Stuck With Mr. Dominic

Dengan menggunakan jaringan khusus memang Valeri tetap bisa mengaktifkan ponselnya. Dan lagi-lagi dia mendapat kiriman video saat dia mandi dengan sudut yang lagi-lagi berbeda. Dia baru saja membuka mata saat ponselnya berdering dan menandakan adanya email masuk. Valeri dengan takut membuka ponselnya dan tubuhnya langsung lemas saat melihat video itu lagi.

Valeri sempat kembali tertekan dan menangis. Namun kemudian dia tak ingin merusak liburan Jeriko dan keluarganya dengan semua masalahnya. Valeri bangkit berdiri dan masuk ke kamar mandi, lalu dia membubuhkan make up tipis dan mengambil kaos crop berwarna putih tulang dan celana jeans panjang.

Dia keluar dan mendapati Jeriko sudah duduk di kursinya dengan sandwich dan kopi di hadapannya. Valeri menarik nafas panjang lalu menghembuskannya pelan, dia lalu berjalan dan mengambil duduk di hadapan Jeriko. Setelahnya pramugari melayani sarapan untuknya. Dimana Valeri memilih roti gandum dan selai strawberry juga kopi tanpa gula dan cream.

“Apakah masih lama Iko?” tanya Valeri

Jeriko menaikkan alisnya, “Sekitar lima jam lagi kita akan mendarat”

Valeri mengangguk pelan, lalu melanjutkan makannya. Jeriko yang aneh dengan itu, mengangkat wajahnya dan tertegun dengan mata Valeri yang tampak sembab. Dia meletakkan sandwichnya.

“Kamu habis menangis?” tanya Jeriko

Valeri menghentikan kunyahanya, kaget karena Jeriko bisa melihatnya. Valeri menghembuskan nafasnya dan tersenyum, “Aku baik-baik saja. Apakah keluargamu sudah sampai di jeju?”

Jeriko mengangguk pelan, “Ya, beberapa jam lalu mereka sudah sampai.”

Valeri tersenyum dan mengangguk, “Aku sudah tidak sabar bertemu dengan adik yang kau ceritakan itu Iko”

Jeriko masih memperhatikan Valeri yang sibuk mengalihkan pembicaraan mereka. Valeri yang melihat Jeriko tak lagi menanggapinya, mendongak dan matanya bertemu dengan tatapan tajam Jeriko. Valeri menelan ludahnya susah payah.

“Katakan ada apa Zoe? Kenapa kamu menangis?” tanya Jeriko dingin

Valeri menggigit bibirnya, “Kamu mengecek emailku?”

Jeriko mengerutkan keningnya, lalu dia mengerti arti pertanyaan Valeri. Dia mengambil ponselnya dan membuka email Valeri. Dan benar saja, sebuah pesan masuk baru saja dikirimkan berisi video dan kalimat ancaman lain. ‘Jika kau tidak menyerah, maka semua videomu akan tersebar di media sosial. Kuberi waktu satu minggu, hubungi aku dan kita bertemu!’

Jeriko sengaja tidak membuka video yang dikirimkan. Dia sudah bisa menebak isinya. Dan dia sedang tak ingin bergairah sekarang. Dia akan sangat susah mengontrol gairahnya jika melihat video Valeri. Dia hanya meletakkan ponselnya, dan bangkit berdiri. Lalu dia berjalan dan duduk di samping Valeri. Jeriko menarik Valeri masuk dalam pelukannya dan pecah sudah tangis Valeri dalam pelukan Jeriko.

“Aku takut Iko… Takut….” Isak Valeri dalam pelukan Jeriko

“Sssttt, ada aku. Jangan takut. Aku akan pastikan pelakunya tertangkap. Hmm?” bisik Jeriko

Valeri menggeleng di dada Jeriko, “Bagaimana jika video itu sudah tersebar sebelum kamu menemukan pelakunya?”

Jeriko semakin mengeratkan pelukannya, “Jangan bicara begitu. Aku akan menemukannya. Hmm? Tenang oke?”

Valeri tidak menjawab tapi terus menyembunyikan wajahnya di dada Jeriko. Jeriko sedikit melonggarkan pelukannya, dan membawa wajah Valeri supaya mendongak menatapnya. Perlahan dia mengusap lembut pipi Valeri yang sudah basah dengan air mata.

Entah setan apa yang sudah merasuki Jeriko, dia mendekatkan wajahnya dan mengecup singkat bibir ranum Valeri. Lalu dia menjarakkan wajahnya dan mencium kening Valeri sebelum dia kembali menari Valeri dalam pelukannya.

“Maaf, aku tak bisa menahannya” bisiknya

Bukannya marah, Valeri malah menyunggingkan senyumnya. Dan semakin membenamkan wajahnya di dada pria itu. Entah mengapa Valeri merasa begitu aman dan hangat dalam pelukan Jeriko.

***

Setelah kejadian tak terduga tadi pagi, Valeri terlalu malu untuk bertemu Jeriko. Sehingga dia memilih menghabiskan waktunya di kamar. Dan hanya keluar saat pramugari memberitahunya bahwa pesawat akan segera mendarat, dan Valeri perlu kembali ke kursi untuk proses pendaratan.

Valeri duduk dengan tertunduk saat Jeriko juga duduk di depannya. Ada senyum yang ditahan Jeriko melihat tingkah menggemaskan gadis cantik di hadapannya. Dia sengaja berdehem untuk menarik perhatian Valeri. Dan itu justru sukses membuat Valeri kaget dan berjengit.

Jeriko terkekeh pelan, “Jika kau tetap malu-malu aku akan mengulang yang kita lakukan tadi pagi!” ancamnya

Membuat Valeri membelalakkan matanya dan langsung merona menatap Jeriko, “Iko, aku masih kekasih orang!” protesnya

Dan hal itu membuat Jeriko terbahak, “Jadi jika kau sudah putus boleh kita melakukannya?” godanya

Wajah Valeri semakin merah mendengar godaan Jeriko, “Jangan menggodaku terus Iko!”

Jeriko tersenyum lembut, dia mulai menikmati kedekatannya dengan Valeri. Jadi dia hanya diam saat Valeri memperingatkan hal itu tadi. Dan keduanya kembali diam saat proses pendaratan terjadi dan berlangsung mulus.

Keduanya dijemput oleh dua buah mobil, Jeriko dan Valeri berada di mobil yang sama. Dan pengawal Valeri berada di mobil yang berbeda. Mereka sampai di pagi hari waktu Korea saat sampai dan mobil – mobil itu langsung membawa mereka ke tempat keluarganya menginap.

Mobil berhenti di sebuah Kawasan villa pinggir pantai. Di Kawasan itu tak hanya ada satu bangunan tapi ada beberapa bangunan villa yang berdiri berdekatan, semuanya menghadap langsung ke pantai yang begitu indah.

Valeri sungguh terpukau dengan pemandangan itu. Matanya berbinar dan senyum terkembang begitu lebar di bibirnya. Tanpa dia sadari dia langsung memeluk lengan Jeriko, “Ini indah banget iko!” serunya bahagia

Jeriko tersenyum dan mengangguk, “Ya, kuharap kamu bisa menikmati liburanmu dengan tenang. Jika kamu tidak terganggu dengan mereka semua” ucap Jeriko melihat sepupunya sudah berlari ke arah mobilnya

Valeri mengikuti arah pandang Jeriko, dan dia tersenyum semakin lebar melihat betapa banyak saudara yang dimiliki pria di sampingnya. Jeriko mendengus dan membuka pintu di sampingnya, lalu dia langsung dipeluk oleh adiknya, Jemima.

“Aku senang kau benar-benar bisa datang kak!” ucapnya riang

Jeriko mengusap lembut kepala Jemima, “Bagaimana kabarmu?”

“Baik” jawabnya

Lalu Kaylee yang selalu manja pada Jeriko datang dan hampir memeluknya saat matanya melihat Valeri turun dari mobil yang sama dengan kakaknya itu. Kaylee langsung menaikkan alisnya menggoda, tangannya bahkan menyenggol lengan Jemima. Keduanya lalu tersenyum dan mengedipkan matanya pada Jeriko sebelum menghampiri Valeri.

“Hay?” sapa Jemima

Valeri tersenyum meskipun matanya melirik Jeriko, “Hay?”

“Aku Jemima, adik Jeriko” ucap Jemima lembut

“Dan aku Kaylee, adik sepupu Jeriko” lanjut Kaylee

Valeri tersenyum, “Perkenalkan aku Valeri. Senang bertemu dengan kalian. Semoga aku tidak mengganggu liburan keluarga kalian?”

Jemima melirik Kaylee dan keduanya tersenyum, lalu merangkul Valeri bersamaan. Menempatkan Valeri di tengah keduanya dan menuntunnya masuk.

“Tidak, tentu tidak. Kekasih kak Jeriko tentu saja akan sangat diterima disini” ucap Kaylee

Valeri langsung membelalakkan matanya, “Eh, aku dan Iko tak ada hubungan apapun. Kami hanya –“

“Iko?!” ulang Kaylee

“Imut banget panggilannya!” seru Jemima

Mereka berdua bahkan tidak membiarkan Valeri melanjutkan ucapannya dan memotongnya saat mendengar panggilan Valeri kepada kakak dinginnya itu. Ketiganya lalu berjalan masuk ke villa utama tempat Bezalel dan Bella tinggal. Sementara Jeriko entah sudah pergi kemana.

Sampai di dalam, ternyata sudah ramai. Semua sedang berkumpul untuk melakukan sarapan bersama. Dan Valeri langsung terpaku melihat Jeriko ada dua orang. Berdiri berdampingan.

“Kalian kembar?!” tanyanya

Kaylee terkikik melihat ekspresi kaget Valeri. Jemima pun langsung memisahkan dirinya dan memanggil ibu dan ayahnya.

“Apa kamu bisa menunjukkan padaku yang mana yang Jeriko?” tanya Kaylee lagi, karena sekarang jeriko dan Jerome menggunakan pakaian yang sama. Keduanya mengenakan kemeja hitam polos dengan lengan yang ditekuk sampai siku. Dan keduanya begitu serupa.

Valeri menunjuk sosok yang berdiri sedikit lebih jauh darinya. Seorang gadis langsung bertepuk tangan melihat itu. “Kau sungguh bisa membedakan mereka!” pekiknya

“Kalian sedang menjahili siapa?!” seru seorang wanita paruh baya yang baru keluar dari dapur

“Mom! Lihat siapa yang diajak kak Jeri! Mommy kenal kan?” tanya Josavat yang masih takjub melihat kecantikan Valeri

Bella tersenyum ramah dan berdiri di depan Valeri, “Oh bukannya kamu, penyanyi itu. Siapa Namanya Jo?”

“Valeri Evania Zoe!” seru Josavat semangat

Bella mengangguk, “Hallo? Aku Bella, mommy nya Jeriko.”

Valeri langsung tersenyum ramah dan mengangguk, “Saya Valeri aunty”

Bella mengangguk, “Yang itu, dia daddy nya Jeriko, Namanya Bezalel Dominic.” Bella menunjuk pada seorang pria paruh baya yang juga baru keluar dari dapur dengan membawa masakan di tangannya.

Bezalel berjalan mendekat ke samping isterinya, lalu Valeri langsung menjabat tangan Bezalel dengan sopan dan tersenyum, “Saya Valeri uncle”

Bezalel mengangguk kecil dan tersenyum, “Selamat bergabung dengan keluarga kami. Dan jangan sungkan. Mereka semua memang anak-anak nakal, jadi jangan dimasukkan ke hati ya Valeri” ucap Bezalel sambil melirik Jeriko yang berdiri sambil melipat tangannya tak jauh dari saudara kembarnya.

Bella merangkul bahu Valeri, “Mom, kenalkan dulu pada semua yang ada disini. Baru kita akan makan bersama, oke sayang?”

Valeri tersenyum dan mengangguk. Kemudian Bella membawa Valeri berkeliling memperkenalkan semuanya. Mulai dari Jerome, Jemima dan Josavat sebagai adik-adik kandung Jeriko. Lalu mengenalkan pada Thomas dan Kinar yang adalah kakek dan nenek Jeriko dari pihak ayahnya.

Lalu Bella beralih pada adik Bezalel, Rebecca dan suaminya David, bersama kedua anaknya, Finn dan Freya. Lalu ada Darrent dan Elsa yang merupakan sahabat Bezalel dan Bella dan sudah seperti keluarganya, beserta ketiga anaknya Kaylee, Ciara dan Damian.

Lalu yang terakhir Bella membawanya bertemu adiknya Sally yang datang hanya berdua dengan puterinya Amora. Karena suaminya yang sudah meninggal beberapa waktu lalu. Setelahnya Bella membawa Valeri duduk dan sarapan bersama. Bella bahkan menyuruh Valeri duduk di samping Jeriko.

Dan sekali lagi, Valeri begitu takjub dengan semua menu yang tersedia di depannya. Dia bahkan menatap ngeri. Bayangkan jika dia memakan semua makanan itu, berapa kalori yang harus dia tebus untuk membakarnya! Jeriko terkikik di sampingnya seperti bisa membaca pikiran Valeri.

“Apakah kamu mau menyinggung ibuku dengan tak memakan masakannya?” bisik Jeriko usil

Valeri langsung menoleh dengan mengerutkan keningnya, namun Jeriko hanya menaikkan alisnya sambil mengulum senyum. Dan bersamaan dengan itu, Bella menambahkan banyak lauk di piringnya. Membuat Valeri menganga menatap itu.

“Makan yang banyak ya Val!” ucap Bella tanpa dosa

Jeriko sampai harus menggigit bibirnya supaya tak terbahak melihat tatapan horror di wajah Valeri. Namun berbeda dengan tatapan seluruh sepupu Jeriko yang justru takjub melihat Jeriko yang tampak begitu bahagia dan berbeda dari biasanya.

Jerome bahkan sampai menatap ayahnya dan sedikit menarik sudut bibir mereka. Keluarga besar Jeriko tentu bahagia jika akhirnya putera sulung Dominic itu bisa menyembuhkan patah hatinya dan membuka hatinya untuk seseorang.

Setelah sarapan, Valeri diberitahu letak kamarnya. Dimana dia akan berada satu kamar dengan Jemima di rumah utama. Dan tanpa beristirahat, Valeri langsung mengganti pakaiannya dengan setelah olah raga, dan memilih berlari untuk membakar kalori yang masuk tadi.

Nafasnya masih tersengal saat dia berhenti di dekat villa paling ujung dekat pantai. Matanya menatap laut di hadapannya. Dia sedang berusaha menormalkan nafasnya dan berteduh karena matahari mulai naik.

“Keringatmu tak cukup membakar semua makanan tadi pagi!” bisik Jeriko dari belakangnya yang entah sejak kapan berada disana.

Valeri memelototi Jeriko, “Kau! Ini semua gara-gara kamu Iko!”

Jeriko menaikkan alisnya, “Mau kuberitahu sebuah rahasia?”

Valeri memipihkan bibirnya dan memicingkan matanya curiga.

“Jangan menatapku begitu, aku bisa kelepasan lagi dan menciummu!” ucapnya gemas

Valeri membelalakkan matanya, “Jeriko Sky! Jaga ucapanmu! Bagaimana jika ada yang mendengar dan berpikir kita memiliki hubungan!”

Jeriko terkekeh, “Jadi jika tak ada yang mendengar tak apa?!” godanya

Valeri kesal dan malu bersamaan, sejak mereka berciuman tak sengaja, Jeriko semakin gencar menggodanya. Jeriko mendekatkan wajahnya, “Aku bahkan sudah melihat tubuhmu Zoe. Kita juga sudah pernah berciuman. Lalu kenapa jika kita menjalin hubungan?!” bisiknya persuasive

Valeri langsung mencubit dada Jeriko. Sehingga membuat Jeriko memekik dan membelalakkan matanya.

“Aku akan membalasnya Zoe!” desisnya

Valeri membelalakkan matanya dan berlari menghindari kejaran Jeriko.

“Tidak! Maafkan aku! Aku tidak sengaja Iko! Akkkhhhh!!” teriaknya sambil berlari ke arah pantai.

Jeriko seperti tuli dan tetap berlari mengejar Valeri. Tanpa keduanya sadari, Bezalel dan Bella sedang berdiri di teras villa yang ditempati David dan Rebecca. Villa yang paling ujung, sehingga bisa melihat dengan jelas kejadian Jeriko dan Valeri yang saling mengejar di pinggir pantai.

Bella tersenyum lembut, “Aku baru melihat tawa Jeri kembali setelah lima tahun Be” ucapnya

Bezalel mengangguk pelan, “Ya, semoga Valeri jawaban akan semua doamu.” Ucap Bezalel

Bella menatap suaminya, “Apakah kamu tau siapa Valeri? Kudengar dia memiliki kekasih?”

Bezalel mengangguk lagi, “Aku sudah bertanya pada Jerome, gadis itu dibohongi dan bisa dikatakan diperas habis-habisan oleh kekasihnya. Seorang produser sekaligus pengusaha. Jeriko sedang membantunya lepas dari kekasihnya itu”

Bella terkejut mendengar ucapan suaminya, “Diperas? Maksudmu dia diancam?”

Bezalel menggeleng, “Tidak. Atas nama cinta, pria itu membuat Valeri menggelontorkan dana untuknya. Gadis itu begitu polos meskipun dia sudah terjun ke dunia hiburan dari muda.”

Bella menghembuskan nafasnya, “Semoga berjodoh dengan Jeri. Aku akan sangat tenang jika Jeri bisa bertemu wanita baik. Bukan lagi seperti wanita kurang ajar itu!”

Bezalel memeluk tubuh isterinya, “Ya, semoga.”