Wang Wu Xie hidup damai bersama keluarganya di perbatasan dunia fana dan dunia kultivasi. Namun jauh di dalam hatinya, tumbuh kerinduan akan dunia yang lebih luas dan keinginan untuk menapaki jalan keabadian.
Suatu malam, ia bermimpi tentang sosok misterius yang melawan tiga tetua sekte besar demi mempertahankan Pusaka Penentang Langit dan Kitab Reinkarnasi. Mimpi itu terasa terlalu nyata untuk sekadar bunga tidur.
Siapa sebenarnya sosok dalam mimpi itu? Apa hubungannya dengan darah Wang Wu Xie sendiri?
Pertanyaan-pertanyaan itu akan menyeretnya menuju takdir yang tidak pernah ia bayangkan.
Penuh ketegangan dan intrik, jadi ikuti misteri yang ada dalam cerita ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hamtaro Dasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15 - Pemurnian Tubuh
Malam itu hening. Hanya cahaya bulan yang nampak menembus celah jendela, menyinari tubuh Wang Wu Xie yang duduk bersila di atas tempat tidurnya. Manual tipis berjudul Pedang Jiwa Api terbuka di pangkuannya. Setiap baris tulisan seakan bergetar dalam kesadaran, menuntun napasnya menjadi teratur.
Wang Wu Xie menutup mata dan menarik udara perlahan, menahannya di dada, lalu mengalirkannya mengikuti jalur meridian sebagaimana tertulis di dalam manual praktik yang diberikan Bai Yue.
Panas halus mulai berputar di sekitar tubuh Wang Wu Xie, perlahan merambat dan masuk ke dalam kulit, mengalir di setiap sel darahnya seperti bara yang baru disulut. Tubuhnya pun bergetar ringan dan tetes keringat terbentuk di dahinya, menuruni pelipis.
Tepat ketika putaran itu berakhir, Wang Wu Xie pun membuka mata. Ada perubahan samar dalam dirinya dan membuat napasnya lebih dalam. Ia mengangkat telapak tangan, mengingat kembali bagaimana Bai Yue mengumpulkan energi alam di telapak tangannya.
Dengan penuh konsentrasi, Wang Wu Xie menirukannya. Titik-titik cahaya terbentuk di udara, berkumpul, lalu memadat di telapak tangannya. Warna merah dan jingga menyala, seperti api yang baru lahir.
Wang Wu Xie bisa merasakan hangat yang menjalari jari-jarinya, begitu nyata hingga ia merasa mampu menggenggam cahaya itu. Dia kembali berkonsentrasi dan cahaya tersebut pun mulai menyebar, sebelum akhirnya menghilang.
*
*
Pagi hari di hutan bambu, Wang Wu Xie memperlihatkan hasil latihannya. Cahaya merah-jingga berkumpul di telapak tangannya, berputar stabil seolah menari di udara.
Bai Yue tertegun, matanya membesar sebelum akhirnya buka suara. "Kau berbakat!"
Bai Yue bisa merasakan panas Qi menyentuh kulitnya. Dia berkata, "Biasanya, mengumpulkan Qi di telapak tangan seperti ini baru bisa dilakukan setelah tahap Pemurnian Tubuh. Tapi tidak disangka kau mampu melakukannya. Harus kuakui, kau jenius.”
"Mn," Wang Wu Xie mengangguk. Lalu menarik napas, "Aku bisa mengalirkannya ke dalam tubuhku, tapi tidak bisa menyimpannya di dalam meridian dan dantian seperti yang kau katakan. Jika kupaksakan... Itu akan menyebar dan pecah seperti ini,"
Cahaya di telapak tangan Wang Wu Xie bergetar, lalu pecah menjadi kilau yang menyebar di udara. Dia menatap Bai Yue dan tanpa nada berkata.
"Bagaimana cara melakukan Pemurnian Tubuh agar tubuh fanaku bisa menanggung Qi seperti yang kau katakan?"
"Baiklah, ini saatnya Shizun menjelaskannya padamu." Bai Yue tersenyum. Mendapatkan murid yang berbakat membuatnya semangat memberi penjelasan.
Ia melipat kedua tangannya di belakang punggung dan menatap jauh ke arah hutan bambu sebelum buka suara. Bai Yue pun berkata, “Pada tingkat Pemurnian Tubuh, ada enam tahapan yang harus kau lalui. Setiap tahapan akan memisahkanmu dari kelemahan fana dan mendekatkanmu pada dunia kultivator sejati.”
Bai Yue melanjutkan, suaranya tenang namun mengandung tekanan. “Tahap yang pertama adalah Pemurnian Darah. Tubuhmu akan mengeluarkan keringat hitam, dan kau akan merasa panas atau dingin yang ekstrem. Itu adalah tanda darahmu dimurnikan dari segala kotoran fana. Aku menjelaskan ini bukan untuk menakutimu, melainkan agar kau tidak terkejut nantinya.”
Wang Wu Xie mengangguk pelan. Pandangan matanya tetap lurus, tanpa banyak reaksi apa pun.
"Setelah berhasil di Tahap Pemurnian Darah, kau akan memasuki Tahap Pemurnian Tulang," Bai Yue melanjutkan. "Di tahap ini, rasa sakitnya seperti tulangmu dihancurkan lalu ditempa kembali. Tidak semua orang sanggup bertahan. Namun jika berhasil, tulangmu akan sekeras baja yang-"
"Bai Yue," Wang Wu Xie tiba-tiba menyela, suaranya datar.
Bai Yue terhenti dan menoleh, sedikit heran. "Ada apa?"
"Kapan kita mulai?"
Bai Yue berkedip. "Apa?"
"Aku tidak butuh penjelasan panjang," Wu Xie menatap lurus, suaranya tetap tenang. "Jika terus mendengarkanmu, hari akan berlalu begitu saja."
"Ka-Kau..." Bai Yue tidak sanggup berkata-kata. Mulutnya sempat terbuka, bergerak, namun tidak bersuara. Dia pun akhirnya menghela napas panjang.
"Padahal aku baru memujimu sebagai anak yang berbakat. Pujian itu bahkan belum lama dan kau-Haaah... Astaga..."
Wang Wu Xie tidak menanggapi. Dia justru mengambil tempat dan mulai duduk bersila.
Di bawah bimbingan Bai Yue, Wang Wu Xie mulai mengendalikan Qi untuk masuk ke dalam tubuhnya, kemudian menggunakannya untuk melakukan tahap Pemurnian Darah.
Konsentrasinya diuji. Pertama, ia merasakan nyeri pada organ dalamnya sebelum mulai merasakan panas. Bahkan tidak butuh waktu lama sampai panas itu sangat menyengat, seakan seluruh sel darahnya terbuat dari api yang membara.
"Ukh..." Wang Wu Xie mendesis, wajahnya pucat.
Bai Yue terkejut dan sontak mengeluarkan empat pil berwarna sebiru langit, lalu mulai menyebarkannya di udara.
Dia menggerakkan jarinya, membuat pil itu menjadi butiran cahaya sebelum akhirnya membimbingnya masuk ke dalam tubuh Wang Wu Xie.
Bai Yue berkata, "Pil Teratai Salju ini bisa menenangkan tubuh dan membantumu meredam rasa sakit dari Tahap Pemurnian Darah. Hanya saja, pil ini hanya bisa membantumu sampai batas tertentu. Adapun hasil akhirnya nanti... Itu semua tergantung pada usahamu sendiri."
******
Perjalanan MC di mulai dari nol,,, sehingga terlihat seperti real,, bukan sekedar fiksi
Dan tinggalkan jejak 👣👣👣👣
Semangat 💪💪💓💓
Jangan berhenti,,,, raihlah apa yang jadi mimpi mu.....
Ingatlah,,,, sukses berawal dari mimpi....
Meskipun tak menyukai Wu Xie,,,, nyatanya masih perduli,,, meskipun mungkin hanya untuk menjaga martabat keluarga Wang di mata umum,,,,
hehehehe 😁😁😁😁
Kenapa begitu panik...?!
Klo kematiannya begitu miris,, maka aku harap itu bukan Xiao Shuxiang, thor...
Cari tokoh lain aja,,, aku ngga rela Xiao Shuxiang di cabik-cabik...