NovelToon NovelToon
Teleportasi Hidup Di Dua Dunia

Teleportasi Hidup Di Dua Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Sistem / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Wanita Karir / Epik Petualangan / Dunia Lain
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mama nayfa

" Tolong Duk, kakek titip mereka padamu, kakek takut tak mampu lagi bertahan di dunia yang keras ini kasihan mereka jika kakek sudah tiada." ucap pria tua itu kepada ku, aku melihat ke arah dua anak kecil saling bergandengan, mata mereka yang biru safir menatapku dengan harap.
" Baiklah kek, saya akan menjaga mereka, tapi saya minta maaf saya tidak bisa memberikan mereka fasilitas, kakek tau kan keadaan saya juga sedang sulit." Ucapku jujur dan kake itu mengangguk.
" Saya percaya padamu Duk, saya titip mereka, dan terimakasih..." ucap pria tua itu dan pergi meninggalkan kedua anak kecil itu di hadapanku, mata mereka yang tajam serta indah, membuat siapa saja akan merasa tak tega. dua Anka kecil yang ku bawa pulang membuat kehidupan ku berubah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama nayfa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kabar kakek panji

 Setelah sarapan, Antika dan Aldi memutuskan bersiap pergi, setelah mendapatkan informasi dari google toko penjual bibit.

    Mereka akan mencari bibit yang mereka butuhkan untuk ladang yang akan di tanami, sesampainya di toko Aldi langsung menemu karyawan toko tersebut dan mengutarakan tujuannya, tak lama datang seorang pria paruh baya mereka berjalan beriringan mendatangi beberapa rak yang tertulis nama-nama bibit, Aldi dan Antika langsung mengambil beberapa bibit, serasa cukup Antika pergi membayar semua belanjaan mereka.

Setelah keluar toko, niat hati ingin berbelanja sekalian malah bertemu seseorang yang mereka hindari selama ini.

   " Wah gak menyangka om dan Tante ketemu kalian, mau kemana?" Sapa basa-basi istri om Tohir.

   " Mau kedalam tan, ada yang mau kami beli." ucap ku dengan santai.

   " Oh....banyak duit dong sekarang...bagi Tante dong Tante mau pulang gak ada ongkos lagi ini." Ucapnya, namun di akhir ucapannya membuat aku dan mas Aldi acuh.

  " Tante kesini Sama siapa? Kenapa gak minta antar pulang lagi?" ucap ku santai.

   " Eh miskin, apa salahnya sih bagi sedikit uang kalian, lagian kalian itu jangan sok banyak duit deh kalian, belagu banget kepasar segala, tempat mbok Iyah noh kan bisa." ucap pedas istri om Tohir, aku yang sudah kelewat geram langsung baling membalas ucapan tante suaminya itu.

   " Hah...Kok ngegas tan,...ingat tan gas 3 kg lagi langka jangan di forsil susah cari stoknya..." Jawabku sengaja memancing emosinya.

    " Apa hubungannya dengan gas,...kalian ini, mana Tante minta kalo gak Tante aduin sama bang Tohir, tuh orangnya di sana." Jawab istri om Tohir.

   " Aduin aja, lagian kok aneh sih ngatain kami miskin tapi minta uang sama orang miskin, Tante waras kan....?? jangan bilang Tante yang lagi miskin ngatain orang." ucapku tak kalah pedas dan suara aku pun seimbang dengan volume istrinya om Tohir.

   " Dasar orang gak waras...kalo gak mau kasih gak usah ngatain kami miskin, kami nih orang berada gak mungkin miskin kaya kalian." ucapnya sombong, namun jika di dengar-dengar sedikit oon.

   " Yuk mas,...masuk angin Tika dengar suara Tante Ambar." Ucapku sedikit menyenggol emosinya, benar saja saat kami berjalan jauh langsung ia memakai kami seperti orang kesetanan, kami masa bodo langkah kami tetap masuk kedalam mencari apa yng kita cari.

    Di rumah, entah mengapa Reyhan menatap panji begitu dalam, hingga panji merasa risih namun detik kemudian panji tersenyum hangat kepada kakak angkatnya itu.

    " Kakak Rey kenapa ngelihatin aku kaya gitu sih." tanya polos panji.

    " Gak ada, cuma mau tanya sama kamu, kenapa kamu bisa ngerjakan soal matematika ku padahal kan itu pelajaran kelas tinggi, dan kami aja belum sekolah." pertanyaan Reyhan membuat panji gelagapan dan bingung mau jawab apa, benar usia dia dan Reyhan sangat jauh apa lagi solan kemampuan belajar panji aja belum sekolah, itu yang membuat reyhan heran.

    " Aku sering baca buku seperti ini kak." Jawab panji ngasal, menunjukan coretan yang di pahami oleh anak kelas 5 dan 6 itu, padahal tadi beberapa menit terdiam memikirkan cara agar kakaknya gak curiga.

 " Kapan kamu belajar rumus matematika permohonan seperti ini?" Tanya Reyhan, natap heran pada Anka lelaki di hadapannya ini.

   " Assalamualaikum..." Ucap salam Aldi dan Antika hampir bersamaan.

 " Walaikum salam, mama...bapak..." Teriak heboh anak-anak dan berlari mendekati kami.

  " Ada yang kesini gak kak?" tanyaku pada anak sulung ku yang berdiri di samping panji.

  " Gak ada ma, " jawab Reyhan.

 Antika pulang membawakan anak-anak sesuatu, karena jam sudah mau masuk jam makan siang saat semua berkumpul ingin makan tiba-tiba ada suara ketukan dari luar, entah siapa Antika yang baru mau mengambilkan nasi untuk suaminya lang terhenti.

   " Biar mas aja, kamu siapkan aja." Ucap mas Aldi sebelum pergi.

" Aku ikut mas, kalian semua makan dulu ya." Tolak ku dan ku dorong pelan kursi roda suamiku menuju pintu rumah.

   Saat membuka pintu, pandanganku heran melihat, ibu RT dan pak RT sebelah di depan rumah kami, dan ada beberapa warga yang ikut terlihat termasuk adik suamiku tak lupa sama istri sepupunya.

    " Assalamualaikum...mba Antika dan mas Aldi, maaf menggangu waktunya." ucap pak RT ramah.

    " Walaikumsalam pak, gak apa..silahkan masuk dulu pak Bu, " Jawabku, tak lupa aku menawarkan mereka masuk.

  " Gak usah mba, di sini aja, bisa kah bapak dan ibu ketemu panji dan Adam." Ucapnya sambil menunjuk bangku teras panjang yang emang di sediakan untuk mas Aldi.

   " Sebentar pak, saya panggilkan dulu." Ucapku, setelahnya aku masuk kedalam, berapa menit kemudian aku membawa panji dan Adam namun ternyata anak sulungku mengekor di belakang kami.

   " Ini pak, mereka, mohon maaf kalo boleh tau ada apa iya pak, kenapa bapak dan ibu sampai repot mampir gubuk kami." ucap ramah dan sopan Aldi yang penasaran.

   " Sebentar, Bu..tolong lihatin." Pak RT itu tidak menjawab pertanyaan Aldi, melainkan malah meminta ibu RT mengeluarkan sesuatu, ponsel.

   " Begini mba, mas,...saya dan istri saya datang kesini ingin memberitahukan kan kabar, entah ini bener atau gak saya mau minta pendapat kedua anak ini ms, mba, seperti kata mas Aldi waktu itu minta tolong cari tau keluarga dek panji dan Adam." Ucap pak RT menjelaskan tujuannya, terlihat sekali wajah tanda tanya untuk kami semua.

 Pak RT itu memanggil Adam dan panji untuk mendekat, pak RT mengeluarkan ponsel istrinya dan memutar video, panji yang terlihat tenang begitu juga Adam, setelah selesai melihat video itu mereka saling pandang dan mengangguk sekali dan itu sangan halus tanpa di sadari orang sekitar, tapi tidak dengan tiga orang di belakang mereka, pak Aldi, Antika dan Reyhan, mereka melihat itu.

   " Apakah itu kakek kalian? Atau bukan." tanya pak RT pada dua bocah di hadapannya.

  " Benar pak, itu kakek kami." ucapnya sedih.

   " Sebenarnya ada apa pak?" Antika yang sedari penasaran, apalagi melihat Adam dan panji mengangguk, semakin penasaran Antika dengan isi video itu.

  " Begini mas Aldi, mba Tika, waktu mas Aldi minta tolong cari tau keluarga nak panji dan Adam, esoknya kami cari hingga beberapa hari, dan tadi istri saya buka aplikasi tokito dan terlihat jelas video penemuan mayat yang tergeletak di teras sebuah masjid jalan xxxx, istri saya menonton hingga habis, awalnya istri saya cuek tapi pas melihat identitas nya, istri saya terkejut dan memanggil saya, saya ingat nak panji dan nak Adam, jadi kami kesini ingin memastikan berita ini." Pak RT menceritakan semua tanpa di tutupi.

   " Sepertinya nanti ada pihak kepolisian yang akan menemui kami, jadi kami berdua minta izin untuk membawa panji dan Adam dulu mba untuk verifikasi." ucap ibu RT.

  " Kami ikut Bu, boleh. " ucapku ke pada ibu dan pak RT.

   " Boleh mba, soalnya mba Antika dan mas aldi yang menjaga mereka." Jawab pak RT cepat.

     " Reyhan, ikut juga Bu." suara Reyhan dengan cepat.

   " Adik-adik bagaimana kak." Ucapku menolak, karena adik-adik gak ada yang jaga.

   "'Bawa aja mba, nanti biar main di sebelah tempat anak kami." Jawab ibu RT, ibu RT sepertinya faham akan kebingungan dan gelisah nya Antika hingga menawarkannya.

  Saat sedang berbincang-bincang ponsel pak RT berdering, tanpa menunggu lama pak RT seperti tau lekas mengangkatnya dan benar saja seperti yang tadi di ucapkan jika pihak polisi yang menyelidiki kasus itu langsung datang dan Anaknya yang kebetulan di rumah langsung menghubungi bapaknya.

 " Kita pulang Bu, mba Antika dan mas Aldi kerumah saya dulu, ini ada petugas penyelidik an ada di rumah, seperti saya mungkin untuk verifikasi kejelasan kasusnya." Ucap pak RT, kami semua akhirnya pergi, namun entah mengapa sedari tadi Reyhan menatap panji.

   " Assalamualaikum..." ucap salam pak RT saat melihat tiga petugas berseragam itu sedang duduk di teras di temani anak dan menantu pak RT.

  " Walaikum salam pak, selamat siang, dengan ketua RT 076." ucap tegas pria yang langsung berdiri tegak, saat Anak pak RT menunjuk arah jalan dengan dagu.

" Benar pak, Maria jika bicarakan semua nya di dalam saja pak." jawab dan tawar pak RT, agar lebih nyaman.

Setelah masuk dan berbincang sebentar, petugas itu meminta pak RT serta dua anak kecil itu ikut ke rumah sakit untuk memastikan kebenarannya.

Pak RT pun tidak tinggal diam, beliau juga meminta Antika dan Aldi ikut karena panji dan Adam sebelumnya sudah di jaga mereka, pak RT tidak mau melupakan kedua orang yang sudah duluan mendapatkan amanah.

Akhirnya kami pergi mengunakan mobil pak RT, mobil itu mengikuti mobil petugas polisi hingga masuk ke area rumah sakit dan berpikir pun dekat mobil petugas tersebut.

" Silahkan ikut kami, mohon yang sabar ya dek..." Ucap salah satu petugas yang mengarahkan kami ke ruang kusus mayat.

Antika yang pernah berhadapan langsung dengan kakek panji, menawarkan diri menemani ke dua anak itu masuk, dan di temani juga oleh pak RT serta petugas, di dalam ada dokter dan perawat laki-laki yang sedari tadi mengurus mayat itu setelah masuk RS.

"'Bu.." Ucap panji menahan tangis dan menatapku dengan sedih.

" Pak...bolehkah di makamkan di tempat tingal kami aja, biar Adam dan panji bisa menengoknya kelak." Tawarku, setelah melihat wajah pucat dan senyum kakek Wito, pria yang ku temui sepuluh hari lalu.

Pak RT mengurus semua hingga kakek Wito keluar dari RS, tak lupa pak RT juga menghubungi RT tempat tinggal Aldi dan Antika, meminta izin untuk membawa jenazah nya kerumah Antika dan Aldi, dengan gerakan cepat semu gotong royong.

" Siapa yang meninggal?" kasak kusuk di dekat rumah Antika, heran karena tenda langsung di dirikan sebagian dari warga RT sebelah yang memasang dan gorong royong yang di minta langsung oleh anak lelaki pak RT untuk membantu menyiapkan semua di rumah mba Antika, karena RT tempat Antika tidak tahu menahu awalnya, hingga pak RT memberitahu kan barulah para warga berbondong-bondong, sebelum mahgrib jenasahnya sudah di Natar ke Liang lahat.

Proses dari penyambutan hingga pengantaran, semua tak luput dari rasa penasaran warga, mereka yang tau Antika sudah tiada lagi keluarga, di kampung itu Antika sudah sebatang kara ibu dan bapak Antika sama-sama dari keluarga anak tunggal.

" Terimakasih ibu-ibu sudah mau saya repot kan." ucap tak enak dan sungkan kepada warga ibu-ibu yang mau membantunya menyiapkan untuk tahlilan.

" Mba Antika kok mau sih, kan itu warga sebelah emang gak ada keluarganya lagi apa?" tanya wanita muda Yang sedari tadi penasaran namun mau bertanya bingung dengan siapa setelah ketemu Antika barulah dia berani.

" Gak apa mba, saya ikhlas." ucap ku dan tak ku hiraukan lagi pertanyaan yang lain karena menurutku, satu jawaban itu sudah cukup tak perlu lagi di perjelas.

Pak RT dan ibu RT, tak lupa nak lelakinya yang membatu menyiapkan semua masih ada, dan Beberapa warga dan RT setempat Aldi pun ada mereka yang penasaran dengan kejadian tadi ingin tau yang sebenarnya.

" Mas Aldi...mba Antika..." pak RT menarik nafas dalam-dalam sebelum di hembuskannya dengan panjang, sangat berat.

" Mba,.mas...ini Masalah panji dan Adam, kita bicarakan langsung aja, mungkin warga juga penasaran termasuk pak RT 017, kenapa jenazah warga saya bisa di bawa kesini dan mba Antika serta mas Aldi yang mengurus proses pemakamannya," Ucap pak RT menggantung, sebelum melanjutkannya lagi.

Mereka yang penasaran, semakin penasaran dengan menggantungnya ucapan pak RT tersebut, namun melihat wajah tenang pemilik rumah tersebut membuat mereka yakin ada sesuatu yang mereka tak tau

1
Dewiendahsetiowati
ditunggu kelanjutannya thor
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Mama nayfa: Terimakasih kak sudah mampir, mohon dukungan nya ya kak, mudahan suka dengan ceritanya😊🙏
total 1 replies
Andira Rahmawati
makasih byk thorrr🥰😍❤️❤️❤️👍👍
Andira Rahmawati
mantap....👍👍👍
Andira Rahmawati
lanjut thorr..trusss semangat 💪💪💪💪
Andira Rahmawati
semoga mas aldi nya sembuh min7m air ajaib nya ☺️☺️
Andira Rahmawati
lanjuttt
Andira Rahmawati
mantapp..bisa jadi juragan sayur"an nanti..
lanjut thorrr...trus semangat..💪💪🥰
Andira Rahmawati
lanjuttt thorrr trussss semangatt💪💪💪💪😍😍😍❤️❤️❤️
Mama nayfa: Terimakasih kak,..jangan lupa tinggalkan jejak ya kak agar author nya semangatt update, jangan lupa tipnya jika berkenan🤭🤭🤭
total 1 replies
Andira Rahmawati
luarr biasa..
Mama nayfa: jangan lupa tinggalkan jejak ya kak🙏
total 1 replies
Andira Rahmawati
kapan sistemnya ada..thorr..
lanjuttt
Mama nayfa: terimakasih kak sudah mampir,...nanti kita lihat perjalannya kak.
Mama nayfa: terimakasih kak sudah mampir,...nanti kita lihat perjalannya kak.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!