NovelToon NovelToon
Hati Yang Terlepas Dari Belenggu

Hati Yang Terlepas Dari Belenggu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Keluarga
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Mengetahui kebenaran identitasnya sebagai anak angkat, tak membuat perempuan berumur 18 tahun itu bergeming. Bahkan kematian ibu angkat dan ayah angkat yang mengusirnya dari rumah, tidak membuatnya membenci mereka. Arumi Maharani, gadis lulusan SMA yang dibesarkan di keluarga patriaki itu memilih mencari jati dirinya. “Aku tunanganmu. Maafkan aku yang tidak mengenalimu lebih awal.” Izqian Aksa. Siapa Izkian Aksa? Bagaimana Arumi menjalani kehidupan selanjutnya? Dan akankah pencariannya mendapatkan hasil? Haloo semuanya… ketemu lagi dengan author.. semoga semua pembaca suka dengan karya baru author…

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Membatalkan

“Hari ini adalah janji setengah tahun dengan Arif. Laki-laki yang melamar akan datang bersama orang tuanya.” Kata Abi Aji.

“Kita perlu bersiap untuk menyambut tamu, Bi.” Kata Sari dengan mata berbinar.

“Aku tidak mau menikah dengan orang yang tidak dikenal!” Adiba menekuk wajahnya.

“Tidak ada salahnya berkenalan dulu. Kalau kamu tidak suka, kita bisa membatalkannya.” Sari mencoba merayu anaknya.

Mendengar suaminya mengatakan kalau keluarga laki-laki yang akan melamar berasal dari keluarga baik-baik, tentu beliau tidak akan melewatkan kesempatan karena beliau tidak mau Adiba menapaki jejaknya sebagai istri kedua.

“Benar kata Ibumu. Lamaran ini hanya bentuk perkenalan, jika kalian saling suka akan lanjut. Jika tidak, kalian tidak dipaksa untuk bersama.” Kata Abi Aji.

“Baiklah!”

Adiba dengan setengah hati mengiyakan kedua orang tuanya. Dalam hati ia sedang mencari alasan untuk merasa tidak cocok, sehingga ia tidak perlu menikah dengan laki-laki yang tidak ia kenal.

Sementara itu, Aksa yang sudah siap berangkat berdoa agar pembatalan hari ini bisa diterima Abi Arumi. Ia sudah tidak sabar ingin mencari perempuan yang selama ini ada di hatinya. Arumi juga alasannya selama ini tidak dekat dengan teman perempuan.

Sesampainya rombongan Aksa di rumah Abi Aji, mereka disambut oleh Abi Aji dan Sari. Setelah Abi Aji mempersilahkan duduk, Arif sebagai perantara mulai berbasa-basi dengan Abi Aji dan mengenalkan Aksa sebagai pelamar.

“Bagaimana? Suka, tidak?” bisik Sari yang sedang menyiapkan minum dan camilan untuk tamu.

“Suka, Bu. Tampan dan terlihat dewasa. Berapa umurnya?” tanya Adiba yang sudah mengintip Aksa dari balik tirai.

“Kalau tidak salah, 6 tahun di atasmu.”

“Pantas saja terlihat mapan.” Sari tersenyum.

Ia sendiri tidak menyangka jika laki-laki yang melamar Arumi adalah laki-laki yang mapan. Beruntung mereka telah mengusir Arumi. Jika tidak, Arumi yang akan menikmati keberuntungan dan mereka hanya bisa melihatnya.

“Silahkan diminum!” Sari menyuguhkan minuman dan kue bolu di hadapan Aksa dan ibunya.

“Bawalah Adiba kemari, agar mereka saling mengenal.” Kata Abi Aji.

Sari mengangguk dan kembali masuk ke dalam. Tak lama ia kembali keluar bersama Adiba dan duduk di sebelah Abi Aji.

Aksa yang sudah tahu perempuan yang ada di hadapannya bukanlah perempuan yang ia cari, tak repot-repot untuk melihat wajah Adiba. Tatapannya hanya tertuju kepada Abi Aji dan meja.

Adiba yang merasa diabaikan, hanya bisa menahan kekesalan di hatinya karena saat ini ia harus menjaga citranya agar lamaran berhasil. Aksa sudah berhasil membuatnya jatuh cinta, tentu ia tidak akan melepaskan kesempatan menikah dengannya.

“Maaf sebelumnya, apakah ini anak dari Umi Imamah?” tanya Arif.

“Bukan. Ini anak saya dengan Sari, Adiba.” Jawab Abi Aji.

“Tapi lamaran yang saya ajukan kemarin untuk anak Umi Imamah.”

Meskipun mereka sudah tahu kalau perempuan yang akan mereka temui bukanlah Arumi, Arif berlaku seolah tidak tahu apapun sehingga saat membatalkan lamaran, Abi Aji akan menerimanya dengan baik.

“Maaf, anak dari istri saya yang sebelumnya tidak ada di sini. Dia sudah kembali ke rumah orang tua kandungnya karena sebenarnya kami mengadopsinya.”

“Maaf. Jika bukan anak dari Umi Imamah, saya akan membatalkan lamaran.” Kata Aksa dengan tegas.

“Maksud Anda, bagaimana? Apa Anda ingin mempermalukan saya?” Abi Aji merasa tidak terima.

Saat Aksa ingin menjawab, Arif lebih dulu bersuara agar tidak terjadi ketegangan di antara mereka.

“Maaf, Pak Aji. Dari awal, saya sebagai perantara sudah mengatakan jika lamaran yang saya bawa untuk anak Umi Imamah. Mau itu anak kandung atau anak angkat, kami tetap akan melamar anak dari Umi Imamah bukan orang lain.”

“Kenapa harus, Arumi?” Adiba yang sudah menahan kekesalan, tidak bisa lagi berdiam diri.

“Jadi nama dari anak Umi Imamah, Arumi?” Abi Aji mengangguk pasrah.

Beliau mengira dengan menggantikan Arumi dengan Adiba tidak akan menimbulkan masalah karena sama-sama anaknya. Ternyata ia telah salah menafsirkannya.

“Kami melamar Arumi karena anak dari Umi Imamah dan kami tidak akan melamar gadis lain.” Tegas Arif.

“Apak ami boleh tahu alasannya kenapa memilih Arumi?” tanya Sari.

“Karena Arumi, anak dari Umi Imamah adalah gadis yang saya sukai.” Jawab Aksa.

Mendengar jawaban Aksa, Adiba berdiri dan menghentakkan kakinya. Abi Aji dan Sari hanya bisa menundukkan kepala mereka kala Adiba pergi begitu saja dengan wajah masam.

Aksa tidak bergeming. Baginya, membatalkan lamaran adalah yang terpenting karena ia harus segera mencari Arumi.

Mau-mau tak mau, Abi Aji menerima pembatalan lamaran yang Arif ajukan dan mengantar mereka sampai ke depan.

Om Yanuar yang kebetulan sedang berada di rumah Nenek Ifah mendekat dan bertanya siapa yang datang bertamu. Abi Aji mengatakan yang sebenarnya kepada Om Yanuar, tetapi Sari memilih menyingkir.

“Kamu ini terlalu percaya diri, Mas! Mereka mengatakan akan melamar anak Mbak Im, kenapa kamu malah menyerahkan anakmu?” tanya Om Yanuar dengan nada sedikit mengejek.

“Kenapa? Apa kamu tidak terima?”

“Tentu saja! Rezeki Arumi, kenapa kamu limpahkan orang lain? Rezeki itu sudah diatur sama Yang Maha Kuasa, Mas. Kamu tidak bisa mengubahnya sesuka hati.”

“Puas kamu menertawakan aku?”

“Belum.” Jawab Om Yanuar yang melenggang pergi.

Sejak kematian Umi Im dan perginya Arumi, hubungan keduanya merenggang. Om Yanuar malas berhubungan dengan Abi Aji dan Abi Aji sendiri tidak terlalu mengambil hati sikap adiknya.

Tetapi saat Om Yanuar mengejeknya, Abi Aji baru sadar kalau apa yang dikatakan oleh adinya ada benarnya. Sayangnya, semua sudah terjadi. Beliau tidak bisa membalikkan waktu.

Sesampainya di rumah, Om Yanuar mengajak istrinya pergi ke rumah Arif. Tante Nanik yang belum tahu mengenai lamaran Arumi, bertanya-tanya kenapa suaminya tiba-tiba membawanya menemui orang yang tidak ia kenal.

“Kamu memang tidak mengenal Arif, tapi aku kenal.”

“Lalu kenapa kita ke sana?”

“Ada yang perlu dibahas.”

“Apa?”

“Nanti juga kamu tahu.” Sikap misterius Om Yanuar membuat Tante Nanik bertanya-tanya.

Bahkan saat mereka sampai di rumah Arif, Tante Nanik terkejut dengan sambutan hangat yang diberikan. Dengan wajah penasaran, Tante Nanik mengikuti suaminya masuk ke dalam rumah dan duduk bersama dengan pemilik rumah.

“Mungkin kalian sudah menebak maksud kedatangan saya kemari, jadi saya tidak akan berbasa-basi lagi.” kata Om Yanuar yang semakin membuat Tante Nanik penasaran.

Apalagi setelah mendengar suaminya mengisahkan Arumi kepada orang asing. Rasa penasaran Tante Nanik sudah tidak terbendung lagi.

“Kenapa Mas menceritakan Arumi kepada mereka? Ada apa ini?” tanya Tante Nanik, menyela cerita Om Yanuar.

“Ini Arif dan ini keponakannya, Aksa. Aksa datang kemari untuk melamar Arumi, tetapi Mas Aji menggantinya dengan Adiba.”

“Apa? Kenapa Mas tidak mengatakannya sejak awal?”

“Semalam aku ingin menceritakannya. Tapi kamu sudah tidur lebih awal dan paginya aku lupa. Jika saja aku tidak mengetahui kedatangan Aksa ke rumah Mas Aji, aku tidak akan ingat.”

“Lalu, kenapa kamu menceritakan masalah Arumi? Apa Mas mendukung lamaran ini? Apa Mas sudah bertanya pendapat Arumi?” pertanyaan Tante Nanik membuat Aksa dan ibunya saling pandang.

Sebagai orang tua, Ibu Aksa mengerti kekhawatiran yang dirasakan Tante Nanik, sehingga beliau mengusap punggung anaknya seolah menyuruhnya untuk bersabar.

“Tidak ada salahnya. Jodoh atau tidak, kita serahkan keduanya setelah mereka bertemu.” Kata Om Yanuar yang menatap lembut istrinya.

Tante Nanik tidak melihat kebohongan di mata suaminya. Dengan menarik nafas dalam, Tante Nanik menganggukkan kepalanya.

.

.

.

.

.

Terima kasih atas dukungannya... Selamat membaca...

1
indy
syukurlah siti mau mencari arumi
Sunaryati
Setelah lamaran segera halali menurut agama dan negara, semoga niat Diti tulus seperti Ramlan
Sunaryati
Kehidupan sosial itu biasa Arumi ada yang suka dan ada yang tidak suka, apalagi jika iri, yang penting kita bisa membawa diri dan tidak melanggar norma
Sunaryati
Ayo Arumi tunggu apalagi, bukankah Aksa membebaskan kamu jika ingin kuliah, mungkin Aksa yang dikirim untuk menjemput bahagiamu Arumi
Sunaryati
Aku juga berharap Arumi berjodoh dengan Aksa dan segera menikah
indy
ayo Arumi, jawab dong...
indy
kasihan arumi. kok ada emak kayak gitu
Meymei: Ada kak 😊
total 1 replies
Sunaryati
Sabar, semangat Arumi, Bush kesabaran dan ikhlas menerima takdir biasanya hasilnya manis.
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Sunaryati
Terima kasih Thoor semoga sehat dan selalu semangat menulis, yang kuharap up. Mudah-mudahan Arumi dan Sisa berjodoh dan membawa kebahagiaan keduanya, apalagi Arumi, yang sejak kelas 5 SD, seperti ART.
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Susanti
semangat arumi
Meymei: Iya kak (Arumi)
total 1 replies
indy
kasihan arumi, kayak bener bener dibuang keluarganya. semoga ramlan bisa membuat rumi punya keluarga yang sebenarnya
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Sunaryati
Semakin menarik, kutunggu Thoor
Sunaryati
Arumi gadis kuat, sejak kelas 5 SD sudah bisa menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangga dan merawat uminya dengan baik, aku percaya Arumi akan lapang dan ikhlas menerima takdirnya
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Sunaryati
Arumi tunggu apalagi jemput bahagiamu bersama Aksa
Meymei: Sabar kak, nanti cepat tamatnya 😅
total 1 replies
Sunaryati
Semoga hari dan kehidupanmu semakin baik Arumi, dan berjodoh pada orang yang bisa membahagiakan kamu
indy
ditunggu kakak...
Meymei: Siap kak😁
total 1 replies
Susanti
berasa kurang
Susanti: lanjut
Meymei: Kurang apa kak?
total 2 replies
indy
lanjut Arumi...
Sunaryati
Semoga Ramlan benar menunggu dan menerima Arumi dengan sepenuh hati
indy
Ramlan kakaknya Arumi ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!