Ketika Cinta Berakhir

Tak terasa acara pernikahan antara Yuri dan Dio kini tinggal menghitung hari.

Sebelum acara dilangsungkan Yuri berniat melakukan pemeriksaan terhadap kandungannya. Namun kali ini ia hanya pergi sendiri tanpa ditemani Dio, karna lelaki itu juga sedang sibuk dengan pekerjaannya.

Sesampainya di rumah sakit lagi-lagi tanpa sengaja Yuri kembali dipertemukan dengan Mario mantan kekasihnya.

Lelaki itu datang menghampirinya, ia tersenyum dan menyapa Yuri. Keduanya saling bertukar kabar satu sama lain.

Sebenarnya ada banyak sekali pertanyaan yang ingin ditanyakan oleh Mario kepada mantan kekasihnya itu. Namun waktunya tidak tepat, melihat kondisi Yuri yang masih hamil. Dia tidak ingin berdebat dengan Yuri yang mengakibatkan wanita itu semakin menjauhinya.

”Yuri….” Ucapnya gantung, sambil menatap perut Yuri yang mulai buncit.

“Hmmm…??”

“Tidak…,bukan apa-apa” lelaki itu kembali mengurungkan niatnya untuk bicara.

“Aaa, sekedar info…, besok lusa aku dengan Dio akan menikah” ucap Yuri dengan percaya diri, seolah memberi kalimat telak agar Mario tidak menanyakan hal-hal aneh lagi padanya.

Yuri tahu apa yang ingin di ucapkan oleh Mario ketika berhadapan dengannya. Lelaki itu pasti akan terus meragukan anak yang ada di dalam kandungannya sebagai anak Dio.

Tetapi Yuri tetaplah Yuri. Wanita itu akan tetap kukuh pada pendiriannya. Apapun yang dia inginkan harus bisa ia dapatkan bagaimanapun caranya.

Mendengar jawaban telak dari sang mantan, Mario hanya bisa menghela napas panjang. Dia tahu tidak ada gunanya berdebat dengan Yuri, biarkan waktu yang akan menjawabnya.

Untuk saat ini Mario hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk mantan kekasih yang sebenarnya masih sangat ia cintai. Lelaki itu masih sangat sayang dan berharap bisa kembali dengan Yuri. Tapi apa boleh buat, di dalam hatinya hanya ada Dio seorang.

.

.

.

Di hari pernikahan Yuri dengan Dio, mereka dikejutkan dengan kedatangan sosok perempuan yang paling dikenalnya. Bukan hanya mereka, bahkan semua tamu undangan yang datang tidak kalah terkejutnya.

Karena Nina yang selama ini dianggap sudah tiada, tiba-tiba datang kembali entah dari mana asalnya.

Hal itu membuat Yuri sangat marah. Ia berteiak mengusir Nina agar segera pergi dari pestanya.

Yang lebih mengejutkannya lagi, mantan istri Dio itu datang dengan perut yang sudah membuncit seperti Yuri. Nina sengaja datang untuk mengacaukan pernikahan suami dan selingkuhannya.

Wanita itu meminta agar Dio segera pulang dan kembali bersama. Karena Nina sangat mencintai suaminya.

Nina datang dengan penampilan yang tak kalah cantik dari Yuri. Hal itu membuat Dio goyah dan setuju untuk pergi bersamanya.

Apalagi Dio masih merasa menyesal dengan semua perbuatannya pada mantan istrinya. Kalau waktu bisa diulang pasti dia akan berusaha memperbaiki hubungan dengan Nina.

Dan benar saja, saat Nina muncul kembali lelaki itu tidak ragu untuk segera meminta maaf dan siap rujuk dengan sang mantan.

Parahnya lagi Nina tidak datang sendiri. Dia datang dengan membawa beberapa orang pengawal yang biasa mengawal kakaknya.

Para lelaki bertubuh kekar itu memaksa Yuri untuk meninggalkan Dio, kemudian mereka menyeret Yuri yang sedang hamil dengan sangat kasar dan membinasakannya persis seperti saat mereka membinasakan Dio.

Yuri terus berteriak meminta tolong, tetapi tidak ada yang bisa menolongnya. Ia berusaha melawan tapi tenaganya kalah kuat dengan mereka.

Para keluarga yang menyaksikan juga ikut membantu, tetapi semuanya justru ikut merasakan perlakuan yang sama seperti Yuri.

Mereka semua dikurung dan diikat di suatu tempat, dengan tubuh terbalik dan tergantung.

Dengan kekuatan yang tersisa, Yuri terus berteriak sekuat tenaga agar para pengawal Nina itu mau melepaskan dia dan keluarganya.

Namun hasilnya sia-sia. Mereka justru melayangkan pukulan demi pukulan pada keluarga Yuri. Itulah akibatnya jika ia berani bermain api dengan orang seperti Nina.

Suara jeritan karena rasa sakit itu semakin membuatnya menangis tiada henti, Yuri terus memohon ampun dengan suaranya yang hampir habis.

“Ampun Nina…, ampuunnnnn…..” teriaknya sambil terus memohon.

“Yuri….”

“Yuriii…”

“Bangunlah, heyy”

Wanita itu akhirnya bangun setelah Dio terus membangunkannya. Yuri mengigau dan memanggil nama Nina, entah apa yang sedang dia mimpikan. Nampaknya ia sangat ketakutan hingga tubuhnya berkeringat serta wajahnya pucat pasi.

“Apa yang terjadi Yuri ??” Tanya Dio cemas.

“Aku…,aku bermimpi Nina masih hidup mas, dan wanita sialan itu ingin mengacaukan pernikahan kita”

“Tenanglah Yuri, itu kan hanya mimpi. Lagipula Nina kan sudah meninggal. Kalaupun dia masih hidup toh aku sudah resmi bercerai dengannya” ucap Dio kembali menenangkan Yuri.

Meski masih kesal dengan mimpinya, namun kalimat Dio itu ada benarnya juga. Nina tidak mungkin bisa kembali dengan Dio karena sudah tidak ada cinta di antara mereka.

Keduanya juga sudah bercerai secara resmi di pengadilan. Namun kenyataan bahwa Nina menghantuinya lewat mimpi itu bukanlah omong kosong belaka.

Bagi Yuri, baik di dalam mimpi ataupun dunia nyata Nina adalah sebuah hama dalam hubungannya dengan Dio.

Dia tidak sudi jika wanita itu masih muncul dalam kehidupannya. Yuri sama sekali tidak merasa bersalah atau menyesal atas apa yang telah ia lakukan selama ini.

Mimpinya kali ini benar-benar merusak suasana hatinya. Yuri yang sedang berbahagia karena akhirnya bisa menikah dengan Dio justru di hantui lewat mimpi oleh Nina.

Setelah semua persiapan dilakukan dengan sempurna, kini tiba saatnya pada hari yang ditunggu-tunggu.

Dihari pernikahannya, Yuri dibalut dengan gaun pengantin berwarna putih yang menambah kesan cantik dan elegan pada dirinya.

Meski perutnya mulai membesar, hal itu sama sekali tidak mengurangi rasa percaya dirinya sedikitpun.

Seperti yang sudah pernah direncanakan sebelumnya, pernikahan mareka diadakan secara privat. Jadi tidak banyak tamu undangan yang datang. Sebagai besar hanya dari kedua belah pihak keluarga saja.

Namun siapa sangka, hari itu mereka kedatangan tamu istimewa yang namanya tidak ada dalam daftar undangan.

Sekretaris Ken datang bersama seseorang di belakangnya. Ia tidak lain dan tidak bukan adalah Shendra Wisnu CEO Luxe’me Cosmetic sekaligus mantan kakak ipar Dio.

Lelaki itu tidak hanya sendirian, dia juga sengaja membawa beberapa orang karyawan di kantor dan para pengawal lainnya.

Kehadiran Shendra yang tiba-tiba membuat semua orang terdiam. Seketika Yuri yang tadinya nampak percaya diri kini hanya bisa bersembunyi di balik punggung Dio.

Denga santainya Shendra duduk di kursi kosong paling depan yang berada tepat di seberang kedua mempelai, sejajar dengan para keluarga Dio dan Yuri.

Lelaki itu hanya diam tanpa bicara, namun entah mengapa rasanya semua orang yang ada disana seperti sedang terancam oleh kehadirannya.

Acara pernikahan yang seharusnya penuh dengan kebahagiaan, kini lebih mirip dengan acara pemakaman.

Sementara Dio sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa. Jangankan sekedar menyapa, menatap Shendra saja dia tidak berani.

Melihat situasi tersebut tentu saja kedua pihak keluarga menjadi geram.

Saat itu orangtua Yuri marah atas kedatangan Shendra dan menudingnya sengaja membawa para karyawan, untuk mempermalukan pernikahan putrinya agar orang-orang tahu mengenai aib keluarganya.

“Bukankah Yuri juga sengaja mengirimkan teror berupa foto-foto perselingkuhannya dengan Dio supaya istrinya tahu perbuatannya ??” Seketika jawaban itu menjadi kalimat telak yang membuat semua orang bungkam.

Para keluarga saling pandang dan merasa malu. Karena mereka tidak tahu detail kejadiannya. Mereka tidak tahu betapa tidak tahu dirinya pasangan pengantin tersebut.

Sementara para tamu undangan yang hadir saling berbisik membicarakan Yuri dan Dio dengan tatapan jijik.

“Yang membuat mereka malu itu bukan aku, tapi perbuatan mereka sendiri” ucap Shendra sambil menunjuk ke arah kedua mempelai.

Sebelum pergi, Shendra sempat mendekat dan membisikkan sesuatu di telinga Dio. Kalimat itu seketika membuat Dio nampak terkejut.

Dengan senyum sinis yang menjadi ciri khasnya, lelaki itu kemudian pergi setelah menyelesaikan tugasnya sebagai tamu tak diundang.