NovelToon NovelToon
Om Duda Genit

Om Duda Genit

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Aurora Lune

Punya tetangga duda mapan itu biasa.
Tapi kalau tetangganya hobi gombal norak ala bapak-bapak, bikin satu kontrakan heboh, dan malah jadi bahan gosip se-RT… itu baru masalah.

Naya cuma ingin hidup tenang, tapi Arga si om genit jelas nggak kasih dia kesempatan.
Pertanyaannya: sampai kapan Naya bisa bertahan menghadapi gangguan tetangga absurd itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora Lune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ditawarin Pulang Sama Idola Kampus

Dion sudah berada di luar ruangan Arga, namun ia tak langsung pergi. Ia berdiri sejenak di depan pintu kayu besar itu, tangannya dimasukkan ke dalam saku celana, sementara sebuah senyum penuh rasa penasaran terukir di wajahnya.

"Hmm... siapa ya kira-kira cewek itu?" gumam Dion pelan, matanya menyipit penuh rasa ingin tahu. "Cewek mana yang bisa bikin si Arga, pria super cool itu, senyum-senyum sendiri kayak orang jatuh cinta?"

Dion terkekeh kecil, kepalanya sedikit menggeleng. "Wah, ini sih seru banget. Gue harus cari tahu," ucapnya dengan nada seperti detektif yang baru menemukan kasus menarik. Setelah itu, ia akhirnya melangkah pergi, meninggalkan kantor Arga sambil masih membawa senyum licik di wajahnya.

Sementara itu, di dalam ruangan, Arga masih duduk di kursinya, terdiam memandang layar laptop yang belum tersentuh. Tangannya terlipat di depan dada, dan matanya kosong, jelas pikirannya masih melayang-layang.

Bayangan wajah Nayla kembali muncul di kepalanya senyumnya, tatapan marahnya, bahkan cara Nayla melipat tangan di dada ketika protes padanya. Hal-hal yang seharusnya biasa, tapi entah kenapa selalu sukses mengusik hatinya.

Arga menghela napas panjang, mencoba mengembalikan fokusnya. Ia menepuk pipinya pelan, lalu berkata dalam hati, "Cukup, Arga. Jangan seperti anak SMA yang lagi kasmaran."

Setelah beberapa detik mengatur napas, ia akhirnya meraih laptopnya dan mulai bekerja. Jemarinya bergerak cepat di atas keyboard, ekspresinya kembali dingin dan profesional seperti biasa. Namun, meski pikirannya sudah berusaha fokus, sudut bibirnya masih sesekali terangkat tipis setiap kali bayangan Nayla tanpa izin kembali menyelinap masuk ke pikirannya.

*****

Nayla terkekeh, lalu mulai bercerita tentang hal-hal kecil yang terjadi di rumah tadi pagi. Mita mendengarkan dengan antusias, sesekali tertawa pelan saat Nayla mengungkapkan kelakuan kocaknya sendiri. Suasana terasa hangat dan penuh canda.

Namun, tiba-tiba suara langkah kaki mendekat dan membuat keduanya menoleh. Seorang pria tinggi dengan wajah cool tapi ramah berdiri di samping meja mereka. Ia adalah Revan, kakak tingkat yang cukup populer di kampus bukan hanya karena ketampanannya, tapi juga sikapnya yang sopan dan pintar.

"Hai" sapanya sambil tersenyum tipis.

"Hai, Kak!" ucap Nayla dan Mita hampir bersamaan, nada mereka penuh sopan santun tapi juga sedikit canggung.

Revan mengangkat sebuah buku yang ia bawa, lalu meletakkannya di meja Nayla. "Gue cuma mau ngasih buku ini."

Nayla menerima buku itu dengan cepat, matanya berbinar. "Oh iya, Kak! Makasih banyak ya."

"Sama-sama," jawab Revan sambil tersenyum hangat, membuat Nayla sedikit salah tingkah.

Namun, sebelum ia pergi, Revan menatap Nayla sejenak. "Eh, btw, nanti lo sibuk nggak, Nay?" tanyanya dengan nada santai.

Pertanyaan itu membuat Nayla sedikit kaget. Ia mengedipkan mata sekali, lalu menjawab jujur, "Nanti pulang dari kampus gue mau langsung kerja, Kak."

"Ohhh, gitu." Revan mengangguk pelan, lalu menyelipkan kedua tangannya ke dalam saku celana. "Kalau gitu, boleh gue anterin lo?"

Nayla spontan melirik ke arah Mita yang langsung pura-pura sibuk memainkan pulpen sambil menahan senyum jahil.

"Emang nggak ngerepotin, Kak?" tanya Nayla, suaranya sedikit ragu.

Revan tersenyum menenangkan. "Enggak kok, santai aja"

Mita nyaris tidak bisa menahan tawanya, sementara Nayla menggigit bibir bawah, mencoba memutuskan. "Yaudah deh, Kak..."

Revan mengangkat alis, memiringkan kepala sedikit. "Yaudah deh, apa?" tanyanya, membuat Nayla semakin salah tingkah.

"Yaudah, boleh anterin," ucap Nayla akhirnya, pelan namun jelas.

Senyum Revan melebar tipis, membuat Nayla dan Mita saling pandang dengan tatapan penuh kode. "Oke, deal," ucap Revan singkat, lalu berbalik badan dengan tenang dan meninggalkan kelas.

Begitu Revan benar-benar pergi, Mita langsung memukul pelan lengan Nayla dengan ekspresi penuh semangat.

"Nay!Gila, dia nawarin buat nganterin lo, woy!" bisiknya dengan mata berbinar.

Nayla hanya memegang dadanya yang berdegup kencang sambil menghela napas panjang. "Ya Allah... ini apa yang baru aja terjadi."

Mita terkikik puas. "Yang baru aja terjadi adalah... kating paling cool di kampus bakal nganterin lo pulang. Itu namanya jackpot, La!"

Nayla hanya bisa menunduk, senyum malu terbit di wajahnya, sementara pipinya terasa panas. Dalam hati, ia pun tak bisa memungkiri rasa deg-degan yang mulai tumbuh setiap kali nama Revan disebut.

Begitu Revan pergi dan suasana kelas kembali sedikit tenang, Nayla langsung menjatuhkan tubuhnya ke meja sambil menghela napas panjang. Pipi dan telinganya terasa panas, jantungnya berdetak tak karuan.

"Sumpah, Mit... gue deg-degan banget," ucap Nayla sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan. Suaranya terdengar panik bercampur malu. "Nanti diantar pulang sama Kak Revan... gimana kalo satu kampus liatin kita, hah? Gue bisa pingsan di tempat, Mit!"

Mita yang duduk di sebelahnya hanya terkekeh geli, jelas menikmati drama yang sedang dialami sahabatnya. Ia mencondongkan tubuh, menatap Nayla dengan tatapan jahil.

"Ya pasti diliatin lah, Nay!" jawabnya santai. "Jelas-jelas Kak Revan itu idola kampus. Dia pinter, cool, ganteng, baik lagi. Semua orang juga tahu dia kayak paket lengkap yang nggak punya celah."

Nayla langsung mendongak, menatap Mita dengan wajah ketakutan. "Mit, jangan gitu dong!" serunya, hampir berbisik seperti takut ada yang mendengar. "Nanti kalo gosipnya langsung nyebar se-kampus, gimana? Gue bisa jadi headline di grup gosip kampus!"

Mita hanya mengangkat bahu santai. "Ya iyalah langsung tersebar. Dalam hitungan menit, Nay. Bahkan mungkin sebelum lo sampai rumah, grup gosip udah heboh." Ia mengedipkan mata nakal.

Nayla langsung menutup wajahnya lagi dengan kedua tangan. "Astagaaa... Mit, lo tuh nggak bikin gue tenang sama sekali. Malah bikin gue makin panik!" keluhnya dramatis.

Melihat sahabatnya hampir meledak karena panik, Mita akhirnya tertawa pelan sambil menepuk punggung Nayla. "Yaelah, Nay, lo jangan mikir terlalu jauh kali."

"Terlalu jauh? Lah, ini udah kejadian, Mit!" Nayla mendongak lagi, matanya membulat seperti anak kecil yang ketakutan. "Gimana kalo fans-fans Kak Revan nyerang gue? Lo tahu sendiri kan, mereka tuh kayak pasukan elite. Gampang banget panas kalo ada cewek yang deket sama idola mereka."

Mita tak bisa menahan tawanya lagi, ia sampai memegangi perut. "Nay, sumpah ya, lo tuh lebay banget! Ini bukan sinetron jam tujuh malem yang fansnya ngejar-ngejar cewek sambil bawa poster."

"Tapi Mit, serius... gue takut," rengek Nayla sambil memegang tangan Mita erat-erat. "Gue orangnya kan nggak suka jadi pusat perhatian. Gue pengennya hidup tenang, nggak tiba-tiba jadi bahan gosip."

Mita akhirnya menatap Nayla lebih lembut, lalu menghela napas. "Gini, Nay. Selama lo nggak ngapa-ngapain yang aneh-aneh, lo nggak usah takut. Lagian, Revan yang nawarin lo sendiri, kan? Itu artinya dia nggak peduli sama gosip atau komentar orang."

Nayla terdiam, merenungkan kata-kata Mita, tapi wajahnya tetap cemas. "Iya sih... tapi tetep aja, Mit. Rasanya kayak mimpi. Gue cuma Nayla yang biasa-biasa aja, kok bisa ya Kak Revan nawarin nganterin gue?"

Mita tersenyum lebar dan menepuk pundak Nayla. "Karena lo nggak biasa, Nay. Lo tuh spesial."

Pipi Nayla makin memerah mendengar itu. Ia hanya bisa memeluk tasnya erat-erat, berusaha menenangkan degup jantungnya yang tak kunjung stabil sambil berdoa dalam hati agar perjalanan pulang nanti tidak berubah menjadi tontonan seluruh kampus.

1
Lembayung Senja
ceritanya mulai seru... semangat buat novelnya.....😍
Jen Nina
Jangan berhenti menulis!
Yusuf Muman
Ini salah satu cerita terbaik yang pernah aku baca, mantap! 👌
Yuri/Yuriko
Bikin baper
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!