Season satu : Polisi Sang Penakluk Hati
Season dua : Antara Aku Kamu dan Dia
Season ke tiga : ISTRI UNTUK MANTAN SUAMIKU.
Berkisah tantang rumitnya perjalanan sebuah rasa yang di sebut cinta.
Angga jatuh cinta kepada Cia.
Cia yang justru jatuh cinta kepada Arfi
Dan Arfi yang masih menharapkan Sisi sang mantan Istri.
Kejutan kian menjadi, saat Cia tahu ia mencintai mantan suami sahabatnya sendiri.
***
Follow IG aku yak : @shanty_fadillah123
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shanty fadillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DI FITNAH
Braaaak....
"Jangan bergerak.. kalian di tangkap!"
12 Polisi mengerbek markas Nino dan anak buahnya, mereka berhasil menangkap 6 orang pengedar namun yang lainya berhasil meloloskan diri, begitupun dengan Nino, pria itu bersembunyi di sebuah tempat yang cukup aman, hingga tak terditeksi keberadaanya dengan polisi.
"Sial...! Ini pasti laporan Alvian," grutu Nino dengan emosi yang sangat luar biasa.
Nino pun menelpon seseorang, untuk melakukan sesuatu hal.
"Lalu, apa aku harus menyerahkan diri?" tanya seseorang tersebut kepada Nino.
"Iya, buat apa kita bertahan? Cepat atau lambat, kita juga akan tertangkap, mungkin dengan menyerahkan diri, kita akan mendapatkan keringanan," ujar Nino pada seseorang itu.
Nino memiliki rencana besar, agar bisa menumbangkan Alvian, ia ingin polisi muda itu juga hancur, jika ia tertangkap.
***
"Ria," sapa Airin pelan pada teman satu tahananya itu
Airin sudah di nyatakan sehat, hingga ia di wajibkan untuk kembali ke "Sel Tahanan" Ria menyambut bahagia kesembuhan temanya itu.
"Syukurlah, Rin, kau sudah bisa kembali," ujar Ria bahagia.
Begitupun orang-orang yang satu tempat dengan Airin, menyambut kedatanganya dengan sangat bahagia..
Airin menceritakan banyak hal kepada Ria, tentang betapa baiknya Alvian selama ia di rumah sakit, bahkan mama polisi itu akan rela menjadi pengacara untuk membantunya tanpa di bayar.
"Aku rasa, Alvian benar-benar suka padamu, Rin," Ria meyakinkan.
"Mungkin," jawab Airin dengan senyum yang mengembang dari bibir merahnya.
"Jangan mimpi, Rin! Dia polisi, kau penghuni tahanan, mana bisa kalian di satukan," cetus salah seseorang yang ada di sana.
"Hiiss...," decak Ria, agar orang itu diam. "Jangan di dengarkan, Rin! Jika tadir sudah ingin menyatukan kalian, apapun halanganya pasti terlewatkan," tambah Ria menguatkan.
"Iya," jawab Airin datar.
Meski sebenarnya, apa yang di katakan orang itu memang benar adanya, tapi Airin yakin, jika Alvian akan melakukan sesuatu untuk mewujudkan keingianya.
"Dia pasti akan bertindak, jika dia memang menyukaiku," ucap Airin santai ia segera duduk untuk mengistirahatkan tubuhnya yang lelah.
"Rin," panggil Ria lirih.
"Iya,"
"Alvian tak pernah kesini selama kau di rumah sakit," jelasnya.
"Iyalah, karena dia bersamaku," jawab Airin di sertai tawa.
"Enak banget sih, Rin, di jagain polisi tampan," goda Ria.
Ssssssttt...
Airin membungkan mulut temanya itu hingga membuat Ria menatap kesal ke arahnya.
"Diam Ri! Nanti ada yang iri," candanya lagi di sertai tawa sejadi-jadinya.
Airin memang gadis yang periang dan humoris, dia selalu bisa menyembunyikan rasa sedihnya di balik tawa.
"Kau ini," Ria mencubit pipi Airin
Sementara Airin masih tenggelam dalam tawanya, saat ini gadis itu bisa tertawa untuk meredam rasa sakit di batinya, sebab ia selalu berharap, jika suatu saat takdir akan membuat ia bahagia.
"Takdirku pasti akan indah, di saat dan di waktu yang tepat," lirih Airin dalam hati seraya menguatkan dirinya sendiri.
Ria paham apa yang Airin rasa, meskipun tertawa gadis itu banyak menyipan duka.
"Kau anak baik Rin, Tuhan akan memberi kado terindah untukmu suatu saat nanti, orang-orang akan menyesal telah mengabaikanmu," harap Ria untuk Airin.
***
Kantor polisi dimana Alvian bertugas kini tengah ramai dan heboh luar biasa, sebab bukan hanya 6 orang pengedar narkoba saja yang tertangkap, tapi kini menjadi 14 orang tersangka.
"Luar biasa," ujar kepala kepolisian bernama Egi Wibowo. "Pengacau negara memang sudah merajalela," imbuhnya lagi.
Para pengedar tersebut pun di introgasi habis-habisan, hingga tak ada cela untuk mengelak.
"Siapa otak dari semua pekerjaan haram ini?" tanya Ajun Komisaris Besar Polisi "AKBP" Egi Wibowo.
Diam mereka semua hanya terdiam.
"Nino...." Jawab Alvian tiba-tiba yang seketika hadir di antara mereka.
"Nino? Benarkah, Nino?" tanya Egi lagi.
Masih sama, mereka semua tetap melih diam.
"Jawaaaab....!!" seru Egi kesal dan emosi.
Saat Egi mulai tak mampu lagi menahan amarahnya, saat itulah seseorang dari mereka mau angkat bicara.
"Kau yang datang kesini untuk menyerahkan diri, tadikan?" tanya Egi tegas.
"Benar, pak,"
"Katakan... apa yang ingin kau sampaikan! Tapi perkenalkan dulu namamu padaku!"
"Namaku Iyan, aku ingin memberi tahu anda, bahwa dia... juga pengguna narkoba!" ungkap seseorang bernama Iyan tersebut seraya menunjuk ke wajah Alvian.
"Haaaaah... jangan asal mendunuh, kau!" Alvian benar-benar terkejut sebab Iyan berani menuduhnya sebagai pengguna.
"Al.....," Egi menatap nanar ke arah anak muda yang selama ini menjadi kebangganya.
"Tidak, aku bukan pengguna," jawab Alvian tegas.
"Apa kau punya bukti, jika Alvian pengguna?" tanya Egi penasaran.
"Punya, sebab beberapa waktu lalu dia membeli sabu-sabu padaku," ujar Iyan tanpa ragu.
"Sialan....!!"
PLAAAK... BUUGH...
Dengan spontan Alvian mendaratkan tamparan dan tinjuan tepat di wajah pria itu.
"Beraninya kau, memfitnahku!"
Emosi Alvian tak terkendali, ia menghajar habis-habisan Iyan, pria yang telah memfitnahnya itu.
"Al.. jaga sikapmu!" Egi berusaha menghentikan Alvian.
"Tapi dia memfitnahku, pak,"
"Aku tidak memfitnah, cari saja bukti yang lain!" titah Iyan tanpa ragu seraya memegangi bagian wajahnya yang terasa sakit karena tinjuan yang di layangkan Alvian.
"Baik... aku akan menggeledah ruangan kerja Alvian, mobil hingga ke rumahnya, jika tidak ada bukti kau bisa di tuntut kerena telah memfitnah," ucap Egi.
"Silahkan!" titah Iyan tanpa ragu.
Seketika perasaan Alvian mulai tak nyaman, ia merasa ada yang aneh dengan sikap Iyan, yang tak ragu untuk memfitnahnya.
Egi memerintahkan beberapa polisi untuk menggeledah satu persatu barang milik Alvian dan memeriksa semua sudut ruangan kerja polisi muda itu.
"Kosong pak," lapor Toni.
"Aku memang bukan pengguna," tegas Alvian lagi.
"Sabar Al! Jangan takut jika kau tidak bersalah," Toni menenangkan.
Alvian menggangguk pelan, meski ia merasa was-was luar biasa.
"Kosong pak, semua sudut ruangan dan barang Alvian sudah kami periksa, tapi semua aman," lapor salah satunya lagi.
"Oke... sekarang kita ke mobil Alvian," ajaknya lalu melangkah bersama anggotanya menuju halaman parkir.
Mereka menggeledah satu-persatu ruangan mobil Alvian.
"Ada atau tidak?" Egi memastikan.
"Tidak pak," jawab mereka bersamaan.
Namun seketika saja, mata Egi tertuju pada sebuah kotak kecil yang tergeletak di lantai mobil.
Dan... benar saja, para jajaran kepolisian itu menatap nanar, antara percaya atau tidak, sebab setelah Egi buka, kotak kecil tersebut berisi narkoba jenis sabu-sabu.
PLAAAAK!
"Al.... apa ini?!!" seraya menampar keras wajah Alvian.
Emosi Egi tak terkendali, saat melihat barang haram tersebut benar ada di dalam mobil anak muda yang amat ia banggakan selama ini.
"Tidak... itu bukan punyaku," jawab Alvian gugup sebab seketika saja ia merasakan tubuhhya begitu lemas.
"Tapi ini ada di mobilmu," tegas Egi lagi.
"Aku pasti di jebak, aku berani bersumpah, barang itu bukan punyaku." Tegas Alvian.
"Jangan panik Al! Sejak tadi kau tidak menyentuh barang haram itu, mari kita buktikan, ada sidik jarimu tidak di kotak barang haram tersebut," ujar Toni.
"Benar, laksanakan!" setujuh Egi
"Ada satu hal lagi pak. Kita lakukan test urin terhadap Alvian, agar kita tau, dia positif atau negatif," usul Toni lagi.
"Setujuh, hal itu memang wajib di lakukan," imbuh Egi tegas.
Alvian hanya mampu terdiam, ia baru sadar jika kini yang menjadi musuhnya adalah pejahat kelas atas, Nino dan anak buahnya pasti akan melakukan banyak cara untuk menumbangkanya.
"Ya Tuhan, semoga hasilnya tak mengecewakan," harap Alvian yang kini tengah di fitnah habis-habisan.
Meski para jajaran polisi tak percaya jika Alvian pengguna narkoba, tapi proses tetap harus berjalan, mereka tetap harus membuktikan, apakah tuduhan tersebut memanglah fitnah atau memang benar adanya.
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu