Teknik Terlarang

Kekuatan Baru Xiao Lin

Ini adalah hari kedua sejak kepergian Xiao Lin dari sekte Pemurnian Jiwa, Keadaan di sekte sangat tenang namun ada seorang gadis yang terlihat gelisah berjalan menyusuri setiap sudut sekte ini.

"Ling..Apa yang kau lakukan? kau sedang mencari Lin muzan kah?" Nan nan mencoba meledek Ling Huanjun sambil tertawa. Mendapat ledekan itu Ling Huanjun mencubit kecil Nan Nan yang membuatnya meringis kesakitan.

"Siapa bilang aku mencari si pembuat onar itu , justru aku bersyukur dia tidak ada di sekte ini karena kau lihatlah nan nan , suasana disini semakin damai dan terkendali...." ucap Ling Huanjun sambil merentangkan kedua tangannya sambil berputar. Namun di dalam hatinya yang paling dalam ia sedikit mengkhawatirkan Xiao Lin namun di bantah oleh mulutnya yang pedas.

"Kalau kak Ling tidak mau dengan Lin muzan biarkan aku saja yang memilikinya...." ucap suara seorang gadis yang datang dari belakang tubuh Ling Huanjun sambil tersenyum. Ia adalah Zhi Zu yang telah keluar dari pelatihannya. Melihat Zhi Zu yang sudah selesai berlatih membuat Ling Huanjun memeluknya dan berkata "Ambil saja si pembuat onar itu dan kalau bisa tolong jangan biarkan dia tinggal disini lagi....?" ucap Ling Huanjun sambil tertawa kepada Zhi Zu yang masih dalam pelukannya.

Sementara itu di kedalaman Hutan Monster yang sunyi , di dalam goa sejauh satu kilometer Xiao Lin masih bekerja sama dengan Naga Hijau dan Phoenix api membuat sebuah formasi penggabungan dan kontrak segel jiwa. Semua berlangsung dengan lancar karena Xiao Lin sendiri adalah seorang yang sangat ahli dalam urusan segel.

"Kau sangat mahir bocah , murid Nona Mei Lian memang tidak pernah mengecewakan...!" ucap Phoenix api sambil terus memasukan kekuatan spiritualnya kedalam formasi.

"Sedikit lagi akan selesai... Kontrak..!!" Suara Xiao Lin menggema lalu di iringi dengan kedua tubuh binatang suci ini masuk ke dalam sebuah formasi kuno yang tersambung dengan jiwa Xiao Lin. Kekuatan Xiao Lin meroket menembus tingkat transformasi kaisar tahap akhir ini bahkan sebenarnya lebih kuat dari para kultivator di alam ini. Namun tubuhnya masih belum bisa melepaskan 100% kekuatannya ini karena terlalu lemah.

Kedua lengan tangan Xiao Lin muncul tatto emas yang membuat penampilan Xiao Lin semakin terlihat mempesona. Tatto bergambar segel Naga di lengan kanan dan Tatto bergambar segel Phoenix api di lengan kirinya. Kedua Binatang suci ini mendiami lautan kesadaran Xiao Lin yang sangat luas seperti alam tersendiri. Namun mereka bertiga masih bisa tetap berkomunikasi dengan baik.

"Lautan kesadaran dewa... Kita tidak salah memilih Tuan.. Lautan kesadaran seperti ini bahkan sangat langka di alam semesta ini. Ini seperti dunia tersendiri terdapat hutan , lautan dan hamparan Padang rumput yang luas..." Kedua Binatang ini kemudian berjanji akan membantu Xiao Lin berkultivasi mulai saat ini untuk membuat tubuhnya kuat seperti berlian.

"Akhirnya... kekuatanku sudah melonjak jauh , namun tubuh ini masih terlalu lemah... aku harus sering melatihnya..." Gumam Xiao Lin pelan sambil berjalan keluar dari goa yang sebentar lagi akan segera runtuh. Xiao Lin melesat keluar dengan cepat , ia mendapati keanehan di sepanjang perjalanan pulangnya. Setiap Monster yang di lewatinya itu selalu menunduk hormat seperti melihat kaisar Dari jenisnya. Xiao Lin pun tak mempermasalahkan itu dan terus keluar dari Hutan menuju ke sekte Pemurnian Jiwa dengan senyuman puas.

"Lapor ...murid Lin muzan meminta ijin masuk ke dalam..." Xiao Lin yang telah sampai mencoba masuk dan sesaat ia akan melangkahkan kakinya di gerbang ia mendapati tubuhnya di hentikan oleh seorang Tetua pendisiplinan yaitu Tetua Ouyang Wen.

"Lin kau harus ingat untuk memberi tempat di turnamen kepada anakku..!!" perintah Ouyang Wen sambil menyipitkan matanya menatap Xiao Lin yang diam dan hanya mengangguk santai.

"Orang tua ini benar benar bosan hidup...!!" suara transmisi dari Naga Hijau terlihat kesal melihat perlakuan orang tidak tahu diri di depan Tuannya. Namun Xiao Lin tidak meresponnya dan hanya berkata "Sudahlah , orang sepertinya tidak pantas menyita waktu kita...." Xiao Lin berjalan masuk yang seperti biasa di sambut dengan tatapan tatapan ketakutan dan benci dari para murid. Mereka seakan telah melihat hantu yang lama hilang telah kembali.

Berita tentang kedatangan kembali Xiao Lin telah merebak kemana mana membuat suasana sekte kembali ke mode waspada terhadap keusilannya. Namun kali ini berbeda , Xiao Lin tidak langsung mengerjai murid murid yang lain justru ia langsung masuk kedalam kamarnya dan berdiam diri bermeditasi.

Keesokan harinya seluruh murid dalam di perintahkan untuk merapat ke sebuah lapangan terbuka tempat berlatih. Mereka semua berbaris rapih dan menunggu para Tetua datang. Hari ini seharusnya adalah Hari keberangkatan para murid yang akan menghadiri turnamen Bela diri di sekte pedang Yi Tian Jian. Grandmaster Chen Long dan beberapa Tetua datang melesat turun dari langit di depan para murid yang hadir. Seluruh murid pun memberikan Hormatnya kepada pemimpin sekte Pemurnian Jiwa ini dengan patuh.

"Hari ini kita akan membawa para murid yang terpilih untuk pergi ke sekte pedang Yi Tian Jian, seperti kalian ketahui perintah dari Grandmaster Chen Long bahwa kehormatan sekte ini di pikul oleh kalian berlima jadi jangan mengecewakan harapannya...Kalian berlima majulah ke depan , dan pilihlah beberapa senjata khusus tingkat bumi yang di berikan oleh Grandmaster ini....!!"

Semua orang takjub dan bersemangat karena ini pertama kalinya mereka melihat pusaka tingkat bumi di sekte ini. Sebenarnya ini adalah senjata kelas rendah bagi Xiao Lin namun ia mencoba untuk tetap terlihat antusias di depan orang orang. Ia kemudian terlintas ingatan pusaka miliknya Jin Xin Yue kala itu.

Di sebuah ruangan sunyi namun elegan di alam yang lain seorang wanita suci sedikit terkejut dengan keanehan pusaka milik muridnya ini , Jin Xin Yue terlihat gelisah dan terus menerus mengeluarkan bunyi nyaring Seperti merasakan keberadaan tuannya namun entah dimana.

"Kau akhir akhir ini sangat aneh..Jika anak itu masih hidup mungkin kau tidak akan kesepian sepertiku." ucap pelan Mei Lian sambil menatap jin Xin Yue di depannya. Rupanya pusaka Xiao Lin ini sebenarnya merasakan setitik aura Xiao Lin namun ia tak bisa merasakan keberadaannya.

Hari berganti bulan , bulan berganti Tahun. Ini adalah siklus kesepian yang di alami oleh Mei Lian yang suci ini. Ia sendirian dalam diam , di temani oleh temaram bulan yang sinarnya hangat namun menusuk tepat di jantungnya. Jika hidupnya memberinya kata , maka kata yang tepat untuk menggambarkan kesepiannya ini adalah penderitaan abadi dari wanita suci pemilik hati sang bintang malam.