NovelToon NovelToon
Ketika Aku Memilih Pergi, Dia Memilih Menyelamatkan

Ketika Aku Memilih Pergi, Dia Memilih Menyelamatkan

Status: tamat
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Bullying dan Balas Dendam / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa / Tamat
Popularitas:85.9k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Flower Florencia hidup dalam tekanan—dari keluarganya yang selalu menuntut kesempurnaan hingga lingkungan universitas yang membuatnya merasa terasing. Di ambang keputusasaan, ia memilih mengakhiri hidupnya, namun takdir berkata lain.

Kim Anderson, seorang dokter tampan dan kaya, menjadi penyelamatnya. Ia bukan hanya menyelamatkan nyawa Flower, tetapi juga perlahan menjadi tempat perlindungannya. Di saat semua orang mengabaikannya, Kim selalu ada—menghibur, mendukung, dan membantunya bangkit dari keterpurukan.

Namun, semakin Flower bergantung padanya, semakin jelas bahwa Kim menyimpan sesuatu. Ada alasan di balik perhatiannya yang begitu besar, sesuatu yang ia sembunyikan rapat-rapat. Apakah itu sekadar belas kasih, atau ada rahasia masa lalu yang mengikat mereka berdua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

"Aku ingin bertemu dengan Alan! Dia tidak bisa mengatur hidupku begitu saja!" teriak Flower, suaranya penuh amarah dan keputusasaan. Tubuhnya meronta hebat di antara dua pria berbadan besar yang menggenggam lengannya erat. Mereka terus menyeretnya menuju pesawat pribadi yang menunggu di ujung landasan.

Flower berusaha memberontak, tapi tenaganya kalah jauh dibandingkan dengan cengkeraman kasar para anak buah Alan. Hatinya dipenuhi rasa marah dan kecewa. Bagaimana mungkin Alan memaksanya pergi tanpa memberinya kesempatan berbicara?

Udara sore yang dingin menusuk kulit, tapi Flower hampir tidak merasakannya. Yang ada di benaknya hanya satu—dia tidak mau pergi tanpa berbicara langsung dengan Alan.

Tiba-tiba, suara tegas dan dingin memecah kesunyian.

"Lepaskan tangan kalian sebelum aku bertindak," kecam suara pria itu, penuh ancaman yang jelas tak bisa dianggap enteng.

Flower dan kedua pria yang membawanya refleks menoleh ke arah suara tersebut. sosok tinggi tegap melangkah keluar dengan penuh wibawa. Di belakangnya, beberapa pria berbaju serba hitam berdiri tegap, siap bertindak kapan saja.

Mata Flower membelalak penuh rasa tak percaya. Di tengah rasa takut yang menghimpit dadanya, ia mengenali sosok penyelamat itu.

"Kakak Kim!" serunya, suara yang semula bergetar kini dipenuhi rasa lega dan harapan.

Kim Anderson melangkah dengan tenang tapi pasti, tatapannya tajam menusuk kedua pria yang berani menyentuh gadis di hadapannya. Wajahnya yang dingin mencerminkan ketegasan yang sulit digoyahkan.

"Maaf, Kakak datang terlambat," ucap Kim dengan nada menyesal, meski matanya tidak lepas dari mereka yang berani mengganggu gadis itu.

"Kakak, aku tidak mau ke luar negeri. Tolong bawa aku pulang!"

Kim menoleh sebentar ke arah gadis itu, sorot matanya melunak. Ia kemudian mengangkat tangannya sedikit, memberi isyarat kepada anak buahnya. Dalam sekejap, orang-orang Kim bergerak cepat. Dengan sigap, mereka menangkap dan melumpuhkan anak buah Alan yang menahan Flower, memaksa mereka melepaskan cengkeramannya.

Begitu genggaman kasar di lengannya terlepas, Flower berlari tanpa ragu menuju Kim. Ia langsung memeluk pria itu erat, seakan takut jika ia melepaskannya, maka Kim akan menghilang lagi.

"Kakak, aku mengira tidak bisa bertemu denganmu lagi," bisik Flower di antara isaknya. Tubuhnya gemetar hebat, seolah ketakutan yang tadi menghantui masih belum sepenuhnya hilang.

Kim membalas pelukan itu dengan lembut, tangannya terangkat mengusap kepala gadis itu. Ada rasa lega di hatinya karena tiba tepat waktu. Dengan suara tegas, ia berkata, "Aku tidak akan membiarkan mereka membawamu pergi."

Namun, suasana masih tegang. Salah satu anak buah Alan yang merasa terhina maju dengan wajah kesal.

"Hei, kau siapa? Berani sekali ikut campur urusan kami! Tuan muda kami tidak akan tinggal diam!" bentaknya, mencoba menunjukkan keberanian meski jelas ada ketakutan di balik nada suaranya.

Kim melepaskan pelukannya perlahan, lalu menoleh ke arah pria itu. Tatapannya tajam bak belati, membuat siapa pun yang ditatapnya merasakan hawa dingin menjalar di punggung.

"Tuan muda? Alan Florencia?" Kim menyebut nama itu dengan nada meremehkan, lalu tertawa sinis. "Bodoh sekali. Aku tidak peduli siapa dia."

"Sampaikan padanya," lanjut Kim dengan nada dingin, "Kalau dia berani mengirim Flower pergi, maka dia akan berhadapan denganku. Kalau dia tidak puas, suruh dia menemuiku langsung."

Udara di sekitar mereka terasa semakin menegang dengan setiap kata yang diucapkan Kim. Tidak ada yang berani menyela.

"Saat ini, Flower bukan hanya muridku, tapi juga adikku," tegasnya. "Dia sudah memanggilku 'Kakak', dan sebagai kakak, aku akan melindunginya. Keluarganya sudah membuangnya, jadi mereka tidak berhak lagi mengatur hidup anak yang mereka campakkan. Karena mulai sekarang, aku yang akan mengatur hidupnya."

Mansion Florencia

Di dalam ruangan luas yang dipenuhi perabotan mahal, suasana terasa tegang. Alan duduk di kursinya dengan ekspresi dingin dan penuh amarah, sementara di sekelilingnya, Yohanes, Zoanna, Cici, dan Wilson duduk dalam diam.

Alan menggeram, tangannya mengepal kuat di atas meja. Matanya berkilat marah saat ia berbicara, suaranya sarat dengan kekecewaan dan kemarahan yang tertahan.

"Dia hanya seorang dokter saja, tapi malah berani melawanku dan menantangku!" ketus Alan, suaranya bergema di ruangan.

Wilson yang bersandar di sofa dengan santai menatap Alan dengan ekspresi berpikir.

"Kakak, sepertinya gadis itu mendapat pelindung," ujar Wilson dengan mengejek. "Dan Dokter itu bukan sekadar dokter biasa."

Alan mengangkat alisnya, menatap Wilson dengan penuh ketidaksabaran. Ia mendengus, seolah tidak terima dengan pernyataan adiknya.

"Bukan dokter biasa?" Alan menyandarkan punggungnya ke kursi, bibirnya melengkung sinis. "Aku bisa saja membuatnya kehilangan pekerjaan dan menjadi pengangguran seumur hidup. Jika dia berani menantangku, maka dia harus siap menerima akibatnya."

Yohanes, yang sejak tadi memperhatikan dengan tenang, akhirnya angkat bicara.

"Alan, jangan berlebihan," katanya, suaranya lebih tenang dibandingkan yang lain. "Cukup temui dokter itu dan tanyakan langsung padanya. Kenapa dia ikut campur?"

Alan tidak segera merespons, tetapi dari sorot matanya, jelas bahwa ia masih tidak terima dengan kejadian malam ini.

Di sisi lain, Cici yang sejak tadi diam, kini membuka suara dengan nada penuh provokasi. Ia melirik Yohanes dengan tatapan penuh arti sebelum berkata, "Papa, Kim Anderson seorang dokter dan Flower hanya seorang gadis muda. Sejak kapan hubungan mereka begitu dekat? Apakah dalam beberapa hari ini terjadi sesuatu di antara mereka?"

Yohanes mengerutkan kening, merasa kurang nyaman dengan insinuasi yang dilontarkan putrinya.

Wilson, yang mendengar ucapan Cici, tersenyum sinis. Tangannya meraih segelas anggur di meja, mengaduk isinya sebelum meneguknya perlahan. Kemudian, dengan nada datar tetapi mengandung ancaman, ia berkata, "Kalau saja Flower melewati batas, aku tidak akan sungkan menghajarnya."

Alan menatap adiknya sekilas, tapi tidak berkata apa-apa.

Zoanna, yang sedari tadi mengamati situasi, akhirnya menyela, "Kim Anderson adalah orang luar. Kenapa dia malah ikut campur urusan keluarga kita? Sepertinya dia tidak peduli dengan hidupnya sendiri."

"Aku akan menemuinya besok," katanya akhirnya, suaranya terdengar dingin dan penuh tekad. "Kalau dia masih bersikeras melawanku, aku akan membuatnya menyesal telah berani menantangku."

Cici, yang melihat bahwa Alan mulai termakan oleh emosinya, semakin memanfaatkan kesempatan ini untuk menyulut api. Ia berpura-pura menghela napas panjang sebelum berkata, "Kakak, kita harus cepat memisahkan mereka. Jangan sampai Flower melakukan sesuatu yang memalukan. Keluarga ini akan tercemar jika mereka melakukan hubungan terlarang."

Wilson mengangguk setuju, meletakkan gelasnya di meja dengan sedikit hentakan.

"Apa yang dikatakan Cici memang benar," timpalnya. "Flower baru berusia 20 tahun. Sementara Kim Anderson sudah dewasa dan seumuran dengan Kakak. Kita harus menjauhkan mereka sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan."

"Kalau begitu," kata Alan, suaranya terdengar berbahaya, "kita harus memastikan bahwa Kim Anderson tidak lagi bisa melindungi Flower."

"Flower, di dalam keluarga ini kau tetap anak yang dibuang, aku tetap menjadi paling utama bagi mereka. Kasih sayang dan semua yang ada di sini, Akan menjadi milikku," batin Cici.

🧡🧡🧡🧡🧡

Sambil menunggu up terbaru, Silakan mampir dan komen di karya terbaru" Antara Cinta dan Hukuman.

Untuk karya yang sudah tamat, bisa klik profil author ya. banyak yang sudah tamat. sekitar 40 karya. Terima kasih

1
Seuntai Doa
Jngn ikut flower ...manjauh lbih baik blom tentu balik hidupmu bahagia..krn rasa trauma dan rasa sakit ht akan selalu membekas wlaupun sdh memafkan
Seuntai Doa
Lagu lama ..klu sdh ketahuan pasti ada drama menyesal
Seuntai Doa
Alan hnya pinter dl bisnis tp goblok dlm segala situasi
Seuntai Doa
Puassssss puasssssss
Seuntai Doa
Laki2 bejat pada akhirnya tergoda juga tp nikmati dulu sebelum semuanya terbongkar pada saatnya jngnkan nikmat mkanpun tdak akan doyan
Seuntai Doa
Lebih baik begitu ....keren kauu floooo
Alyanceyoumee: Assalamualaikum. Thor permisi, ikut promo ya🙏.

Kaka, Jika ada waktu luang, boleh coba baca karya ku yang berjudul "PARTING SMILE" ya, siapa tau Kaka suka.

Berkisah tentang penyanyi religi yang terjerat pernikahan kontrak dan cinta masa lalunya yang sangat rumit. Ditambah dia tipe yang gengsian dan menyebalkan, hiih dah lah.

Insyaallah seru ka... xixi
di tunggu ya ☺️🙏
total 1 replies
Widya Wanz
wujudkan impianmu flower semangat 💪
pena: halo kak baca juga d novel ku 𝙖𝙙𝙯𝙖𝙙𝙞𝙣𝙖 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙪𝙨 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 atau klik akun profil ku ya, trmksh🙏
total 1 replies
Akai Kakazain
thor....kmna ni mau di cari novel2 mu thor, aq cari pda gk ada yak, pils dong thor up nya di sni🤗🫰✊😘smua krya mu seru2 tw....
Pikachu: Makasih, kak. karena selalu setia ikuti karya author sampai akhir. NT adalah rumah pertama author. jadi akan selalu menulis di sini.
total 1 replies
Isnanun
lah tamat flower kan belum nunjukin kalo sukses la kok sudah tamat aja
yuning
betulan end ini?
Bu Kus
lha udah tamat aja thro kan belum sukses dan belum nikah juga
Bu Kus
untung Kim gak terlambat masih bisa ketemu flo
Hadrah Rara
bonchsap
neen
hah??? udah?
Laarni Ibrahim
Alhamdulillah, cerita yg hebat terima kasih penulis ..
hl
cepat juga end.pasti thor prang pembaca
🍓🍓🍓
lah sudah end aja lom nikah dan punya bocil cadel🙄
yuning
jangan biarkan Kim jauh darimu
Isnanun
sudah ketemu kan Kim Flowernya nyatain perasaan mu biar Flower tidak pergi jauh dan tidak menghindarimu
🍓🍓🍓
provokasi terus ci kan kalian emang klop sama bodohnya ntar pas bom meledak pada nyesel semua
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!