NovelToon NovelToon
Visionaries Of The Sacred

Visionaries Of The Sacred

Status: sedang berlangsung
Genre:Akademi Sihir / Slice of Life / Keluarga / Action / Persahabatan / Fantasi
Popularitas:50
Nilai: 5
Nama Author: Nakuho

menceritakan sang pangeran bernama iglesias Lucyfer seorang pangeran yang manja dan kekanak-kanakan suatu hari dia dan kakak perempuan Lucyfer iglesias Elice ingin menjadi penyihir high magnus dan bertahun tahun berlalu di mana saat sang kakak kembali lagi ke kerajaan vantier Elice berubah pesat dan menjadi sangat dingin, perfeksionis,fokus dan tak peduli dengan siapapun bahkan Elice malah menantang sang adik dan bertarung dengan sang adik tetapi sang adik tak bisa apa apa dan kalah dalam satu teknik sihir Elice,dan Elice mulai menyadarkan Lucyfer kalau penyihir seperti nya tak akan berkembang dan membuat lucyfer tetap di sana selama nya dan sang adik tak menyerah dia ke akademi yang sama seperti kakak nya dan mulai bertekad menjadi high magnus dan ingin membuktikan kalau diri nya sendiri bisa jadi high magnus tanpa kakak nya dan Lucyfer akan berjuang menjadi yang terhebat dengan 15 teman teman nya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nakuho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 19:kau ini kawan atau lawan?

Cahaya redup menembus celah atap gedung terlantar itu.

Debu beterbangan di udara, menari pelan setiap kali angin malam menyelinap masuk. Di tengah ruangan, sebuah kursi tua berdiri menghadap enam sosok bayangan.

Desmor Vallun melangkah perlahan.

Langkahnya tidak terburu-buru, seolah dunia tak pernah memaksanya bergerak cepat. Ia duduk di kursi itu, punggungnya sedikit membungkuk. Tangannya terangkat, menggaruk lehernya—kebiasaan lama yang selalu muncul setiap kali pikirannya bekerja.

Ia menunduk sesaat, lalu berbicara dengan suara rendah dan sayu.

“Aku tidak ingin kalian terus bersembunyi di balik bayangan,” ucapnya pelan.

“Aku akan menghargai kalian sebagai rekan.”

“Tapi setidaknya… tunjukkan wajah kalian.”

“Sebutkan nama dan sihir kalian.”

Ruangan itu sunyi beberapa detik.

Lalu—salah satu siluet maju.

Seorang remaja berambut cokelat dengan banyak tindik di telinganya berdiri santai. Mata merahnya tajam, senyumnya tipis dan meremehkan.

“Hehh,” katanya ringan.

“Panggil saja aku Freon.”

Ia mengangkat tangannya sedikit, hawa dingin langsung merambat di lantai.

“Sihirku Sihir Es Bening,” lanjutnya.

“Pembekuannya dan suhu nya dua koma lima kali lebih cepat dari es biasa.”

“Dan suhunya… jauh lebih dingin.”

Ia menyeringai.

“Singkatnya—kalau sudah membeku, biasanya tak ada yang tersisa.”

Setelah Freon mundur, sosok berikutnya melangkah maju.

Seorang pria berambut merah muda, bermata kuning, mengenakan jas rapi. Tatapannya serius, posturnya tegap seperti prajurit.

“Aku…lu”

“maksud ku…Zhuang,” ucapnya setelah jeda singkat.

“Sihirku memungkinkan aku menguasai berbagai teknik bela diri.”

“Namun setiap gaya hanya bertahan beberapa detik.”

“Aku harus terus berganti.”

Nada suaranya datar, namun jelas—ia adalah tipe yang efisien dan mematikan.

Selanjutnya, seorang gadis maju perlahan.

Rambut hitamnya panjang, satu matanya tertutup oleh helaian rambut biru muda. Di punggungnya, sayap kertas terlipat seperti karya seni yang hidup.

“Aku… Nevalia,” ucapnya lirih.

“Sihirku adalah Sihir Kertas Meledak.”

Ia menunduk sedikit.

“Satu kertas mungkin tidak terlihat berbahaya,” lanjutnya pelan.

“Tapi aku bisa membentuknya menjadi laba-laba, burung, atau serangga.”

“Dan saat meledak… ledakannya cukup besar.”

Nevalia mundur, hampir tanpa suara.

Kemudian seorang wanita melangkah anggun ke depan.

Rambut merahnya tergerai, mata merahnya tenang namun berbahaya. Dari punggungnya menjulur satu ekor merah, berkilau seperti cairan darah yang mengeras.

“Namaku Scarlet,” katanya lembut tapi tegas.

“Sihirku adalah Ekor Rubah Darah.”

Ekor itu bergerak pelan.

“Aku bisa menciptakan senjata tajam.”

“Aku juga bisa kok jadi kakak atau adik mu.”

Ia tersenyum tipis.

“Aku menyukai keluarga.”

“Dan aku ingin membangunnya.”

Berikutnya, seorang gadis berambut hitam maju sambil memegang seruling sihir. Mata pink-nya kosong, seolah selalu tenggelam dalam pikirannya sendiri.

“Aku Joy,” ucapnya singkat.

“Sihirku adalah Teleportasi dan Hipnotis melalui seruling ini.”

Ia meniup nada pendek.

“Seperti yang kau lihat tadi.”

“Aku bisa membawa kita keluar… atau masuk… dari medan perang.”

Siluet terakhir tetap diam.

Wajahnya putih pucat seperti topeng. Gerakannya kaku—seperti pantomim.

Nevalia menoleh dan menjelaskan pelan.

“Dia bernama Pantomime,” katanya.

“Sihirnya menciptakan Ruang Pantomim.”

Ia menarik napas.

“Di dalam ruang itu, ia bisa menciptakan benda tak terlihat.”

“Senjata. Peralatan. Apa pun.”

“Selama kau bisa membayangkannya.”

Desmor terdiam.

Ia menatap mereka satu per satu.

Lalu… ia tertawa kecil. Pelan. Kosong.

“Hahh…”

“Kalian… benar-benar luar biasa.”

Tangannya kembali menggaruk lehernya.

“Kalian dibuang.”

“Kalian dihina.”

“Kalian tak dibutuhkan oleh dunia sihir ini.”

Ia mengangkat wajahnya.

“Maka…”

“Kita akan menamai diri kita—”

Desmor berhenti sejenak.

“HEPTA ORDER.”

“Kita akan membalas dendam.”

“Menciptakan ketakutan.”

“Dan menanamkan amarah pada dunia sihir yang busuk itu.”

Freon tertawa kecil.

“Wah… jago juga kau milih nama.”

Joy menurunkan serulingnya.

“Lalu?”

“Langkah pertama kita apa, Desmor?”

Desmor bersandar di kursi.

Lehernya kembali digaruk dari balik topeng.

Satu mata yang terlihat tampak… lebih santai.

“Untuk sekarang,” katanya pelan,

“Kita tidak perlu melakukan apa-apa.”

Ia tersenyum tipis.

“Kita hanya perlu… menunggu.”

“Ada seseorang.”

“Kenalanku.”

Dan di balik suaranya yang tenang—

bahaya mulai tumbuh.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!