Anisa dan Yusuf pasangan suami istri yang memiliki kehidupan nyaris sempurna. Ekonomi cukup, tiga orang anak dan mertua yang tidak ikut campur. Namun, ujian datang dari mantan kekasih Anisa dan mantan istri Yusuf. Kehadiran mantan istri Yusuf juga telah membuat ibu mertua Anisa membencinya. Seiring berjalannya waktu, Yusuf tidak bisa menolak kehadiran mantan istrinya untuk kembali. Hingga memutuskan setuju untuk menikah siri, tapi Yusuf merahasiakan pernikahannya dari Anisa. Lalu bagaimana Anisa dengan mantan kekasihnya yang juga ingin bersamanya, akankah berhasil ? Apakah pernikahan Yusuf dan Anisa akan berakhir atau malah akan semakin kuat ? Yuk baca, like, komen dan share ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CumaHalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Ceklek
Yunus terkejut ibunya berdiri di hadapannya dengan tatapan tajam. Akhirnya Yunus memutuskan masuk kembali ke ruang kerja Pak Hasan. Bu Evelyn ikut masuk dan membanting pintunya.
"Mau kemana kamu? Mama sudah lama peringatkan kamu untuk jauhin Anisa. Tapi kenapa kamu sama sekali ga dengerin peringatan Mama?"
"Ma, aku cuma kangen sama Hana. Tadi aku juga baru main sebentar, aku main sama Hana itu ada Mela. Anisa juga ga ada disana, dia ada di dapur."
"Jangan jadikan Hana alat buatmu mengelak," ucap Pak Hasan.
"Kalau Papa dan Mama ga percaya ya udah, terserah... Aku ga maksa Mama dan Papa percaya semua yang aku katakan kog," sahut Yunus sambil melangkah keluar.
"Jangan kemana-mana dulu sebelum kami berhenti bicara," sentak Bu Evelyn.
"Buat apa? Dengerin mama dan papa berceloteh tentang hubungan aku dan Anisa yang sebenarnya tidak ada apa-apa."
"Bersumpah lah Yunus, kalau kamu tidak akan menghubungi Anisa, apalagi sampai datang ke rumah kakakmu. Satu lagi, kalau kamu kangen sama keponakanmu dan ingin ketemu harus lewat kakakmu," ujar Bu Evelyn.
Yunus melengos meninggalkan kedua orang tuanya, yang makin geram dengan kelakuannya. Yunus pergi ke kamar dan mengemasi barang-barangnya. Yunus bahkan tidak berpikir untuk berpamitan dengan kedua orang tuanya.
Pak Hasan baru saja keluar dari ruang kerjanya melihat Yunus membawa koper dan tas ransel. Kemudian memanggil untuk menghentikan langkah Yunus, namun tidak digubris olehnya. Pak Hasan berlari kecil dan memegang tangannya.
"Mau kemana Yunus? Apa salah permintaan Papa dan Mama? Kami hanya ingin hubunganmu dengan kakakmu tidak renggang seperti dulu."
"Kami ga ada hubungan apapun Pa, lagipula kenapa mama sekarang berubah. Dulu dia sangat percaya sama Anisa. Bahkan mama juga yang ngotot mau menjadikan Anisa menantunya, tapi kenapa sekarang malah memusuhinya? Apa salahnya Anisa, Pa? Kalau cuma nyalahin aku aja gapapa, Papa ga tau aja apa yang udah mama katakan ke Anisa tadi."
"Papa juga ga tau, tapi tolong urungkan niatmu untuk keluar dari rumah ini, Nak. Papa ga mau kalian berdua tinggal di luar rumah semua. Dulu Yusuf tinggal disini bersama istri-istrinya, sekarang dia punya rumah sendiri. Jadi tolong kamu jangan pergi, Nak."
"Sudahlah Pa, aku ga mau berdebat lagi sama Papa dan Mama. Aku pergi sekarang, Pa."
Yunus melepaskan tangan Pak Hasan, dan berjalan cepat menuju mobilnya. Ia segera memasukkan tas dan kopernya ke bagasi mobil. Pak Hasan hanya menatap kepergian putra keduanya tanpa mampu menghentikannya.
"Kenapa hal ini terjadi dalam keluargaku Ya Allah," batin Pak Hasan sambil mengusap wajahnya.
DI RUMAH BARU YUNUS
"Huft,... Akhirnya tinggal di rumah yang nyaman, meskipun kecil tapi ga akan ada lagi yang terus mencurigaiku selingkuh sama Anisa," gumam Yunus melempar tubuhnya ke atas kasur.
Yunus mulai memejamkan matanya dan tertidur pulas. Beberapa jam kemudian ia terbangun dan segera membersihkan tubuhnya. Setelah itu Yunus keluar untuk membeli makan dan bahan makanan di minimarket terdekat.
Saat perjalanan pulang dari makan dan belanja. Yunus melihat mobil Yusuf memasuki komplek perumahan yang sama dengan tempat tinggalnya. Ia putuskan membuntuti kakaknya dari kejauhan.
Mobil Yusuf berhenti di sebuah rumah dan melihat seorang wanita keluar dari dalam. Yunus terkejut karena melihat Kania yang keluar dari mobil kakaknya. Setelah melambaikan tangannya, mobil Yusuf meninggalkan rumah itu.
Kemudian Kania masuk ke dalam rumahnya. Sementara Yunus melanjutkan kembali ke rumahnya yang hanya berjarak beberapa puluh meter saja.
"Wah... Itu tadi kakak sama Kania lagi. Mereka kenapa bersama, apa jangan-jangan mereka CLBK?" gumam Yunus.
Sampai di rumahnya, Yunus segera masuk dan menata belanjaannya di lemari dapur dan kulkas. Kemudian Yunus mencari tau lewat asisten Yusuf tentang hubungan Kania dan Yusuf. Yunus menghubungi Kevin saat itu juga.
"Iya Pak, ada yang bisa saya bantu ?"
"Vin, aku mau tanya nih, apa kakak sama Kania berhubungan lagi?"
"Waduh, kalau soal itu sejujurnya saya juga tidak tau, Pak. Saya juga tidak berani bertanya ke Pak Yusuf."
"Vin, kamu mau nggak cari tau soal ini? Aku akan kasih kamu bayaran deh."
"Maaf Pak, saya tidak berani. Kenapa harus membayar saya, Pak? Pak Yusuf kan kakak kandung anda. Kenapa anda tidak tanyakan langsung ke Pak Yusuf?"
"Ya masalahnya, belum tentu kakak mau jujur soal itu Vin."
"Hehe,.. iya juga ya Pak... Tapi beneran saya tidak berani, Pak. Maaf...."
"Ya sudah...."
Tuuuttttt....
Setelah mematikan sambungan telfonnya dengan Kevin. Yunus keluar rumah dan mengintip rumah Kania. Hampir setengah jam dia perhatikan, tapi tidak ada tanda-tanda penghuni rumah itu akan keluar.
Plak!!!!
"Nyamuk sialan, lagi mengintai malah ganggu aja... Dahlah, masuk aja dulu. Siapa tau besok pagi ada petunjuk lagi," gerutu Yunus sambil masuk kembali ke rumahnya.
KEESOKAN HARI
DI RUMAH KANIA
"Mas Yusuf pasti suka sama masakan ini. Dulu dia suka banget makanan ini, dan sekarang aku bisa bikin sendiri," ucap Kania sambil meletakkan spaghetti ke atas meja makan.
TOK TOK TOK
"Nah, itu pasti dia, aku harus segera membukanya dan mengajaknya sarapan," Kania bergegas ke depan untuk membukakan pintu untuk Yusuf.
Ceklek
"Ayo berangkat sekarang!!!" ujar Yusuf.
"Sarapan dulu, Mas. Aku sudah masak makanan kesukaanmu."
"Aku udah sarapan Kania. Kamu simpan saja untukmu makan nanti."
"Ayolah ... Sebentar saja kog, Mas. Cuma spaghetti aja kan bisa kamu makan cepet."
Yusuf menghela napas panjang dan masuk ke rumah Kania tanpa mengetuk pintu. Kania menyambutnya dengan suka cita, setelah itu keduanya sarapan bersama. Saat Yusuf hampir habis menyantap makanannya, Kania mencoba mencari perhatian pada suaminya.
"Gimana masakanku? Enak kan?" tanya Kania dengan senyum sumringah.
"Enak, tapi terlalu pedas."
"Oh... maaf ya Mas, besok-besok aku kurangi cabenya. Oh iya, itu masih banyak. Aku bawain ya buatmu makan siang di kantor."
"Ga perlu, aku lebih suka makan di rumah saja sama anak-anak."
"Oh, ya sudah kalau begitu. Kamu habiskan ya makanannya."
"Hemm...." Yusuf memakannya dengan cepat agar tidak perlu terlalu lama bersama Kania.
Hati Kania terasa berbunga-bunga. Akhirnya bisa sarapan satu meja lagi dengan Yusuf. Semua kenangan manis di pernikahannya yang lalu kembali muncul di ingatannya.
Setelah beberapa menit Yusuf dan Kania keluar. Lalu masuk ke mobil dan berangkat ke pabrik bersama. Sepanjang perjalanan Yusuf mengacuhkan Kania, ia tidak mengucapkan sepatah katapun.
Yunus mengikuti mobil Yusuf jarak dekat. Ia berharap bisa menangkap momen kebersamaan Yusuf dan Kania. Dan momen itu tiba, Yusuf berhenti di pinggir jalan agak jauh dari pabriknya. Lalu Kania keluar dari mobil Yusuf, dan Yunus mengambil kesempatan itu memotret Kania tengah melambaikan tangan pada Yusuf sambil tersenyum.
"Ck... Apa selama ini dia menuduh aku sama Anisa selingkuh sebagai alibinya, karena dia balik lagi sama Kania, Brengsek!!!" Yunus memukul setir mobilnya karena kesal melihat Yusuf dan Kania kembali bersama.
Saat mobil Yusuf masuk ke dalam pabrik, Yunus sengaja berhenti beberapa saat di depan pabrik. Setelah satu jam ia masuk ke pabrik dan keluar dari mobilnya. Sepanjang perjalanan Yunus mengepalkan tangannya.
Yunus mendapat salam dari beberapa karyawan Yusuf yang melintas. Ia langsung menuju ruangan kakaknya untuk mempertanyakan hubungannya dengan Kania. Saat itu Yunus melihat kakaknya yang sedang berbicara dengan Kevin.
Yunus segera bersembunyi sebelum ketahuan Yusuf. Setelah Kevin pergi Yusuf melangkah ke ruangannya. Yunus keluar dari persembunyiannya dan menuju ruangan Yusuf.