My Husban Perfect Imam
Ciara Salsabila, dia seorang gadis yatim piatu. Gadis itu tidak menyangka, pria yang merupakan king badboy di sekolahnya sekaligus ketua geng motor yang paling menakutkan kini sudah sah menjadi suaminya. Menurutnya ini sebuah mimpi buruk bagi Ciara, kehidupan bagi wanita itu idam-idamkan kandas setelah dirinya di nikahi seorang pria angkuh dan keras kepala. Dafi Firmansyah, pria yang tidak mau mengalah dan keras kepala. Seorang anak tunggal sekaligus pewaris perusahaan Firmansyah group yang namanya sangat tersohor di dunia bisnis.
Dafi dan Ciara sepakat untuk merahasiakan pernikahan mereka untuk kenyamanan bersama. Namun, sepertinya kehidupan Ciara tidak berjalan mulus. Satu hal yang Ciara ketahui, ternyata Dafi memiliki seorang kekasih yang merupakan siswi paling popular sekaligus seorang pembully yang paling di takuti di sekolah Taruna.
Bagaimana Ciara menghadapi situasi itu ? akankah Dafi bisa menaruh hati kepada Ciara ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 Keterkejutan Dafi
Ciara kemudian masuk ke dalam kamar, dia juga tidak lupa untuk mengunci pintu. Ciara berharap Dafi tidka bisa masuk ke kamar, biarkan dia tidur di luar. Setelah di rasa cukup, Ciara kemudian berjalan kea rah meja belajar. Di sana tertata rapi buku pelajaran, bahkan ada buku-buku yang lainnya.
Di ambilnya satu persatu buku tulis yang memperlihatkan tulisan Dafi, baru halaman pertama saja Ciara langsung melongo melihatnya karena tulisan Dafi begitu rapi membuat Ciara melongo hasilnya. Tulisannya pun sangat rapi, Ciara jadi insecure melihatnya.
“Dafi emangnya siswa yang berprestasi ?” Gumam Ciara
Ciara lantas menaruh kembali buku tulis milik Dafi, matanya tertuju pada bingkai foto yang tidak menghadap ke arah depan. Sepertinya memang sengaja Dafi meletakkan menghadap belakang agar tidak terlihat.
Ciara kemudian meraih bingkai foto yang lumayang kecil, dia menelisik foto yang ada di bingkai itu. Di foto tersebut terdapat anak laki-laki yang kisaran umur 4 tahun sedang merangkul seorang anak perempuan berkepang dua yang menatap Dafi malu-malu, lalu terdapat satu anak yang di atas mereka satu tahun sambil mencubit pipi anak perempuan dengan gemasnya.
“Ini aku ?” Gumam Ciara
“Aku gak ingat wajah masa kecil ku dulu, aku juga gak punya foto masa kecil. Apa ini Dafi ? terus siapa yang ada di samping anak perempuan itu ? wajahnya tidak asing, tapi aku gak tahu siapa” Ujar Ciara
“Aku lupa, kok kepalaku jadi sakit ya ?” Gumam Ciara sambil memegang kepalanya
Ciara kemudian memutuskan untuk beranjak dari tempat belajar, Ciara lantas pergi kea rah Kasur. Dia membuka selimutnya untuk membaringkan tubuhnya.
“Alhamdulillah, tenang sekali telinga ini tanpa mendengar cerewetnya Dafi” Ucap Ciara
Lambat laun mata Ciara semakin berat dan tertutup, dan dalam hitungan detik Ciara tertidur dengan keadaan memakai cadar. Sementara itu, Dafi saaat ni sedang berada di ruang musik tempat dia menghilangkan stress. Kakinya menendang pintu depan ruangan musiknya karena kesal, dia sedikit meringis kesakitan karena tendangannya mengenai jari kelingking kakinya.
“Sial banget gue” Dumel Dafi
Dafi kemudian menghempaskan bokongnya dengan kasar di atas sofa, Dafi kemudian mengambil ponselnya yang ada di saku celananya. Jari jemarinya kemudian menjelajahi di ke berbagai media sosial yang terpasang di ponselnya.
Lalu dia membuka grup whatsapp Satria Stars tidak ada yang penting hanya obrolan dan candaan seperti biasanya, dia juga melihat banyak pesan dari Nabila yang mengirimkan sebuah pesan agar Dafi tidak lupa untuk menjemputnya besok pagi. Dafi mengehela nafas panjangnya, dia hampir lupa dengan janjinya pada Nabila, Dafi menyesal karena memberikan janji yang bahkan dirinya tak menginginkannya. Bertepatan dengan itu ponsel Dafi berdering yang dimana meliahat nama Ahsan di layar ponselnya, lalu Dafi segera mengangkatnya.
Dafi [Hallo]
Ahsan [Lo di rumah gak ?]
Dafi [Ya, kenapa ?]
Ahsan [Gue ma uke rumah lo, ada yang perlu gue bicarakan sama lo]
Dafi [Apa ? bicara lewat telpon aja]
Ahsan [Gak bisa, gue paling gak bisa cerita lewat telpon. Gue ke rumah lo sekarang]
Tut
“Eh lo ?, Woi gue belum selesai bicaranya anjir” Gerutu Dafi
“Ck, kalau Ahsan sudah di sini gue sentil burungnya” Geram Dafi dengan tangan yang mengepal
Dafi kemudian melempar ponselnya di atas sofa setelah mengirimkan pesan kepada Ahsan bahwa dia berada di ruang music, salah satu dari markas mereka.
*****
Mata Dafi melihat kea rah jam dinding menunjukkan pukul 5 sore, dia lagi-lagi menghela nafas panjangnya setelah dia mengingat ucapan yang dia lontarkan pada Ciara.
“Cewek itu, Ck. Kalau aja dia gak bawel gue gak akan mengucapkan kaliamat sejahat itu, gue jadi menyesal” Gumam Dafi
Matanya kemudian terpejam setelah banyak pikiran yang berlalu Lalang melintasi pikirannya.
Tap … Tap … Tap …
Terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa berjalan kea rah ruang musik, Dafi yang baru saja terlelap pun kaget yang tubuhnya reflek berdiri. Dengan posisi kuda-kuda, ancang-ancang jika dia dalam situasi berbahaya.
“Daf, lo kenapa ? habis mimpi di kejar ibu-ibu komplek ?” Tanya Ahsan
Dafi kembali memposisikan seperti sedia kala, di kembali duduk di sofa setelah dia tahu siapa pelaku yang berjalan tergesa-gesa itu.
“Lo jalan biasa aja gak ? gue baru tidur, bego” Sarkas Dafi kesal
“Sorry sorry, habis gue takut keburu magrib” Ucap Ahsan sembari cengengesan
“Duduk, pusing geu lihat lo berdiri terus” Titah Dafi
Ahsan pun duduk di samping Dafi yang kembali memejamkan matanya, Dafi mengerutkan dahinya bingung karena tak mendengar suara Ahsan di sampingnya. Lantas Dafi membuka matanya dengan sempurna, lalu menegakkan tubuhnya dan menatap Ahsan penuh selidik.
“Katanya lo mau cerita ? mau cerita tentang apa ?, jangan buang-buang waktu gue” Tanya Dafi to the poin
“Oh, sorry. Gue kira lo mau tidur, jadi gue nungguin lo selesai istrirahatnya dulu” Jawab Ahsan sambil cengengesan
Dafi berdecak kesal
“Lo pintar tapi gak peka, masih mending Ihsan biar otaknya separo tapi langsung connect” Ucap Dafi
“Kenapa lo bawa-bawa Ihsan ?” Tanya Ahsan
“Cepetan deh, lo mau ngomong apa ?” Ucap Dafi
Ahsan kemudian mengubah posisi duduknya, matany seketika berbinar saat ingin menceritakan apa yang ada di dalam hatinya.
“Gue sedang suka sama seorang cewe, kaget gak lo ?” Ujar Ahsan membuat Dafi tertawa mengejek
“Ya iya lah lo pasti suka sama cewek, kalau lo suka sama cowok lagi baru gue agak takut” Jawab Dafi
“Maksudnya gue, gue baru kali ini beneran suka sama cewek. Biasanya gue gak pernah cerita masalah hati gue kan ?” Tanya Ahsan
Dafi menganggukan kepalanya paham
“Siapa ? jangan bilang lo suka sama Nabila ?” Tanya Dafi
“Nggaklah itu punya lo, biar pun dia cantik tapi dia bukan tipe gue” Jawab Ahsan
“Terus siapa ? Gue berasa lagi ngisi TTS deh berbelit-belit” Ucap Dafi
“Ciara” Balas Ahsan begitu antusias
“Ciara ? yang mana ?” Tanya Dafi sambil menaikkan sebelah alisnya
“Cewek bercadar itu” Jawab Ahsan sambil membayangkan wajah Ciara
Dafi melongo mendengar ucapan Ahsan
“Hah ? lo yakin ? tipe cewek lo kayak gitu ?” Tanya Dafi beruntun karena merasa syok
“Iya aku beneran, baru kali ini jantung gue berdetak dengan kencang waktu bertemu sama dia. Apalagi tadi dia ke rumah gue, nyapa nyokap sama bokap gue” Jawab Ahsan
“Hah” Dafi kembali terkejut hingga matanya membola
Ahsan tersenyum lebar sambil membayangkan saat petemuannya beberapa waktu yang lalu bersama Ciara.
“Kaget ya lo ? gue juga gak ngerti kenapa gue juga bisa suka sama dia atau ini hanay cinta monyet ?, tapi perasaan ini seperti sungguhan. Gue benar-benar jatuh cinta pada Ciara” Ungkap Ahsan dengan sungguh-sungguh
Dafi terdiam, matanya menatap lekat mata Ahsan karena membayangkan seorang wanita yang dia sukai. Membuat Dafi membuang nafas panjang, pikirannya benar-benar rumit saat ini. Bagaimana jika Ahsan tahu kalau Ciara itu istrinya ? membayangkannya saja Dafi sudah tidak sanggup.
Ahsan merupakan teman masa kecilnya, dari usia mereka lima tahun sampai sekarang mereka selalu bersama hingga bertemu dengan Bisma dan membentuk geng motor Satria Star.
“Dafi” Panggil Ahsan
“Apa ?” Tanya Dafi
“Kayaknya gue bakal nikahin Ciara setelah lulus sekolah nanti, karena dia wanita yang sholehah. Gua akan menahan untuk tidak mengajaknya berpacaran, gue juga sudah tahu di tinggal di daerah sini juga. Gue yakin kita memang berjodoh” Jawab Ahsan
Sedangkan Dafi membeku dengan penuturan dari Ahsan.
# Bagaimana perasaan Ahsan jika tahu kalau Ciara itu istrinya Dafi ?#
# Apakah Ahsan akan merebut Ciara dari Dafi ?#