Shaqila Ardhani Vriskha, mahasiswi tingkat akhir yang sedang berada di ujung kewarasan.
Enam belas kali skripsinya ditolak oleh satu-satunya makhluk di kampus yang menurutnya tidak punya hati yaitu Reyhan Adiyasa, M.M.
Dosen killer berumur 34 tahun yang selalu tampil dingin, tegas, dan… menyebalkan.
Di saat Shaqila nyaris menyerah dan orang tuanya terus menekan agar ia lulus tahun ini,
pria dingin itu justru mengajukan sebuah ide gila yang tak pernah Shaqila bayangkan sebelumnya.
Kontrak pernikahan selama satu tahun.
Antara skripsi yang tak kunjung selesai, tekanan keluarga, dan ide gila yang bisa mengubah hidupnya…
Mampukah Shaqila menolak? Atau justru terjebak semakin dalam pada sosok dosen yang paling ingin ia hindari?
Semuanya akan dijawab dalam cerita ini.
Jangan lupa like, vote, komen dan bintang limanya ya guys.
Agar author semakin semangat berkarya 🤗🤗💐
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rezqhi Amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hot News
Suasana kantin kampus siang itu riuh...suara sendok garpu beradu dengan piring, tawa mahasiswa bersahutan, dan aroma berbagai macam jajanan menyeruak dari setiap sudut.
Shaqila baru saja melesat masuk, wajahnya masih merah entah karena masih salting atau karena terlalu banyak lari kecil dari koridor sampai ke kantin.
Begitu melihat rambut ikal Siska yang sedang mengembang karena angin , Shaqila langsung melambaikan tangan dengan heboh.
"Siskaaa!" serunya setengah menjerit, membuat beberapa kepala menoleh.
Siska yang sedang menyendok kuah bakso hampir menjatuhkan sendoknya. "Astaga, lo kenapa kayak orang kerasukan."
"Enak aja ngomong kerasukan," Shaqila langsung duduk dengan napas tersengal, melempar tasnya ke kursi sebelah. "Gue… mau… cuma mau bilang makasih banyak lo, aaa lo memang besti gue yang tersayang," ucapnya seraya mencubit kedua pipi Siska.
Siska mengerutkan alis. "Hah? M-makasih? L
lah gue ngapain?"
Shaqila memukul meja kecil itu dengan heboh, cukup keras sampai air gelas bergetar. "Lo tau nggak, gue dapat nomornya kak Arga loh."
Siska langsung membeku seperti patung. Sendok baksonya jatuh ke mangkok. "Apa?" matanya membesar.
"Gue nggak salah dengar kan? Arga? kak Arga yang alumni tahun kemarin sekaligus gebetan lo itu?" tanyanya.
Shaqila mengangguk cepat, pipinya memerah seperti udang rebus. "Iya! Ih, sumpah ya hari ini gue senang banget."
"CERITAIN! SEKARANG!" perintah Siska yang mulai kepo.
Shaqila langsung mencondongkan tubuh, suaranya merendah sedikit tapi tetap penuh semangat. "Gue tadi jalan ke koridor sambil ngabarin lo, kan… terus gue gak liat jalan. Eh...GUE NABRAK ORANG."
"Mampus," komentar Siska cepat.
"TADINYA GUE MAU MENGUMPAT, CACI MAKI TUH ORANG, TAPI PAS LIHAT SIAPA, GUE GUGUP SETENGAH MATI,"
Siska langsung menepuk dahinya. "Lo nggak pinsang kan saat melihat ia?"
"Hampir sih hehe, gue lansung minta maaf gitu." Shaqila meremas tangan sendiri, mengingat momen itu. "Dia nengok gitu, terus bilang, 'nggak papa' dengan suara yang… aduh, Siks… suara ngebass warm gitu loh. Rasanya pengen gue cipok saat itu," ucapnya heboh.
Siska menoyor kepala Shaqila yang sedari tadi senyum. "Gaya lo cipok cipok, dari zaman maba aja lo sukanya dalam diam nggak berani berbuat apa-apa. Cuma nonton dia pertandingan basket doang dan diam diam kasih bekal di dekat tasnya tanpa diberitahu. Terus apalagi tu, oh iya diam diam foto in. Gue aja gemas banget sama lu, sampe banyak tu cowok lain yang pengen dekat bahkan ada yang nembak tapi lo tolak karena sukanya sama dia." ucap Siska kesal.
Shaqila memainkan jemarinya, senyum malu-malu muncul. "Ya itukan dulu, lagian gue malulah kalau kejar kejar dia kek novel novel. Terlebih dia dulu banyak banget fansnya. Tapi keknya gue emang ditakdirkan berjodoh dengan dia deh. Buktinya kita sekarang ketemu. Lo tau nggak dia tu tadi pamit sambil memegang lengan gue, rasanya tu gue nggak mau cuci deh ini lengan biar jejak tangan dia masih ada," ucapnya.
Siska langsung menatap Shaqila dengan ekspresi tolong-ini-orang-disadarkan, tapi mulutnya tetap terbuka lebar. "Nggak gitu juga kali. Jorok banget nggak mau cuci.
Sementara Shaqila memeluk lengannya sendiri sambil senyum-senyum penuh khayalan. "Eh tapi beneran, Sis. Tangannya tuh hangat banget."
Siska mendecak, tapi senyum tertahan jelas terlihat. "Oke, terus-terus? gimana bisa ujung-ujungnya lo dapat nomornya?" tanyanya penasaran.
"Gue pake alasan mintol bantu kerjain skripsi karena dia lulusan terbaik tahun kemarin. Terus dia iyain dan kita saling tukaran nomor deh," jawab Shaqila sambil senyum-senyum.
"Eh, hampir aja gue lupa beritahu lo. Gue denger-denger si dospem lo itu udah nikah," ucap Siska sambil menyeruput kuah baksonya, seolah kalimat itu nggak mengandung bom.
Tubuh Shaqila seketika mati gaya. Napas yang tadinya lancar karena heboh ngomongin Arga, langsung mandek di tenggorokan. Matanya melebar, bibirnya kering.
"L-lo dapet berita itu dari mana..." Shaqila menelan ludah, jari-jarinya gelisah memainkan tisu. "Hoaks kali. Emang ada gitu perempuan yang mau nikah ama modelan kek dia?"
"Ya adalah, orang dia ganteng gitu. Gue aja mau jika yang dia lamar adalah gue," ucap Siska sambil senyum.
"Lo kenapa tegang gitu?" Siska menyipitkan mata curiga. "Apa lo nggak rela dospem lo nikah? astaga, Sha. Jangan bilang..."
"Jangan bilang apa," potong Shaqila cepat, nada suaranya terlalu tinggi dan terdengar panik.
Siska mendekat, menatap temannya dengan ekspresi 'gue ngelihat sesuatu yang tidak beres.'
Sementara Shaqila, gadis itu berusaha menutupkan kegugupannya yang ternyata tidak berhasil.
"Aduh bahaya nih yang beginian." Ia menoyor kening Shaqila. "Lo embat kak Arga, terus lo embat juga pak Reyhan. Nggak usah serakah deh mbak."
Shaqila hampir tersedak udara. "APAA? Siska! Lo nggak usah ngaco deh," Ia menutupi wajah dengan kedua tangan. "Astaga… jangan ngomong gitu keras-keras. Nanti yang ada orang-orang salah paham."
"Lo nggak lagi ngerahasiain sesuatu dari gue kan?" tanya Siska dengan nada pelan sambil menyipitkan mata ke arah Shaqila.a
"Ra-rahasia apa sih," Shaqila memukul meja pelan namun membuat gelas es teh bergeser. "Demi apa gue sama pak Reyhan tuh… cuma sebatas dospem dan mahasiswi. Tidak lebih."
Siska menaikkan satu alis. "Yakin?'
Shaqila buru-buru mengalihkan pandangan, matanya menatap ke arah mahasiswa-mahasiswa lain agar tidak bertemu tatapan Siska. Namun gerak tubuhnya terlalu kaku, terlalu mencurigakan.
"Lagian lo dapat gosip itu dari mana?" tanya Shaqila berusaha terlihat normal walau sebenarnya jantungnya hampir copot.
"Mahasiswa semester lima yang tidak sengaja melihat cincin pernikahan di jarinya pak Reyhan," jawab Siska seraya mengangkat kelima jarinya.
'Tuh dosen ceroboh banget sih, oon banget sih. Bagaimana mungkin orang oon kek gitu jadi dosen,' gerutu Shaqila dalam hati.
"Sha? lo nggak kesambet kan?" tanya Siska seraya melambai-lambaikan tangan di depan wajah sahabatnya. "Lo kok pucet banget."
Shaqila tersadar dan memaksakan tawa. "Nggak, gue cuma… kaget aja. Eh, tapi bisa jadi bukan cincin nikah. Bisa jadi… cincin warisan keluarga atau cincin promosi beli dua gratis satu."
Siska melototkan mata. "Cincin promosi apaan, bego."
"Ya mana gue tau!" Shaqila menelungkupkan kepala ke meja. "Udah deh, gue mau ke ruangan itu dosen. Doain kali ini semoga ada keajaiban dunia," ucapnya lagi seraya mengeluarkan laptop dari Tote bagnya.
"Ke… ruangan dosen. Mau ngapain jangan...jangan..." Siska langsung memegang pergelangan tangan Shaqila sebelum gadis itu benar-benar berdiri.
Shaqila menepis pelan, tapi wajahnya jelas panik terbungkus sok berani. "Ya mau bimbingan lah! dia kan dospem gue. Doain kali ini semoga tuh dospem hatinya lunak ke jelly."
Hai hai hai guys,
Author balik lagi,
Mumpung suasana hati author membaik, author hari dobel up.
Nah kurang baik apa coba author, jadi kalian jangan lupa dukung author ya.
Jangan lupa like, komen, vote, bintang lima dan suscribe nya yah.
Btw beri penilaian donk, masa udah sampai bab segini belum bisa nilai😅.
Author tunggu bintang limanya ya.
Insya Allah kalau bintang limanya nambah, author dobel up lagi besok😅😅😅.
Nggak maksa kok, cuma mau bilang bintang limanya nambah besok dobel up lagi😅
udah segitu aja dari Author,
Seeyou next part🫶🫶
tapi bener juga sih instruksi dan kata-kata tajamnya itu.. skripsi itu mengerti apa yang dikerjakan😌