Luna Delfina berprofesi sebagai seorang penulis di hidupnya, ia memiliki cukup banyak pengikut setia yang selalu mendukung setiap karyanya.
Suatu hari muncul satu komentar misterius di karya tulisannya yang pada akhirnya membawa dirinya ke dalam Dunia Karya Ciptaannya tersebut.
Segala cara telah ia lakukan agar dapat terlepas dari ikatan dunia ini, namun tak ada satupun cara yang berhasil. Satu-satunya jalan terakhir baginya adalah dengan menjodohkan kedua Pemeran Utama sesegera mungkin agar ia dapat segera terlepas dari tanggung jawabnya sebagai seorang Pemeran yang tidak diketahui Perannya disini.
Apakah ia dapat berhasil menjodohkan mereka di tengah badai-badai konflik yang ditulis olehnya sendiri? Ataukah semua tindakannya ini malah membuatnya terjerumus lebih dalam? Dan.. Siapakah orang misterius itu?
Ayo baca drama seorang Penulis kecil ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MllyyyStar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 14 Latihan
...Beberapa hari kemudian...
..._...
Luna melalui hari-harinya dengan kebiasaannya yang baru, ia meminta pelajaran ulang tentang semuanya untuk mengejar ketertinggalannya selama ini.
Luna melakukan itu karena ia tidak ingin menjadi orang yang tidak tahu apapun tentang Dunianya bahkan Sihir dasar ketika ia tiba kembali di Akademi nanti.
Dan terutama karena ia merupakan Anggota Kerajaan, ia tidak ingin dipandang sebelah mata dari orang-orang, ia ingin mendapatkan pengakuan dari Kemampuannya sendiri.
Dan semua upaya yang ia lakukan akhirnya membuahkan hasil, meski sedikit. Kini, ia sudah mulai dapat beradaptasi dengan baik di kehidupannya dalam dunia ini.
Terutama dengan kemewahan yang ia dapatkan saat ini, kemewahan yang selalu diimpikan oleh semua orang. Dilayani dan dijamu dengan makanan serta kehidupan yang sangat baik.
Dan ini membuatnya berpikir, mengapa bisa Pemilik Tubuh ini mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan diluar sana? Sedangkan di Istananya sendiri ia mendapatkan kenyamanan seperti ini.
...~...
Luna sedang di kamarnya, duduk di sofa yang nyaman sembari membuka lembaran Halaman buku yang ia baca.
Dayangnya mendekat dan menuangkan kembali secangkir teh manis yang telah ia habiskan.
“Yang Mulia Putri. 5 Menit yang lalu Butler datang menyampaikan pesan dari Yang Mulia Pangeran.”
Luna berhenti sesaat. “Pesan?”
“Pangeran mengundang Lord Edwin Axellano Cierston dan Nona Sierra Riven untuk datang ke Istana siang ini, dan seharusnya sore ini mereka telah berada di Halaman Latihan Istana. Yang Mulia Pangeran mengundang anda untuk datang.” Ucap Dayang itu.
“Latihan?”
“Aku akan pergi satu jam lagi.” Ucap Luna, meneruskan bacaannya kembali.
“Baik.”
..._...
Halaman Latihan Istana
Edwin sedang duduk di sebuah kursi panjang berwarna putih sembari memainkan Sihir kecilnya disana, menggerakkan dedaunan kering dan melayangkan nya di udara bersama dengan angin-angin.
Ia menghela nafasnya pelan, entah sudah berapa lama ia melakukannya.
“Lama sekali ia datang, apa dia benar-benar sibuk?” Ujarnya.
Alsean, di tengah Halaman dengan Pedang digenggamannya, mengarahkannya pada target manusia kayu di hadapannya.
“Luna sedang fokus untuk mengejar ketertinggalannya, biarkan dia sendiri jika ia memang tidak ingin diganggu.” Ucapnya tanpa memandang kepada Edwin.
“Yah.. Sangat disayangkan sekali.”
Tepat setelah beberapa saat waktu itu berlalu, Luna tiba dengan pakaian Latihannya yang sudah siap.
“Akhirnya kau tiba juga! Sudah kuduga kau tidak akan melewati Latihan bersama hari ini.” Ujar Edwin, mendekat ke tempat Luna berada.
Alsean menghentikan Latihannya. Ia memandang ke arah Luna, hanya untuk tersenyum.
“Kalian belum mulai Latihan?” Tanya Luna, melihat waktu yang sudah cukup sore.
“Kami sudah mulai, hanya Edwin yang masih belum memulai Latihan apapun.” Kata Alsean.
“Yaah, itu karena.. Bukankah itu karena menunggumu? Latihan akan terasa lebih hidup jika semuanya lengkap disini.” Ucap Edwan mengeles.
“Lanjutkan saja bualanmu. Bukankah itu karena kau malas untuk bergerak?” Ujar Alsean.
Luna tertawa kecil, karena ia sudah dapat menebak kejadian yang sebenarnya.
Tetapi meski Edwin tampak malas untuk melakukan apapun, sebenarnya Kemampuan Sihirnya tidaklah buruk, ia bahkan ikut memenangkan Kompetisi tempo lalu dan juga mendapatkan Lencana khusus dari Profesor sejak beberapa tahun yang lalu.
“Dimana Sierra?”
“Tuh, Latihan bersama dengan kudanya. Kupikir dia menemukan ide Sihir baru.” Jawab Edwin.
Sierra, berada di ujung Halaman. Ia menunggangi kuda itu untuk berkeliling sembari mencoba Sihir Penyerangannya yang baru, dari atas kuda.”
“Kurasa aku akan bergabung dengannya. Kalian bisa melanjutkan Latihan disini.” Ucap Luna, melangkah pergi.
“Eh, serius?”
“Kupikir adikmu ini akan memintaku untuk menjadi Pengajar Sihirnya.” Ujar Edwin, Alsean hanya tertawa.
Luna akhirnya sampai ditempat dimana Sierra berada sekarang setelah ia melangkah menyusuri Halaman yang luas itu.
Ia berhenti disana, memperhatikan Latihan Sierra sembari menunggu ia menyelesaikannya.
“Apakah nanti aku juga bisa menjadi seperti dia?”
Luna sangat mengagumi Sierra. Di dalam pikirannya, gadis itu tampak seperti seorang gadis yang sangat menakjubkan. Tentunya karena Kemampuan Sihirnya yang juga mengagumkan.
Sierra akhirnya menyelesaikan Latihannya, ia turun dari kuda tunggangannya dan kemudian menghampiri Luna.
“Ingin mencoba?” Tanyanya.
“Hmm..” Luna bergumam ragu.
“Tidak perlu berpikir lebih lama lagi, cobalah.” Ujar Sierra, dengan cepat menarik tubuh Luna dan menuntunnya untuk menunggangi kuda itu.
“Eh, tapi aku tidak mengerti bagaimana caranya berkuda.”
“Itu mudah saja. Kau hanya perlu untuk menjaga posisi tubuhmu dengan tegak, dada sedikit maju dan pandangan lurus ke depan. Gunakan kaki untuk memberi perintah pada kuda dan tali kendali untuk mengarahkan.” Jelas Sierra.
“Sierra, aku tidak yakin aku bisa.”
Sierra menghela. “Jika begitu, kapan kau akan memulai belajar sesuatu yang baru?”
Sierra tak menunggu lagi, ia menuntun agar kuda itu segera mulai berjalan.
“Cobalah, kau hanya perlu yakin. Ingat untuk menggerakkan kaki dengan teratur, tidak perlu terlalu cepat.” Ujarnya.
Ini adalah kali pertama Luna mencoba menunggangi kuda, tidak dapat dihindari jantungnya tentu saja berdegup kencang.
Begitu ia menarik tali kendali, kuda itu mulai berjalan. Meski sedikit kesulitan, Luna mencoba untuk menyesuaikan keseimbangan tubuhnya dengan kuda itu hingga akhirnya ia benar-benar dapat melakukannya dengan baik.
“Bagus!” Teriak Sierra, mencoba menyemangati Luna.
Alsean dan Edwin mendekat akibat penasaran.
“Itu Luna?” Tanya Edwin.
“Siapa lagi?” Ujar Sierra tanpa menoleh, ia tetap fokus memandang ke arah dimana Luna berada.
“Kurasa adikmu bisa menjadi Pemburu yang baik jika seterusnya ia selalu Berlatih dengan Sierra.” Ucap Edwin, menyentuh pundak Alsean.
.......
.......
.......