Aku tidak pernah tahu tentang bagaimana akhirnya. Mencintaimu adalah sesuatu tanpa rencana yang harus kutanggung segala konsekuensinya. Jika di izinkan Tuhan untuk bersama, aku bahagia. Tapi jika tidak, aku terima meski terluka. -Alea-
**
Hamil diluar nikah memang sebuah aib, tapi kenapa harus perempuan yang menanggung lebih banyak sikap dan penilaian buruk dari setiap orang.
Lalu, bagaimana dengan Alea? Dia hamil oleh kekasihnya, tapi tidak mendapatkan tanggung jawab dari pria yang telah menodainya.
Di hari pernikahan, Alea harus menerima jika dia harus menikah dengan Rean, suami pengganti untuknya. Kakak dari pria yang membuatnya hamil.
Lalu, pernikahan seperti apa yang akan dia jalani?
Aku hanya suami pengganti untukmu, kau harus pergi dari kehidupanku setelah bayi ini lahir. -Rean-
Bisakah aku memperjuangkanmu sebagai suamiku? -Alea-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bekas Ciuman
Semalaman Alea tidak bisa tidur, dia gelisah dan berguling-guling di tempat tidur. Tidak bisa tenang, Alea memikirkan tentang Rean yang pergi dengan Riska. Hal yang paling dia takutkan terjadi, Alea bingung harus bagaimana sekarang. Sementara dia tidak tahu dimana Rean pergi bersama dengan Riska malam ini.
Alea bangun, duduk bersandar dengan meraih ponsel di atas nakas. Tidak ada yang bisa dia minta bantuan saat ini, selain Arina. Jadi, dia menghubungi sepupu suaminya itu.
"Hallo Arin, kamu belum tidur kan?"
"Belum, lagi nonton drama. Ada apa Alea? Apa Kak Rean buat kekacauan lagi?"
"Arin, boleh aku meminta tolong lagi sama kamu? Maaf ya karena selalu merepotkan"
"Apasih, kenapa merepotkan. Apa yang perlu aku bantu?"
"Tuan Rean pergi dengan Riska untuk makan malam. Tapi sampai sekarang belum pulang, aku juga tidak tahu dimana mereka makan malam. Aku khawatir mereka akan..." Alea bahkan tidak sanggup melanjutkan ucapannya.
"Oke Alea, kamu tenang saja. Aku akan bantu kamu, sekarang kamu tenang ya. Aku bakal minta bantuan Arian"
"Terima kasih Arin"
"Apapun untuk kebaikan Kak Rean"
Setelah menutup telepon, Arina mematikan laptopnya. Dia sedang menonton drama, dan tiba-tiba di telepon oleh Alea. Jadi menghentikan dulu sisa drama yang sedang dia tonton.
Arin keluar kamar dan berjalan ke pintu kamar di sebrangnya, mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum akhirnya menerobos masuk. Karena kebiasaan saudara kembarnya tidak pernah mengunci pintu kamar.
"Rian"
Pria yang sedang duduk di tempat tidur dengan sebuah iPad di tangannya, langsung menghela napas pelan.
"Tidak perlu ketuk pintu jika langsung menerobos masuk" ketusnya.
Arin tidak memperdulikan, dia duduk di pinggir tempat tidur dan menepuk kaki saudaranya ini. "Arian, kita harus bantu Alea. Sekarang Kak Rean pergi dengan wanita ulat bulu itu. Bagaimana jika Kak Rean di apa-apain sama tuh ulat bulu. Ayo bantu Alea untuk mencegah suaminya selingkuh, Arian"
"Mencegah apa? Sudah jelas Kak Rean selingkuh, kalu tidak untuk apa dia pergi makan malam dengan perempuan itu"
Arina berdecak kesal, saudaranya ini terlalu dingin dan terlihat tidak mempunyai kepedulian sama sekali. Tapi, lihatlah dia yang langsung meraih ponsel dan menghubungi seseorang.
"Hallo, kau dimana Kak?"
Arina langsung tersenyum, karena tahu siapa yang dihubungi oleh Arian. Meski terlihat dingin dan seolah tidak pernah peduli pada siapapun, tapi sebenarnya Arian adalah orang yang paling peduli pada keluarga dan orang-orang yang dicintainya.
"Tunggu aku"
"Dia mabuk, dan sepertinya perempuan itu sengaja membiarkan Kak Rean mabuk. Kau tunggu saja disini, aku yang akan urus Kak Rean"
"Oke, terima kasih banyak Kakakku tersayang"
"Cih, ada maunya baru kau memanggilku seperti itu"
"Kenapa sih, kita cuma lahir beda beberapa menit saja"
"Tetap aku lebih dulu, kau harus hormat padaku sebagai Kakakmu"
"Sial, aku tidak mau menghormati pria sepertimu. Begitu dingin seperti kutub es" ucap Arina sambil berlalu pergi ke kamarnya. Dia sudah tenang karena ada Arian yang akan membantu.
*
Alea menunggu di ruang tamu, Arina sudah mengabari jika saudara kembarnya yang akan menjemput Rean. Alea menunggu dengan gelisah sebelum dia melihat suaminya pulang dengan selamat. Alea paling takut apa yang terjadi padanya dan Athan, akan terjadi pada Rean dan Riska. Mereka juga melakukannya tanpa sadar saat sedang mabuk.
Suara mobil yang berhenti di depan rumahnya, Alea segera berdiri dan berjalan ke arah pintu dan membukanya. Melihat Arian keluar dari mobil dan memapah Rean yang terlihat hampir tidak sadarkan diri, bahkan baju kemejanya terlihat berantakan.
"Apa yang terjadi?" Alea segera membantu memapah suaminya di sisi lain. Membawanya ke dalam rumah.
"Riska sialan itu hampir saja menjebak Kak Rean. Setelah aku menelepon Kak Rean, dia langsung membawa Kak Rean ke Hotel"
Alea terdiam dengan terkejut, benar-benar sesuai dugaannya sejak tadi. Beruntung Arian datang tepat waktu dan bisa membawanya pulang.
"Em, bawa ke kamarku saja. Akan susah jika di bawa ke kamarnya di atas" ucap Alea.
"Kalian tidur terpisah?" tanya Arian cukup terkejut.
Alea hanya tersenyum saja, tanpa harus menjelaskan sudah pasti Arian mengeti apa alasannya. Setelah membaringkan tubuh Rean di tempat tidur, Alea mengantar Arian keluar rumah.
"Arian, terima kasih banyak atas bantuan kamu"
"Kau tenang saja, aku hanya tidak ingin Kak Rean terjebak dengan wanita itu"
"Sekali lagi terima kasih"
"Aku pergi dulu"
Setelah Arian pergi, Alea segera kembali ke kamarnya. Seperti sebelumnya, dia mengelap tubuh suaminya. Tapi kali ini cukup membuat Alea tidak nyaman, dia jelas melihat bekas ciuman di sekitar leher dan dada suaminya. Bekas kemerahan itu, jelas menunjukan jika mungkin saja mereka sudah terlanjur melakukannya. Hari pun sudah larut sejak Rean pergi untuk makan malam dengan kekasihnya itu.
Pikiran Alea tiba-tiba dipenuhi dengan segala kemungkinan yang akan terjadi malam ini diantara suaminya dan Riska.
"Tuan, apa benar-benar tidak menginginkan pernikahan ini? Sampai rela melakukan hal itu dengan perempuan lain, jika memang bukan aku yang Tuan inginkan. Aku sudah berjanji untuk pergi setelah bayi ini lahir, tapi itu sebelum aku mengetahui jika kamu adalah Kak Arthur"
Alea menatap nanar suaminya yang tengkurap di atas tempat tidur tanpa baju, hanya masih memakai celana panjang saja. Alea menarik selimut untuk menutupi tubuh saminya ini.
"Jika aku memberitahu kamu semuanya, apa kamu akan percaya? Ah, tentu tidak. Karena kamu sudah terlanjur membenciku sejak awal"
*
Sinar matahari yang masuk lewat celah jendela, seseorang yang membuka tirai jendela semakin membuat cahaya matahari pagi menerobos masuk ke dalam kamar. Seseorang yang masih terlelap, mulai terganggu. Dia mengucek matanya sekilas untuk menyesuaikan cahaya.
"Tuan sudah bangun, bagaimana keadaannya? Apa pusing? Semalam Tuan mabuk berat"
Alea berbalik dan tersenyum pada suaminya yang duduk bersandar di tempat tidur. Noda merah di dada dan sekitar lehernya, semakin terlihat jelas. Alea memalingkan tatapannya agar tidak melihatnya, karena hatinya terasa sesak saat membayangkan perempuan lain yang mencium dan menciptakan bekas itu di tubuh suaminya.
"Em, siapa yang membawaku kesini?"
"Arian, semalam dia menjemput Tuan dan membawanya kesini"
Rean memegang kepalanya yang terasa berat dan sakit. Dia sama sekali tidak ingat dengan kejadian semalam. Yang dia ingat, setelah makan selesai, dirinya dan Riska melanjutkan minum, dan terakhir yang dia ingat adalah Arian yang menelepon. Setelah itu dia tidak ingat apapun lagi.
"Sebaiknya segera mandi, aku akan buatkan minuman hangat untuk menghilangkan pengar setelah mabuk" ucap Alea.
Rean menatap Alea dengan lekat, ada perasaan aneh ketika melihat perempuan itu yang bersikap cukup acuh padanya.
Apa yang terjadi padaku semalam?
Bersambung
Pliss jangan menabung bab ya.. Baca setiap up bab terbaru, kasih like komen juga.. Kalo sampe retensi gagal dan aku pindahkan lapak, kalian nyesel... tolong kerjasamanya.
pasti arina dapetin bukti2 dr sam dgn syarat arina harus nikah deh sm sam,,,,
jika ada selain samuel membantu Arin,,berarti itu nanti yg menjadi kekasih nya,,,tapi aku besar kemungkinan bahwa Samuel lah yg memberikan itu bukti🤣🤣🤣🤣🤣
cowok badboy nih bos..senggol dong....