Irhaf, seorang pemuda pemain sepakbola berusia 21 tahun yang bermain di liga 2 Indonesia. Dulu ia pernah dilirik oleh klub-klub besar karena memiliki bakat cemerlang tapi semuanya berubah sejak ia menderita cidera lutut yang parah.
Di suatu malam Irhaf mendapatkan email yang menawarkan kesempatan untuk melakukan uji coba di klub dengan nama yang asing bagi irhaf dan mengaku berlaga di liga 1.
Dan suatu keanehan pun terjadi....
Like dan Komentar jika kalian suka cerita ini...
Setelah sekitar 4 tahun sejak novel terakhir saya di akun lain saya yang udh ilang. akhirnya saya coba bikin lagi.
Masukan dan saran saya terima 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irhaf01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Panggung Debut Timnas
Al-Marsa 26/10/25
Sesuai permintaan Pieter kemarin, pagi ini Irhaf mengukur kecepatannya.
Semua pemain juga ikut berkumpul di lapangan dan ingin melihat secara langsung pengujian ini.
Pieter juga sudah siap dengan stopwatch di tangannya dan peluit yang sudah bertengger di mulutnya.
Di lintasan buatan sudah ditandai dengan corn/kerucut di titik 30 dan 100 m.
Pieter pun meniup peluit dan menyaksikan pergerakan Irhaf dengan seksama untuk memastikan bahwa ia tidak akan telat memencet tombol stopwatch.
Kecepatan ledakan awal Irhaf sangat cepat, hanya dalam waktu singkat dia mencapai kecepatan tertingginya.
Walaupun kemarin Irhaf sudah menunjukkan kecepatan larinya saat latihan, semua orang yang hadir masih kagum dengan kecepatan Irhaf.
Dalam waktu singkat, Irhaf sudah menyelesaikan larinya di jarak yang ditentukan.
Kemudian Irhaf pun kembali menghampiri Pieter dan bertanya hasilnya.
"Bagaimana hasilnya pak? Berapa waktu tempuh saya ?
"Ehm.. Sejujurnya ini bahkan melampaui perkiraan saya
Dari hasil pengujian ini, Jarak tempuh kamu adalah 3,6 detik dalam jarak 30 m dan 10,9 detik dalam jarak 100 m.
Kecepatan ini jelas menjadikan kamu sebagai salah satu pemain tercepat di dunia sepakbola.
Digabungkan dengan kemampuan mu yang lain, kamu bahkan sudah sepantasnya bergabung dengan klub raksasa di lima liga tertinggi.
liga Insana mungkin sudah membatasi kemajuan mu Irhaf.
Jika kamu mau, saya mungkin bisa merekomendasikan anda kepada beberapa kenalan lama saya.
Saya rasa mereka tidak akan menolak bakat yang sudah jadi seperti kamu"
Pieter menjawab dengan sangat bersemangat, ia juga menawari Irhaf rekomendasi ke beberapa klub yang dulu pernah ia bela.
Namun Irhaf menolak tawaran itu..
"Umm mungkin anda benar soal itu pak, dan Terima kasih banyak pak atas tawarannya.
Tapi untuk saat ini kurasa yang ku butuhkan adalah panggung dan pertandingan kualifikasi ini adalah panggung yang cocok"
Irhaf menjawab dengan percaya diri. Irhaf tidak percaya jika tidak ada klub yang tertarik kepadanya saat ia menunjukkan kemampuannya di babak kualifikasi ini.
Walaupun kedua lawan ini bukanlah negara terkuat di Athelgardia. Mereka jelas tidak berada di jajaran terlemah.
Bahkan Syam Arabia pernah sekali mengalahkan juara piala dunia sebelumnya saat berada di fase grub.
Walaupun kemenangan itu ada unsur keberuntungan. Tapi tidak dipungkiri bahwa mereka bukan lawan yang lemah.
Dan jelas Pertandingan ini pasti akan menarik perhatian dunia.
Walaupun tawarannya di tolak, Pieter tidak tersinggung. Dia justru senang saat melihat kepercayaan diri Irhaf, hal yang menunjukkan bahwa ia memiliki kualitas Bintang.
"Haha, aku suka kepercayaan dirimu. Dan kamu benar pertandingan besok adalah panggung mu, dan juga panggung kita semua"
Ucap Pieter sambil melihat ke seluruh jajaran pemain dan staf pelatih dengan sambil mengepalkan tangannya. Ia menyapu pandangannya ke seluruh jajaran pemain dan staf pelatih.
Tatapan penuh ambisi terpancar darinya yang seakan menular dan mengangkat semangat semua orang yang hadir.
Dengan kedatangan Irhaf, ia semakin yakin bahwa ia bisa membawa tim ini ke tingkat yang lebih tinggi.
""Tapi tawaran itu masih berlaku nak" lanjutnya sambil melihat Irhaf
Dalam benaknya ia tetap akan membantu Irhaf. Setidaknya ia akan meminta beberapa kenalannya dari beberapa klub untuk mengirimkan Scout agar Irhaf lebih cepat masuk di pandangan para raksasa.
Mendengar tawaran Pieter untuk kedua kalinya, ia pun hanya tersenyum dan berkata
"Baik terima kasih. Saya akan mengingatnya"
Ia menghargai tawaran dari Pieter dan tidak menolaknya secara langsung kali ini.
Setelah kejadian singkat itu, para pemain yang tadi menyaksikan dari pinggir segera dipanggil oleh Pieter untuk berkumpul.
Mereka pun melakukan latihan rutin mereka.
......................
Al-Marsa 2/11/25
Tak terasa hari-hari pelatihan telah usai. Malam ini adalah saat yang sudah di tunggu-tunggu.
Laga antara Syam Arabia dan Al-Furatain sudah dilaksanakan 3 hari yang lalu. Dan mereka mendapatkan hasil seri 1 : 1
Maka dari itu pertandingan malam ini adalah kesempatan emas bagi Insana. Jika mereka berhasil meraih kemenangan, maka mereka akan memimpin klasemen grub dengan keunggulan 2 poin yang akan memperbesar peluang lolos mereka sebagai juara grub.
Juara dari kedua grub A dan B akan langsung mendapatkan tiket ke piala dunia. Sedangkan runner-up grup akan di adu satu sama lain.
Dan pemenangnya akan di adu lagi dengan pemenang runner-up lain dari kualifikasi zona Veridian.
Oleh karena itu juara grub adalah incaran semua tim di kualifikasi ronde ketiga ini.
Siang ini Pieter tidak mengadakan latihan fisik berat. Ia menyesuaikan kondisi tubuh para pemain agar tetap bugar saat bertanding nanti malam.
Pieter lebih banyak mengulangi ceramah taktiknya untuk pertandingan malam ini.
Untuk melawan tim Syam yang bermain tekanan dan penguasaan bola, Kali ini Pieter memutuskan untuk sementara melepaskan egonya di babak pertama.
Ia tidak ingin keras kepala di pertandingan penting seperti malam ini dan memaksakan serangan yang membabi buta.
Kali ini dia akan mencoba untuk lebih fleksibel dan ingin melihat permainan lawan dibabak pertama.
Tentu saja ia tidak akan menjadi pelatih yang konservatif dan menyerah untuk menyerang.
Serangan tentu harus dilakukan saat ada kesempatan.
Yang membuat Pieter lebih yakin untuk pertandingan malam ini adalah kemistri pemain yang sudah terbentuk walaupun pemusatan latihan hanya 2 Minggu.
Khususnya Irhaf yang pertama kali bergabung juga sudah berintegrasi dengan baik dengan taktik tim dan memiliki hubungan baik dengan pemain lainnya.
Dalam latihan internal seminggu yang lalu, Irhaf disandingkan dengan para pemain utama dan hasilnya sangat baik.
Ia dan rekannya saling mengerti apa yang dimaksud satu sama lain di dalam permainan.
Dan Rafa yang posisinya digantikan oleh Irhaf tidak marah. Ia diyakinkan oleh kekuatan Irhaf yang membuatnya rendah diri.
Walaupun usianya hanya satu tahun lebih tua dari Irhaf, Rafa juga cukup dewasa dan sadar diri. Ia juga tahu bahwa ia sering membuang-buang kesempatan yang membuat tim beberapa kali gagal memenangkan pertandingan.
Dari pada marah ke Irhaf, Rafa lebih ke marah dengan dirinya sendiri dan menuntut dirinya untuk berlatih lebih banyak agar bisa bersaing.
Irhaf juga dengan senang hati memberikan beberapa arahan padanya saat latihan yang membuat suasana tim menjadi harmonis.
Dan pemain lainnya juga tidak keberatan dan justru akan keheranan jika Irhaf tidak menjadi squad utama.
Setelah 'ceramah' nya selesai, Pieter meminta para pemain untuk kembali dan beristirahat.
Bis akan menjemput didepan hotel pada jam 6 sore dan meminta para pemain agar sudah siap saat bis datang.
......................
Waktu pun berlalu dengan cepat, tak terasa malam hari yang telah dinanti-natikan telah tiba
Cuaca malam ini sangat cerah. Langit berbintang terlihat langsung dari dalam Stadion Internasional Raja Ahmed yang atapnya sengaja dibuka.
Stadion ini merupakan salah satu stadion modern andalan Syam Arabia saat menjadi tuan rumah pertandingan internasional.
Seluruh tribun sudah dipadati suporter yang memakai atribut dari masing-masing negara. Beberapa suporter bahkan membawa bendera yang dikibarkan dengan penuh semangat.
Dan kini semua mata sudah tertuju pada lapangan, Pemain dari kedua sisi sudah memasuki lapangan.
Setelah menyanyikan lagu kebangsaan dari kedua negara dan berbagai formalitas lainnya, Para pemain segera menempati posisi nya masing-masing.
Kedua kapten juga sudah menentukan siapa yang berhak melakukan Kick-off melalui lempar koin.
Wasit sudah bersiap untuk meniup peluitnya tapi tiba-tiba Irhaf kembali mendengar suara notifikasi dari ASA
"Tingg....
Misi baru..
Lakukan debut timnas yang spektakuler dan buat dunia mengenal lu.
Ketentuan:
- Berkontribusi dalam setidaknya 3 gol (Baik gol maupun asisst)
- Berhasil meraih kemenangan
Hadiah misi:
- 10.000 KT
- Integrasi pengalaman langsung dari pemain Syam Arabia (Acak)
Hukuman Kegagalan:
- Koin Toko dikurangi 5.000 KT
Semangat ^_^ "
Melihat misi ini, Irhaf menyunggingkan senyuman di bibirnya.
Walaupun ia tahu bahwa hukuman sebenarnya dari kegagalan misi ini adalah mengecewakan kepercayaan Pieter dan rekan setimnya.
Namun Sama sekali tidak ada kegugupan dalam dirinya.
Hanya ada semangat dan hasrat untuk menang.
Karena malam ini....
Adalah panggungnya
....
....
....
Bersambung.....