Alya terpaksa menggantikan Putri yang menghilang di hari pernikahan nya dengan putra dari konglomerat keluarga besar Danayaksa. Pebisnis yang di segani di dunia bisnis. Pernikahan yang mengantarkan Alya ke dalam Lika - liku kehidupan sebenarnya. Mulai dari kesepakatan untuk bertahan dalam pernikahan mereka, wanita yang ada di masa lalu suami nya, hingga keluarga Devan yang tidak bisa menerima Alya sebagai istri Devan. Mampukah Alya melewatinya? Dengan besarnya rasa cinta dari Devan yang menguatkan Alya untuk bertahan mengarungi semua rintangan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Wardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nasi Goreng Terenak
*****
" Lantai berapa?" Tanya Devan.
Saat ini keduanya sedang berada di dalam lift. Alya mengambil kartu aksesnya lalu menekan tombol 25.
Berbeda dengan apartemen Devan, apartemen Alya masih menggunakan kunci manual. Bukan smart lock door.
Hanya ada satu kamar tidur, lalu dapur dan ruang tamu yang tidak memiliki sekat. Ada sofa memanjang dan juga ada televisi di sana. Kesan pertama Devan adalah wanita itu rapi dan menyukai keindahan.
Semua perabotnya senada dengan warnanya. Perpaduan putih dan krem. Rapi dan sangat bersih.
" Mas, sepertinya aku akan lama. Kalau mau kamu tinggal tidak apa - apa. Nanti aku bisa kembali ke apartemen atau kamu bisa menjemput ku." Ucap Alya yang merasa sungkan.
Sebelum menjawab, Devan justru beranjak menuju sofa cream di sana.
" Tidak apa - apa. Aku tunggu saja. Atau ada yang bisa aku bantu?" Tanya Devan.
Alya menggeleng dengan cepat.
Jam sudah menunjukkan hampir pukul 09.00. sebenarnya dia lumayan lapar. Tapi nanti saja lah, dia akan mengemas baju - bajunya dengan cepat dan membawa barang - barang yang perlu dia bawa.
" Oke deh. Aku akan melakukannya dengan cepat."
" Santai saja." Sahut Devan.
Devan memilih menyalakan televisi dan bersantai sejenak walaupun pikiran nya kemana - mana. Mata Devan tetap kembali melihat secara menyeluruh ruangan itu.
Tidak banyak foto wanita itu. Hanya ada foto wisuda, namun tidak ada keluarga dari Pakde dan budenya itu. Semua foto bersama teman - temannya. Apakah Pakde dan budenya tidak datang ke acara wisudanya?
Juga ada beberapa foto Alya dengan teman - temannya di acara gathering kantor.
" Aku lupa menanyakannya pada Alya. Apakah dia memiliki kekasih? Jika iya, bagaimana Alya menghadapi kekasihnya itu? Sedang kini statusnya telah berubah menjadi seorang istri?" Batin Devan.
*
*
*
30 menit berada di dalam kamar, lalu Alya keluar dari kamarnya.
" Mas, lapar tidak?" Tanya Alya.
Mendengar suara Alya, membuat Devan yang rebahan di sofa langsung beranjak.
" Lumayan." Jawab Devan jujur.
" Aku buatkan nasi goreng ya. Sepertinya aku masih ada stok nasi di kulkas." Ucap Alya yang kini membuka kulkasnya.
" Kamu stok nasi?"
Baru kali ini Devan mendengar ada orang yang stok nasi.
" Iya, aku membekukan nasinya. Aku baca - baca itu bisa mengurangi kadar gula nya juga. Aku panaskan dulu ya sambil menyiapkan bumbunya." Ucap Alya.
Tiba-tiba saja Devan tertarik melihat wanita itu memasak. Devan lalu bangkit dari duduknya dan mendekati Alya.
Devan sudah duduk di stool bar. Dia bisa memperhatikan dengan jelas bagaimana Alya yang cekatan menyiapkan bumbu -bumbu nya.
" Ya Allah. Aku lupa menawarkanmu minuman. Mas mau minum apa?" Tanya Alya.
Devan hanya tersenyum.
" Wanita ini selalu dipenuhi dengan kekhawatiran dan perasaan tidak enak." Bathin Devan.
" Santai saja. Tadi kan aku sudah ngeteh pagi." Jawab Devan.
" Ada sudah di kulkas. Ambil saja mas."
Devan hanya mengangguk. Devan lalu menyangga kepalanya dengan tangan. Dia memperhatikan hal yang sibuk memotong sayuran dan juga ayam fillet sebagai topping.
Wangi bumbu yang telah ditumis oleh Alya membuat perut Devan langsung keroncongan. Sumpah ini wanginya sangat nikmat. Devan bisa membayangkan rasanya pasti sangat enak.
Makan di ruang tamu dan lesehan tidak pernah Devan lakukan. Namun kini dia melakukannya, karena apartemen Alya tidak memiliki meja makan. Hanya ada meja di ruang tamu yang beralaskan karpet.
Tapi, tidak terlalu buruk juga. Alya kemudian mengambil air dingin di kulkas lalu mengisi gelas kosong dan juga stoples kerupuk udang.
" Ah, aku sudah membayangkan ini sejak pagi. Lapar sekali." Ucap Alya yang kini sudah berhadapan dengan Devan untuk menikmati nasi gorengnya.
Devan kemudian ikut menyuap nasi goreng itu ke dalam mulutnya.
" Rasanya enak. Aku akan mengingatnya dengan baik dan menjadikan ini nasi goreng terenak yang pernah aku makan. Nasi goreng kamu ini mengalahkan restoran bintang 5 yang menjadi langganan aku makan nasi goreng." Puji Devan menatap Alya.
" Kenapa bisa seenak ini?" Tanya Devan masih dengan tatapan takjubnya.
Sedangkan Alya hanya tersenyum dengan wajah yang sedikit memerah.
" Syukurlah jika Mas suka. Aku bisa membuatkannya selagi Mas Devan menginginkannya." Tahun Alya.
" Oke. Aku akan tagih ke depannya." Balas Devan sambil mengambil kerupuk udang yang membuat nasi gorengnya terasa semakin nikmat.
Alya yang mendengar itu hanya tersenyum terkekeh dan mengangguk.
*
*
*
Setelah pulang dari apartemen Alya, keduanya lalu menuju salah satu supermarket yang tidak jauh dari sana.
Namun saat di parkiran, Devan malah bertemu dengan teman nya.
" Devan..." Panggil seseorang.
Devan pun menoleh ke arah yang memanggilnya saat dia selesai menutup mobil.
" Ngapain lo?" Tanya Devan pada temannya.
" Nggak, cuma mampir sebentar beli kopi. Lo sendiri ngapain?"
" Gua ke sini mau belanja." Jawab Devan.
Mendengar Devan belanja, membuat temannya itu tersenyum.
" Belanja? Salah dengar nih gue? Lagian lo sama siapa nih?"
Devan menoleh sejenak kepada Alya yang masih berdiri di sampingnya. Alya berpikir jika Devan pasti enggan mengakuinya karena 3 tahun hubungan Devan dengan Putri pasti telah diketahui oleh teman - teman pria nya itu.
Namun, tanpa diduga Devan malah menggenggam tangan Alya.
" Kenalin bro. Ini Alya, istri gue." Ucap Devan.
Mendengar perkataan Devan barusan, membuat Alya menatap Devan tidak percaya. Devan dengan begitu ringan mengungkapkan statusnya. Bukankah lebih baik pernikahan mereka dirahasiakan agar lebih mudah bagi Devan saat harus kembali pada Putri?
" Ha? Yang bener lo? Bukannya kemarin lo mau nikah sama Putri ya? Kok berubah?" Tanya pria di depannya dengan raut bingung.
" Namanya juga jodoh. Gue udah putus sama Putri dan yakin nikah sama Alya. So, jangan bawa - bawa Putri lagi di depan istri gue."
" Oke, oke. Sorry sorry... Sorry ya Alya. Gue nggak ada maksud, cuma lumayan kaget aja dengernya. Kenalin gue Axel, satu kantor sama Devan."
" Hai, Mas Axel. Saya Alya."
" Ya udah deh, begitu gue cabut duluan ya. Harus ke kantor. Lo nggak ke kantor?"
" Setelah ngantar Alya, gue akan ke kantor."
Seperginya teman Devan, Alya merasa gugup dan menatap Devan lekat.
" Laki - laki ini semakin aneh dan sulit di tebak. Mau dibawa ke mana sebenarnya pernikahan kami yang tidak memiliki tujuan ini?" Bathin Alya.
" Mas, kenapa mengatakan itu pada teman kamu?"
" Itu apa?"
" Jika aku istrimu." Ucap Alya penuh tanya pada Devan.
Devan justru terkekeh.
" Ya kan memang itu faktanya. Kamu istriku. Lalu apa yang harus aku sangkal?" Tanya Devan.
" Tapi, bukankah lebih baik kamu tidak perlu mengatakannya. Agar saat nanti kamu kembali pada Putri, kamu tidak perlu lagi menjelaskan tentang hubungan kita pada teman - teman kamu." Ucap Alya dalam satu tarikan nafas.
Alya menatap Devan, menunggu jawaban Devan yang dia harap tidak lagi ambigu.
" Memangnya siapa yang mau kembali dengan Putri?" Tanya Devan yang menatap Alya dengan kedua alis yang bertaut.
" Memangnya kamu tidak mau kembali pada Putri? Kenapa? Kalian sudah lama menjalin hubungan, saling mencintai. Kepergian Putri mungkin memiliki alasannya. Dan mungkin saat dia menjelaskan alasan nya, kamu bisa mengerti dirinya di kemudian hari." Ucap Alya mengungkapkan semua hal yang ada di hati nya.
" Memang nya kenapa aku harus kembali dengan Putri?"
Lagi-lagi Devan melempar pertanyaan balik kepada Alya yang membuat lidah Alya menjadi kelu. Suaminya itu semakin menjadi rumit sekali. Alya semakin tidak bisa memahaminya sedikitpun.
***
Devan memang bikin Alya jadi pusing sendiri... Hahahaha...
Jangan lupa bintang lima dan komentar nya teman.
Terima kasih
belum nemu kemistrinya Thor🙏