Jasmine terpaksa menerima perjodohan yang telah di atur oleh ibunya, sebelum meninggal dunia. Namum kebenaran terungkap sehari setelah pesta pertunanganya di langsungkan.
Jasmine mendapati sang tunangan Dirga berselingkuh dengan saudara sepupunya sendiri, untuk membalas rasa sakit hatinya. Lily juga berani bermain api dengan kakak kandung Dirga sendiri. yang tak lain adalah bos-nya di kantor. akankah perselingkuhan ini tetap berlanjut atau malah sebaliknya Jasmine benar-benar jatuh cinta pada bos Devan yang mesum tingkat dewa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mempermainkan perasaanku
"Bukankah sebelumnya bapak berkata tidak mau datang menolongku, tapi kenyataannya ... "
"Kenyataannya? aku paling tidak tega menolak, jika seseorang minta meminta bantuanku itu saja tidak lebih." ucap Devan berlagak cuek.
"Bapak pasti cemburu dan tidak rela jika tubuhku di sentuh Dirga, ya kan kakak ipar?" bergelayut manja.
"Dan kamu juga sangat menikmati permainanku?"
Devan meremas kedua paha Jasmine hingga gadis itu mendesah tertahan. lalu memegang tengkuk Jasmine erat hingga perempuan itu tidak bisa memundurkan kepalanya. Kedua tangan Jasmine meremas bahu Devan hanya sekedar meminta dilonggarkan ciuman panasnya. mengingat situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan.
"Ayo ikut denganku."
Devan menarik tangan Jasmine untuk meninggalkan apartemen Dirga. sedangkan Dirga masih konsisten berada dalam alam mimpinya.
"Kita mau kemana?"
"Nanti kamu bakal tahu sendiri."
Devan menatap wajah sayu Jasmine dengan senyum penuh arti, perasaan pria itu mulai diaduk-aduk antara bahagia dan ingin memiliki, meskipun Devan belum mengakui perasaannya yang sesungguhnya.
Devan mengajak Jasmine kesuatu tempat yang dianggapnya paling nyaman untuk ngobrol dan menghabiskan waktu berdua.
"Jasmine, mau dibawa kemana hubungan kita yang tidak jelas ini, lagian aku bukan pria yang bisa kamu manfaatkan sesuka hatimu." ucap Devan seraya menatap manik kedua bola mata indah Jasmine.
"Memangnya, hubungan seperti apa yang bapak inginkan?" bukankah kita berdua sudah sama-sama dewasa..., yang butuh teman untuk kesenangan saja."
"Hanya sebatas itu aku bagimu?"
"Kakak ipar, sebentar lagi aku dan Dirga menikah."
"Kamu berani mempermainkan aku, Jasmine."
"Lagian pak Devan dari awal juga sudah tau, ngapain mau tergoda padaku." ucap Jasmine bangkit dari duduknya, ingin pergi meninggalkan Devan, meskipun dia sendiri tidak kuat. Tapi ini jalan terbaik baginya agar hubungan mereka tidak pakai perasaan.
"Jasmine, jangan pancing kemarahan ku.... kembali!! aku belum selesai bicara."
Jasmine berdiri terdiam. Kakinya otomatis berhenti melangkah begitu mendengar teriakan Devan memanggil namanya. perlahan Jasmine memutar tubuhnya dan menghadap Devan sambil berkata.
"Maafkan aku yang telah memulai, tapi perlu bapak tau jika tidak pernah berniat sedikitpun dihatiku untuk mempermainkan perasaan bapak." Jasmine menundukkan kepalanya tidak berani bersitatap dengan Devan.
Setelah mengantarkan Jasmine pulang kerumahnya, Devan melajukan mobilnya memasuki sebuah klub malam ternama, ditemani sahabat baiknya Dimas.
Devan tidak bicara sepatah katapun pada Dimas yang berusaha mengajaknya ngobrol, Devan larut dalam pikirannya sendiri sambil menengguk minuman beralkohol didepannya sampai habis. beberapa orang wanita cantik yang berusaha menggoda mereka berdua langsung diusirnya.
"Devan kamu sudah minum 5 gelas. Sepertinya kamu sudah mabuk, ayo kita pulang." bujuk Dimas.
"Tunggu sebentar lagi bro."
"Devan apa yang membuatmu berubah seperti ini, apa kamu masih memikirkan mantan kekasihmu Milka?"
"Tidak!"
"Jangan bohong Devan, aku tahu kamu sangat mencintai Milka hingga berakhir seperti ini."
"Milka? Hahahaha.... aku tidak akan kembali padanya meskipun dia berlutut meminta kami kembali berdua. Milka sudah tidak ada lagi disini!" Devan menunjuk dadanya.
"WOW Benarkan? siapakah perempuan beruntung yang berhasil menggeser posisi Millka? Atau jangan-jangan kepala mu sudah terbentur sesuatu sehingga otakmu kembali ke stelan pabrik? Atau kamu sudah terlalu mabuk berat." ledek Dimas tertawa lepas.
"Aku mau pulang." Devan berdiri namun tubuhnya oyong kekanan.
"Aku akan mengantarkan mu."
Devan yang sudah mabuk berat, dipapah menuju mobil miliknya. Sedangkan mobil Dimas dibiarkan menginap di kelab sampai pria itu sendiri yang mengambilnya. Sepanjang jalan, Devan berteriak tidak menentu.
"Perempuan sukanya mempermainkan perasaan pria, kau hanya memanfaatkan aku sebagai ajang balas dendammu." ceracau Devan sedangkan Dimas yang duduk disampingnya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Uuukkk....wuekk!!!"
Dimas yang melihat Devan yang ingin muntah segera menepikan mobilnya, secepatnya membuka pintu mobil lalu membantu mengeluarkan Devan ke pinggir jalan untuk berjongkok. Setelah berkali-kali muntah akhirnya dia mengibaskan tangannya untuk memberi kode kalau dia sudah selesai muntah.
"Bagaimana, apa kamu sudah merasa lega sekarang?"
"Agak mendingan."
Namun saat mengangkat kepalanya, Devan seperti melihat Jasmine berdiri di sebelahnya, bukan Dimas. Sehingga dia tersenyum hangat berdiri menghampiri Dimas yang mundur secara teratur ke belakang.
"Jasmine... Jasmine!"
"A....aku Dimas, bukan Jasmin... sadarlah Devan."
"Mendekat lah sayang, jangan permainkan perasaan ku lagi." berusaha menarik Dimas ke pelukannya.
Hal ini justru memancing pengendara lain yang melihat aksi mereka jadi gagal fokus, sehingga terjadi kecelakaan yang mengakibatkan dua orang pengendara motor terluka karena masuk ke selokan.