"Aku mau seperti Bibi tidak menikah saja," ucap ku yang pasti akan membuat bibi nya marah
"Kau ini jangan bicara sembarangan! bagaimana kalau di dengar oleh mama mu!"
"Aku tidak secantik Bibi dan tidak punya tubuh sebagus tubuh Bibi yang seorang model, mana ada cowok yang tertarik dengan orang sejelek aku ini, gadis pendek dan berkacamata tebal."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon waini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jelek!
“Apa cermin ini begitu menakutkan bagimu? Kenapa kau terus menghindar? Katakan apa alasannya?”
“Cowok yang kusukai mengatakan aku jelek, dia bilang apa aku tidak pernah bercermin kalau wajahku ini jelek, aku tidak sebanding dengannya, hingga aku tidak berani melihat wajahku sendiri di cermin” ucapnya sedih dan mulai menangis hinga Ian terdiam, Ian juga tidak menyangka Agatha bisa terluka seperti itu.
Val yang melihat dan mendengar kejadian itupun langsung mendorong pintu kamar Agatha hingga membuat mereka terkejut sampai Agatha tidak bisa menahan pintunya lagi. Pintu itu terbuka, Val langsung menarik tangan Agatha ke depan cermin rias yang ditutupi dengan kain putih, lalu Val menyingkirkan kain itu.
“Ayo lihat ke cermin!” teriak Val, tapi Agatha membuang wajahnya ke samping hingga Val memaksanya melihat ke cermin dengan menahan kepalanya supaya Agatha tidak bisa menghindar. Tapi mata Agatha tidak mau melihat, gadis itu malah menutup matanya.
“Buka matamu lebar-lebar dan lihat dengan jelas!!!” Val berteriak lebih keras lagi dari sebelumnya, sedangkan Ian dan Mike tertegun melihatnya.
Agatha perlahan membuka matanya dan melihat ke cermin, sudah berapa lama dia tidak bercermin? Mungkin Agatha sendiri sudah hampir lupa dengan wajahnya sendiri.
“Apakah ini benar-benar aku? Ini wajahku? Sudah berapa lama aku tidak bercermin? Sudah cukup lama...tidak, sudah sangat lama aku tidak bercermin, yah tiga tahun...waktu yang sangat lama dan aku hampir saja melupakan wajahku sendiri, tapi benarkah wajahku sejelek ini?” batin Agatha.
“Katakan siapa yang mengatakan mu jelek?” tanya Val hingga membuat Agatha menatap mereka satu persatu lewat pantulan cermin. Saat pandangan matanya tertuju pada Ian, Ian pun jadi gugup karena dialah yang selalu mengejek Agatha jelek sejak ia datang kerumah ini.
“Memang aku mengatai mu gadis jelek, tapi itu karena-“ Ian sadar dialah orang yang dimaksud, tapi sebelum ia menyelesaikan ucapannya, Val sudah menyelanya duluan.
“Itu karena kau memang pantas dikatai jelek!” sambung Val hingga membuat mereka semua terkejut karena Val berkata terus terang.
"kau lihat dirimu yang sekarang di cermin, kau sendiri yang membuat dirimu kelihatan jelek di depan orang. Kalau tidak mau di sebut jelek rubah lah dirimu sekarang juga, mau sampai kapan kau akan seperti ini? Terus menghindar dan menutup diri?” tanya Val lagi.
“Apakah itu penting? Itu tidak ada gunanya? Emangnya setelah aku merubah diri semuanya bakal berubah? Tidak kan? Semuanya percuma saja, lebih baik tidak melakukan apapun. Lebih baik aku tidak perlu jadi perempuan yang harus mengkhawatirkan penampilan” Agatha menatap Val lewat cermin.
“Orang yang tidak pernah mau berusaha tidak berhak bicara seperti itu, aku sudah berbaik hati mau memberimu semua ini tapi kau tidak mau” Ian meletakkan kotak perawatan wajah ke meja rias Agatha.
“Lagipula apapun yang kulakukan percuma saja, itu tidak akan bisa mengubah apapun. Sudahlah lebih baik kalian semua tidak usah mempedulikan aku!” ucap Agatha.
“Baiklah kalau itu yang kau mau, tetaplah seperti ini selamanya, orang sepertimu inilah yang disebut jelek, perempuan yang putus asa dan mengasihani dirinya sendiri itu jelek. Hanya karena perkataan satu orang laki-laki saja kau jadi begini, dasar bodoh!!” bentak Val kemudian berlalu pergi.
“Terserah kau kalau mau jadi Betty la fea teru selamanya dan selama itu juga aku akan mengatakan mu gadis jelek!” ucap Ian lalu pergi menyusul Val.