NovelToon NovelToon
Pernikahan Status

Pernikahan Status

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Juwita Simangunsong

Enam bulan pernikahan yang terlihat bahagia ternyata tak menjamin kebahagiaan itu abadi. Anya merasa sudah memenangkan hati Adipati sepenuhnya, namun satu kiriman video menghancurkan semua kepercayaannya. Tanpa memberi ruang penjelasan, Anya memilih pergi... menghilang dari dunia Adipati, membawa serta rahasia besar dalam kandungannya.

Lima tahun berlalu. Anya kini hidup sebagai single mom di desa kecil, membesarkan putranya dan menjalankan usaha kue sederhana. Namun takdir membawanya kembali ke kota, menghadapi masa lalu yang belum selesai. Dalam sebuah acara penghargaan bergengsi, dia kembali bertemu Adipati—pria yang masih menyimpan luka dan tanya.

Adipati tak pernah menikah lagi, dan pertemuan itu membuatnya yakin: Anya adalah bagian dari hidup yang ingin ia perjuangkan kembali. Namun Anya tak ingin kembali terjebak dalam luka lama, apalagi jika Adipati masih menyimpan rahasia yang belum terjawab.

Akankah cinta mereka menemukan jalannya kembali? Atau justru masa lalu kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juwita Simangunsong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

Langkah kaki kecil Alvino terdengar pelan saat ia mengikuti langkah ibu Marisa sang Oma, saat menuruni anak tangga marmer menuju lobi kantor yang megah milik Adipati. Bocah lima tahun itu menatap takjub lantai yang mengkilap beserta langit - langit tinggi dengan lampu gantung kristal. Dia juga kagum dengan petugas keamanan dan resepsionis berseragam rapi berdiri di balik meja panjang.

Ibu Marisa menunduk, merapikan kerah kemeja baju yang Alvino kenakan " Sayang kamu tunggu Mama disini karena sebentar lagi Mama akan turun untuk jemput kamu. Oma harus pergi sekarang karena Oma malu kalau sampai terlambat, lagi pula Oma sudah telepon Mama kamu." kata ibu Marisa sambil menatap jam tangan nya sekilas " Kamu tunggu disini dan jangan kemana-mana sampai Mama menjemput. Kamu juga harus ingat siapa pun yang tidak kamu kenal jangan mau diajak, walaupun dengan alasan untuk mengantar kamu bertemu Mama. Selain Mama jangan mau ikut, mengerti?"

Alvino mengangguk patuh sebagai jawaban seraya berkata " Iya Opa."

Ibu Marisa mencium kening Alvino dengan penuh kasih sayang "Oma pergi dulu, jangan ke mana-mana. Duduk manis, ya. Ingat sampai Mama kamu jemput."

Alvino mengangguk lagi tanda mengerti. Ibu Marisa berbalik, melangkah pergi meninggalkan Alvino dilobi. Tak lama setelah itu, Anya datang tergesa dari arah lift, sepatu haknya berdetak cepat di lantai marmer. Begitu melihat anaknya duduk sendiri di sofa lobi, wajah Anya melunak.

Anya langsung mempercepat langkahnya "Alvino sayang ! Maaf ya, Mama telat."

Alvino senyum lebar "Tadi Oma cepet-cepet pergi, katanya ada arisan."

Anya membungkuk, mencium pipi anaknya, lalu menggandeng tangan mungil itu menuju lift " Iya Mama tahu sayang, makannya sekarang Mama jemput kamu. Kita keruangan mama ya?"

" Ok Mama." jawab Alvino senang dan terus berjalan bersama sang Mama.

Di dalam ruangan penuh nuansa kayu elegan dan kaca bening, Jeremiah sedang berdiri di depan meja kerja Adipati, membacakan laporan sambil memegang tablet.

"Target kuartal tiga hampir tercapai, Pak. Tapi ada revisi kecil di proyek Singapura" kata Jeremiah menjelaskan pada Adipati sang atasan.

Diruangan lain Anya sambil tersenyum mengajak Alvino masuk ke ruangan kerjanya dan kedatangan Anya dan Alvino tidak luput dari perhatian kedua lelaki yang sedang ada diruang sebelah

Jeremiah menoleh... dan seketika tubuhnya heran melihat sosok Alvino yang begitu mirip dengan Adipati bos nya itu. Tatapannya terkunci pada sosok mungil di samping Anya. Bocah laki-laki dengan rambut tebal, sorot mata tajam namun dalam, garis rahang yang familiar.

Alvino juga melihat Jeremiah balik, lalu menunduk sedikit. Bingung. Karena cara Jeremiah memandang Alvino begitu intens.

Jeremiah hampir berbisik, matanya tidak lepas dari Alvino seraya berkata " Astaga..."

Adipati kembali menoleh ke arah Jeremiah setelah sempat kembali menatap laptop dengan dahi berkerut "Jer, kamu kenapa liatin anaknya ibu Anya begitu antusias? Apa ada yang salah?"

Jeremiah tak menjawab langsung dan terus memandangi Alvino dari balik kaca, seperti sedang melihat cermin kecil dari masa lalu.

"Bos, boleh saya nanya sesuatu? Tapi bos jangan marah ya?"

Adipati menyilangkan tangan, curiga "Emang kamu mau tanya apa Jer?"

"Apa bos dulu... pernah punya hubungan dengan Ibu Anya?" kata Jeremiah hati - hati karena dia takut terlalu lancang karena bertanya sembarang.

Adipati mengangkat alis, tersenyum tipis "Iya dulu dan kami sempat menikah selama enam bulan. Dia mantan istri saya. Emang kenapa?"

Jeremiah terkejut mendengar pernyataan Adipati hingga mata Jeremiah membulat dan hampir melompat dari sarangnya "Istri?"

Adipati "Iya. Tapi kita pisah udah enam tahun yang lalu. Ada apa emangnya, kamu kayak lihat hantu?"

"Pantes saja..." ucap Jeremiah pasrah.

Adipati menyipitkan mata "Pantes apaan Jer?"

"Pantes wajah anak Bu Anya mirip banget sama bos. Astaga, dari cara jalan, dari cara liat orang... mirip banget, bos." ucap Jeremiah bersemangat.

Adipati terkekeh, pura-pura santai "Ngaco kamu. Katanya itu anak dari suami Anya yang lain. Dan katanya juga suaminya udah meninggal."

Jeremiah suara mulai meninggi, tapi tetap hormat "Bos percaya gitu aja? Apa bos sudah cari tahu kebenarannya?"

Adipati mulai ragu, tapi mencoba tenang "Kenapa emangnya?"

"Bos pisah enam tahun lalu, kan? Anak itu kelihatannya lima tahun lebih. Bisa aja itu anak bos, tapi disembunyikan. Kalau memang itu anak ibu Anya dengan suami lain tidak mungkin usia anak ibu Anya sama dengan usia pernikahan bos dengan ibu Anya."

Adipati mulai gelisah, pandangannya kembali mengarah ke ruangan Anya dari balik kaca "Tapi Anya nggak pernah bilang apa-apa..."

"Karena bos juga nggak pernah tahu dan bos juga pernah cerita ibu Anya itu enam tahun ini menghilang kan? Sekarang tiba - tiba muncul sudah punya anak. Atau mungkin ibu Anya punya alasan untuk menyembunyikan kebenaran bahwa Alvino adalah anak bos karena ada sesuatu yang dia takut kan. Tapi..."

" Tapi apa Jer? Kok kamu tidak lanjutkan kalimat mu?" Adipati penasaran dengan kelanjutan dari kalimat Jeremiah.

" Tapi , apa bos tidak punya gitu ikatan batin dengan Alvino?" lanjut Jeremiah lagi setelah kalimat nya sempat terputus.

" Saya tidak tahu apa itu bisa disebut ikatan bati." kata Adipati ragu.

" Maksudnya bos?" Jeremiah jadi penasaran.

" Kalau saya dekat dengan Alvino saya merasa sudah dekat dan saya sangat ingin selalu dekat dengan Alvino. Tapi, Anya sudah melarang saya untuk dekat dengan Alvino." kata Adipati dengan suara yang sangat sedih. Adipati juga diam. Menatap dalam-dalam ke arah Alvino yang sekarang sedang duduk di sofa kecil sambil memainkan mainan dinosaurus di tangannya

Jeremiah menghela napas "Saran saya, bos tes DNA saja, karena saya yakin Alvino itu anak bos, karena kemiripan bos dengan Alvino sangat banyak.. Atau kalau ragu, bos bisa coba tanya langsung ke orang tua Bu Anya. Tapi saya yakin... Alvino itu anak kandung bos."

Adipati tak menjawab. Ia hanya berdiri diam, wajahnya perlahan berubah campuran haru, bingung, dan sebuah rasa rindu yang dalam untuk bisa dekat dengan Alvino seperti yang pernah dia rasakan waktu kerumah orang tua Anya.

Setelah Jeremiah keluar dari ruangan Adipati, Adipati masuk keruangan Anya dan ketika Adipati masuk. Alvino begitu sangat senang dia melompat ke arah Adipati "Om Adipati?"

" Iya Alvino ini Om Adipatii. Kamu datang sendiri?" tanya Adipati ramah.

" Tadi aku diantar sama Oma kesini Om." jawab Alvino jujur.

" Terus Oma dimana sekarang?" kata Adipati sambil menyapu seluruh ruangan tapi tidak mendapatkan sosok ibu Marisa.

" Oma sudah pergi Om. Oh ya Om terimakasih ya Om sudah izin kan Al ke sini." kata Alvino tapi Anya wajah nya tidak bersahabat.

" Bapak bisa pergi sekarang kan? Saya masih banyak kerjaan Pak." kata Anya.

" Ya sudah kamu kerja saja tidak usah perduli kan kami. Atau saya boleh ajak Alvino jalan - jalan ke luar?" tawar Adipati yang seolah tahu kalau Anya sebenarnya sedang mengusir nya.

" Tidak usah Pak, biar Alvino tetap di sini." tolak Anya.

" Sepertinya kamu sangat takut sekali jika Alvino dekat dengan aku. Kenapa Anya? Apa ada yang tidak ku tahu tentang Alvino?" kata Adipati dengan nada rendah tapi penuh penekanan.

" Apa maksud bapak ngomong gitu?" kata Anya dengan nada kaku.

" Kamu pasti tahu maksud ku Anya." kata Adipati dengan senyuman yang tidak bisa diartikan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!