Laura Menikahi Mafia Posesif

Mansion Lucas Bendetti | pukul 20.00

Laura baru saja selesai merapihkan buku sekolahnya, dia belum mengantuk, dan Lucas, dia entah pergi kemana sejak makan malam tadi dia belum kembali, entah kemana karena tidak memberi tahu apapun kepada Laura.

Gadis berlesung pipi itu memutuskan ingin berjalan-jalan sekitar mansion sampai mendapat rasa kantuk.

"Bosen dikamar terus" Gumam Laura, seraya memakai kimono satin nya. Dia pun keluar dari kamarnya.

Mansion sudah sangat sepi, para maid sudah menyelesaikan semua pekerjaannya jadi mereka pasti sudah ke kamar Masing-masing dan beristirahat.

Laura keluar melalui pintu belakang, sebenarnya dia sedikit merindukan teman berbulunya, wolfie. Karena Lucas juga sedang tidak ada dia memutuskan akan ke hutan saja, toh dia dan wolfie sudah bersahabat, wolfie adalah jacob, srigala hitam milik Lucas.

Bagian belakang Mansion memang selalu sepi, penjaga jarang ada yg berjaga disana, kebanyakan hanya di gerbang depan atau diluar tembok Mansion.

Laura mulai berjalan menyusuri jalan setapak di hutan setelah beberapa lama didalam hutan dia melihat sebuah cahaya, lalu tanpa rasa takut dia menghampiri cahaya itu.

Dorrrrr.... 

"Haaaaakkk" Laura terkejut dia menutup mulutnya segera, nafasnya tertahan di tenggorokannya, matanya memerah seperti ingin menangis. Dia melihat Lucas sedang menembak seorang pria tepat di kepalanya.

"Shit!!! " Desis Lucas yg melihat ke arah Laura, istri kecilnya yg polos itu melihatnya tengah mengeksekusi Rodrigues. Laura mematung tidak bisa bergerak, kakinya seperti jelly, lemas. Baru pertama kali dia melihat kejadian seperti itu, walaupun dia putri seorang mafia, namun seperti yg dikatakan Jeff, dia tidak seperti mafia princess lainnya.

Lucas segera menghampiri Laura.

"Baby, apa yg kamu lakukan disini, ini sudah malam...? " Tanya Lucas.

"Ah... I-itu, a-aku hanya... Hanya mencari udara sebentar, aku penat habis belajar, a-aku mau ke kamar lagi, maaf ka-kalo aku menggangu" Ucap Laura terbata. Dia merotasi tubuhnya hendak melangkah pergi, namun sial, kakinya masih lemas, dia hampir terjatuh jika Lucas tidak menangkap tubuhnya.

Lucas menggendong Laura, dia bisa melihat ketakutan dari matanya.

"Sebenarnya apa yg sedang kamu lakukan disini baby...? " Tanya Lucas, sambil berjalan membawa Laura kembali ke dalam Mansion.

"A-aku bosan, jadi aku mau menemui wolfie" Jawab Laura.

"Ta-tadi siapa? Kenapa orang itu kamu bunuh.. ?" Tanya Laura, memberanikan diri.

"Dia orang jahat baby, dia yg membuat aku terlihat seperti monster kemarin sampai aku menyakiti kamu... " Jawab Lucas.

"Kamu bukan monster... " Gumam Laura. Dia membenamkan wajahnya di dada bidang Lucas.

Ceklek

Dengan mudah Lucas membuka pintu kamar.

"Sekarang istirahatlah baby, "ucap Lucas seraya membaringkan Laura ditempat tidur. Ketika dia hendak pergi, Laura menahan lengan kekar Lucas.

" Jangan pergi, temenin aku sampe aku tidur.." Pinta Laura.

"Aku gak kemana-mana baby, hanya mengganti pakaian ku saja, tunggu sebentar ya" Ucap Lucas, kemudian dia pun masuk ke kamar mandi.

What the hell, apaan sih Laura, lo clingy banget! Tapi gue beneran pengen deket sama dia, apa gue udah jatuh cinta sama dia??.  Monolog Laura dalam hati.

Lucas keluar kamar mandi hanya memaki Sweatpants saja, shirtless. Memperlihatkan tubuh bagian atasnya yg ter-build dengan sempurna, seolah Tuhan sedang bahagia saat menciptakan seorang Lucas. Gadis berlesung pipi itu susah payah menyembunyikan kekagumannya.

Lucas mendekati Laura, lalu ikut membaringkan diri disana, dia membawa tubuh sintal istrinya ke dalam pelukannya, Laura bisa merasakan hangat kulit Lucas, bahkan bulu-bulu halus di dadanya.

"Lucas... " Panggil Laura dengan suara lembut.

Lelaki bermata elang itu menatap Laura dengan intens.

"Kenapa baby... " Jawabnya.

Cup...

Tanpa di duga, Laura mengecup bibir Lucas, membuat Lucas sedikit terpaku, karena biasanya dia harus meminta Laura melakukannya.

"Apa... Kita bisa saling membuka hati? Maksud aku, apa kita bisa membuat pernikahan kita bukan hanya di atas kertas, tapi melibatkan perasaan kita juga" Tutur Laura dengan suara pelan.

"Aku tau ini baru sebentar, tapi aku rasa aku mulai menyukai kamu" Lanjutnya.

"Aku juga menyukaimu baby, sejak pertama mataku tertuju pada senyum cantikmu ini, aku sudah menyukaimu, aku bahkan ingin memilikimu" Laura tersenyum mendengar jawaban Lucas. Gadis itu langsung bangkit dan merangkak keatas tubuh atletis suaminya itu.

Kemudian dia menunduk dan mulai mencium bibir Lucas lagi, kali ini lebih dalam dengan penuh cinta, seolah memberitahu kepada lelaki dewasa ini jika dia benar-benar sudah membuka hatinya untuk Lucas.

Ciuman itu berubah menjadi lumatan, Lucas merubah posisinya dari berbaring menjadi duduk, tangan kekarnya mengelus punggung Laura, sentuhannya seolah mengalirkan sengatan listrik ribuan volt, membuat tubuh Laura meremang.

"Mmchhh, tell me baby, katakan yg kamu inginkan" Bisik Lucas tepat dibibir Laura yg sudah bengkak.

"Aku mau kamu sayang, aku mau kamu seutuhnya. " Jawab Laura.

Dengan sekali gerakan Lucas sudah mengungkung Laura, dia menyambar bibir manis itu lagi, kali ini dengan ciuman yg dalam dan menuntut.

"Nghhh... " Laura mendesah dalam ciuman panasnya dengan Lucas, tangan mungilnya mengular ke belakang leher suaminya, dia mengelus lembut tengkuk Lucas, yg membuat pria matang itu mengerang di sela-sela lumatannya.

"Aahh... Baby,  kamu yg meminta ini dan aku tidak akan menahan diriku." Desis Lucas.

"Jangan, jangan tahan diri kamu sayang, keluarkan diri kamu yg sesungguhnya, aku menyukai itu" Balas Laura dengan nafas yg tersengal karena Lucas mulai menyusuri lehernya.

"Ngrrrhrhh... " Erangan tertahan di tenggorokan Lucas mendengar ucapan istri kecilnya itu.

Sraaakkkkk...

Dia merobek gaun malam Laura yg berbahan satin itu, langsung menyembulkan dua benda kesukaan Lucas. Dia melahapnya dengan rakus, memberikan gigitan kecil di kedua ujungnya, membuat Laura menggelinjang hebat.

"Ouuuhhh... Hhh" Laura meremat rambut Lucas seolah memberikan izin agar suaminya itu melakukan yg lebih dari ini.

"Ooh... Baby, kenapa kamu membuatku candu... " Lucas membuka kaki Laura, kini terlihat bunga merekah yg sudah bengkak dan basah, tanpa menahan diri Lucas membalik tubuh sintal istrinya. Laura berpegangan pada ujung headboard.

Blesshhh. . .

Tanpa peringatan Lucas memasukan benda miliknya, membuat Laura memekik, dia memegang pinggang ramping istrinya itu, dan melakukannya dengan keras dan dalam seperti kemarin saat dia terpengaruh afrodisiak.

Dia memang seperti ini, obat kemarin bukan pengaruh utama, tapi ini memang dia yg sesungguhnya. Batin Laura.

Lucas membungkuk menempelkan dada bidang dan perut nya ke punggung mulus sang istri yg penuh dengan peluh, satu tangannya mencengkram dada Laura, hidungnya mencium aroma tubuh istrinya.

"Ini diriku seutuhnya baby, terimalah my little bitch! " Bisik Lucas ditelinga Laura, kemudian dia menggigit bahu Laura, menancapkan giginya dengan kuat di sana.

"Ahhh..... Aaahhh... Faster.... " Racau Laura, ajaibnya hal yg Lucas lakukan justru membuat Laura menginginkan lebih, dia menyukainya.

Lucas menyeringai puas, malam ini Lucas berhasil, dia berhasil membuat Laura terlihat seperti jalang dibawah kendalinya, seperti sumpah yg pernah dia sampaikan kepada Laura.

•••

Keesokan harinya. 

Laura dan Nadia duduk di kursi paling ujung di kantin sekolah, mereka sedang menikmati waktu istirahat dengan memakan bakso.

"Tumben lo pake cardigan" Tanya Nadia.

"Agak ber-angin cuacanya gue takut kena flu" Bohong Laura, dia menutupi memar dan bekas gigitan dan juga bekas cengkraman Lucas.

"Iya lo juga agak pucet Lau, lo sakit ya? " Tanya Nadia lagi.

"Engga Nad, ish bawel banget sih bestie gue, gue baik-baik aja, bahkan lebih dari baik Nad. " Jawab Laura seraya tersenyum.

Tring.... 

Tiba-tiba sebuah pesan masuk ke ponsel Laura.

[Mama kamu masih hidup, temui aku di alamat ini jika kamu ingin tau segalanya]

Laura terkesiap melihat isi pesan dari nomor anonim itu.

"Mama... " Lirihnya pelan.

"Kenapa Lau..? " Tanya Nadia.

Laura buru-buru mengatur ekspresinya.

"Ah, engga cuman chat dari Lucas" Bohongnya lagi.

"Eh pulang sekolah nge-mall yuk, udah lama kita gak nonton" Ajak Nadia.

"Eh, pulang sekolah ya... Sorry Nad gue gak bisa, hari ini ada janji sama Lucas" Laura terus saja membohongi temannya itu.

"Ummm ya udah, tapi janji ya kapan-kapan lo harus nyempetin waktu nonton sama gue" Pinta Nadia.

"Iya Nadia... Gue janji... " Jawab Laura.

Mereka menyelesaikan urusannya di kantin lalu pergi menuju kelas, menyelesaikan sisa jam pelajaran dengan tenang, tapi tidak dengan Laura, kenapa ada org yg tiba-tiba mengatakan jika sang ibu masih hidup, karena jelas sekali tujuh tahun lalu, ibunya tidak selamat dalam peristiwa kebakaran dirumahnya.

Atau itulah yg dia pikir benar kejadiannya, karena saat ditemukan kondisi tubuh ibunya sudah tidak dikenali, maka dari itu sang ayah memutuskan untuk mengkremasi ibunya Laura.

•••

Waktu pulang sekolah telah tiba, setelah saling berpamitan dengan Nadia, Laura pun masuk kedalam mobil jemputannya, disana juga sudah ada bodyguard nya yg bernama firman dan Randi.

"Pak Randi, boleh ke cafe onyx sebentar, saya mau ketemu seseorang dulu" Ucap Laura.

"Cafe onyx yg ada di timur nyonya? Baiklah nyonya" Ucap Randi, kemudian me-manuver kendaraannya memasuki sebuah jalan tol.

Tidak lama kemudian, tiba-tiba ada mobil SUV hitam yg seakan-akan ingin menempel dan memberhentikan mobil yg ditumpangi Laura.

"Nyonya, berpegangan! Sepertinya kita di ikuti." Ucap firman.

"Haaaah... Siapa yg mengikuti pak? Aduh Hati-hati pak Randi" Pekik Laura, dia mengeratkan pegangannya pada pegangan yg dekat pintu mobil, dia lupa tidak memakai seatbelt.

Randi melajukan kendaraan dengan kecepatan yg tinggi, menghindari kejaran mobil SUV itu.

"Paaaakkk awaaaaaassss!!!! " Teriak Laura saat melihat sebuah truk tronton di depan nya.

Whoooosssssshhh... 

Braaaakkkkkkk.... 

Randi membanting setir dan menabrak pembatas jalan, kemudian mobil yg ditumpangi Laura terpelanting ke arah rerumputan yg ada di bahu jalan tol.

Posisi mobil terbalik, wajah Randi dan firman di penuhi darah, begitu pun Laura, dia merasakan darah mengalir dari pelipisnya, pandangan nya menjadi kabur.

"Laura.... Laura... Are you okay? " Gadis berlesung pipi itu merasakan ada yg menariknya keluar dari mobil dan membaringkan tubuhnya di rumput. Setengah sadar Laura seperti melihat seseorang yg dikenalinya.

"Ma... Mama... " Kemudian pandangan pun menjadi gelap.

•••

Bersambung