NovelToon NovelToon
Diselingkuhi Dokter, Dipinang Pemilik Rumah Sakit

Diselingkuhi Dokter, Dipinang Pemilik Rumah Sakit

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: Isti arisandi

Kinanti, seorang dokter anak yang cerdas dan lembut, percaya bahwa pernikahannya dengan David, dokter umum yang telah mendampinginya sejak masa koass itu akan berjalan langgeng. Namun, kepercayaan itu hancur perlahan ketika David dikirim ke daerah bencana longsor di kaki Gunung Semeru.

Di sana, David justru menjalin hubungan dengan Naura, adik ipar Kinanti, dokter umum baru yang awalnya hanya mencari bimbingan. Tanpa disadari, hubungan profesional berubah menjadi perselingkuhan yang membara, dan kebohongan mereka terus terjaga hingga Naura dinyatakan hamil.

Namun, Kinanti bukan wanita lemah. Ia akhirnya mencium aroma perselingkuhan itu. Ia menyimpan semua bukti dan luka dalam diam, hingga pada titik ia memilih bangkit, bukan menangis.

Di saat badai melanda rumah tangganya datanglah sosok dr. Rangga Mahardika, pemilik rumah sakit tempat Kinanti bekerja. Pribadi matang dan bijak itu telah lama memperhatikannya. Akankah Kinanti memilih bertahan dari pernikahan atau melepas pernikahan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isti arisandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8. Terbayang malam itu

"Bip bip bip." Ponsel David bergetar.

Karena jaraknya yang lebih dekat dari meja adalah Kinanti, Kinanti hendak membantu David meraih benda itu agar tak susah-susah berdiri.

"Gak usah diangkat, biar aku aja, paling juga Yusuf. kalau nggak ya dari rumah sakit ada pasien dalam kondisi urgent." David yang tampak lelah pun bangkit dari sofa.

Tangan Kinanti pun terhenti di udara, David langsung bangkit dari sofa dan meraih ponselnya.

"Mas, angkat telepon dulu Beib ...." David langsung menyambar ponselnya dengan cepat, dia lalu melihat siapa yang menelepon.

Penelepon itu ternyata Naura. Adik ipar sekaligus selingkuhan David sekarang.

David menoleh pada Kinanti sesaat , memastikan Kinanti tidak curiga.

"Siapa Mas, beneran Yusuf."

"Dokter Rangga, bukan Yusuf. Aku angkat dulu ya"

David keluar pura-pura mencari angin segar, dia berdiri di balkon sambil menempelkan tubuhnya pada pagar teralis, menjaga jarak aman agar Kinanti tak mendengar obrolannya

David menekan tombol hijau pada layar ponsel dengan gerakan cepat. Suara Naura langsung terdengar dari seberang, pelan dan bergetar.

"Mas sudah sampai rumah?"

David melirik ke dalam rumah dari celah tirai jendela balkon. Ia melihat Kinanti tengah membereskan meja makan sambil memegangi perutnya.

"Iya, aku baru sampai. Ada apa telepon malam-malam begini, Naura?" David berusaha menjaga suaranya tetap tenang, datar, tanpa celah. "Kamu tahu ini sangat beresiko."

"Aku cuma... ingin dengar suara kamu Mas. Aku nggak bisa tidur. Setelah semua yang terjadi di sana, kamu tiba-tiba menghilang dari sisiku. Kita belum benar-benar bicara dari hati ke hati dengan tenang."

Naura malam ini susah untuk tidur, dua duduk di ranjang dengan membiarkan tirai dan jendela terbuka dan menatap rembulan nan jauh disana.

David menarik napas dalam-dalam. Bulan menggantung tinggi di langit, namun sinarnya malam ini terasa dingin.

"Naura... kita sudah sepakat, kan? kita akhiri saat kita sudah tiba di rumah. Nanti Kinanti tahu, dia akan melahirkan, kamu nggak ingin Mbakmu sedih dan kenapa-napa kan?."

"Tapi malam ini kamu membuatku sulit tidur, Mas David, aku kangen bicara sebentar saja." Suara Naura terdengar semakin berat. "Kamu bilang waktu itu... kamu merasa terhubung denganku. Kamu ingat?"

David memejamkan mata. Sekilas bayangan tenda pengungsian, suara hujan malam-malam, dan tubuh Naura yang menggigil di bawah pelukan selimut darurat kembali terlintas. Kemudian malam panas mereka di Villa. Kejadian yang seharusnya tidak pernah terjadi. Kejadian yang ia simpan rapat, jauh dari Kinanti, jauh dari kenyataan.

"Naura, jangan bahas itu lagi sekarang. Aku sudah pulang. Saat dirumah aku milik Mbakmu. Dan... dia sedang berjuang sekarang."

Hening.

"Aku tahu Mas." Naura akhirnya berkata, lirih. "Tapi aku juga ingin tahu satu hal, apakah kamu benar-benar pulang? Atau hanya tubuhmu yang pulang sementara hatimu tertinggal bersamaku?"

David menyipitkan matanya, menatap jalanan sunyi di depan rumah.

"Aku tidak akan menjawab pertanyaan seperti itu. Demi semua yang sudah kita lewati kamu sekarang tidurlah yang nyenyak."

Naura tertawa pelan, terdengar getir. "Tapi kamu tahu Mas, aku yang lebih butuh kamu, rinduku begitu besar. Tapi tidak masalah, kalau rindu ini tak terbendung, aku akan datang ke rumah dinas kamu Mas."

David menggertakkan giginya. "Jangan Naura."

"Baiklah," sahut Naura. "Tapi kamu juga tahu, kita tidak bisa menyembunyikan semuanya selamanya. Suatu hari, kebenaran akan menuntut tempatnya sendiri. Semoga saat hari itu tiba, kamu masih punya seseorang yang memanggilmu Mas David dengan mata berbinar."

Telepon terputus.

David menunduk, dadanya terasa berat. Ia menyimpan ponsel ke saku celana, lalu mengatur napas sebelum masuk kembali ke dalam rumah.

Begitu ia membuka pintu, aroma minyak kayu putih langsung menyeruak. Kinanti sedang mengusap perutnya sambil bersenandung pelan.

"Mas... tadi bicara sama siapa?"

David mendekat dan duduk di samping Kinanti. Tangannya mengusap lembut punggung istrinya.

"Dokter Rangga," ujarnya tenang.

"Dia nanyain kondisi pengungsi yang kemarin itu, ada beberapa pasien trauma yang harus dirujuk ke rumah sakit kota. Tapi itu bisa dilakukan besok, sekarang kita tidur, aku ngantuk sayang." David memeluk tubuh Kinanti dan menatap wajahnya sambil tersenyum.

Ia mencium kening Kinanti lama dan penuh rindu. "Yang paling penting sekarang, kamu. Kamu dan si kecil."

Kinanti mengangguk kecil. Tapi di dalam hatinya, ada satu titik kecil yang seperti noda di kain putih. David memang tersenyum, hangat seperti biasa. Tapi... kenapa sorot matanya terlihat seperti menyimpan hujan?

Dia mendengar David memanggil nama Naura .... Bukan Rangga. Tapi Kinanti percaya pada suaminya kalau David tidak bohong, mungkin telinganya yang salah dengar.

Malam itu, Kinanti tertidur lebih dulu.

David menatap wajah istrinya yang damai di bawah cahaya remang lampu tidur. Ia mengusap pelan pipi Kinanti, lalu menarik napas panjang.

Ia tahu, kebohongan kecil bisa menyelamatkan malam. Tapi kebohongan yang diselimuti kata manis dan niat baik suatu hari akan tumbuh menjadi jurang yang memisahkan dua hati.

Di layar ponselnya, pesan terakhir dari Naura masih belum dibaca.

"Aku akan ke sana minggu depan. Kita perlu bicara Mas, sebagai dua orang yang pernah membagi malam yang sama."

David menonaktifkan ponselnya dan meletakkannya di meja, jauh dari jangkauan Kinanti.

Malam makin larut, tapi David justru terjaga di ranjang yang seharusnya menjadi tempatnya beristirahat. Di sampingnya, Kinanti tertidur lelap, sesekali bergumam kecil sambil memegangi perutnya yang kian membesar.

Cahaya lampu tidur memantul lembut di pipi Kinanti, menghadirkan pemandangan damai, seharusnya damai. Namun di dalam dada David, badai terus bergemuruh.

Ia memejamkan mata, berusaha memaksa pikirannya tenang. Tapi seperti tirai robek yang tak bisa dijahit kembali, kenangan itu menerobos masuk, liar, panas, dan mendebarkan. Tangan Naura yang dingin saat menggenggam tangannya malam itu, desah napasnya yang tak terkendali, dan tubuh mereka yang saling berlabuh dalam pelukan terlarang di Villa pengungsian.

Lembah-lembah tubuh Naura menyimpan aroma getir sekaligus manis yang tak bisa begitu saja ia hempas dari ingatannya.

Tubuh Kinanti kini bersandar padanya, namun hati David seolah tersesat di pelukan gadis lain.

"Apa yang sudah aku lakukan..." bisiknya nyaris tanpa suara, menatap langit-langit kamar yang gelap. "Demi Tuhan, aku tak pernah berniat jatuh... tapi malam itu..."

Ia duduk perlahan, menyandarkan punggung ke sandaran ranjang. Nafasnya terasa berat, dadanya seakan diisi batu. Ia tahu, apa pun alasannya, entah karena dinginnya malam, karena rasa iba, atau karena sunyi panjang di tenda pengungsian, itu tak cukup membenarkan apa yang sudah terjadi. Ia adalah suami. Seorang calon ayah. Dan di luar dari segala yang menggoda, ia telah berjanji untuk menjaga Kinanti, bukan menyakitinya dari belakang.

Namun... kenapa setiap ia menutup mata, wajah Naura yang muncul? Senyumnya. Suaranya. Tubuhnya. Bahkan napas hangatnya yang menyentuh lehernya malam itu di villa, masih seolah membekas.

David meremas rambutnya sendiri, frustrasi. "Kamu bodoh, David... kamu bajingan!" desisnya tertahan, takut membangunkan Kinanti.

Ia berjalan pelan ke balkon, kembali berdiri di tempat yang tadi jadi saksi kebohongannya. Udara malam menusuk kulitnya, namun tak lebih dingin dari rasa bersalah yang membeku di hatinya. Di kejauhan, suara jangkrik bersahutan seperti menyanyikan irama peringatan, bahwa suatu hari, kebenaran akan datang mengetuk pintu dengan keras.

David memandangi langit yang kelam. Rasa rindu Naura padanya bukan sepihak. Ia tahu itu. Ia juga merasakannya. Dan itulah yang paling ia takutkan, bahwa hatinya goyah bukan karena kasihan, tapi karena memang ada sesuatu yang tumbuh diam-diam, tanpa izin.

Tapi sekarang bukan saatnya bicara tentang cinta. Ini tentang tanggung jawab. Tentang nyawa baru yang akan hadir di dunia.

David menghela napas panjang dan kembali masuk ke kamar. Ia menatap wajah Kinanti yang tidur pulas, lalu berbisik lirih,

"Maafkan aku... Maafkan aku, sudah mengkhianati pernikahan kita."

Ia kembali berbaring, memeluk tubuh Kinanti dari belakang. Tubuh istrinya hangat, namun jiwanya seperti terjebak di antara dua dunia, satu di ranjang ini, satu lagi tertinggal di villa... bersama kenangan yang tak pantas untuk diulang.

1
Ma Em
Thor semoga kebohongan Naura dgn David terbongkar sebelum Naura menikah dgn Yusuf , serapih rapihnya nyimpan bangkai baunya akan tercium juga .
Rahmi
Lanjutttt
Rian Moontero
lanjuuuuttt/Determined//Determined/
Yunia Spm
keren
Yunia Spm
definisi ipar adalah maut sebenarnya....
watini
badai besar siap menghancurkan davit naura.karna kebusukan tak kan kekal tersimpan.moga Yusuf ga jadi nikahin Naura,dan mendapatkan jodoh terbaik.
watini
suka cerita yg tokoh utamanya wanita kuat dan tegar.semangat thor,lanjut
Isti Arisandi.: terimakasih komentar pertamanya
total 1 replies
Isti Arisandi.
Selamat membaca, dan jangan lupa beri like, vote, dan hadiah
Isti Arisandi.: jangan lupa tinggalkan komentar dan like tiap babnya ya...😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!