NovelToon NovelToon
Kimi'S Destiny

Kimi'S Destiny

Status: sedang berlangsung
Genre:Bad Boy / Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Mafia / Cintapertama / Playboy
Popularitas:521
Nilai: 5
Nama Author: V3a_Nst

Hidup dengan berbagai peristiwa pahit sudah menjadi teman hidup bagi seorang wanita muda berusia 22 tahun ini, Ya ini lah aku Kimi Kimura..
Dari sekian banyak kilasan hidup, hanya satu hal yg aku sadari sedari aku baru menginjak usia remaja, itu adalah bentuk paras wajah yg sama sekali tidak ada kemiripan dengan dua orang yg selama ini aku ketahui adalah orang tua kandungku, mereka adalah Bapak Jimi dan juga Ibu Sumi.
Pernah aku bertanya, namun ibu menjawab karena aku istimewa, maka dari itu aku di berikan paras yg cantik dan menawan. Perlu di ingat Ibu dan juga Bapak tidaklah jelek, namun hanya saja tidak mirip dengan ku yg lebih condong berparas keturunan jepang.
Bisa di lihat dari nama belakangku, banyak sekali aku mendengar Kimura adalah marga dari keturunan jepang. Namun lagi-lagi kedua orangtua ku selalu berkilah akan hal tersebut.
Sangat berbanding terbalik dengan latar belakang Bapak yg berketurunan jawa, begitu pula dengan Ibuku.
seperti apakah kisah hidupku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon V3a_Nst, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 20 - DARAH!

***

Menuruni kendaraan mewah yg sempat singgah beberapa kali di dua bulan terakhir. Membuat atensi para tetangga menatap ke arah Kimi. Mereka pada berbisik bagai sarang lebah yg sedang berkumpul. Meski begitu apakah Kimi peduli? Tentu saja tidak. Menjadi bahan gunjingan sejak dulu, telah menjadikan hati nya kuat bagai baja anti bom atom.

"Kenapa lampunya tidak dimatikan?" Ucap Kimi pelan tetapi masih terdengar oleh William. William bergegas mendahului wanitanya, agar bisa membukakan pintu. Kimi tersenyum dan menunduk malu.

"Silahkan Tuan Putri."

"Terimakasih Tuan Muda Anderson."

Balasan Kimi membuat William melebarkan mata gemas dan terkekeh. Setelah memastikan sang wanita masuk, William cepat kembali menutup gerbang.

Tok! Tok! 

"Ma... Pa.. Kimi pulang!"

Hening

Tidak ada respon apapun dari dalam rumah. Lampu yg tidak padam pun sudah menjadi pertanyaan di benak Kimi. Pasalnya sang ayah selalu teratur dalam memakai daya listrik. Apakah kedua orangtua nya pergi, Kimi tidak bisa memastikan. Tangan lentiknya terus saja mengulang gerakan mengetuk pintu rumah mereka.

"Tidak ada yg menyahut. Apa Mama dan Papa pergi ya?" Tanya William sembari berusaha mengintip dari celah-celah yg ada.

Tetangga yg sedari tadi memperhatikan gerak gerik Kimi, ada yg mendekat ke arah gerbang rumah...

"Ibu kamu tidak keluar-keluar Kim dari pagi. Kan biasa pagi-pagi sudah belanja dikedai ujung. Tapi ini tidak ada keluar sama sekali." Ucap salah satu tetangga Kimi yg masih tergolong baik hati di antara yg lain.

Kimi menghela resah. "Kemana ya kira-kira? Aku baru pulang dan tidak ada kabar sama sekali." Jawab Kimi resah dan mulai khawatir. William spontan mengelus lengan wanitanya. Tentu hal itu semakin membakar keadaan bagi para tetangga julid.

"Makanya ingat orangtua! Jangan berpergian terus!"

"Iya, tidak kasihan apa lihat orangtua yg ditinggal pacaran terus."

"Anak jaman sekarang, hidup sesuka hati, tidak memikirkan orangtua!"

Omongan para tetangga yg terdengar memantik emosi Kimi. Ingin membalas namun William sudah lebih dulu menghampiri para tetangga julid. Ia buka paksa gerbang yg semula tertutup. Para tetangga yg akan didatangi William malah panik namun setelahnya mereka juga sempat menganggumi ketampanan William yg di atas rata-rata. Bukannya takut melihat raut tidak bersahabat dari William. Mereka malah histeris didatangi wajah tampan bagai anime tersebut.

"Sekali lagi saya dengar mulut kalian pada membicarakan Kimi! Habis kalian semua sama saya!" Ancaman William malah terdengar bagai rayuan bagi para tetangga julid yg semuanya para ibu-ibu.

"Wah! Tampan sekali kamu!"

"Jodohku kah ini?"

"Mau menjemputku ya tampan??"

Kimi jengah, ia keluar lalu menarik William yg sudah akan menjawab ucapan para tetangga julid. Mengeluarkan tenaga ekstra karena William sempat menolak. Ia hanya tidak rela, miliknya dinikmati oranglain terlalu lama. Jika memang berbagi adalah perbuatan mulia penuh berkah, maka tidak untuk membagi ketampanan seorang William pada siapapun kecuali hanya untuknya seorang.

***

"Kamu suka ya di liatin para ibu-ibu julid begitu!" Sarkas Kimi setelah mereka sudah kembali ke dalam teras.

William awalnya mengernyit lalu berbinar bahagia.

"Kamu cemburu?" Tanyanya antusias. Ia selalu suka, jika sang wanita pujaan cemburu. Ada perasaan membuncah didalam hati, yg membuatnya merasa diinginkan lebih oleh Kimi.

Kimi membuang pandang tak peduli, ia jengah dan kembali fokus pada tujuan awal.

William terkikik, awal yg bagus batinnya bergumam. Berarti ke depannya, ia sudah punya senjata untuk sang kekasih. Jika Kimi menolak apa yg ia inginkan, maka ia akan terbang bersama ibu-ibu julid. Pasti Kimi akan kembali menarik dirinya seperti tadi. Pikir William dalam hati.

Tok! Tok! 

"Papa... aku pulang....." Kimi bersuara lebih keras. Sudah lebih dari 10 menit ia mengetuk, dan tentu saja di bantu oleh William. William yg memang memiliki postur tubuh lebih tinggi, saat ini sedang berusaha mengintip dari celah ventilasi atas pintu masuk rumah mereka.

"Bisa Liam? Kelihatan tidak kedalam?" Tanya Kimi melihat aksi sang kekasih. Entah apa yg akan terjadi, mengapa perasaan Kimi begitu berdebar dan tak mengenakkan. Berulang kali Kimi menepis, selalu berpikiran positif.

Mulut berbentuk huruf O besar melingkari bibir William. Ia seperti terkejut luar biasa sampai menutup mulut setelahnya.

"Ada apa! Kenapa Liam! Kenapa kamu begitu!"

Panik! Kimi panik melihat ekspresi William. Ia menarik William, ingin digendong dan melihat apa yg terjadi. Akan tetapi bukannya menuruti permintaan Kimi, William malah memeluk erat sang wanita. Sembari tangan merogoh saku. Tangannya mulai berselancar cepat di atas layar.

"Halo Daddy! Urgent. Datang sekarang kelokasi yg aku kirim."

Tut!

Panggilan terputus. William menenangkan kekasihnya yg tengah panik mengguncang dirinya.

"Apanya yg urgent? Liam! Apa! Kenapa!"

Teriakan Kimi kembali menjadi sorotan para tetangga, bahkan kini para tetangga sudah ada yg memasuki perkarangan rumah mereka.

"Tenang Kim, aku dobrak dulu pintu ini."

Terperangah Kimi mendengar ucapan William. Perasaan tidak enak ditambah tidak ada nya sahutan dari dalam, semakin menguatkan pikiran buruk yg melintas di benak Kimi. Ia mundur beberapa langkah, membiarkan sang kekasih melakukan aksinya.

1..2.. kali ketiga dobrakan William pada pintu rumah Kimi membuahkan hasil. Yg pertama kali tercium dari balik pintu tersebut adalah...

"DARAH! Papa! Mama!!!"

***

BERSAMBUNG

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!