Seorang pria yang terdampar ditengah hutan dan mengalami luka parah akibat mobilnya masuk ke dalam jurang.
saat ia tersadar, ia sudah berada didapam sebuah bilik yang ditemani oleh wanita cantik.
Siapakah Wanita itu? dan apakah ia akan selamat, serta dapat kembali ke rumahnya dan mengungkap siapa yang telah membuatnya berada didalam jurang?
Ikuti kisah selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Empat Belas
Kenzo berjalan menyusuri jalanan desa yang sangat sepi. Dikanan dan kirinya terdapat kebun karet dan lainnya yang berukuran hektar, sehingga menambah kesunyian dan kengerian yang semakin membuatnya harus terus berjalan.
Semoga saja jalan utama tidak lagi terlalu jauh," gumamnya dengan penuh harap. Saat bersamaan, ia berpapasan dengan karyawan penyadap karet yang baru saja pulang.
Ia menghentikan kendaraan motor butut tersebut, dan beruntungnya mereka berhenti. "Maaf, Kang. Mau tanya. Kira-kira untuk tiba dijalanan utama berapa lama ya?"
Kedua orang yang berboncengan itu saling pandang. Lalu kembali menatapnya. "Mas-nya darimana, ya? Kenapa jalan kaki?" tanya salah satunya.
"Dari desa, sedang melihat lahan yang ingin saya beli, dan mobil saya kehabisan bahan bakar," jawabnya berbohong.
"Wah, kalau untuk sampai dijalan utama, naik motor saja perlu waktu satu jam, kang, apalagi kalau jalan kaki, bisa seharian, dan pastinya bisa capek juga," jawab pengendara motor itu.
Kenzo tercengang. Namun ia tak tahu harus berbuat apa. Hanya dapat berharap jika saja ada mobil yang melintas dan ia dapat menumpang. "Oh, begitu. Terimakasih atas informasinya, Kang,"
"Sama,-sama. Maaf, Mas. Kami pergi dulu, lagi pula kita beda arah," mereka berpamitan dan meninggalkan Kenzo dalam kebingungan.
*****
"Apakah kamu percaya dengan apa yang dikatakan pemuda asing itu?" Tanya Kusman kepada Dedi yang saat ini sedang membersihkan cangkulnya diirigasi disawah.
"Bisa saja ia tidak berbohong. Jika begitu kita harus memberi tahu tetua desa jika ternyata anak perempuan itu masih hidup," tukas Dedi dengan keringat yang mengucur dikeningnya, sementara hari sudah hampir senja, dan semakin menggelap.
"Tetapi bagaimana bayi berusia tiga bulan itu dapat bertahan hidup ditengah hutan belantara? Ini sangat aneh, bukan?"
Kusman menganggukkan kepalanya. "Iya, aneh,"
Disisi lain, Kenzo terus melangkah dengan putus asa, sebab harapannya terlihat menipis untuk mendapatkan tumpangan, dan melihat hari semakin gelap, membuatnya sedikit frustasi.
Sementara itu, ular kobra yang tak lain adalah Adhisti merayap keluar dari dalam mobil. Ia tahu jika pemuda itu sudah meninggalkannya dan saat ini dalam kebingungan.
Kenzo berjalan dengan gontai. Ia masih belum menemukan adanya tanda-tanda rumah penduduk dari cahaya lampu, sedangkan hari semakin gelap.
Pemuda itu merasa jika ada seseorang yang sedang mengawasinya. Ia melihat kearah sisi kanan dan kiri jalanan yang dipenuhi kebun karet.
Barisan pohon itu membuatnya membayangkan seperti pasukan yang siap berperang dalam sebuah film kolosal.
"Mengapa tidak ada satu orang pun yang melintas? Apakah ini benar-benar desa mati?" gerutunya. Lalu mencoba berjalan kembali.
Akan tetapi, ia kembali merasa seperti sedang diawasi, dan kali ini ia menoleh kearah belakang, dan keningnya mengkerut saat memperhatikan seseorang sedang berjalan dalam keremangan yang menuju kearahnya.
"Siapa dia? Apakah manusia beneran, atau setan?" gumamnya dengan ragu.
Sepertinya ia begitu waspada. Lalu memutar tubuhnya dan berjalan perlahan. Ia ingin memberi kesempatan untuk sosok dibelakang berjalan terlebih dahulu.
Saat jarak mereka sejajar, sosok itu tak ingin mendahuluinya, justru menyamai langkahnya dengan sang pemuda.
Kenzo merasa penasaran bercampur takut, dan ingin melihat siapa yang ada disisi kanannya.
Saat ia memberanikan dirinya untuk menoleh, ia dikejutkan oleh sosok tersebut. "Hah! Kamu!" ucapnya dengan tegang dan tersentak kaget.
Ia bahkan tak percaya jika wanita itu benar berada didekatnya.
"Aku mau membeli perlengkapan dapur, bukan sengaja mengikutimu," kilahnya dan bernada tak acuh.
Kenzo tersenyum Smrik. Namun jujur ia juga merasa senang karena akhirnya bertemu lagi dengan sang wanita.
"Jangan bohong, bilang saja kamu ingin ikut bersamaku ke kota, iya-kan?" goda Kenzo pada sang gadis. Namun tak ada tanggapan. "Gadis mana yang tak tergoda dengan ketampananku," pemuda itu kembali membual.
Adhisti menoleh kearahnya, dan menatap kesal. Lalu berjalan dengan langkah yang cepat dan melalui sang pemuda.
Melihat gadis itu meninggalkannya sendirian, pemuda itu mengerutkan keningnya. "Kenapa dia marah? Aku hanya bercanda. Dasar pemarah!" Kenzo menggerutu.
Langkah yang begitu cepat dari sang gadis, membuat Kenzo tertinggal jauh, dan ia baru menyadarinya.
"Heei, tunggu aku," teriak pemuda itu yang tak ingin ditinggal oleh sang gadis misterius.
Kenzo setengah berlari mengejar Adhisti yang berjalan menuju ke arah depan.
Kini pemuda itu telah mensejajarkan langkahnya dengan sang gadis, nafasnya tersengal dan tanpa sadar, suara cacing diperutnya bernyanyi. "Bisa perlambat langkahmu tidak? Aku ini lapar, belum sarapan," ujarnya dengan wajah lesu sembari mengelus perutnya yang sixpack.
Adhisti meliriknya dengan tatap dingin. "Didepan sana ada warung makan, kita akan singgah,"
Kenzo tersenyum sumringah, itu artinya ia akan mendapatkan sarapan paginya yang telah terlewat merangkap makan malam..
Tetapi ada sesuatu yang aneh, selama dalam perjalanannya, ia tidak melihat kendaraan lain melintas, atau bahkan para warga yang beraktifitas, dan tidak terlihat juga rumah warga disepanjang jalan.
"Mengapa terlihat sepi sekali?" guman Kenzo dengan lirih.
"Jangan banyak bertanya, simpan energimu untuk sampai tiba diwarung," sanggah sang gadis.
Kenzo menggaruk kepalanya, dan masih mengusap perutnya yang lapar dan juga kerongkongannya yang kering karena haus.
Hingga akhirnya mereka harus berteduh dibawah pohon yang rindang untuk melepaskan lelah. "Tunggulah disini, aku akan mengambilkanmu makanan," titah Adhisti.
"Heeei, kemana warung makan yang kau katakan barusan? Ini dibawah pohon, bukan diwarung makan!" omel Kenzo, sembari menyapu pandangannya kesekelilingnya.
Ia hanya melihat deretan pohon-pohon besar yang berdaun rindang dengan batang yang tidak dapat dipeluk oleh orang dewasa, kecuali beramai-ramai.
Adhisti tak menjawab pertanyaan dari pemuda yang dianggapnya terlalu cerewet itu. Hingga akhirnya ia melemparkan seekor biawak berukuran selengan orang dewasa.
Buuugh...
Biawak yang sudah tewas itu mendarat tepat diujung kaki Kenzo. "Haaah, kau mengagetkanku,"
Adhisti tanpa menjawab lalu membuat perapian dan memanggang biawak itu dengan wajah dinginnya.
Pemuda itu mengangakan mulutnya. "Maksudmu apa? Ini warung makan yang kamu maksud? Aku harus makan biawak ini," ucap Kenzo dengan menyisir rambutnya kasar.
Gadis itu tidak menghiraukan segala ocehan sang pemuda, hingga akhirnya daging biawak siap untuk dinikmati.
Adhisti menyodorkannya kepada Kenzo, lalu mencubit daging itu perlahan dan memakannya.
Sang pemuda merasa mual dan akhirnya memuntahkan isi perutnya. "Kau sudah gila, seumur hidupku tidak pernah aku memakan makanan menjijikkan ini,"
"Makanlah, atau Kau akan mati kelaparan!" Adhisti terus menyantap makanannya.
Kenzo melirik sang gadis yang tampak lahap dengan makanannya. "Kau ini seperti seekor ular saja, sampai makanan seperti itu juga kau makan," ucap Pemuda itu dengan mencibir.
Seketika Adhisti menghentikan kunyahannya, lalu beranjak dari tempatnya. "Jika kau masih tetap mengoceh, aku tidak akan mengantarmu pulang," ancam gadis itu.
Kenzo terperangah. "Apa? Kau akan mengantarku pulang, baiklah aku akan memakannya, meski ini sangat menjijikkan,"ucapnya, sembari mencubit daging biawak panggang tersebut dan mengunyahnya. Perlahan daging itu terasa nikmat dilidahnya, dan ia keterusan memakannya.
"Kamu mau tidak jadi karyawanku? Aku akan membayarmu dengan harga tinggi," Kenzo menghabiskan santapannya. Rasa lapar membuatnya tak menyadari jika daging yang dimakannya adalah sesuatu yang tadi begitu menjijikkan baginya.
~Berikan komentar terbaikmu, karena akan menjadi penilaian bagi penjurian.
tp knp yg di bantai adalah keluarga adisti yg g berslaah
oadahl g semua ular itu jahat ada yg baik juga itu adisti baik mau nolong warga
hadeh kennn oiyeee tooo
tp klo bukan yg membantai kelgr nya mgkin akan di biarkan para warga ala g malu ya 1 keluarga di bantai bhkan di bakar hidup2 krn keegoisan seseorang
benar2 menghibur.. mksh up nya thor 🙏
parah nya lg ular nya Kenzo mlh gak di sarungin lg setelah dapat sarang nya dan mlh jd tontonan gratis 🤣🤣🤣
skrg dh ketahuan dach klu Ki Sobo mmg manusia iblis