Nayanika memang tidak pandai mencari kekasih, tapi bukan berarti dia ingin dijodohkan.
Sialnya, kedua orangtuanya sudah merancang perjodohan untuk dirinya. Terpaksa Naya menikah dengan teman masa kecilnya itu, teman yang paling dia benci.
Setiap hari, ada saja perdebatan diantara mereka. Naya si pencari masalah dan Sagara si yang paling sabar.
⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Naya menatap malas mobil Sagara yang baru saja meninggalkan pekarangan rumah. Tadi malam Arunika menelpon Naya dan menceramahi nya tanpa henti. Pembahasannya tetap sama, yaitu menjadi istri yang baik. Salah satunya adalah mengantar suami sampai teras sebelum suami berangkat kerja.
Saat Naya bangun, saat itu juga Sagara akan berangkat, jadilah dengan muka bantal, Naya mengantar Sagara sampai teras seperti apa yang mamanya bilang kemarin. Sebenarnya Naya juga disuruh bangun pagi-pagi sekali untuk menyiapkan sarapan, tapi mana bisa dia bangun pagi? Bangun pagi itu adalah sesuatu yang mustahil untuk Naya lakukan.
"Berangkat kerja doang masa harus diantar sampai teras?" gumamnya lalu berdecak. Dia menuju dapur untuk mencari makanan.
"Dia masak lagi?" gumamnya. Sagara memasak sup sayur, lauknya ayam goreng. Masakan sesimpel itupun Naya tidak bisa.
Naya memilih segera sarapan. Melihat masakan Sagara saja perutnya sudah berdisko. Sepertinya dia minta ajarkan memasak oleh pria itu saja nanti.
Siang ini terasa sangat panas. Matahari begitu menyengat kulit. Naya semakin malas keluar rumah. Dia memilih bersantai di rumah sambil menonton film.
Hingga suara dering ponselnya membuat Naya mengalihkan pandangannya dari laptop.
"Nomor siapa nih?" gumamnya. Dengan ragu dia menggeser tombol hijau di sana.
"Halo, Naya."
Mendengar suara yang tak asing, Naya tersenyum.
"Karel?"
Di seberang sana Karel terkekeh. "Iya. Jangan lupa disimpan ya nomornya."
"Oke oke!"
"Oh iya, sebenarnya aku mau ngajak kamu jalan-jalan hari ini. Mau? Aku dengar ada tempat wisata yang baru resmi dibuka. Mau ke sana gak?"
Naya bergumam panjang. "Jam berapa?"
"Jam 3 sore."
Jam 3 Sagara belum pulang, kan? Daripada aku ngang-ngong di rumah, mending aku pergi sama Karel. Batin Naya.
"Mau deh. Bosan juga di rumah," jawab Naya.
Karel tersenyum, puas dengan jawaban Naya. "Jam 3 aku jemput ya. Gak perlu dandan, kamu sudah cantik."
Naya tertawa. "Iya."
Sambungan mereka terputus. Naya kembali melanjutkan nonton drama. Berbeda dengan Karel di seberang sana, dia sedang tersenyum lebar.
Dulu, Naya pernah menolong Karel karena dibully. Sejak itu juga Karel menyukai Naya. Dia berubah seperti ini juga demi Naya.
Sayangnya, Karel tidak tau kalau Naya sudah menikah, pria itu menjadi menaruh harapan lebih pada Nayanika.
****
"Siang, Pak."
Sagara berdehem singkat sebagai jawaban.
Nabila, sekertaris Sagara itu dengan ragu mengikuti langkahnya.
"Bapak mau makan siang?" tanya Nabila basa-basi.
"Menurut kamu?"
Nabila tersenyum canggung. Padahal niatnya ingin mengajak Sagara bicara. Tapi dia lupa kalau bosnya ini adalah pria yang irit bicara.
Keduanya memasuki area kantin kantor. Daripada makan di restoran dan harus keluar kantor, Sagara memilih makan di kantin saja. Lagi pula makanannya sehat-sehat.
Setelah mengambil makanan, mereka berdua duduk di sebuah kursi. Sagara tak masalah karena sudah biasa makan siang bersama Nabila. Lagi pula bukan hanya ada mereka saja di sana.
"Pak Gara suka—"
"Jangan bicara saat makan, Nabila," tegur Sagara tanpa menatap perempuan itu.
Nabila langsung terdiam. Dia mengangguk patuh. Malu sebenarnya, tapi tak apa.
Hampir 2 tahun dia bekerja dengan Sagara, tapi Nabila tak pernah melihat pria itu tersenyum padanya, kecuali pada klien mereka.
Huh, emang aku berharap apa? Batin Nabila. Dia cukup tahu diri.
Pernikahan Sagara dan Naya hanya mengundang beberapa orang terdekat saja. Tidak mewah dan tidak disorot media karena semua itu adalah permintaan Naya. Tidak perlu mewah, asal sah. Lagi pula, Naya juga malas meladeni para tamu yang pastinya sangat banyak, jadilah dia meminta pernikahannya dan Sagara tidak perlu mewah-mewah. Terlebih, Naya memang tidak menginginkan pernikahan ini.
Sagara mengusap bibirnya dengan tisu setelah selesai makan. Selalu rapi dan terlihat santai, membuat Nabila semakin terpesona.
Sagara melirik Nabila yang tengah menatapnya, dia berdehem membuat perempuan itu tersentak kecil.
"Saya duluan," ucap Sagara.
"I-iya, Pak," jawab Nabila tergagap. Dia menatap punggung Sagara yang semakin menjauh.
"Percuma ganteng kalau gak bisa aku dapatin," gumamnya lesu.
****
Tak henti-hentinya Naya tersenyum. Karel benar-benar membuat Naya senang hari ini. Tempat wisata yang dimaksud pria itu cukup ramai, banyak pengunjung dan juga pedangan di sana. Kalau banyak makanan, tentu saja Naya betah.
Di sana terdapat danau buatan yang menjadi tempat mengapung nya bebek-bebek an. Lebih tepatnya seperti perahu bebek yang bisa dinaiki manusia, dan mereka harus mengayuh seperti sepeda agar bisa menjalankan bebek tersebut. Di sana juga ada kolam ikan, siapapun yang ingin mancing harus bayar lebih dahulu.
Ada pula gazebo-gazebo untuk tempat istirahat. Tempatnya sangat sejuk. Itu sebabnya Naya menjadi betah.
"Mau makan?" tawar Karel. Mereka sudah hampir 1 jam di sana.
"Makan apa? Di sini ada bakso?" tanya Naya sembari menatap sekelilingnya. Naya adalah pecinta bakso garis keras.
Karel menunjuk rumah makan. "Ada rumah makan."
Naya mengangguk saja, kebetulan dia memang sedang lapar.
Sudah tau tempatnya, jadi Naya bisa ke sini kapanpun, tidak harus bersama Karel. Kapan-kapan dia akan ajak Loli. Jaraknya tidak terlalu jauh dari rumahnya.
Sore itu mereka menghabiskan waktu di tempat tersebut. Naya seakan tak kenal waktu dan lupa kalau punya suami yang sedang mencari keberadaannya sekarang.
Nayanika tidak mengabari Sagara sama sekali, wajar saja pria itu kelimpungan mencari keberadaannya. Bahkan dia sudah bertanya pada Arunika dan juga mamanya, tapi Naya tidak ada di sana juga.
Sekarang Sagara berdiri di teras rumah. Ia berdecak, tak tau harus mencari Naya kemana lagi.
"Kebiasaan," gumamnya. Sagara tidak kenal dengan teman Naya, hal itu membuatnya kesulitan mencari istri kecilnya itu.
Hingga tak lama kemudian, raut wajah Sagara berubah datar saat melihat Naya baru saja turun dari mobil yang sama seperti kemarin.
"Dia lagi," gumamnya.
Sedangkan Naya meringis melihat Sagara yang repot-repot menunggunya di teras.
"Pasti ngomel, nih," gumam gadis itu. Dia berusaha biasa saja. Bahkan dengan berani ia melewati Sagara yang terus memperhatikannya.
"Terus-terusin, biar saya bisa ngadu ke Mama Aru," celetuk Sagara. Dia berbalik dan melipat tangannya di depan dada, matanya menatap punggung Naya yang berhenti melangkah.
Naya berbalik dan menatap sinis suaminya. "Dasar tukang ngadu!"
"Kamu pergi tanpa izin sama saya."
"Ya terus? Kan dari awal aku pernah bilang kalau kita gak boleh ikut campur urusan masing-masing!" kesal Naya.
"Kapan?" Sebelah alis Sagara terangkat. "Kalau tidak ada tanda tangan di atas materai, berarti saya gak setuju."
Naya melongo. Tanda tangan di atas materai katanya? Yang benar saja!
"Udahlah! Pokoknya kamu gak usah kepo ataupun ngadu ke mama. Kayak anak kecil aja main ngadu-ngadu." Naya hendak berbalik, tapi Sagara kembali bersuara.
"Siapa laki-laki itu? Pacar kamu?"
"Bukan urusan anda, Pak Sagara," tekan Naya.
"Satu ... " Sagara mengeluarkan ponselnya bersiap menghubungi Arunika.
Naya berdecak kesal.
"Dua ..."
"APAAN SIH?!"
"Ti ..."
"DIA TEMAN AKU, PUAS?!!!" Mata Naya melotot galak.
"Teman tapi sering keluar bareng?"
"Ya emang kenapa? Emangnya aku kaya kamu yang cuma kerja tanpa mau tau dunia luar?"
"Teman atau pacar, Naya?"
"TEMAN! Gak percaya banget sih?! Tanya aja sendiri sama dia." Naya berbalik dan berjalan menuju kamar. "Udah dikasih tau malah gak percaya, maunya apa coba?" gerutunya.
Sagara segera menghubungi seseorang. Jika Naya tak mau jujur, lebih baik dia cari tau sendiri.
"Cari tau siapa yang bersama Naya hari ini."
"Baik, Tuan."
bersambung...
Like dan spam komen biar ketua semangat updatenya 😌