Diceritakan kisah seorang gadis bernama Ellieora Sparkle, gadis muda berumur dua puluh satu tahun yang memiliki sifat bebas dan menghabiskan sebagian hidup nya untuk berpesta setiap malamnya, karena ia merasa kalau dia adalah putri satu-satunya dari pemilik perusahaan ternama.
Namun kebebasan nya sangat di tentang keras oleh ayah nya yang memiliki karakter tegas.
Ibu Ellie adalah seorang yang lembut dan penuh kasih sayang, ia selalu mendukung keputusan yang putri nya buat.
Hingga suatu hari, ayah nya yang sudah lelah dengan kelakuan putri semata wayang nya, yang selalu saja berpesta dan membuat ulah yang tidak masuk kedalam akal nya, ia menikahkan Ellie dengan seorang pria tampan dan kaya raya bernama Tuan Felix Donovan seorang CEO muda yang di rumorkan memiliki kehidupan bebas seperti Ellie.
Tanpa perlawanan Ellie pun setuju untuk menikahi Tuan Donovan, karena ia fikir hobby party nya tidak akan terganggu selama ia menikah dengan pria yang memiliki kehidupan bebas seperti nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggrek Timur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15 KEBEBASAN DIMULAI
Setelah mematikan panggilan video, dengan segera aku memejamkan mata.
"Ell..sayang bangun" terdengar suara panggilan dari mama beberapa kali. Dengan enggan aku bangun dari tempat tidur ku dan membukakan pintu untuk mama
"Ayok bangun nak.. Ini sudah sore, kamu makan dulu, habis itu langsung pulang" ucap Mama menyuruhku dengan segera
"Iya..nanti aku menyusul ke bawah" sahut ku sembari menguap beberapa kali dan berusaha menggosok mataku beberapa kali.
Aku kembali duduk ditepian kasur, mencoba mengumpulkan nyawa ku..lalu kuraih ponsel ku dan melihat kotak pesan masuk, ternyata Rilley mengirimiku sebuah pesan, bahwa aku harus datang ke sebuah cafe. Semua teman ku sedang berkumpul disana, sontak pesan dari Rilley membuatku segera sadar seketika dan bergegas menuju toilet untuk mencuci wajah.
"Hai..sorry telat" sapa ku pada teman-teman yang sudah berada terlebih dahulu di cafe.
"its oke.." sahut salah satu teman ku
"Tumben telat.." ucap Rilley yang merasa heran akan keterlambatan ku, memang tidak biasa nya jika ada acara berkumpul aku telat seperti ini.
"Baru bangun bawel.." sahutku sembari mencubit perut nya Rilley
"Hangover kah?? Hahaha" sahut Jhon menanggapi perkataan ku
"Damn...!!" umpat ku atas perkataan nya jhon.
sontak saja maki an dariku membuat semua teman-teman ku tertawa terbahak-bahak mengejek ke arah ku dan Jhon.
"Sudahlah.. Kita langsung saja ke pokok pembahasan nya" ucap Rilley tiba-tiba
"Pembahasan apa nih?" sahut ku dengan bingung, karena saat Rilley memberikan kabar bahwa kami akan berkumpul disini,tapi Rilley tidak memberitahu ku bahwa akan ada sebuah pembahasan dalam pertemuan kami ini.
"Oke..kita akan mulai pembahasan nya, Ell.. aku bertanya padamu, mengapa semalam kamu bersama Tuan Felix??" tanya Rilley padaku dengan serius
"What..?? Jadi kalian sengaja berkumpul hanya untuk membahas hal yang tidak penting ini? Hahaha.." teriak ku sembari tertawa terbahak-bahak.
"Ayolah..beritahu kami Ell" ucap Jhon yang juga penasaran tentang kejadian semalam.
"Please Ell.. ceritakan, kami ingin mendengar" sahut salah satu teman ku yang lainnya.
"Baiklah akan aku ceritakan, diantara kami tidak ada apa-apa,kami hanya makan malam saja, dan tentu saja sebuah makan malam yang membosankan, kemudian aku mencoba membawa nya untuk bertemu dengan kalian di club agar makan malam ku tidak membosankan, hanya itu.." terangku menjelaskan
"Kamu berbohong pada kami.." sahut Jhon
"Iya nih..kamu berbohong!!" sahut Rilley dengan nada terdengar kecewa
"Memang seperti itu adanya, lalu aku harus bagaimana?" ungkapku berbohong menutupi pernikahan kami.
"Bagaimana kamu bisa bertemu dengan Tuan Felix Donovan sang Konglomerat killer itu Ell..??" tanya jhon dengan penasaran
"Dikenalkan Papa, saat jamuan makan malam di sebuah acara, lalu.. aku bosan dan membawa nya keluar untuk merasakan dunia malam yang penuh dengan hingar bingar..hahaha" sahut ku menanggapi pertanyaan Jhon dengan candaan.
"Ah kamu itu tidak serius Ell..bagaimana bisa seorang Tuan Donovan bisa kamu ajak pergi begitu saja" sahut Rilley .
Untung saja selama teman-teman ku menanyai tentang tuan donovan aku bisa berkelit dari pertanyaan mereka, hingga membuat mereka tidak banyak bertanya lagi.
"Sudah pukul delapan malam nih, karoke yuk.." ajak Rilley
Dan kami pun menyetujui ajakan Rilley untuk pergi ke tempat Karaoke.
Tak terasa sudah pukul dua belas malam. Aku masih belum pulang juga ke rumah Tuan Felix. Saat aku meraih ponsel ku, ternyata tuan Felix menelepon ku belasan kali.
"Bagaimana ini...?" gumamku dengan bingung, bagaimana tidak bingung.. Aku sedang tidak di rumah.
Lalu ponselku kembali berdering,dengan segera aku keluar dari room karaoke.
"Halo..." sapaku di telepon dengan nada orang mabuk.
"Halo..kamu dimana? Kamu mabuk? Katakan.. Kamu dimana sekarang!!" teriak tuan Felix
"Aku sedang bersama teman-teman kuliahku di karaoke, tidak perlu khawatir aku sudah dewasa!!" sahut ku menjawab pertanyaan nya dengan santai.
"Sayang....bukan itu maksud ku, aku hanya khawatir, tolong jangan marah padaku" ungkap Tuan Felix
"tidak..tidak..tidak berani aku marah padamu, kamu adalah orang terkaya nomor satu di dunia ini, aku tidak akan berani" ungkap ku melantur
"Kamu di karaoke mana? Aku akan menyuruh sopir untuk menjemput mu" ucap Tuan Felix
"Tidak usah menjemputku aku nanti ulang ke rumah teman ku saja" sahut ku lagi
"Kamu lupa bahwa kamu sudah menikah dan harus pulang ke rumah!!" teriak Tuan Felix yang terdengar sudah habis kesabaran nya.
"Menikah...?? Bukan kah kamu sudah meninggalkan ku!" lagi-lagi aku menjawab nya dengan ucapan melantur.
"Aku tidak meninggalkan mu sayang, aku sedang bekerja, cepat katakan kamu dimana?" bujuk Tuan Felix dengan nada sedikit merayu agar aku mau mengatakan dimana keberadaan ku.
"Laki-laki sialan...!! Berani-berani nya kamu lebih mementingkan pekerjaan mu dari pada istrimu..!!" maki ku pada Tuan Felix lalu aku memutuskan panggilan telepon tersebut dengan cepat,dan tak lupa pula,aku mematikan daya dari ponsel ku agar Tuan felix tida menganggu ku lagi.
Lalu aku kembali kedalam room tempat teman-teman ku berada.
Pukul tiga malam, kami selesai dan akan pulang kerumah, saat akan pulang aku sudah mabuk dan tak bisa lagi menyetir mobil sendirian.
"Viviane..bolehkah malam ini aku tidur di rumah mu? Aku sudah tak sanggup lagi menyetir" ucapku pada salah satu teman wanitaku
"Tentu saja.." sahut viviane yang sedari tadi ia tak meminum alkohol sedikit pun.
Baru saja aku akan masuk kedalam mobil Viviane, tiba-tiba saja dua orang pria dan seorang pelayan wanita menghampiriku,
"Nona..pulang lah bersama kami" ucap pelayan wanita yang datang menghampiriku, aku menggosok mataku beberapa kali karena pandangan ku sudah mulai buram.
"Ell..apakah kamu mengenal nya?" tanya Rilley dan viviane dengan tatapan penuh curiga
"Oh ya.. Aku mengenal nya, dia pelayan di rumah ku, yang dua orang itu adalah sopir dan penjaga keamanan ku" sahut ku menjawab pertanyaan Rilley.
Setelah Riley berhasil memverifikasi, akhir nya Rilley mengizinkan ku pulang bersama para pelayan yang Tuan Felix kirim utuk menjemputku pulang.
"Ada apa dengan kalian, mengapa kalian menjemputku? Kalau nanti ketahuan teman ku bagaimana!!" terak ku dengan nada marah pada sopir dan pelayan saat kami sudah berada di dalam mobil.
"Kami hanya menjalankan tugas nyonya..Tuan Felix khawatir anda tidak akan bisa pulang, jadi menyuruh kami menjemput mu" terang pelayan yang duduk bersama ku di kursi penumpang belakang,
"Bagaimana laki-laki sialan itu bisa menemukan ku??!!" teriak ku lagi meracau, terlihat pelayan ku itu hanya tersenyum melihat tingkahku yang sedang mabuk.
Tak lama dari itu, aku tertidur dan tidak sadar kan diri.
Keesokan pagi saat terbangun kepalaku terasa sangat pengar sekali. Aku berjalan menuju toilet sembari menarik-narik rambut ku yang masih terasa pengar.
"Tok tok tok..."
"Nyonya apakah anda sudah bangun?" teriak pelayan dari luar pintu
"Sebentar.." sahutku dengan segera membuka pintu kamar setelah selesai dari toilet.
"Ada apa..?" tanyaku saat pintu kamar telah terbuka
"Ini Nyonya..Tuan menyuruhku untuk membuatkan sup pereda mabuk untuk anda, Tuan bilang harus diminum habis,agar saat Nyonya kuliah tidak sakit kepala" terang pelayan tersebut, rupa nya Tuan Felix telah menyuruhnya untuk membuat kan semangkuk sup pereda mabuk.
"Baiklah..Terima kasih" ucapku sembari mengambil semangkuk sup dari tangan pelayan dan aku kembali menutup pintu kamar.
Tak serta merta aku langsung meminum sup pereda mabuk yang pelayan berikan, aku meletakan nya terlebih dahulu diatas meja dan akun kembali merebahkan badanku diatas tempat tidur.
Rasanya seperti badan ku hancur lebur, karena bagaimana tidak hancur lebur.. selama tiga hari berturut-turut aku keluar rumah dan berpesta tiap malam.
"Rasanya aku tak sanggup untuk pergi ke kampus, seperti nya aku akan membolos saja" gumamku berkata dalam hati.
Lalu aku meraih ponsel ku, memberikan kabar pada Rilley bahwa hari ini aku tidak akan ke kampus.