Apa jadinya jika mika seorang remaja 17 tahun masuk ke dalam tubuh ratu di masalalu , ratu yang di musuhi oleh seluruh penghuni istana karena tak bisa memberikan keturunan pada sang raja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rica Ricu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jebakan
"Kenapa kau wangi sekali huh?" Alaric bertanya pada Anya yang berada didepannya, mereka berdua tengah menaiki kuda dan berjalan jalan keliling istana.
"Aku sengaja berdandan cantik untukmu yang mulia" Ucapnya sembari tersenyum geli, entah apa yang sebenarnya sedang ia coba lakukan, ia terkesan seperti sedang menggoda Alaric saja.
"Kau selalu cantik Anya" Pujinya.
"Hmm pantas saja Anya sangat menyukaimu, rupanya kau pandai juga berkata manis" Cibir sang ratu.
"Apa maksudmu Anya? Lalu siapa yang bersamaku ini? Kau selalu berbicara seolah olah kau bukan Anya" Alaric mendengus malas.
"percuma saja kau tak akan mengerti" Balas Anya.
"Baiklah kita sudahi, aku akan pergi ke desa yang terletak lumayan jauh dari istana, aku akan pulang malam" Ungkapnya.
"Baiklah terimakasih, aku senang sekali naik kuda ini, dia mirip denganmu hehe" Ujarnya tak berdosa.
Alaric menggeleng pelan dengan ucapan Anya , bagaimana wanita ini bisa menyamakan dirinya dengan kuda, Alaric mulai turun dari kudanya dan membantu Anya untuk turun juga, keduanya tengah berada di dekat kolam ikan.
"Kembalilah ke kamar, aku akan pergi" Kata Alaric.
"Pergilah dulu"
Alaric mengangguk singkat dan mendekati Anya, mencium dahi Anya sekilas dan kembali menaiki kuda untuk pergi.
"Bye!" Anya melambai heboh dan melepas kepergian Alaric kemudian.
"Hmmm dia tidak terlalu buruk" Gumamya.
Anya menatap kolam ikan emas milik Alaric "Aku baru saja berkencan dengan raja, kalian iri kan?" Ucapnya meledek ikan ikan itu, Anya terkikik geli dengan segala pikiran anehnya.
"Yang mulia ratu?" Suara lembut Viviene mengalun menyapa indra pendengaran Anya, Anya menoleh dan mendapati Viviene berdiri tak jauh dari tempatnya.
"Ada apa?" Jawab Anya acuh, sejak saat pertemuannya dengan Alana hari itu Anya tak ingin lagi terlalu bersikap baik pada viviene, firasatnya semakin kuat kalau wanita ini bukanlah wanita baik baik.
"Kau sedang apa yang mulia?" Tanya Viviene basa basi, wanita itu mulai mendekati Anya di tepi kolam.
"Tidak ada , aku habis naik kuda dengan yang mulia raja dan dia pergi lalu menurunkanku disini, jadi aku hanya ingin melihat ikan sebentar saja" Katanya.
"Begitu ya?"
"Ya begitulah, kenapa?"
"Aku hanya ingin berbicara padamu" Kata Viviene.
"Bicaralah!"
"Aku melihat kau semakin dekat dengan yang mulia raja" Ujar Viviene.
Anya mengerutkan dahinya tak mengerti, apa yang salah dari itu? Bukankah itu sudah seharusnya.
"Aku dan Alaric sudah menikah, kami suami istri aku tidak mengerti kenapa kau berkata seperti itu Nona Viviene? Bukankah itu sudah seharusnya?"
"Ya aku mengerti, maksudku yang mulia , kau tidak berusaha mempengaruhinya agar tidak menjadikanku ratu utama kan?"
Anya merasa tak percaya Viviene berkata demikian, wanita ini menuduhnya seperti itu, namun ia jadi melihat sisi lain dari sikap Viviene kali ini.
"Aku sama sekali tidak peduli dengan tahta ratu atau apapun, aku juga tak bermaksud mempengaruhi pikiran Alaric atau siapapun, kenapa kau bisa berfikir kesana Viviene, atau mungkin jika kau jadi aku kau akan melakukan hal itu juga?"
Viviene berusaha menengguk ludahnya susah payah, ia sangat kesal dengan perkataan ratunya ini.
"Bukan begitu yang mulia, kau tau kan aku adalah ibu dari anak raja, yang ku kandung adalah penerus raja, kau seharusnya tidak bersikap seperti itu"
"Seperti itu apa?"
"Maksudku kau selalu ingin di utamakan oleh yang mulia raja, selalu ingin diperhatikan, kau tau aku lebih membutuhkan itu semua kan?"
"Tolong bedakan antara aku yang meminta atau Alaric yang memberi, dia yang selalu datang padaku, apa itu juga salahku?" Tanya Anya menekan.
Viviene tau ia sedang kalah berdebat, oleh karena itu wanita itu hanya diam dengan segala caci makian di lubuk hatinya.
"lagipula Viviene, jika kau memang seperti apa yang di katakan orang orang harusnya kau bisa sedikit mengalah pada wanita ini, kau sangat meyakini dirimu akan jadi ibu raja di masa depan, itu artinya kau pasti akan menjadi ratu utamanya, lalu pikirkan juga apa yang akan Anya dapatkan nanti, tidak ada kan?" Anya tak mempedulikan bagaimana Viviene didepan sana tampak berlinang air mata, ia kemudian berbalik bermaksud meninggalkan wanita itu.
"Yang mulia aku lah yang hamil di sini, aku yang seharusnya mendapat banyak perhatian!" Teriak Viviene.
Anya menghentikan langkahnya dan berbalik menatap wanita itu tak suka, di sana Viviene tampak semakin mendekati kolam dengan air mata yang berderai.
"Kau meneriakiku itu tidak sopan Viviene, kemana sikap baik dan bijaksanamu seperti apa yang di katakan orang orang, lagipula seharusnya sebagai calon ratu kau mampu mengontrol emosi dan mempunyai rasa empati yang tinggi, tidakkah kau lihat aku? Aku tidak bisa hamil dan ku biarkan suamiku menikah lagi, itu sudah cukup Viviene, tolong sedikit kasihani nasibku" Kata Anya, anya kembali berbalik dan melanjutkan jalannya.
Viviene mengepalkan tangannya rapat rapat sebelum kembali memanggil Anya yang berada di depannya. "Yang mulia" Panggilnya.
Anya kembali menoleh, disana Viviene hanya diam dan tak berbicara, wanita itu mulai melangkah mundur mendekati tepi kolam.
"Apa yang kau lakukan?!" Tanya Anya tak suka.
"Setidaknya biarkan semua orang berkata kau merasa iri dan cemburu padaku" Kata Viviene.
"Apa maksud..."
Byuuurrr..
Anya reflek menjulurkan tangannya saat ucapannya terpotong begitu Viviene dengan sengaja menceburkan dirinya ke kolam ikan, wanita itu tampak berkecipak di dalam air mencoba meraih oksigen.
"Apa yang kau lakukan?!" Anya berlari mendekat dengan panik.
"T-tolong--" Viviene meronta meminta tolong.
Anya masih terperangah tak percaya dengan apa yang Viviene lakukan, apa wanita itu sengaja menjebaknya?
Beberapa penjaga istana datang saat mendengar keributan dan melihat Viviene tenggelam, 2 laki laki yang berstatus sebagai pengawal masuk ke dalam air dan menyelamatkan wanita itu.
Setelah beberapa saat Viviene berhasil di bawa naik oleh para pengawal, ia berusaha mengatur napasnya yang tersenggal hebat
"Nona Viviene apa yang terjadi?" Tanya seorang pengawal.
"Y-yang mulia ratu mendorongku" Ungkapnya.
Anya semakin terperangah hebat mendengar pengakuan itu.
...****************...
"Yang mulia ratu mendorong nona Viviene"
"Astaga wanita itu jahat sekali"
"Dia pasti merasa cemburu"
"Pantas saja dia mandul, dia sangat jahat!"
"Yang mulia raja pasti akan sangat marah"
"Wanita tidak tahu diri"
"Kasihan sekali nona Viviene"
"Berani sekali wanita itu!" Teriak Sofya lantang, wanita setengah tua itu baru saja mendapatkan kabar bahwa Anya mendorong Viviene hingga tenggelam.
"Yang mulia tenanglah" Ucap amber menenangkan.
"Bagaimana kalau cucuku kenapa kenapa, wanita tidak berguna! Dia iblis!" Makinya.
"Tabib bilang nona Viviene sempat pingsan" Ungkap salah satu pelayan nya.
"Dimana Alaric?! Dia harus tau tingkah laku gila istrinya yang mandul itu!"