NovelToon NovelToon
Mimpi Ini Terlalu Indah

Mimpi Ini Terlalu Indah

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Romansa
Popularitas:87
Nilai: 5
Nama Author: Sabana01

Ia adalah Echo bernama Jae, idol pria berwajah mirip dengan jake Enhypen. Leni terlempar kedua itu dan mencari jalan untuk pulang. Namun jika ia pulang ia tak akan bertemu si Echo dingin yang telah berhasil membuat ia jatuh cinta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sabana01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Analisis Resonansi dan Glamour Palsu

Apartemen Jae di Hannam-dong sunyi seperti ruangan hotel yang belum pernah diisi manusia. Dinding putih, sofa abu-abu, dan jendela besar yang menghadap Sungai Han—semuanya tampak terlalu bersih, terlalu luas, terlalu… bukan rumah. Tapi setidaknya, untuk pertama kalinya sejak berada di dunia ini, Leni bisa bernapas tanpa merasa dipantau siapa pun.

Pukul sepuluh pagi, ia duduk di lantai ruang tamu dengan rambut acak-acakan, dikelilingi tumpukan print-out tebal dan laptop Kim Leni. Semua dokumen itu seperti pusat kendali bandara.

“Baiklah, Lee Jae-Yoon-ssi…” gumamnya sambil mengetik cepat. “Kita harus mulai bekerja.”

Jae baru selesai mandi. Rambutnya masih basah, kaos putih tipis menempel di tubuh karena uap air. Ia berjalan mendekat sambil mengeringkan rambut, alisnya sedikit terangkat.

“Pekerjaanmu yang aneh ini,” katanya, “membuat aku mengabaikan naskah baruku. Sebenarnya kau sedang apa?”

Leni tidak menjawab langsung. Ia terlalu fokus membuka berita K-Pop, jadwal comeback, fansite, bahkan video fancam dengan watermark mencurigakan.

“Aku mencari Resonansi Puncak,” katanya akhirnya. “Energi paling kuat yang bisa membuka Gerbang Batas.”

Jae duduk di sofa sambil menghela napas pendek. “Resonansi biasanya muncul saat emosi fandom membludak. Konser besar, award show, comeback besar. Hal seperti itu.”

“Benar,” Leni menunjuk tabel yang ia susun rapi. “Dan lihat ini. Dua bulan lagi ada Konser Final di Seoul. Energinya pasti tinggi. Itu kesempatan terbaik kita.”

Jae bersiul kecil. “Dua bulan. Cukup lama.”

“Justru itu. Kita perlu waktu untuk bersiap. Dan mulai sekarang, kau tidak boleh terlalu jauh dariku.” Ia menatap Jae tanpa ragu. “Kau sendiri yang bilang aku harus dekat untuk akses energi Echo.”

“Benar, benar…” Jae menggeliat malas. “Tapi kau tidak perlu menghapus semua waktu istirahatku juga, kan?”

“Aku tidak menghapus,” Leni membela diri. “Aku hanya mengatur ulang.”

Di kalender resmi Jae, waktu luang berubah menjadi catatan Private Meeting with PA Kim Leni (Confidential). Manajer Park pasti sudah ingin memakinya.

Dan benar saja, tiga detik kemudian pesan masuk.

Apa maksud agenda rahasia ini?

Kenapa semua tulisannya panjang dan tidak jelas?

Leni tersenyum kecil. “Ini perlu.”

......................

Hidup sebagai pewaris keluarga kaya ternyata tidak semewah kelihatannya. Leni merasa seperti memakai baju terlalu besar: mewah di luar, tapi goyah dan licin di dalam.

Masalah pertama adalah makanan.

Di minimarket, makan siangnya adalah mi instan pedas atau nasi bungkus murah. Namun di dunia Kim Leni, ia mendapat salad avocado, pasta dingin, dan sup kesehatan yang rasanya entah apa.

Masalah kedua: rasa bersalah.

Setiap kali ia menggesek kartu kredit Kim Leni, setiap kali Paman Kang bicara dengan hormat, setiap kali ia memakai barang mahal yang bahkan tak nyaman, perasaan bersalah itu menghimpit dadanya.

“Aku merasa seperti penipu,” gumam Leni saat makan siang dengan Jae. “Uang ini bukan milikku. Hidup ini bukan milikku.”

Jae menghentikan aktivitasnya. Tatapannya lembut, tidak seperti biasanya.

“Leni,” katanya lirih. “Selama kau di sini, identitasmu adalah Kim Leni. Dan kau menggunakan hidup ini untuk sesuatu yang… jauh lebih penting daripada sekadar gaya hidup. Kau ingin kembali ke Ibumu. Itu sudah cukup.”

Ia memberi tatapan lama, dalam, seolah melihat jauh di balik topeng Leni.

“Kau bukan penipu. Kau sedang bertahan.”

Kata-kata itu menyentuh tempat paling rapuh di hati Leni. Ia menunduk.

“Terima kasih,” bisiknya.

Hari itu, ia harus menemani Jae ke fitting kostum untuk pemotretan majalah besar. Dunia baru yang benar-benar asing baginya. Begitu masuk studio, Leni langsung merasa seperti siswa baru yang tersesat.

Lampu-lampu besar menyala, roll kain menggantung, makeup artist mondar-mandir, stylist sibuk menyiapkan pakaian couture. Dan tentu saja… Manajer Park ada di sana, memerhatinya dari ujung kepala sampai kaki.

“Leni-ssi,” katanya datar. “Apa Anda yakin bisa membedakan sutra dan poliester?”

Leni tersenyum santai. “Setelah setahun memegang lima puluh jenis deterjen setiap hari, saya bisa membedakannya dengan mata tertutup.”

Stylist tertawa kecil. Manajer Park tidak.

Selama fitting, Jae terlihat tidak nyaman. Jaket couture terlalu ketat, membatasi bahunya. Untuk aktor yang akan syuting adegan laga, ini masalah besar.

Leni mendekat dan berbicara formal seperti asisten profesional.

“Tuan Lee, ini terlalu membatasi gerakan. Untuk syuting besok, ini berbahaya. Mohon minta stylist melonggarkan bagian bahu atau mengganti potongan.”

Semua orang menatapnya.

Bahkan Jae.

Tapi stylist mengangguk. “Betul juga. Saya atur ulang.”

Untuk pertama kalinya, Manajer Park kehabisan komentar.

......................

Dalam perjalanan pulang ke apartemen, suasana mobil terasa berbeda. Lebih ringan, tapi juga—entah kenapa—penuh sesuatu yang tidak terucap.

Jae menatap Leni cukup lama sebelum akhirnya berkata, “Kau… benar-benar punya bakat jadi manajer.”

Leni tertawa kecil, lelah. “Aku hanya melakukan apa yang harus kulakukan.”

“Tapi sekarang,” Jae melanjutkan, “kita punya masalah lebih besar.”

“Apa?”

“Cara mendekati orbit ENHYPEN… tanpa membuat mereka berpikir kau sasaeng.”

Leni langsung memegang kepalanya.

Ya Tuhan.

Itu masalah yang jauh lebih sulit daripada jaket couture.

...****************...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!