 
                            menceritakan tentang lika liku kehidupan setelah menikah dan mendapatkan mertua yang super julid
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama D², isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kegalauan Rian
Disudut kamar dengan lampu yang temaram terlihat seorang pria yang terlihat sangat kacau, barang berserakan dimana-mana bau alkohol menyeruak di dalam kamar tersebut.
Mata merah dengan tatapan kosong air mata tidak berhenti membasahi pipinya, dadanya yang terasa begitu sesak mengingat perkataan Bima.
"Mira apa secepat itu kamu melupakan aku setelah bertahun-tahun pun aku meninggalkan desa ini tidak sedikit pun aku mampu menghilangkan bayangan kamu miraaaaaa!"Rian berteriak tengah malam buta
Juragan Ali dan istrinya yang sudah tertidur pulas terbangun mendengar teriakkan Rian mereka berlari tergesa-gesa menuju kamar Rian memastikan apakah anak semata wayangnya baik baik saja.
juragan Ali menekan handle pintu kamar Rian tapi terkunci dari dalam yang membuat dua pasangan paruh baya tersebut nyaris khawatir setengah mati.
"Rian buka pintu nya nak kamu baik baik saja kan"seru juragan Ali
Tapi tidak terdengar jawaban dari dalam kamar menit demi menit pintu kamar Rian tidak ada tanda-tanda akan terbuka.
"Rian buka pintu nya ini bapak sama ibu"Bu Hana setengah berteriak sambil menggedor-gedor pintu kamar Rian
"aduh gimana ini pak ibu takut Rian ah tidak sanggup rasanya ibu membayangkan jika terjadi sesuatu dengan dia"ujar Bu Hana mulai menangis
"tenang dulu kamu jangan menangis ini bapak lagi usaha "jelas juragan Ali sambil menggedor-gedor kamar Rian
dirasa Rian tidak akan membuka pintu kamar nya juragan ali pun berniat mendobrak pintu tersebut saat akan mengambil ancang-ancang tiba tiba Rian membuka pintu kamarnya terlihat wajahnya yang sayu bagaikan seorang yang sudah tidak mempunyai tujuan hidup lagi, ditambah mata yang merah karena menangis rambut acak-acakan dia menatap kearah ibunya dengan tatapan bercampur aduk ada emosi dan rasa sedih yang mendalam.
Dia berjalan mendekat kearah ibunya tanpa mengalihkan pandangan sedikit pun
"kenapa ibu lakukan semua ini pada Rian Bu kenapaa!" Rian berteriak tangan nya mengguncang bahu ibunya
"kenapa ibu tega pada Rian dimana hati nurani ibu selalu memandang seseorang dari materi,ibu lakukan semua pada Rian ibu memisahkan Mira dan Rian ibu membuat aku tersiksa bertahun tahun aku pergi meninggal kan tempat ini hanya untuk melupakan Mira tapi tidak sedikit pun aku bisa "Rian berkata demikian sambil menangis dia dalam keadaan setengah mabuk bau alkohol membuat Bu Hana ingin muntah
"Rian kamu yang tenang nak semua sudah menjadi takdir kamu, sudah ada seseorang yang Tuhan persiapan untuk kamu yang jauh lebih baik nak"juragan Ali menghampiri Rian dan memeluk nya
Juragan Ali sebenarnya tidak pernah menentang hubungan Rian dengan wanita manapun asalkan wanita tersebut tidak neko-neko,dan benar-benar tulus kepada Rian
"masih banyak wanita cantik diluar sana yang mau sama kamu Rian ngpain kamu galauin wanita udik itu" ujar Bu Hana tidak mau kalah
"sudah Bu cukup sebaiknya ibu duluan ke kamar "ujar juragan Ali tanpa melepaskan pelukannya dengan Rian
Bu Hana berlalu meninggalkan anak dan bapak yang beda generasi itu begitu keras hati Bu Hana dia masih bisa berkata seperti tadi walaupun dia sudah melihat sendiri seperti apa menderita nya Rian
Setelah dirasa Rian agak tenang juragan Ali menuntun anaknya untuk masuk kedalam kamar, betapa terkejutnya juragan Ali melihat kamar Rian bsk kapal pecah dia menuntun Rian supaya duduk di sofa yang ada dikamar Rian setelah Rian tenang juragan Ali mulai pelan pelan mengajak anak untuk berbicara.
"apa yang membuat mu menyentuh alkohol nak"tanya juragan Ali dengan nada lembut
Bukan nya menjawab pertanyaan ayahnya Rian malah menangis tanpa suara, juragan Ali tidak bertanya lagi.
"kenapa Rian tidak bisa melupakan Mira pak, padahal Mira sudah bahagia dengan pernikahan nya harusnya Rian juga bahagia melihat orang yang Rian cintai"jawab Rian sambil mengelap air matanya menggunakan lengan bajunya
"jangan mencoba untuk melupakannya nak, terimalah apapun bentuk rasa dan emosi yang kamu rasakan jika terlintas dalam benak mu untuk kembali padanya ingatkan dirimu bahwa hubungan kalian sudah berakhir kalian hanya bagian dari masa lalu"jelas juragan Ali dengan sabar dia begitu hancur melihat Rian seperti ini dia tau apa yang Rian rasakan karena dia juga pernah mengalami nya
"bagaimana jika Rian suatu saat nanti menikah tetapi Rian belum bisa mlupakan Mira pak?"
"tidak semua orang yang menikah karena cinta nak, suatu saat kamu akan mengerti apa yang dimaksud bapak terkadang kita harus melepaskan orang yang kita cintai karena Kita sendiri tidak mampu untuk melindunginya bahkan membahagiakan dia baiknya lepaskan dia bersama orang yang mampu untuk bersama nya bapak paham betul apa yang kamu rasakan nak kamu harus bisa bangkit dan menemukan kebahagiaan mu"jelas juragan Ali panjang sambil menepuk pundak Rian
"yasudah bapak ke kamar dulu kamu istirahat"juragan Ali berlalu meninggalkan Rian yang masih menatap kepergian nya
Sedangkan dirumah Mira dan Bima mereka masih belum juga bisa memejamkan matanya karena masih membahas kejadian di acara pernikahan anak Bu RT
"nggak habis pikir aku sama Bu Hana mas bisa bisanya Dia ngomong seperti itu didepan banyak orang aku jadi nggak enak sama Bu RT dan keluarganya"Mira berbaring sambil menatap ke atas atap kamar nya
"makanya mas tadi sampai terbawa emosi nggak lihat tempat dan situasi tu orang,mas sebenarnya kasian juga sama Rian gara gara ibunya seperti itu semua warga jadi pada memandang Rian yang tidak baik padahal tidak dipungkiri Rian masih belum bisa melupakan kamu"bima berucap sambil memiringkan badannya mengarah Mira
"hmm nggak tau aku mas kalau soal itu"Mira tidak mau terlalu menanggapi perkataan Bima takutnya bima tersinggung
"mas nggak enak sama juragan Ali dia sampai menampar istrinya begitu tapi mas juga puas biar Bu Hana kapok nggak semena-mena terhadap orang lain lagi"
"iya mas semoga ngantuk tidur yuk mas"Mira menarik selimutnya
tidak lama berselang Mira dan Bima pun tertidur mengingat jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari.
Pagi seperti biasa Mira Mira terbangun dari tidurnya setelah melakukan kewajiban nya sebagai muslim Dia langsung kedapur untuk memasak sarapan nya bersama sang suami dia memilih tidak berjualan hari ini matanya terasa begitu mengantuk karena semalaman tidur terlalu larut malam, setelah semuanya beres dia memanggil bima untuk sarapan bersama.
"kamu nggak jualan dek "tanya bima
"besok aja mas , ngantuk banget aku "balas Mira sambil menuangkan air kedalam gelas
"yasudah mas langsung berangkat kerja ya"
Mira mengantar Bima kedepan dan tak lupa juga salam dengan mencium tangan bima setelah kepergian bima, lewat lah segerombolan ibu ibu baru pulang dari belanja sayur diwarung Mbah Ijah.
"nggak jualan mir"tanya Bu Evi
"besok Bu, hari ini libur dulu"balas Mira ramah
"hebat ya Mira buat si Rian nggak bisa move on hahaha "Bu Endang berkata sambil tertawa
"hust Ndang mulut mu tak jejelin sambal mau"Bu Evi mencubit lengan Bu Endang
Mira yang mendengar perkataan Bu Endang hanya tersenyum paksa
"lagian ya apa si yang dilihat Rian dari Mira mending sama ank ku si sekar"ujar Bu Mida lagi
"ya mana mau Rian sama Sekar modelan Dugong begitu kalah jauh sama Mira"jawab Bu Endang sambil cekikikan
"mulut mu Ndang kurang ajar Yo!"suara Bu Mida meninggi
"is aku duluan ya"Bu Evi berlalu meninggalkan temannya tanpa memperdulikan teriakan Bu Endang
Mira yang melihat kelakuan ibu ibu tukang gosipa tersebut hanya bisa geleng-geleng kepala kalau ditanggapi malah semakin menjadi-jadi .
Sementara di kediaman juragan Ali dan keluarganya sedang menikmati sarapan bersama Rian terlihat lebih bersemangat setelah di nasehatin oleh bapaknya.
"Rian hari ini kamu ikut bapak cek kebun ya"ucap juragan Ali disela sarapan mereka
"iya pak"balas Rian sambil tersenyum
"maafin ibu ya Rian"ucap Bu Hana melihat ke arah Rian yang seperti menghindari dirinya
"jangan dibahas lagi Bu"ucap Rian tak mengindahkan ucapan ibu nya a
setelah selesai sarapan Rian dan juragan Ali langsung pamit untuk pergi ke kebun teh mereka Bu Hana yang melihat kepergian dua lelaki tersayang nya hanya mampu tersenyum getir .
"sebaiknya aku harus cari orang untuk secepatnya mencelakai anak itu dia yang membuat Rian ku jadi seperti orang tidak waras, manjur juga pelet dasar wanita miskin"Bu Hana berbicara sendiri
lalu masuk kedalam rumah nya
Tidak dia sadari ada seseorang yang mendengar nya berkata demikian yaitu tukang kebunnya
 
                     
                    