Perjalanan Xiao Chen dan Ling Ye, dua pendekar naga yang akan menjelajahi dunia untuk menumpaskan semua Iblis dan membela kemanusiaan.
inilah kisah suka dan duka 2 pendekar naga yang akan menjadi Legenda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14: Pengaktifan Pedang Kayu dan Penderitaan Raja Bakpao
Pelatihan Kontrol Qi melalui kacang rebus berlanjut tanpa ampun selama yang terasa seperti keabadian. Bos Qi, sang mentor gila, melempar kacang dengan kecepatan hiper-sonik dan lintasan spiral yang mustahil untuk diprediksi.
Xiao Chen, didorong oleh kemarahan yang membara dan potensi jenius yang baru dilepaskan segelnya, akhirnya berhasil menguasai teknik yang konyol ini. Setelah ratusan kali tangkapan yang sempurna, jari-jarinya bisa bergetar samar dengan Qi minimal, cukup untuk menarik gravitasi kacang rebus itu ke telapak tangannya tanpa menggunakan kekuatan yang berlebihan. Wajahnya kini menunjukkan ketekunan keras dan fokus membaja yang menggantikan sepenuhnya sifat pemalasnya.
Ling Ye, bagaimanapun adalah penderitaan visual yang menyakitkan. Setiap kali ia gagal (yang terjadi hampir setiap saat), tamparan kecil yang berbunyi lucu namun menyakitkan dari Bos Qi mendarat tepat di kepalanya.
"Fokus, Perisai Bakpao! Kau hanya perlu mengendalikan satu unit Qi! Konsentrasi!" teriak Bos Qi, sambil melempar tiga kacang sekaligus ke arah Ling Ye dengan kecepatan yang memusingkan.
Ling Ye menjerit frustrasi total. "Bagaimana bisa aku fokus?! Kepalaku sudah berdenyut-denyut! Aku lebih baik melawan seribu Makhluk Spiritual daripada menangkap kacang rebus!"
Pria berbaju abu-abu, Liu Bai, yang berdiri mengawasi dengan diam dan sabar, berbisik pelan kepada Bos Qi. "Bos, sudah cukup. Dia mengalami kemajuan spiritual yang baik meskipun fisiknya lambat. Lagipula, kepala bocah itu tidak akan kuat lagi menahan tamparanmu yang pelan itu."
Bos Qi menyeringai puas, melompat tangkas kembali ke samping Xiao Chen. "Baiklah, istirahat! Kalian harus menguasai dasar sebelum aku mengajari kalian cara meremukkan tulang musuh."
"Sekarang, ke urusan yang jauh lebih serius." kata Bos Qi, nadanya tiba-tiba berubah menjadi dingin dan penuh wibawa yang mengejutkan—seolah ia adalah sosok agung yang melepaskan penyamarannya. Ia menunjuk Pedang Kayu yang tergeletak di samping Xiao Chen. "Pedang Kayu lusuh itu... ambil!"
Xiao Chen mengambil pedang itu. Tiba-tiba, ia merasakan tarikan yang kuat dan berdenyut dari Batu Naga Hitam di kantungnya.
Bos Qi mengangguk. "Itu bukan kayu biasa. Itu adalah Warisan Naga yang Tersegel dari Kaisar Kuno yang sekarang sudah hilang entah kemana. Dan Segelnya dipasang oleh leluhurmu yang cerdik dan kuat. Dan kunci untuk membukanya ada di tanganmu dan tangan si Gendut itu."
"Kunci?" tanya Xiao Chen, matanya kembali menunjukkan ketertarikan intens dan dahaga akan kekuatan.
"Batu Naga Hitam adalah Yin, kunci Dominasi dan kekuatan Pedang. Batu Naga Putih adalah Yang, kunci Keseimbangan dan Vitalitas. Agar Pedang Kayu itu terbangun, kalian harus menyatukan kedua energi itu melalui ritual darah yang benar. Sekarang, Xiao Chen, potong ujung jarimu!" perintah Bos Qi dengan nada mutlak dan mendominasi.
"Apa?! Kenapa harus memotong?" seru Ling Ye, wajahnya langsung pucat pasi dan panik.
"Dasar cengeng dan penakut! Hanya setetes darah! Darah Pewaris Sejati adalah katalis terbaik untuk artefak kuno. Cepat! Jangan buang waktu!" desak Bos Qi, suaranya mengandung perintah yang tak bisa dibantah.
Xiao Chen, tanpa ragu, mengabaikan kepanikan Ling Ye. Ia menggigit keras ujung jarinya, membiarkan setetes darah merah yang berkilauan jatuh di bilah Pedang Kayu.
Begitu darah itu menyentuh kayu, bilah pedang itu bergetar hebat dan mulai memancarkan panas tersembunyi.
"Sekarang, Ling Ye! Letakkan Batu Naga Putih di atas darah itu! Jangan sampai goyang!" teriak Bos Qi, matanya berkilat penuh antisipasi seperti seorang ilmuwan yang menunggu hasil eksperimen raksasa.
Ling Ye segera meletakkan Batu Naga Putih di atas bilah kayu, tangannya gemetar hebat.
Seketika, energi dahsyat meledak dari Pedang Kayu!
Cahaya hitam pekat yang dominan dan mengancam dan cahaya putih susu yang menenangkan berpilin liar, membentuk pusaran tornado Qi kecil di sekitar bilah kayu. Kedua Batu Naga itu terangkat melayang, berputar mengelilingi pedang dengan kecepatan hiperbolis.
Qi tersebut langsung merobek segel kayu yang menutupi pedang. Kayu itu hancur berkeping-keping menjadi debu spiritual yang menguap ke udara.
Yang tersisa di tangan Xiao Chen adalah bilah pedang yang murni dan memancarkan aura kuno yang menakutkan—pedang itu terbuat dari Logam Naga Bintang Tujuh yang legendaris, dan kini tertutup sepenuhnya oleh Qi Naga Hitam yang dominan dan mengancam.
Xiao Chen memegang gagang pedang itu, tangannya terasa panas membakar namun dipenuhi kekuatan yang melimpah dan tak terhingga. Sebuah gelombang ingatan dan teknik pedang kuno langsung menerjang kesadarannya, seolah jutaan tahun pengetahuan baru saja diunduh ke otaknya.
Itu adalah Pedang Naga Langit yang asli!
"Bagus!" teriak Bos Qi, tawanya kini penuh dengan kepuasan mendalam dan kebanggaan yang terselubung. "Segelnya terbuka! Sekarang kau adalah Pedang Mematikan yang siap diasah! Tapi ingat, kau baru saja membuka peti harta karun, bukan mengambil isinya! Jalanmu masih panjang!"
"Liu Bai!" perintah Bos Qi. "Bawa bocah gendut ini ke Air Terjun Qi Besi! Latihanmu, Ling Ye, dimulai sekarang. Aku akan membiarkan Xiao Chen menyerap teknik pedang barunya selama tiga hari, lalu kita akan kembali melanjutkan perjalanan kita menuju Ibukota Kekaisaran."
"Air Terjun Qi Besi? Untuk apa?" tanya Ling Ye, wajahnya kembali pucat pasi mendengar nama yang terdengar menyiksa itu.
"Untuk membuat tubuhmu yang lunak menjadi keras seperti baja! Kau harus bertahan di bawah air terjun Qi yang menekan itu selama tiga jam sehari. Jika tidak, kau benar-benar akan kuubah menjadi Baja Bakpao!" ancam Bos Qi.
Ling Ye menoleh ke Xiao Chen, mencari pertolongan terakhir, tetapi Xiao Chen sudah tenggelam sepenuhnya dalam lautan ingatan teknik pedang kuno, matanya terpejam rapat, dan Pedang Naga Langit yang baru saja diaktifkan memancarkan aura menakutkan di tangannya.
"Ayo ikuti aku, Ling Ye! " ujar Liu Bai, Pria Berbaju Abu-abu, suaranya tenang dan tanpa emosi, namun mengandung otoritas yang tak terhindarkan. "Ini semua untuk kebaikanmu. Pertahananmu adalah kunci keselamatan kalian berdua."
Ling Ye hanya bisa menghela napas pasrah dengan suara berat. Ia tahu, era kacang rebus telah berakhir, dan era penderitaan fisik yang sesungguhnya baru saja dimulai. Ia dibawa pergi oleh Liu Bai menuju kabut tebal dan misterius, meninggalkan Xiao Chen sendirian untuk beradaptasi dengan kekuatan Naga yang baru bangun di tangannya.
makanya pembaca langsun hiatus