Jenna terkejut lalu menyilangkan tangan di kedua bahunya.
“Ko-koper ku.”
Ucap Jenna, Zavey mengangguk kecil.
“Di kamar.”
Ucap Zavey namun Jenna membantah lantaran memang tidak ada di kamarnya.
“Tidak ada, sudah ku cari tapi..”
“Di kamarku.”
Potong Zavey.
“Bukan dikamarmu, tapi… apa? Dikamarmu? Koperku di kamarmu?”
Tanya Jenna, Zavey menganggukkan kepalanya membuat Jenna semakin bingung kenapa kopernya ada dikamar Zavey?
“Kenapa?”
Jenna mengerutkan keningnya.
“Mulai sekarang kita akan sekamar.”
Ucap Zavey seraya berbalik menuju kamarnya.
“Apa?!!”