Rayana adalah seorang gadis ceria, dan juga ramah.
Namun saat itu entah kenapa Rayana tiba-tiba bisa dikejar oleh rentenir, dan bukan itu saja Rayana juga diteror oleh orang-orang pinjol mereka meminta agar Rayana membayar hutangnya jika tidak mereka mengancam Rayana dengan menyebarkan datanya dan juga foto-fotonya yang sudah mereka edit sekian rupa.
Pada akhirnya Rayana bertemu dengan Felix Mahendra seorang pemuda seorang CEO di perusahaan ternama, CEO muda dan terkenal cuek tak tersentuh, namun karena kakek Felix terus-terusan mendesak Felix untuk menikah, akhirnya Felix pun bertemu dengan Rayana dan mereka pun menikah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinda_Cahyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menikahlah Dengan Saya
"Felix!" desis Rayana yang menyenggol lengan Felix.
"Kalau gitu kakek istirahat lah, Felix harus mengantarkan Rayana pulang dulu, karena besok Rayana harus kuliah," pamit Felix.
"Hemmm... Baik lah, tapi besok setelah Rayana selesai kuliah, kamu harus membawa Rayana kebutik dan membeli cincin pernikahan," pesan kakek Anton.
"Baiklah kek, besok Felix akan membawa Rayana kebutik dan membeli cincin," sahut Felix.
"Bagaimana bisa dia berkata seperti itu? Kan gue belum mengatakan apa pun, belum setuju juga untuk pernikahan ini," Rayana menggerutui Felix dalam hatinya.
"Rayana ayo saya antar kamu pulang," ajak Felix.
"Ah iya," sahut Rayana dengan senyumannya yang ia paksakan.
"Kek, Rayana pamit pulang ya," pamit Rayana.
"Iya Rayana, kakek harap kamu tidak akan kabur setelah mendengar permintaan kakek ini," ucap kakek Anton dengan candaannya.
"Hehehe... Kakek bisa aja," Rayana menanggapi ucapan kakek Anton dengan tertawa canggung.
Felix pun membawa Rayana keluar dari kamar, dan ternyata dokter Arya belum pergi dari rumah kakek Anton.
"Felix," panggil dokter Arya.
"Hemmm...." sahut Felix hanya dengan deheman.
"Keadaan pak Anton hari ini benar-benar sangat bagus, beda seperti biasanya, pak Anton lebih bersemangat," ungkap dokter Arya.
"Dan... Apa kamu tahu itu kenapa?" lanjut dokter Arya.
"Kenapa? Apa ada obat yang baru dokter berikan?" tanya Felix.
"Tidak Felix, tidak ada obat yang berbeda yang kami berikan, pak Anton bisa cepat pulih karena Rayana, kakek Anton sangat merasa bahagia saat melihat Rayana tadi apalagi tahu kalau kamu dan Rayana pacaran," jawab dokter Arya menjelaskan kepada Rayan.
"Astaga, bagaimana ini?" gumam Rayana yang menggaruk dahinya yang tak terasa gatal.
Felix terdiam mendengar ucapan dokter Arya.
"Hmmm... Saya mengerti," sahut Felix sambil menganggukkan kepalanya.
"Rayana ayo saya antar kamu pulang," ajak Felix yang menarik tangan Rayana.
Rayana pun menurut dan ikut dengan Felix.
Brak
Kini Rayana dan Felix sudah berada didalam mobil dan kini Rayana sedang menatap Felix dengan tatapan kesal.
"Kenapa kamu menatap saya seperti itu?" tanya Felix.
"Hei tuan Felix terhormat! Bukannya tadi anda bilang kalau kita hanya pacaran pura-pura? Kenapa sekarang ceritanya mau menikah?" tanya Rayana dengan penuh emosi. Emosi yang sedari tadi ia tahan.
"Ck, kamu ini cerewet sekali, seharusnya kamu itu merasa bahagia karena bisa menikah dengan saya, bukan mengomel seperti ini," jawab Felix dengan ketus.
"Bagaimana bisa saya bahagia, kenal aja baru hitungan jam, sekarang sudah mau nikah aja! dan kelihatannya kamu ini laki-laki yang bukan penyayang, wanita yang hidup dengan kamu pasti hidupnya akan menderita," cibir Rayana yang mengatai Rayana.
"Haaiiiisss... Kenapa kakek akan menikahi cucunya dengan perempuan cerewet seperti kamu!" balas Felix dengan mengatai Rayana perempuan cerewet.
"Apa kamu bilang! Saya cerewet?" pekik Rayana yang kini memajukan tubuhnya mendekati Felix hingga hampir tak ada jarak diantara mereka.
Felix yang didekati secara tiba-tiba pun terpaku, apa lagi saat mata mereka saling bertemu Felix meresa degup jantungnya berdebar kencang.
"Bisa kah kamu menjauh dari saya? Sepertinya kamu sudah tidak tahan untuk menempel pada saya?" sarkas Felix.
"Apa!" pekik Rayana lagi yang kini menjauhi dirinya dari Felix karena mendengar ucapan Felix.
"Rayana, saya mohon, ikuti kata kakek saya, saya hanya mempunyai kakek, dan kamu dengar sendiri apa yang dikatakan dokter Arya kan? Keadaan kakek membaik semenjak kakek bertemu dengan kamu tadi siang." Felix mencoba membujuk Rayana.
"Saya tidak mau, saya ini masih kuliah, dan saya masih mau bersenang-senang dengan teman saya," tolak Rayana terus terang.
"Kalau kamu tidak mau... Kalung ini akan saya buang!" ancam Felix yang kini menunjukkan kalung Rayana.
Rayana melebarkan kedua matanya saat melihat kalungnya ada ditangan Felix.
"Itu! Kok...." Rayana menggantungkan ucapannya saat melihat kalung kesayangannya ada ditangan Felix.
"Oh... Jadi kamu mempermainkan saya ya!" seru Rayana yang kini mengerti kalau Felix sedari tadi mempermainkannya.
"Kamu mau menikah dengan saya gak? Kalau gak mau kalung ini saya buang!" ancam Felix sekali lagi dan bahkan ia sudah membuka kaca jendela mobilnya lebar-lebar.
"Kembalikan!" pekik Rayana yang kini berusaha mengambil kalungnya dari tangan Felix.
Rayana kini berusaha meraih kalungnya namun itu sangat sulit sekali.
Bugh
Ummmmmhhh....
Rayana dan Felix membulatkan kedua bola mata mereka saat bibir mereka berdua menyatu.
"Kamu apa-apaan sih? Gak mau nikah sama saya tapi main sosor aja!" seru Felix yang mengomeli Rayana.
"Ini gara-gara kamu! Sini kalung saya!" pinta Rayana dengan meminta kalungnya kembali.
"Saya akan kembalikan kalung kamu, tetapi setelah kita menikah," ucap Felix yang meyakinkan Rayana.
"Apa! dasar licik!" pekik Rayana.
"Terserah kamu, kalau kamu mau kalung kesayangan kamu kembali, menikahlah dengan saya, tapi kalau kamu tidak mau menikah, bersiaplah kalung ini tidak akan pernah kembali lagi bersama kamu," ucap Felix dengan entengnya.
"Menyebalkan!" seru Rayana.
"Jadi sekarang kamu mau pulang atau gak?" tanya Felix.
"Ya saya mau pulang," jawab Rayana dengan ketus.
Felix pun menghidupkan mesin mobilnya dan ia pun sekarang pergi meninggalkan area rumahnya.
"Gadis ini sepertinya gadis baik-baik, dan dia juga gadis yang berprinsip, dia juga akan menjaga barang miliknya dan tak akan menukarkannya dengan apapun termasuk uang, mungkin kakek benar dia gadis yang baik, dan bisa menjadi pendampingku, aku akan coba mengenalinya terlebih dahulu," batin Felix yang memikirkan tentang Rayana.
"Rayana," panggil Felix.
"Hmmmm...." sahut Rayana yang sebenarnya merasa sangat malas bicara dengan Felix.
"Apa kamu sudah punya pacar?" tanya Felix tiba-tiba.
Dengan wajahnya yang cemberut Rayana menatap Felix dengan penuh selidik.
"Kenapa kamu bertanya seperti itu? Apa kamu akan membatalkan pernikahan kita kalau saya mempunyai pacar?" tanya Rayana yang tampak serius.
"Tidak, saya tidak akan membatalkan pernikahan kita," jawab Felix.
"Terus kenapa kamu bertanya saya sudah pacar apa belum?" tanya Rayana dengan ketus.
"Kalau kamu punya pacar, kamu harus putusin dulu pacar kamu, saya tidak mau dibilang perebut pacar orang," jawab Felix dengan santai.
"Ck, mutusin pacar kayak mutusin tali jemuran aja," cibir Rayana.
"Kamu sendiri gimana? Apa kamu tidak punya pacar? Saya gak mau dibilang cewek gatal yang merebut pacar orang, itu gak ada dalam kamus saya." Kini Rayana yang bertanya kepada Felix.
"Kalau saya punya pacar, sudah pasti pacar saya yang akan saya nikahi," jawab Felix dengan santai.
"kamu tinggal dimana Rayana?" tanya Felix yang memang belum tahu alamat tempat tinggal Rayana.
"Saya tinggal dikosan jalan Kasturi," jawab Rayana.