Pulang Ke Indonesia. Arcilla Armahira harus mendapatkan tugas dari Kakeknya seorang Pengusaha kaya raya yang dikenal sangat dermawan dan selalu membantu orang kecil. Tetapi siapa sangka pria 70 tahun itu sering mendapatkan ancaman.
Sampai pada akhirnya terjadi insiden besar yang membuat Mizwar diserang oleh musuh saat mengadakan konferensi pers. Kericuhan terjadi membuat banyak pertumpahan darah.
Mizwar dilarikan ke rumah sakit. Arcilla mendapat amanah untuk menjalankan tugas sang Kakek.
Keamanan Arcilla terancam karena banyak orang yang tidak menyukainya seperti kakeknya yang ingin menyingkirkannya. Pengawal pribadi Mizwar yang selalu menemaninya dan mengajarinya membuat Arcilla merasa risih karena pria itu bukan mahramnya.
Sampai akhirnya Arcilla meminta kakeknya untuk menikahkannya dengan pengawalnya dengan alasan menghindari dosa.
Bagaimana kehidupan rumah tangga mereka ditengah persaingan bisnis?
Apakah keduanya profesional meski sudah menikah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 6 Meminta
Hari pertama Cilla akan mengumumkan kepada semua orang bahwa dia akan menggantikan Kakeknya untuk sementara. Agenda Cilla hari ini tampil di media untuk memberi pernyataan yang sudah disiapkan oleh Rasyid, dimulai dari tempat, wartawan dan juga keamanan.
Cilla tampil begitu cantik dan anggun menggunakan setelan blouses yang dipadukan dengan bleazer berwarna pink dan ditambah dengan rok warna putih. Hijab pasmina yang dia gunakan juga senada dengan bleazer.
Cilla sudah seperti Bos muda tampil elegan yang sekarang menuruni anak tangga. Rasyid sudah menunggunya sejak tadi di ujung anak tangga, melihat kedatangan atasannya itu membuatnya menundukkan kepala.
"Apa semuanya sudah siap?" tanya Cilla.
"Sudah Nona," jawab Rasyid.
"Baiklah, kalau begitu kita langsung pergi saja!" ucap Cilla berjalan terlebih dahulu dan diikuti oleh Rasyid.
Langkahnya terhenti di ruang tamu ketika Ramos bersama istri dan anak-anaknya berada di sana.
"Om dan Tante tidak ke Perusahaan untuk menghadiri acara pernyataan hari ini?" tanya Cilla.
"Apa yang harus saya lakukan di sana, ketika kamu mengumumkan pernyataan dan saham perusahaan akan mulai menurun setelah itu. Itu sama saja saya hanya menonton perusahaan yang hancur dengan perlahan," jawab Ramos dengan kata-katanya terdengar begitu dingin.
"Saya tidak tahu kenapa Papa mengambil keputusan dengan mengalihkan semua tugasnya kepada orang yang tidak berpengalaman," lanjut Ramos geleng-geleng kepala menatap Cilla sinis.
Ramos bahkan berdiri dari tempat duduknya dan langsung meninggalkan ruang tamu, tidak peduli dengan Cilla yang menunjukkan kemarahannya kepada Cilla.
"Mas!" panggil Miska dengan menghela nafas.
"Anak kemarin sore sok-sokan mengambil tugas ini. Kamu pikir ini gampang hah!" sahut Roby.
"Kak Roby, Kakek memberi kepercayaan kepada Cilla, pasti sudah memikirkan semuanya dan pasti Kakek yakin kalau Cilla bisa melakukan semua ini," sahut Arbil memberikan pendapatnya.
"Alah, kamu terus saja membelanya, menyukainya," celetuk Roby terlihat begitu kesal dan langsung berdiri dari tempat duduknya dan juga meninggalkan ruang tamu.
Arbil menghela nafas, perkataan Roby tadi justru membuatnya sangat tidak enak kepada Cilla.
"Sudahlah Cilla sebaiknya sekarang kamu pergi dan jalankan tugas yang diberikan Kakek dengan baik," sahut Miska.
"Baik Tante," jawab Cilla tidak lupa berpamitan dengan mencium punggung tangan Miska.
Lulu yang ada di sana terlihat begitu sewot, memang sejak awal kepulangan sepupunya itu membuatnya tidak suka.
Rasyid kembali mengikuti atasannya sampai mereka berada di luar rumah dan Rasyid membuka pintu mobil untuk Cilla.
"Kita hanya pergi berdua?" tanya Cilla lagi
"Benar Nona?"
"Apa saya harus menambah pengawal lagi di dalam mobil?" tanya Rasyid.
"Saya ingin pengawal wanita, baik dari sopir dan juga orang yang menemani saya setiap hari," ucap Cilla.
"Maaf Nona saya hanya melakukan perintah dari tuan Mizwar," ucap Rasyid dengan menundukkan kepala.
"Ini bukan masalah perintah dan bagaimanapun kita berdua tidak bisa satu mobil bersama secara terus-menerus kita berdua bukan mahram!" tegas Cilla.
Rasyid tidak mengatakan apapun karena apa yang dia lakukan saat ini adalah perintah dari atasannya.
"Sudahlah!" Cilla sepertinya merasa percuma berbicara dengan Rasyid yang membuatnya memasuki mobil.
Entahlah mau berapa kali keadaan mendesak itu terjadi, dia memang sangat tidak nyaman berada satu mobil dengan laki-laki yang bukan muhrimnya.
****
Cilla sudah berada di Perusahaan. Mizwar sebelumnya sudah memberitahu kepada masyarakat melalui video bahwa dia akan mengalihkan semua pekerjaannya kepada cucu perempuannya.
Cilla hari ini akan memberi pernyataan dan meresmikan semuanya. Sudah dipastikan media memenuhi lapangan dan begitu mobil itu datang langsung dikerumuni para media. Ini sangat tidak disukai Cilla bagaimana dia akan dihimpit sana-sini, melihat banyaknya orang sudah membuatnya takut.
"Mari Nona!" ucap Rasyid yang terlebih dahulu turun dari mobil.
"Bismilah!" ucapnya yang akhirnya menginjakkan kakinya di pekarangan perusahaan itu dan sesuai dugaannya dia langsung dikerumuni para media dengan beribu pertanyaan dan saling berdesakkan.
Cilla tampak begitu takut dan Rasyid mencoba untuk melindungi tubuh kecil itu, beberapa kali tubuh Cilla bersentuhan dengan Rasyid karena menghindari para media yang mendorongnya.
Rasyid juga serba salah, sebenarnya ingin sekali merangkul Cilla biar cepat berjalan menghindari kerumunan tersebut.
Hal itu sudah sangat biasa dia lakukan kepada Mizwar. Tetapi wanita ini sangat berbeda dan sangat risih jika bersentuhan dengan orang lain. Rasyid bisa mendapatkan masalah dan dianggap kurang ajar jika melakukan hal selancang itu.
Akhirnya semuanya bisa teratasi dengan Cilla sudah berada di tempat aman denga mengatur nafasnya.
"Nona minumlah!" Rasyid memberikan botol mineral dengan tutupnya sudah dibuka. Cilla mengambilnya dan langsung meneguknya.
"Ya Allah ternyata berat sekali tugas yang dihadapi Kakek selama ini, bagaimana mungkin aku bisa menghadapi semua ini," batin Cilla melihat dari jendela banyaknya orang-orang yang tadi mengerumuninya.
Akhirnya Cilla sudah berdiri di depan podium dengan posisi mulutnya pas pada mic yang telah disediakan dan sorotan kamera blitz yang sejak tadi tidak berhenti menerpa wajahnya.
"Saya mohon dukungannya kepada semua orang-orang yang bekerja di Perusahaan dan juga masyarakat di luar, saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menggantikan posisi Kakek,"
"Tidak akan ada yang berubah dari kepemimpinan dan juga dana-dana yang disalurkan Kakek pada desa-desa. Saya bersama orang-orang yang ada di perusahaan akan meluncurkan dana tersebut dengan waktu yang tepat dan tidak berkurang sama sekali!" tegas Cilla menyampaikan pidatonya dengan sangat lancar.
"Saya juga akan melanjutkan dan mengadakan pertemuan dengan klien Amerika untuk menyelesaikan kontrak kerjasama. Saya di sini masih belajar, mohon bimbingan untuk semua orang. Saya mohon doanya kepada seluruh masyarakat untuk kesembuhan kakek saya!" ucapnya mengakhiri pidatonya dengan tegas dan juga menundukkan kepala.
Cilla berpendidikan dan sebenarnya berbicara di depan umum bukanlah hal yang baru pertama kali dia lakukan.
Tidak banyak yang disampaikannya dan setelah memberi pernyataan tersebut yang langsung membuatnya meninggalkan tempat tersebut dan seperti biasa wartawan masih saja membutuhkan banyak jawaban dari pertanyaan mereka dan langsung menyerbu Cilla dengan berdesakkan.
Rasyid langsung siaga dan melindungi atasannya itu dan kali ini karena ruangan itu terlalu sempit membuat mereka terhimpit satu sama lain.
Dalam keadaan darurat seperti itu Rasyid langsung memeluk Cilla untuk melindungi dengan tangannya juga berada di atas kepala Cilla.
Cilla berjalan dengan menunduk berusaha untuk menghindari para media. Sampai akhirnya mereka kembali lolos dan sudah berada di dalam ruangan Mizwar.
Rasyid masih memeluk atasannya itu, menyadari perbuatannya dan langsung melepaskan dengan cepat.
"Maafkan saya Nona!" ucap Rasyid menundukkan kepala merasa sangat lancang.
Cilla menghela nafas, dia tahu pria dihadapannya itu saat ini sedang bertugas dan mungkin apa yang dia lakukan untuk melindungi Cilla.
"Ya Allah ini lagi yang terjadi dan terus saja dalam keadaan mendesak, ini bukan keadaan mendesak dan sampai kapan semua ini. Aku tidak mungkin terus bersama pria yang bukan mahramku, itu sama saja menimbulkan dosa," batin Cilla.
"Saya tidak sengaja melakukannya, saya hanya takut terjadi sesuatu dan saya...."
"Kamu nikahi saya," ucap Cilla secara tiba-tiba yang memotong kalimat Rasyid membuat Rasyid mengangkat kepala dengan wajah schok.
"Nona mengatakan apa?" tanyanya sekali lagi.
Pasti salah dengar dan tidak mungkin majikannya memintanya untuk menikahi dirinya.
Bersambung...
penuh rahasia