Elara Andini Dirgantara.
Tidak ada yang tidak mengenal dirinya dikalangan geng motor, karena ia merupakan ketua geng motor Ladybugs. Salah satu geng motor yang paling disegani di Bandung. Namun dalam misi untuk mencari siapa orang yang telah menodai saudara kembarnya—Elana, ia merubah tampilannya menjadi sosok Elana. Gadis manis, feminim dan bertutur kata lembut.
Lalu, akankah penyelidikannya tentang kasus yang menimpa kembarannya ini berjalan mulus atau penuh rintangan? Dan siapakah dalang sebenarnya dibalik kehancuran hidup seorang Elana Andini Dirgantara ini? Ikuti kisah selengkapnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
"Banyak omong. Serang!" seru Jojo.
"Tunggu!" Langit merentangkan sebelah tangannya, menghadang para anggotanya yang mulai maju untuk menyerang. Ia lantas menatap Kenzie. "Dua anggota Atlantis diserang oleh anggota Ganstar." jelas Langit.
"Katakan siapa orangnya. Aku pasti akan menyerahkan mereka untuk diadili kalau memang anggota kami yang bersalah."
Langit menatap Jojo, Sam, dan semua anggota Atlantis yang lain, tetapi mereka semua justru saling tatap, tidak ada yang berani mengatakan siapa orangnya. Sebab, mereka 'pun tidak tahu pasti siapa orangnya.
"Aku rasa kita harus memusyawarahkan masalah ini." Langit menatap semua anggotanya. Menunggu, siapa tahu ada yang tidak setuju dengan keputusannya kali ini. Tapi ternyata tidak ada yang mendebatnya.
"Baiklah, ayo masuk." Kenzie menerima semua anggota Atlantis dengan tangan terbuka.
Di dalam ruangan, para pemimpin inti dari kedua geng motor itu duduk saling berhadapan di sofa, sementara para anggotanya berdiri mengelilingi mereka.
"Malam ini, sekitar jam delapan tadi, dua anggota kami diserang. Penyerangnya mengenakan jaket Ganstar, dan dia mengancam agar aku tidak mendekati Elana karena Elana adalah kekasihmu. Apa itu benar?" tanya Langit membuka pembicaraan.
"Aku dan Elana belum ada hubungan apa-apa. Dan perlu aku tegaskan bahwa aku tidak pernah memasukan permasalahan pribadi ke dalam Geng Ganstar, apalagi kalau sampai meminta anggota Ganstar untuk mengancam kalian hanya demi seorang wanita." jelas Kenzie.
"Apa buktinya kalau memang bukan kalian yang melakukan penyerangan itu?" Jojo ikut bersuara.
"Lalu apa buktinya kalau memang anggota kami yang menyerang anggota kalian?" Darel ikut menimpali.
Langit melirik dua anggotanya yang babak belur. "Dari bentuk tubuhnya, siapa diantara mereka semua yang kalian yakini telah menyerang kalian?" Langit menunjuk para anggota Ganstar yang berdiri di belakang Kenzie dengan dagunya.
Dua anggota Atlantis itu menatap satu persatu anggota Ganstar. Tapi sayang sekali, tidak satupun diantara mereka yang diyakini oleh keduanya sebagai laki-laki yang tadi menyerang mereka.
"Tidak ada, Bos." ucap dua orang itu akhirnya.
"Itu artinya ada yang berusaha memecah belah Atlantis dan Ganstar dengan cara mengadu domba kita." ucap Langit.
"Aku rasa juga begitu." timpal Kenzie.
Langit menatap semua anggotanya kembali. "Ada yang keberatan kalau saat ini kita mengajukan perdamaian?" tanyanya pada anggotanya.
"Tidak, Bos." Sam menjawab sebagai perwakilan semua anggota lainnya.
Setelah semuanya setuju untuk berdamai, akhirnya Geng Atlantis dan Ganstar saling berpelukan singkat di depan markas Ganstar. Tanpa mereka ketahui bahwa dari kejauhan sana seseorang memantau mereka dengan mengepalkan tangannya.
...•••***•••...
Semua siswa kembali berkumpul di aula sekolah untuk mendengarkan pengumuman tentang kandidat yang akan dipilih mengikuti olimpiade. Di depan sana, para dewan guru juga telah duduk di tempatnya masing-masing.
"Seperti apa yang sudah Bapak katakan minggu yang lalu bahwa sekolah kita akan ikut dalam olimpiade tingkat nasional. Dan nama-nama kandidat calon pesertanya sudah kami rangkum berdasarkan nilai tertinggi di setiap semesternya." Kepala Sekolah menunjukkan sebuah map kepada para siswa. "Dalam map ini sudah ada enam nama yang terpilih, dan Bapak harap, nama-nama yang akan Bapak sebutkan nanti bisa belajar lebih giat lagi untuk mendapatkan posisi tiga besar sebagai peserta olimpiade. Dan nama-nama tersebut adalah Elana, Kenzie, Bunga, Doni, Citra dan Langit. Silahkan semua nama yang sudah disebutkan untuk maju ke depan."
Enam orang yang telah disebutkan namanya langsung maju ke depan. Elara berdiri dengan percaya diri, padahal dalam hatinya ia mulai ketar-ketar. Beruntung pemilihan kali ini dipilih berdasarkan nilai semester sebelumnya, maka Elana bisa masuk menjadi salah satu nama yang terpilih, sebab nilai Elana memang selalu paling tinggi disetiap semesternya. Karena kalau penilaian ini benar-benar dipilih melalui rangkaian tes baru, maka Elara yakin bahwa nama Elana tidak akan ada dalam daftar calon peserta. Sebab, Elara tahu secetek apa kemampuannya dalam akademik, terlebih dalam bidang Matematika.
...•••***•••...
Setelah berkumpul di aula sekolah. Semua siswa berbondong-bondong menuju lapangan basket. Elara sampai bingung melihat para siswa yang terlihat begitu bersemangat menuju lapangan.
"Tunggu, kalian mau kemana?" Feli menghentikan salah satu siswi yang lewat di depan mereka.
"Anak-anak basket andalan Darma Bangsa akan berlatih sebentar lagi." jawab siswi itu. Setelah mengatakan itu, siswi tersebut langsung melanjutkan langkah menuju lapangan.
"Oh my god, Chel, kita harus kesana." ajak Feli.
"Ayo."
Feli dan Chelsea bergandengan menuju lapangan, tetapi beberapa saat kemudian mereka tersadar, dan langsung melirik Elara yang tidak beranjak dari tempatnya berdiri tadi.
"Lan, kau tidak ikut?" tanya Chelsea.
"Aku tidak berminat."
"Astaga!"
Feli kembali mendekati Elara dan langsung menarik paksa Elara menuju lapangan. Setelah tiba di lapangan, mereka bertiga duduk di kursi podium dengan posisi Elara di tengah-tengah antara Feli dan Chelsea.
"Kau tahu, setelah kecelakaan yang kau alami, kau benar-benar melupakan semuanya. Dengarkan aku, anak-anak basket Darma Bangsa itu adalah perkumpulan laki-laki keren se-Darma Bangsa. Dan tidak ada siswi manapun yang bisa menolak mereka. Bahkan klub basket sekolah kita sangat terkenal di sekolah-sekolah lain." jelas Feli.
"Iya, Lan. Bahkan dulu kau juga suka menonton basket karena ada Kenzie sebagai salah satu anggotanya." timpal Chelsea.
Elara mengalihkan pandangannya ke lapangan, dimana para anak basket yang dimaksud Feli dan Chelsea tengah melakukan pemanasan di bagian tengah lapangan. Baru melakukan pemanasan saja, para siswi sudah bersorak tiada henti menyerukan jagoan mereka masing-masing.
"Ngomong-ngomong, siapa jagoan kalian?" tanya Elara pada Feli dan Chelsea tanpa mengalihkan pandangannya dari lapangan.
"Kenzie," jawab Feli. Tidak lupa ia mengangkat dua jarinya sebagai simbol perdamaian karena berani menjagokan seseorang yang ditaksir sahabatnya itu.
"Kalau kau?" Elara menatap Chelsea.
"Langit. Dia terlihat sangat hebat saat bermain basket."
Permainan basket dimulai, semua pemainnya mulai memperebutkan bola untuk dimasukkan ke ring basket. Seiring dengan pergerakan para pemain, semua siswa dan siswi yang menonton semakin histeris saat melihat jagoan mereka masing-masing, sementara Elara hanya menatap jengah pada semua siswi itu. Baginya, mereka semua terlalu berlebihan.
Barusaja Elara mengatakan bahwa semua itu berlebihan, semua siswi justru kembali berteriak histeris saat Langit berhasil memasukan bola ke ring basket untuk pertama kalinya. Bahkan, selebrasi dari para cheerleader kebanggan Darma Bangsa juga ikut memandu sorakan. Tidak hanya itu, Siena bahkan sampai turun dari podium untuk memberikan pelukan kepada Langit.
"Cih! Dia pernah bilang aku gatal, tapi dia ternyata jauh lebih gatal. Beraninya berpelukan begitu di depan umum." batin Elara sewot.
Di bawah sana, tepatnya di lapangan. Langit dengan terpaksa menerima pelukan Siena karena Siena yang langsung memeluknya tanpa permisi. Saat berpelukan dengan Siena, mata Langit tanpa sengaja menatap ke arah Elara, dan seketika itu ia langsung melepaskan pelukannya dari Siena. Entah dengan alasan apa, tapi yang jelas Langit merasa tidak nyaman saat Siena memeluknya di hadapan Elara. Padahal, Langit sendiri bisa melihat kalau Elara terlihat tak acuh padanya.
tapi kenapa langit dan zavia apakah kerjasama dengan papa Efendi untuk menghilangkan bukti dan mengetahui alasan elana depresi?....
Aku sampe nahan napas karena ternyata ada yang bisa nebak plotnya dari awal, tapi ngga papa, aku tetep lanjutin dan perbaiki aja sebagian alurnya. Btw, ini karya pertama aku yang ada plot misteri gini. Jadi gimana pendaoatkn kalian tentang karya ini? Komen yukk.
semakin di bikin penasaran sama authornya .,...🤣🤣
pinisirin kelanjutannya.....💪