Ketika Cadarku Harus Di Lepas

Naldy benar-benar sangat malu dengan apa yang dilakukan istrinya. Sudah menjadi budaya Indonesia dengan orang-orang banyak ikut campur dan kepo apa yang terjadi ketika Polisi datang menghampiri Naldy dan bahkan mereka ikut keluar menghampiri parkiran melihat apa yang terjadi.

Naldy tidak punya muka saat wajahnya tampak kesal dengan terpaksa membuka mobil tersebut dan barulah Zahra keluar dengan begitu santai dan sementara Tasya kaget.

"Nona Zahra tidak apa-apa?" tanya Polisi tersebut.

"Tidak apa-apa. Pak, maaf ya, jika saya sudah sangat merepotkan," ucap Zahra dengan begitu tenang.

"Ini semua hanya kesalahpahaman saja, suami saya mungkin tidak mengingat jika saya berada di dalam mobil dan langsung memasuki restoran begitu saja dan sementara kami berdua sedang ada janji makan malam," ucap Zahra.

"Bagaimana mungkin suaminya bisa melupakan dirinya dan bukankah tadi dia sudah makan bersama dengan wanita lain," tiba-tiba saja terdengar cuitan seseorang wanita berbicara.

"Jangan-jangan wanita yang makan bersamanya adalah wanita penggoda dan istrinya sengaja dikurung di dalam mobil agar tidak mengetahui apa yang dia lakukan," satu wanita lagi memberikan pendapat membuat Zahra tersenyum tipis dan lihatlah bagaimana wajah Tasya terlihat kesal mendapatkan penghinaan seperti itu.

"Saya sangat berharap kejadian ini tidak terulang lagi. Nona Zahra jika membutuhkan sesuatu, maka bisa menghubungi kami kembali. Untuk tuan Naldy. Saya berharap Anda bisa bersikap lebih bijak dan tidak terlalu ceroboh. Jika istri Anda terlambat saja menghubungi kami dan mungkin beliau bisa kehabisan nafas karena tadi juga tercium aroma di dalam mobil berasal dari gas beracun. Hal ini sangat tidak baik untuk kesehatan istri Anda," ucap Polisi tersebut tidak segan-segan memberi teguran kepada Naldy di depan semua orang.

"Saya minta maaf atas kejadian ini. Hal ini tidak akan terulang lagi dan terima kasih sudah membantu," sahut Naldy berusaha untuk setenang mungkin.

"Kalau begitu kami permisi!" Polisi tersebut berpamitan.

"Pak tunggu!" Zahra kembali menghentikan dan membuat Naldy semakin kesal dan entah apalagi yang ingin dikatakan istrinya.

"Maaf jika saya mengulur waktu Bapak. Mumpung bapak bisa berada di sini dan Saya ingin bertanya sesuatu tentang masalah hukum," ucap Zahra.

"Baik silahkan Nona," ucap Polisi tersebut memberikan waktu kepada Zahra.

"Apa hukumnya jika suami menikah lagi tanpa seizin istrinya dan apa hukumnya untuk wanita yang sudah mengetahui calon suaminya memiliki istri dan tetap menikahi calon suaminya?" tanya Zahra secara blak-blakan membuat Tasya dan Naldy kaget.

"Wau sudah bisa ketebak jika mereka berdua terlibat perselingkuhan dan kasihan sekali istrinya," salah satu warga yang berada di sana mendengarkan semua itu dan menarik kesimpulan sendiri.

Naldy benar-benar sangat panik dengan semua pertanyaan istrinya itu yang mengundang spekulasi negatif dari orang-orang sekitar.

"Negara ini memiliki hukum dan hak asasi. bisa terlibat pasal, bagaimana seorang pria yang menikah tanpa seijin istrinya dan akan mendapatkan hukuman penjara. Ini bukan hanya masalah hukum saja, tetapi juga masalah harga diri seorang pria yang tidak punya rasa malu dan tidak secara gentleman harus menikah diam-diam," jawab Polisi tersebut memberikan jawaban menohok dan pasti sudah membuat Naldy malu dengan wajah yang tidak tahu harus ditaruh di mana.

"Untuk sesama wanita seharusnya bisa saling menjaga perasaan satu sama lain, jadilah wanita terhormat untuk tidak mengganggu rumah tangga orang lain dan menikahlah dengan laki-laki yang tidak memiliki istri, pelaku dan korban tetap akan mendapat hukuman," lanjut Polisi tersebut.

"Terima kasih. Pak, atas jawaban yang sudah membuat saya jauh lebih baik. Lain kali jika ada sesuatu, Saya akan menghubungi bapak dan terima kasih sudah memberikan nomor pribadi kepada saya, Saya tidak perlu menghubungi secara operator lagi tetapi langsung kepada bapak," ucap Zahra.

"Sama-sama," sahut polisi tersebut dan kemudian kembali berpamitan.

"Zaman sekarang wanita memang banyak tidak tahu diri, wanita sekarang jika tidak mengganggu hubungan rumah tangga orang lain maka tidak akan puas,"

"Istrinya sudah begitu cantik dan dia tidak ada apa-apanya?"

"Tetapi bukankah wajah pria itu sangat tidak asing. Saya mengingatnya dia merupakan seorang dokter dari rumah sakit Medika Citra,"

Di tengah-tengah ketegangan seperti itu dan ternyata mereka harus mendengarkan cuitan orang-orang yang menonton pertunjukan tersebut dan betapa malunya Naldy dan sekarang profesinya bahkan sudah diketahui, sudah menjadi hal biasa jika hal sekecil apapun akan dibesar-besarkan dengan spekulasi negatif.

"Masuk sekarang juga!" tegas Naldy menatap tajam Zahra dengan mata melotot seolah ingin menerkam Zahra.

"Baiklah," sahut Zahra dengan santai langsung memasuki mobil dan kemudian disusul oleh Naldy.

"Naldy, lalu aku bagaimana? Kamu akan meninggalkanku di sini dan kamu belum menjelaskan apa?" Tasya dengan tidak tahu malu mencoba untuk menghentikan Naldy.

Naldy sudah begitu malu dibuat oleh istrinya dan tidak mungkin menjelaskan lagi kepada Tasya yang adanya semakin membenarkan bagaimana hubungan mereka dan membuat hal-hal negatif dari orang-orang menonton permasalahan yang terjadi.

Naldy melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi meninggalkan lokasi Restoran tersebut dan sementara Tasya masih saja berteriak memanggil Naldy.

"Heh, kamu tidak percaya diri dengan diri kamu sampai kamu harus dekat dengan pria yang sudah beristri. Kamu harusnya tahu diri sebagai wanita dan kamu pikir apa seorang pria akan meninggalkan istrinya demi wanita seperti kamu,"

"Dasar pelakor, wanita sekarang memang tidak perlu modal cantik dan hanya perlu gatal saja,"

"Huhhh jahatnya!" Tasya disoraki oleh mulut wanita yang gak ada di sekitarnya.

"Diam kalian semua!"

"Kau bukan pelakor!" tegas Tasya membantah semua tuduhan tersebut.

Dia benar-benar mendapat penghinaan dalam sekejap atas apa yang dilakukan Zahra. Tasya pasti tidak menyangka jika hidupnya akan diperlakukan seperti ini.

****

Sementara Naldy dan Zahra yang sudah sampai di kediaman mereka dengan Naldy membuka pintu mobil dengan cepat dan kemudian langsung menarik Zahra keluar dari mobil tersebut.

"Sakit! Lepaskan aku!"

"Kamu tidak bisa terus-menerus memperlakukanku seperti ini?"

"Lepaskan aku!"

"Sakit Naldy!"

"Lepaskan!"

Naldy mengabaikan keluhan istrinya itu dan menarik tangannya begitu kencang dan di ruang tamu ada kedua orang tua Rasyid.

"Naldy ada apa ini?" tanya Wildan ketika melihat menantunya di perlakukan sangat buruk.

"Naldy kamu kenapa tiba-tiba pulang kerumah dengan kesetanan seperti ini? Apa yang terjadi?" tanya Mila juga tidak mengerti dengan apa yang dilakukan putranya kepada menantunya.

Naldy mengabaikan pertanyaan kedua orang tuanya dan membawa istrinya menaiki anak tangga dan juga mengabaikan pemberontakan dari Zahra.

"Ada apa sebenarnya ini dan kenapa Naldy begitu kasar terhadap Zahra?" tanya Wildan tampak begitu khawatir.

"Aku juga tidak tahu apa yang terjadi Mas. Tetapi sudahlah itu urusan mereka berdua, kita bukankah ada janji makan malam bersama teman Mas. Ada sebaiknya kita langsung saja pergi," ucap Mila.

"Lalu bagaimana dengan Zahra dan juga Naldy, apa kita akan membiarkan mereka?" tanya Wildan.

"Kita mendidik Naldy cukup baik selama ini dan semarah apapun dirinya tidak akan mungkin kasar apalagi sampai bermain tangan kepada Zahra. Sudahlah ini hal biasa terjadi dalam hubungan suami istri dan biarkan saja. Ayo kita pergi," ajak Mila tidak ingin terlalu banyak ikut campur.

Wildan menghela nafas dan mungkin harus setuju dengan apa yang dikatakan istrinya.

Bersambung.....