NovelToon NovelToon
Istri Buta Tuan Muda Tengil

Istri Buta Tuan Muda Tengil

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Cinta Terlarang / Pernikahan Kilat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:9.1k
Nilai: 5
Nama Author: Pena Remaja01

Azam Rizki Van Houten---Tuan muda tengil, royal, arogan, tapi patuh dan taat pada orang tua. Kecelakaan hebat hari itu di karnakan kecerobohannya yang ugal-ugalan mengemudi membuatnya harus menerima di terbangkan ke Australia. 5 tahun kemudian ia kembali. Sang bunda merencanakan perjodohannya dengan Airin--gadis yang begitu di kenalnya. Namun, kali ini Azam menentang permintaan bundanya, di karnakan ia telah menikah diam-diam dengan gadis buta.


Arumi Afifa Hilya, kecelakaan hari itu tidak hanya membuatnya kehilangan penglihatan, tapi gadis malang itu juga kehilangan adik yang paling di sayangnya--Bunga. 5 tahun kemudian seorang pemuda hadir, membuat dunianya berubah.

***

"Satu hal yang perlu lu ketahui, Zam! Lu adalah orang yang telah membuat gadis tadi tidak bisa melihat. Lu juga orang yang membuat anak kecil tadi putus sekolah. Dan lu juga yang telah merenggut nyawa adik mereka! Dengar itu, bangsat!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Remaja01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cara meredam emosi istri

"Sayang, pelan-pelan!" teriak Daniel pada istrinya yang lansung berlari keluar kamar. Sampai-sampai Zahra yang masih berdiri di ambang pintu di terobos-nya begitu saja.

"Iiih, Bunda ini!" sungut Zahra sambil mengusap bahunya yang kepentok konsen pintu kamar. "Kemarin Bang Azam, sekarang Bunda, besok siapa lagi?" rungut gadis remaja itu.

Daniel tersenyum kecil mendengar omelan putrinya. Bahu gadis itu di usap pelan. "Sudah, Bunda tidak sengaja tadi. Papa minta maaf atas nama bunda."

"Kamu juga sih, suka sekali berdiri di depan pintu. Kan pamali anak gadis berdiri di pintu, iya kan, Pa?" Azizah menyela. Ia memang pernah di tegur Parida karna berdiri di depan pintu sewaktu keluarga mereka berlibur di desa.

"Papa mau ke tempat Bunda dulu," ujar Daniel lalu melangkah pergi.

"Udah, jangan mewek," bujuk Azizah.

"Sakit tahu, Jah." Zahra masih meringis sambil mengusap bahu.

***

"Abang, jawab Bunda! Abang dari mana seharian tadi?" Ayang terus mendesak putranya yang sejak tadi mendiamkan diri. Bahu pemuda itu di goncangkan berkali-kali menuntut jawaban atas tanyanya.

"Ekhem... Ekhem...."

Suara deheman Daniel tidaklah di pedulikan Ayang. Wanita yang tengah histeris itu memandang wajah putranya yang kemerahan, bau keringat dan rambutnya juga berantakan.

"Sayang, ayo duduk dulu. Kan Azam baru sampai. Kasihan dia, mungkin lelah." Daniel mulai bersuara, membujuk istrinya agar duduk dulu. Ia sendiri pernah mendengar nasehat dari ceramah ustad di mesjid. Jika sedang emosi maka duduklah, jika duduk masih membuatmu emosi, maka berbaringlah, dan jika berbaring kamu tetap emosi, maka berwudhu dan sholat lah.

Ayang menuruti apa yang di katakan suaminya. Azam di bawa duduk di sofa panjang yang ada di ruang tamu. "Sekarang jawab, Bunda. Dari mana saja Abang seharian ini?" tanyanya masih dengan intonasi dan pertanyaan yang sama.

Daniel menggeleng, lalu berjalan mendekati mereka. Azam di suruhnya duduk di sofa lain, lalu dia sendiri duduk di sebelah istrinya dan merangkuh kepala wanita itu agar berlabuh diatas kedua pahanya.

Ayang memutar bola mata keatas, memandang wajah suaminya yang berada tepat di atasnya.

Sedangkan Azam malah menutup mulut, agar dirinya yang tengah tertawa tidak terlihat oleh bundanya yang sekarang sudah seperti anak kucing di atas pangkuan papanya.

'Sweet juga mereka.'

"Bunda, tadi itu Abang...."

"Azam, mandilah dulu, setelah itu makan," potong Daniel sebelum Azam melanjutkan kalimatnya. Satu ibu jarinya mengusap pipi Ayang yang kini malah diam.

"Baik Pa. Kalau begitu Azam ke kamar dulu" Azam bangkit, lalu pergi meninggalkan kedua orang tuanya, sesekali dia masih menoleh ke belakang, melihat cara papanya menenangkan emosi bundanya.

'Papa memang best!'

***

Hari berganti pagi. Semua penghuni di rumah mewah itu sudah bangun dan berada di meja makan. Kecuali satu orang. Siapa lagi kalau bukan Azam.

Pemuda itu dari dulu memang susah bangun pagi. Kalau tidak di bangunkan mungkin bisa tidur hingga malam lagi.

Selesai mengoleskan roti untuk suaminya, Ayang berbalik badan hendak ke kamar putranya.

"Sayang, mau kemana?"

Kaki Ayang yang baru saja melangkah dua tapak terhenti. Wanita itu kembali berbalik badan ke sumber suara yang tengah memandangnya. "Mau ke kamar Azam sebentar. Pagi ini aku mau ajak dia dan Airin ke butik untuk lihat-lihat baju pengantin."

Daniel mendorong kursinya ke belakang, lalu bangun dari duduk, berjalan mendekati istrinya. "Biar aku saja yang bangunkan. Kamu duduk dan sarapan-lah." Kedua bahu wanita itu di pegangnya dan diarahkan ke kursi meja makan. Setelah itu dia pergi menuju lantai dua, dimana kamar putranya berada.

Azkia, Azura, Zahra dan Azizah melongo melihat punggung papa mereka yang semakin menjauh. Selama ini papa mereka itu tidak pernah sekalipun membangunkan saudara laki-laki mereka satu-satunya. Tapi sekarang tumben sekali papa mereka berinisiatif membangunkannya.

Daniel yang telah berada di depan pintu kamar Azam, awalnya mengetuk pintu itu pelan, tapi ketukan pelan itu berubah jadi gedoran yang sangat keras karna pintu tidak juga di buka putranya.

Setelah cukup lama memukul keras daun pintu, akhirnya pintu kamar terbuka juga.

"Ada apa sih...." Azam tidak jadi melanjutkan kalimatnya saat melihat papanya yang berdiri di depan pintu. Pikirnya kedua adiknya lah yang menggedor pintu sekeras tadi.

Melihat mata Daniel yang semakin menyipit, Azam pun menyadari kalau saat ini ia tidak menggunakan baju, segera dia berlari mengambil baju kaos dan memasangnya lagi.

'Mampus gue! Bisa di goreng tato naga gue sama Bokap.'

Setelah menggunakan baju, dia kembali lagi menemui Daniel yang masih berdiri di tempat semula. "Hmm... Ta-tato tadi itu hanya tempelen aja kok, Pa. Buat gaya-gayaan doang," terangnya menjelaskan sambil cengengesan.

Daniel melepaskan keluhan berat.

'Dia pikir aku ini bodoh, sampai tidak bisa membedakan mana tato asli atau tempelan?' 

"Papa bukan mau menanyakan tatomu itu asli atau tidak."

Seketika Azam mengatup bibir mendengar perkataan sinis papanya. Kepala di tundukan memandang lantai, tidak berani memandang wajah dingin orang paling diseganinya itu.

"Mandi dan turunlah. Bunda dan saudara-saudaramu sudah menunggu di meja makan."

Azam mengangkat kepala dan mengangguk. "Iya, Pa. Azam mandi sekarang."

"Azam!"

Panggilan sang papa menghentikan kakinya yang akan melangkah menuju kamar mandi.

"Iya, Pa," sahutnya setelah berbalik badan. Wajah Daniel yang masih saja dingin di pandangnya agak lama sebelum kembali menunduk.

"Papa tahu sekarang Azam sudah besar. Apa pun yang Azam lakukan di luar, Papa tidak akan larang, selagi Azam tidak merugikan orang lain. Tapi Papa minta, tolong pikirkan juga Bunda, jangan buat bunda terus-terusan memikirkan Azam."

"Iya, Pa," sahutnya cepat.

Daniel melepaskan keluhan berat. Putranya itu kalau di nasehati memang selalu menjawab iya dengan cepat. Tapi nyatanya kesalahan yang sama selalu di ulangi, lagi dan lagi.

"Ya sudah, sekarang mandilah!" ucap Daniel kemudian berlalu pergi dari sana.

***

Tak tenang kepalanya saat ini, karna masih berada di butik langganan bundanya. Jam tangan merk Rolex yang melingkar di pergelangan sesekali di lihatnya, sudah menunjukkan pukul 10 lewat.

'Heisk, bagaimana caranya gue bisa pergi dari sini?  Gue kan harus berjualan.'

Otak lebih di perasnya lagi memikirkan bagaimana caranya bisa terbebas dari bundanya saat ini.

"Abang, coba lihat. Ini bagus nggak?"

Azam tersentak, menoleh pada bundanya dan Airin yang sedang memperhatikan stelan jas coklat susu yang terpasang pada patung pajangan. "Eh, iya. Bagus kok Bunda."

"Airin, bagaimana? Suka gak dengan warna dan model seperti ini?" tanyanya pada Airin yang berada di sebelahnya.

"Kurang matching sih, Bunda," jawab Airin.

"Oh, gitu ya." Ayang tersenyum hambar. Padahal dia sangat berharap calon menantunya itu akan suka dengan pilihannya.

"Aduh!"

Ayang dan Airin serempak menoleh pada Azam yang tengah meringis sambil memegang perut.

"Loh, Abang kenapa?"

"Baby, kenapa?"

"Gak tahu nih Bunda, tiba-tiba Abang sakit perut. Abang ke toilet sebentar ya, Bunda," jawabnya sambil meringis.

Ayang mengerutkan kening. "Loh, kok tiba-tiba?"

"Yang namanya sakit perut memang tiba-tiba Bun, gak mungkin Abang rencanakan."

"Oh, iya juga ya. Sudah sana. Tapi jangan lama-lama."

"Iya," sahut Azam, lalu berlari keluar.

"Eh, Abang mau kemana? Toilet kan ada di sana?" Ayang menunjuk toilet yang berada di dalam butik.

"Abang mau cari toilet yang ada AC-nya, Bun," jawab Azam sambil terus berlari.

1
PengGeng EN SifHa
setelah purnama...NENEK DAYUNG... bermunculan
Ra'
jangan lupamampir di novel karya saya
Ra'
halo kak salam kenal, jangan lupa untuk singgah jg di novel karya saya
Fitri Yani
semangat up Thor
Ra': halo kak salam kenal, jangan lupa mampir di novel karya saya🙏
total 1 replies
kalea rizuky
g suka karakter ibunya tau agama tp bloon gedek bgt Q liat orang kek gt moga aja ada karma nya sayang anak boleh jalan Damai kan bisa kasih santunan atau cari donor kornea ini ngilang tanggungjawab gt aja kriminal loh ini
Ra': halo kak salam kenal, jangan lupa mampir di novel karya saya🙏
total 1 replies
kalea rizuky
anak salah di bela contoh burukk bgt harusnya tanggung jawab cari tau siapa yg di tabrak kasih santunan bloon kaya raya baik katanya tp gk ada akhlak
kalea rizuky
tau agama anak salah di bela bner kah ortunya azam.. aneh g cari tau korban anak nya
kalea rizuky
pecundang keluarga pencundang semua abis nabrak g cari tau siapa yg di tabrak ayank. egois ibuk tolol
kalea rizuky
anak salah di bela waras kah aneh
Fitri Yani
semangat up Thor
Rafly Rafly
wadadidaww../Tongue/
Ra': halo kak salam kenal, jangan lupa mampir di novel karya saya🙏
total 1 replies
Rafly Rafly
pantesan.. kirain siapa /Grin/
PengGeng EN SifHa
siapa talu telepati kalian menyatu jam🤭🤭🤭🤭
PengGeng EN SifHa: bener kan waaakkk
Sasa Sasa: wkwkkw🤣🤣
total 2 replies
PengGeng EN SifHa
SEMOGO LOLOS THOOOR...CIAYOOOO💪💪💪💪💪
Resyaaro
Bener2 bagus cerita uthor ini. Crazy up thorr👍💪
Rafly Rafly
di siarin.. anaknya pungut saja sekarang belagu...
PengGeng EN SifHa
meskipun dalam hati dengan berbagai rasa bersalahnya yang pasti.
Rafly Rafly
ternyata tuan Daniel lebih bijak cara berpikirnya
Chanta
cerita yang menarik
Rafly Rafly
astaga.. Lilis kejam sekali kamu menutupinya kasus itu..ingat saat karma tiba dia nggak akan semanis kurma
Sasa Sasa: Hahha,,,,,jadi kepengen makan kurma🫢🫢
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!