Squall dari novel Hasrat Cinta Adrian (Balas Dendam Pria Patah Hati)
Diana namanya, seorang wanita yang menjadi selingkuhan Frans. Seorang anak angkat dari ayah bernama Toni dan Ibu bernama Halimah. Awalnya dia tinggal di kampung bersama Ayahnya yang seorang penjudi, mabuk-mabukan, dan terlilit banyak hutang.
Sengaja datang ke kota metropolitan untuk mengundi nasib, berharap kehidupannya akan semakin baik.
Namun naas, yang didapatnya bukanlah pekerjaan baik-baik seperti rencananya. Dia terpaksa menjadi seorang wanita penggoda pria berdompet tebal demi memenuhi tuntutan ayahnya yang terus-terusan meminta uang padanya.
Silih berganti masalah terus dia hadapi, hingga mendapati tragedi naas terjadi saat berhubungan intim dengan pemuda bernama Ansel, tanpa diduga, alat kontrasepsi yang dipakai Ansel masuk ke rahimnya. Dan pada akhirnya membuahkan bibit bayi. Dan pernikahan paksa pun terjadi.
Dan inilah kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Azzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Suara di Dalam Ruangan
Diana begitu kesal dengan Ansel yang tiba-tiba merubah tempat mereka bertemu. Padahal jelas-jelas tadi dia mengatakan akan bertemu di cafe xxx yang sudah di boking. Tapi tiba-tiba saja dia mengatakan pada Hans untuk memutar kemudi menuju kantor karena Ansel sudah kembali ke kantor.
Entah apa yang menyebabkan pemuda itu mendadak ke kantor, yang jelas penyebabnya bukan lah sebuah pekerjaan penting. Karena jika menyangkut masalah pekerjaan, orang pertama yang akan diberitahu adalah Hans, bukan Ansel.
"Kenapa Tuan mu aneh sekali? Apakah setiap harinya dia seperti itu? Selalu saja bersikap semaunya sendiri." Diana benar-benar kesal pada Ansel yang selalu merubah keputusannya. Sedangkan Hans hanya bisa tersenyum menanggapi pertanyaan Diana.
"Itu memang sudah menjadi kebiasaan Tuan Ansel, Nyonya. Anda tak usah heran, karena memang kebanyakan orang yang memiliki kedudukan tinggi selalu bersikap semaunya." Jelas nya. Memang apa yang dikatakan Hans benar, dia sudah tidak kaget dengan sikap Ansel yang selalu semaunya sendiri. Ingin menang sendiri dan tak mau dibantah. Mungkin itu lah didikan yang didapat nya sejak kecil karena terlahir dari keluarga berkecukupan sehingga apapun yang diinginkan nya selalu terkabul tanpa harus bersusah payah. Hanya perlu memerintah, apa yang diinginkan langsung terkabul dalam hitungan detik.
"Ck, kehidupan orang kaya benar-benar memuakkan!" Gumam Diana lirih namun masih bisa didengar oleh Ansel.
Laki-laki itu pun hanya bisa tersenyum tipis sembari menggeleng pelan. "Tapi semua orang ingin kaya, Nyonya."
Mendengar perkataan Ansel membuat Diana tersentak. Perkataan Ansel begitu menohok dirinya yang bahkan rela menjual diri demi harta, itu artinya uang adalah segala nya bagi sebagian manusia yang masih tertutup gelapnya awan dalam hatinya.
"Semua orang menginginkan uang, karena dengan uang mereka bisa melakukan apapun tanpa perlu bersusah payah. Dihormati banyak orang tanpa harus menghormati balik pada yang menghormati. Itu lah kenapa kebanyakan orang mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya sampai-sampai tak memikirkan jika umur nya hampir habis." Jelas Ansel lagi.
Otak Diana seketika ngeleg mendengar penjelasan Hans. Bukan karena dia tidak faham atau pun tersinggung. Tetapi dia baru tahu jika laki-laki yang sedang mengemudi ini ternyata lebih dewasa dari yang dia kira. Ada sedikit rasa senang menyelimuti hati Diana, seperti ada bunga-bunga bermekaran di hatinya. Tapi buru-buru dia menepis nya, ingat! Dia tak pantas untuk siapapun! Jangan kan untuk pria sebaik dan sesempurna Hans. Bahkan untuk Ansel pun, laki-laki yang notabene nya adalah seorang pemain, Diana tetap merasa tak pantas untuk nya. Lalu bagaimana mungkin dia berani menaruh hati pada Hans? Itu sungguh mustahil!
Akhirnya Diana memutuskan agar tak menanggapi perkataan Ansel, hingga keheningan pun terjadi. Keduanya saling larut dalam pikiran masing-masing.
Diana yang kembali memikirkan pertemuan nya dengan Ansel yang pasti akan kembali terjadi perdebatan. Sedangkan laki-laki yang sedang mengemudi itu juga Laru dalam pikiran nya sendiri. Entah apa yang sedang dipikirkan Hans, tetapi laki-laki itu sesekali mencuri pandang ke arah cermin spion yang memperlihatkan Diana sedang di kursi nya.
Tanpa terasa mobil yang tumpangi Diana sudah berada di basement kantor AT. Grup. Terlalu larut dalam pikiran sendiri membuat nya tak menyadari jika dirinya sudah sampai di kantor. Hingga sebuah goncangan di lengan nya membuat nya tersentak dan menatap ke samping.
"Maaf atas kelancangan saya, Nyonya. Tapi kita sudah sampai."
"Ah, ya. Terimakasih. Maaf aku tidak menyadari." Diana sedikit malu karena tak menyadari dirinya sudah sampai di kantor. Namun dia segera mengubah ekspresi wajah nya agar tak terlalu terlihat Hans.
"Silahkan ikut saya, Nyonya."
Diana pun mengangguk lalu mengikuti Hans yang berjalan kearah lift. Hans sengaja memarkirkan mobilnya di basement atas perintah Ansel karena tak ingin ada satu pun orang kantor tahu Diana kesini. Tentu saja Hans memaklumi, karena tahu jika orang-orang kantor tahu maka dalam satu detik berita itu akan tersebar ke seluruh penjuru.
Terlihat Ansel memencet tombol angka 24 pada sisi pintu lift, itu artinya ruangan Ansel ada di lantai 24. Untung saja mereka menggunakan lift khusus, sehingga tak perlu khawatir akan bertemu dengan para karyawan saat di lift.
Setelah beberapa detik menunggu, akhirnya lift berhenti lalu pintu itu terbuka otomatis. Ansel langsung mengarahkan Diana untuk berjalan lebih dulu. Setelah keluar dari lift, mereka berjalan beriringan diiringi dengan beberapa obrolan ringan agar dapat membangun suasana agar tak terlalu awkward. Mereka tampak akrab, bahkan tak jarang kedua nya sama tertawa kecil, entah apa yang sedang mereka bicarakan.
Untung saja lantai dua puluh empat memang dijadikan khusus untuk ruangan CEO, asisten pribadi, sekertaris, dan beberapa ruang meeting, sehingga tak ada karyawan yang melihat interaksi mereka.
Saat mendekati ruangan yang diyakini itu adalah ruang CEO, samar-samar Diana mendengar suara de sah an dan erang an dari dalam ruangan itu. Langkah nya pun terhenti di detik itu juga. Diana tahu apa yang sedang dilakukan orang di dalam sana, terlebih suaranya semakin terdengar jelas, membuat jantung nya berdetak semakin cepat. Bukan karena dia merasa cemburu, tetapi dia benar-benar merasa muak dengan semua ini. Ansel menghina diri nya dengan kata-kata yang begitu rendahan. Tetapi dia? Ansel bahkan tak jauh lebih buruk dari Diana. Dia masih saja bercinta dengan wanita lain disaat dia sendiri mengajak dan memaksa seorang wanita agar mau menikah dengan nya.
Cih! Sungguh memuakkan!
"Nyonya, sebaiknya kita pergi dulu." Peringat Hans. Sepertinya laki-laki itu begitu memahami perasaan Diana saat ini. Atau mungkin dia pun merasa jijik mendengar suara-suara merdu dari dalam sana?
"Mari ikut ke ruangan saya, Nyonya." Tanpa menunggu Jawa, dan tanpa meminta persetujuan tiba-tiba tangan Hans menarik Diana untuk menjauh dari ruangan itu dengan langkah sedikit terburu-buru sampai membuat Diana sedikit kewalahan menyeimbangkan langkah nya.
Namun baru beberapa langkah mereka berjalan, tiba-tiba saja suara bariton mengagetkan mereka.
"Mau kemana kalian?"
Suara itu, suara yang sangat tak ingin Diana dengar saat ini. Tetapi kenapa tiba-tiba dia sudah berada disini? Bukankah tadi dia sedang bercinta? Apakah secepat itu mereka menyelesaikan percintaan? Atau mungkin Ansel sudah tak sekuat sebelum nya saat meniduri Diana yang bahkan membutuhkan waktu semalaman suntuk untuk membuat nya puas!
Ah, sudahlah! Diana benar-benar tak peduli.
"Tuan." Suara Hans berhasil membuat Diana kembali ke alam sadar nya.
Perlahan Diana membalikkan badan dengan tangan masih bergandengan erat dengan Hans. Keduanya sama-sama tak menyadari jika saat ini mereka sedang bergandengan tangan.
Dilihat nya wajah Ansel yang dipenuhi peluh, dengan wajah masih memerah, bahkan kancing bajunya sudah tak beraturan, lengkap dengan rambut nya yang terlihat begitu acak-acakan. Seketika hati Diana mencelos, dia benar-benar tak akan sanggup jika harus menikah dengan seorang player.
makasih thor 🙏
auTo ngakaaak
spideRmaN😂😂😂😂