NovelToon NovelToon
Pernikahan Yang Ketiga

Pernikahan Yang Ketiga

Status: tamat
Genre:Duda / Janda / Cerai / Cinta Lansia / Identitas Tersembunyi / Konglomerat berpura-pura miskin / Tamat
Popularitas:318.5k
Nilai: 5
Nama Author: CovieVy

Setelah sepuluh tahun menjanda setelah pernikahan kedua, Ratna dihadapkan oleh perilaku tak terduga dari anak tiri yang ia rawat. Setelah menikah dengan Dirli, Amora mengusir Ratna dari rumah peninggalan ayahnya (suami Ratna).

Suatu hari, ia bertemu dengan seorang pria tua memakai jaket ojek online. Pria bernama Robin itu melihat ketulusan Ratna yang menolong orang yang tak dikenal. Dengan lantang ia mengajak Ratna menikah.

Dalam pernikahan ketiga ini, ia baru sadar, banyak hal yang dirahasiakan oleh suami barunya, yang mengaku sebagai tukang ojek ini.

Rahasia apakah yang disembunyikan Robin? Apakah dalam Pernikahan yang Ketiga dalam usia lanjut ini, rumah tangga mereka akan bahagia tanpa ada konflik?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CovieVy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Euro di Dompet Tukang Ojek

Robin tersentak. Tubuhnya mendadak tertarik kuat ke belakang, seolah ada tangan-tangan yang turun untuk menyelamatkan hidupnya dalam sekejap.

Ia baru saja terbangun dari tidur yang singkat dan sayangnya, di atas motor yang masih melaju pelan. Kini, motor butut itu masih meluncur tanpa pengemudi, dan di depan sana, sebuah dump truk baru saja melintas cepat, menghantam bodi motor itu hingga terpental ke sisi jalan.

Brakk!

Suara besi beradu menggema di fajar yang belum sepenuhnya terbangun. Beberapa motor berhenti, menciptakan kerumunan. Robin merasa lututnya menjadi lemas, tapi bukan karena luka yang ia dapatkan, melainkan karena ia baru saja lolos dari maut.

"Pak! Astaga, Bapak kenapa?!"

Seorang driver ojek online muda yang mengenakan jaket lusuh mengguncang lengannya. Robin mengerjap beberapa kali, berusaha mengenali wajah-wajah cemas di sekitarnya. Matanya masih buram, napasnya masih satu per satu..

"Pak, jangan bilang karena beban hidup terlalu berat, membuat Bapak memilih jalan buat bundi—"

"Eh, mulut lu jaga!" potong yang lain, menepuk kepala yang tertutup helm driver tadi dengan tangan.

"Liat dulu, Bapaknya shock tuh!"

Robin ingin menjelaskan bukan karena ingin mati, ini terjadi hanya karena tubuh tuanya ini yang 'terlalu lelah' tetapi suara itu tak keluar. Yang bisa ia lakukan hanya berdiri limbung, menatap motornya yang kini ringsek di pinggir jalan, bagai tubuhnya tua ini yang ringsek karena belum sempat istirahat.

"Ayo bawa dulu ke pinggir! Kasihan banget, mata si Bapak masih merah banget tuh..."

Robin mengangguk pelan. "Terima kasih kawan-kawan... Saya tadi sangat mengantuk. Maaf ya, orang tua ini sudah menyusahkan kalian ..."

"Ngantuk? Bapak masih 'narik' sepanjang malam?"

Robin diam. Ia menatap jaket ojek online yang masih membungkus tubuhnya.

"Driver juga?" tanya si pemuda lain dengan nada lebih pelan, kini terdengar lebih simpati.

Robin tertawa tipis. "Ya, begitu lah."

Beberapa dari mereka saling pandang. Tidak yakin apakah itu candaan, atau benar adanya.

"Waduh, Pak. Sebagai driver kita kudu menjaga kesehatan, atuh, Pak. Ingat ya, Pak, ada keluarga yang menanti kita di rumah. Meski yang kita dapat itu kecil, selagi berkah, ya gak masalah, Pak. Yang penting keluarga tersenyum saat kita kembali dengan selamat."

"Woooi, sadar gak lo? Masa nasihati sepuh kayak beliau?" sela yang lain.

Robin merangkul para driver muda itu. "Terima kasih semua. Kalau kalian tidak menolong saya, mungkin tak tahu lagi bagaimana nasib saya saat ini." Setelah itu ia mengeluarkan dompet, mengeluarkan uang yang ada di dalam dompetnya.

"Bagi sama rata, ya?" ia serahkan pada salah satu driver dan mereka tampak heran melihat pria tua yang juga driver ini bisa memiliki dompet setebal itu.

Saat mendapatkan uang di tangan, mereka terlihat heran karena uang yang diberikan bukan dalam bentuk mata uang rupiah.

"Pak, ini asli, Pak?" mencoba menerawang tanda yang ada. Semua melakukan yang sama.

"Seratus euro? Apa salah lihat yak? Coba buka hape, buka hape!"

Robin sedikit terkekeh melihat para pemuda pejuang receh itu. Tentu ini bagi mereka pertama kali memegangnya.

"Nanti, kalian bisa tukar ke money changer. Hasilnya dapat beberapa lembar tuh kalau dirupiahkan."

"Wah, Pak? Beneran ini buat kami? Nanti uang Bapak habis, istri Bapak bisa menangis?"

"Justru kalau istri saya tau, dia akan bangga memiliki suami dermawan seperti saya," ucapnya terkekeh.

"Pak, motornya gimana, Pak?" tanya yang lain lagi.

"Ah, biar aja ditarik yang baju coklat. Gak usah diambil. Bikin repot saja," ucap Robin cuek.

"Terus siapa yang mau mengantar saya pulang? Istri saya pasti udah kangen banget sama suaminya."

"Biar saya, Pak."

Lalu Robin pulang diantar oleh driver muda itu ke rumah baru yang bagi dia sendiri masih asing.

"Terima kasih, anak muda. Semoga rezeki kalian berlimpah," ucap Robin mengangkat satu tangannya.

Tak menunggu lama, ia mencoba membuka pintu rumah itu. Namun, ternyata pintu tersebut terkunci.

"Ah, sial? Mungkin Ratna masih tidur?"

Ia mencoba mencongkel kunci agar terlepas dari sarangnya, tapi kunci itu malah jatuh ke atas karpet.

"Ck!" Rasa kesal seketika memuncak ke ubun-ubun.

Ia membuka ponsel dan ternyata ada beberapa panggilan Wirya yang tak terjawab. Ia segera melakukan panggilan.

"Dalam lima menit, antar kunci serap ke sini!" Panggilan ditutup sebelum Wirya sempat menanyakan keadaannya membawa motor saat mengantuk.

Benar, dalam lima menit sebuah mobil berhenti tepat di depan rumahnya dan Wirya tampak tergopoh menyerahkan kunci.

"Tolong carikan motor butut yang baru. Jadi saat saya sudah membuka pintu ini, motor itu telah ada. Nanti selipkan aja surat dan kuncinya di ventilasi sana!" Robin menunjuk ke atas pintu.

"Oh iya, hampir saja lupa. Jangan lupa tolong urus surat-surat pernikahan kami. Saya tak mau dengar alasan apa pun, harus selesai hari ini juga!"

"Setelah itu, kau boleh beristirahat! Tapi di kantor! Gantikan saya! Saya mau menghabiskan hari dengan istri!"

Tangannya diayun beberapa kali dan ia segara membuka pintu rumah itu. Wirya yang juga sudah sepun sedikit mengernyitkan dahi dan menggaruk kepala bagian belakang yang tidak gatal menuju mobilnya lagi.

Ia segera menuju kamar, ya kamar. Dengan sengaja ia membuka pintu kamar dengan pelan. Tampak sang istri tertidur dengan lelah menutup seluruh bagian tubuh dengan selimut.

Secepatnya ia melepaskan jaket, dan menarik selimut putih bersih itu. Alangkah kagetnya ia menemukan Ratna yang hanya terbungkus handuk yang telah lepas pengaitnya.

Robin menahan napas, lalu tertawa pelan. "Ah, kamu sengaja menggodaku?"

Ratna menggeram setengah sadar, menyambar selimut dan menutupi tubuhnya kembali. "Siapa itu?"

1
Sutrisno Sutrisno
lanjut
YuWie
bapake asmara.anake wedok hanza..kebalik namanya ya.. asmara cocoknya nama cewek..hanza nama cowok...tapi antik. best lah
YuWie
sopo neh.. jahat kok gak bar2 ya rat
YuWie
rak sadar2 ya..gedek rasanya
YuWie
Luar biasa
YuWie
lho lho..kok ditinggal wrkop nya pak..lagi ràme2nya lho itu
YuWie
pak robin..pak robin
YuWie
ntar mringis kau amora.. dihidupi selama 10th kok gak balas budi..mau jadi apa kau
YuWie
kaum mendang mending sekarang banyak yg di cafe terutama anak mudanya tuh..padahal duit jg baru dpt kiriman langsung zonk 🤣
YuWie
ikut sesek kerika anak tiri yg dirawat dg tulus malah jahat bgt
Nurlina_16
bang Robin sama bi ratna kapan ngadonnya Thor?
Nurlina_16
astagaaaa baru tau ada orang melamar cewek di warkop😀😀
Sandisalbiah
Alyn dan Hanza kah..
Sandisalbiah
antara monofos atau hamidun itu...
Sandisalbiah
ciri-ciri org berpikiran picik dan licik, dia tdk akan mau jatuh sendiri.. pasti akan menarik org di sampingnya buat sama-sama terperosok dan jatuh juga.. saat Nency tak. mampu memprovokasi Ratna melalui Bryan maka dia akan mengajak Robin utk jatuh bersama melalui kebohongan Robin selama ini pd Ratna..
Sandisalbiah
hah.. efek jujur nya cuma setengah² ya gini, jd kelabakan sendiri kan, Robin...
Sandisalbiah
hah.. memang yg namanya lalat dan belatung itu memiliki kesukaan yg sama, sama-sama suka hal hal yg busuk, itu makanya Nancy, Dirli dan Amira gampang banget buat sepakat utk melakukan hal buruk.. bodoh
Sandisalbiah
ujian justru buat Dirli sih ini.. krn Robin sendiri udah mentok dgn keputusannya tp Dirli kalau salah menentukan pilihan maka dia akan kehilangan semuanya...
Sandisalbiah
sayangnya Robin udah kebal dgn trik murahan si Nancy... gak mempan say...
Sandisalbiah
susah emang menghadapi manusia yg mempunyai kepercayaan diri melebihi tiang tower... udah tua, pernah berhianat tp merasa masih di cintai oleh Robin.. ini si Nency mabok apa amnesia ya.. PeDe banget
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!